Anda di halaman 1dari 29

KEBIJAKAN KEUANGAN

SESUAI PERATURAN PRESIDEN


(PERPRES) NOMOR 64 TAHUN 2020
Tentang Perubahan Kedua Perpres
Nomor 82 Tahun 2018 Tentang
Jaminan Kesehatan

Ungaran, 26 Maret 2021


PESERTA JAMINAN KESEHATAN

B P J K Pasal 4 Ayat (2)


u B a e Pekerja Penerima Upah Perpres 82 Tahun
k I m s dan Anggota Keluarganya 2018 Jaminan
a i e Pekerja Bukan Penerima Upah
dan Anggota Keluarganya
Kesehatan
n n h PPU terdiri atas:
Bukan Pekerja (BP) dan
a. Pejabat Negara;
a a Anggota Keluarganya
b. Pimpinan dan anggota Dewan
Penduduk yang didaftarkan oleh
n t Pemerintah Daerah Prov/Kab/Kota Perwakilan Rakyat Daerah;
a c. PNS;
d. Prajurit;
n
e. Anggota Polri;
f. Kepala desa dan perangkat
desa;
PBI Jaminan g. Pegawai swasta;
Kesehatan h. Pekerja/pegawai yang tidak
termasuk huruf a sampai dengan
huruf g yang menerima Gaji atau
PBI APBN
Upah

2
Penerima Bantuan Iuran

3
IURAN PBI APBN
Pasal 29 Ayat:
1. Iuran bagi peserta PBI JK: Rp. 42.000,- (pmpm) sejak 1 Agustus 2019
2. Iuran bagi Peserta PBI Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) dibayar oleh Pemerintah Pusat.
3. Untuk menjamin keberlangsungan dan kesehatan keuangan Jaminan Kesehatan,
Pemerintah Daerah berkontribusi dalam membayar Iuran bagi Peserta PBI
Jaminan Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) sesuai kapasitas fiskal
daerah.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai kontribusi pembayaran iuran bagi Peserta PBI
Jaminan Kesehatan yang dibayarkan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang keuangan.

Catatan:
Tahun 2021 PBI hanya ada PBI-JK dan dibayarkan oleh Pemerintah Pusat.

4
PEKERJA PENERIMA
UPAH

3
IURAN

4% Dibayar Oleh
Pemberi Kerja
berlaku sejak 1 Januari 2020.
Dibayar Oleh
1% Peserta

Batas paling tinggi Gaji atau


Upah per bulan yang
digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran
bagi Peserta PPU
sebagaimana dimaksud

$
dalam Pasal 4 ayat (2) yaitu

12Jt
Sumber: Perpres No.75 Thn 2019
6
BATAS BAWAH IURAN UNTUK PEKERJA PENERIMA UPAH

Pasal 32 Ayat (2):


Batas paling rendah Gaji atau Upah per bulan yang digunakan sebagai dasar
perhitungan besaran Iuran bagi Peserta PPU sebagaimana dimaksud dalam Pasal
30 ayat (1) yaitu sebesar upah minimum kabupaten/kota.

Kebijakan:
➢ Batas paling rendah gaji/upah untuk seluruh peserta pekerja penerima upah
sebesar upah minimum kabupaten/kota (UMK). Apabila Pemda Kab/Kota tidak
menetapkan UMK, maka dapat menggunakan UMP sebagai dasar perhitungan
besaran iuran.

6
AGENDA

IURAN
PPU
PEMDA

8
LANDASAN PEMBAYARAN IURAN PPU PEMDA

Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 jo Peraturan


Presiden Nomor 75 Tahun 2019 tentang Perubahan atas
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan
Kesehatan

Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/14075/SJ


tentang Penyesuaian Iuran Jaminan Kesehatan Pada
Pemerintah Daerah
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/14076/SJ
tentang Penyesuaian Iuran Jaminan Kesehatan Pada
Pemerintah Daerah
Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 900/471/SJ tentang
Pemotongan, Penyetoran dan Pembayaran Iuran Jaminan Kesehatan Bagi
Pekerja Penerima Upah Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 70 Tahun 2020 tentang


Penyetoran Iuran Jaminan Kesehatan Bagi Pekerja Penerima Upah Di
Lingkungan Pemerintah Daerah

9
SE Mendagri Nomor 900/471/SJ

Komponen Gaji Sebagai DPI Jaminan Kesehatan Kepala Daerah

Komponen Gaji Sebagai DPI Jaminan Kesehatan DPRD

Komponen Gaji Sebagai DPI Jaminan Kesehatan PNSD

10
PEKERJA BUKAN
PENERIMA UPAH

3
IURAN YANG DIBAYARKAN PESERTA
KELAS JAN-MAR 2020 APR-JUN 2020 JUL-DES 2020 2021-DST
PERPRES 75/2019 PERPRES 82/2018 PERPRES 64/2020 PERPRES 64/2020
KELAS III Rp42.000,- Rp25.500,- Rp42.000,- Rp42.000,-

KELAS II Rp110.000,- Rp51.000,- Rp100.000,- Rp100.000,-

KELAS I Rp160.000,- Rp80.000,- Rp150.000,- Rp150.000,-

➢ Kelebihan pembayaran Iuran Peserta PBPU dan BP diperhitungkan dengan mekanisme kompensasi

Ketentuan Khusus untuk Kelas 3 Pasal 34 Perpres 64/2020:


➢ Tahun 2020: Peserta hanya membayar Rp25.500,- dan selisih sebesar Rp16.500,- (dari tarif
Rp42.000,-) dibayar Pemerintah Pusat sebagai bantuan iuran.
➢ Tahun 2021 dan seterusnya:
▪ Peserta hanya membayar Rp35.000,- dan selisih sebesar Rp7.000,- (dari tarif Rp42.000,-)
dibayar Pemerintah Pusat sebagai bantuan iuran.
▪ Iuran bagi Peserta yang sebesar Rp35.000,- dapat dibayarkan oleh Pemda sebagian atau
seluruhnya.
➢ Bantuan Iuran diberikan kepada peserta yang berstatus aktif.
9
BANTUAN IURAN BAGI KELAS 3

Pasal 34 Ayat (4):


Bantuan Iuran kepada Peserta PBPU dan Peserta BP dengan Manfaat Pelayanan
di ruang perawatan Kelas III sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
kepada Peserta PBPU dan Peserta BP dengan status kepesertaan aktif.

➢ Bantuan iuran ditagihkan langsung kepada Pemerintah Pusat/Kementerian


Keuangan secara periodik setiap 3 bulan mulai terhitung mulai bulan Juli 2020
(ditagihkan pertama kali di bulan September 2020).
➢ Mekanisme teknis bantuan iuran diatur lebih lanjut dalam Peraturan Menteri
Keuangan.

9
PD PEMDA

3
SEGMEN PD PEMDA

Tahun 2020
• Iuran mengikuti ketentuan yang berlaku pada PBPU dan
BP Kelas III (Pasal 35A Ayat (1).
Penduduk yang
didaftarkan oleh Tahun 2021
Pemerintah • Yang memenuhi kriteria fakir miskin dan/atau orang
Daerah (PD tidak mampu ditambahkan sebagai bagian dari
PEMDA) Peserta PBI APBN, dimana Iurannya sebesar
Rp42.000,- dibayarkan Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah (Pasal 35A Ayat (2) huruf a).
(Pasal 35A)
• Yang tidak memenuhi kriteria fakir miskin dan/atau
orang tidak mampu menjadi Peserta PBPU dan BP
Kelas III (Pasal 35A Ayat (2) huruf b).

11
PASAL 35A
Kebijakan:
➢ Tahun 2020 tidak ada perubahan mekanisme PD Pemda hanya dilakukan
penyesuaian iuran sesuai PBPU kelas III menjadi Rp25.500,- per orang per
bulan mulai 1 Juli 2020.
➢ Tahun 2021
SESUAI KRITERIA PBI JK
FAKIR MISKIN DAN TIDAK IURAN RP 42.000,-
MAMPU (PASAL 29)
PD PEMDA
Th 2020
PBPU KELAS III
TIDAK SESUAI SESUAI
IURAN RP 35.000,-
KRITERIA
(PASAL 34 AYAT 1 HURUF B)

9
DENDA LAYANAN

3
TATA CARA PEMBAYARAN IURAN

Pasal 39 Pemberi Kerja/Peserta wajib membayar Iuran yang menjadi


tanggung jawabnyakepada BPJS Kesehatan paling lambat
tanggal 10 (sepuluh) setiap bulan.

Dalam hal tanggal 10 (sepuluh) sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) jatuh pada hari libur maka Iuran dibayarkan
pada hari kerja berikutnya.

18
PEMBERHENTIAN SEMENTARA PENJAMINAN

Pasal 42 ayat:
1. Dalam hal Peserta dan/atau Pemberi Kerja tidak membayar Iuran sampai dengan akhir bulan berjalan,
maka penjaminan Peserta diberhentikan sementara sejak tanggal 1 (satu) bulan berikutnya.
2. Dalam hal pemberi kerja belum melunasi tunggakan iuran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada
BPJS Kesehatan, Pemberi Kerja wajib bertanggung jawab pada saat pekerjanya membutuhkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan Manfaat yang diberikan
3. Pemberhentian sementara penjaminan Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berakhir dan
status kepesertaan aktif kembali, apabila Peserta:
a.telah membayar iuran bulan tertunggak, paling banyak untuk waktu 24 (dua puluh empat) bulan; dan
b.membayar iuran pada bulan saat Peserta ingin mengakhiri pemberhentian sementara jaminan
4. Pembayaran iuran tertunggak dapat dibayar oleh Peserta atau pihak lain atas nama Peserta
5. Dalam waktu 45 (empat puluh lima) hari sejak status kepesertaan aktif kembali sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) Peserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib membayar denda kepada BPJS
Kesehatan untuk setiap pelayanan kesehatan rawat inap tingkat lanjutan yang diperolehnya

19
PENGENAAN DENDA LAYANAN

Pasal 42 Ayat (6):


Denda (untuk tahun 2021) yaitu sebesar 5% (lima persen) dari perkiraan biaya
paket Indonesian Case Based Groups berdasarkan diagnosa dan prosedur
awal untuk setiap bulan tertunggak dengan ketentuan:
a. jumlah bulan menunggak paling banyak 12 (dua belas) bulan; dan
b. besar denda paling tinggi Rp30.000.000,00 (tiga puluh juta rupiah).

13
3. Skema pembayaran denda th 2020 dan 2021.

TAHUN PERHITUNGAN BESAR DENDA PALING TINGGI


2020 2,5% X Bulan Tunggakan (Maksimal Rp. 30 juta
12 Bulan) X Diagnosa CBG’s Awal
2021 5% X Bulan Tunggakan (Maksimal Rp. 30 juta
12 Bulan) X Diagnosa CBG’s Awal

21
Denda Keterlambatan
Pembayaran Klaim

3
KEWAJIBAN BPJS KESEHATAN
Paling lambat tanggal 15 (lima belas) setiap bulan berjalan untuk pembayaran kapitasi bagi Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP);

Paling lambat 15 (lima belas) hari kerja sejak dokumen klaim dinyatakan lengkap dan terverifikasi bagi
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Pertama (FKTP)

Paling lambat 15 (lima belas) hari sejak diterbitkannya berita acara kelengkapan berkas klaim bagi
Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL)

BPJS Kesehatan harus mengeluarkan dokumen kelengkapan berkas klaim bagi FKTP dan berita
acara kelengkapan berkas bagi FKRTL paling lambat 10 (sepuluh) hari sejak klaim diajukan dan
diterima oleh BPJS Kesehatan

Dalam hal pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai dengan c jatuh pada hari libur
maka pembayaran dilakukan pada hari kerja berikutnya

Dalam hal BPJS Kesehatan tidak melakukan pembayaran sebagaimana dimaksud pada huruf b dan c maka
BPJS Kesehatan dikenakan kewajiban Denda sebesar 1% (satu persen) dari jumlah yang harus dibayarkan
untuk setiap 1 (satu) bulan keterlambatan
23
PENYEBAB KETERLAMBATAN PEMBAYARAN
KLAIM PELAYANAN KESEHATAN
Permintaan Faskes
Apabila ada
untuk penundaan
Belum Tersedianya keterlambatan yang
pembayaran, dan
Dana Program DJS disebabkan oleh
rekening Faskes
penyebab lainnya
dormant/tidak aktif

BPJS Kesehatan
Denda atas tidak memiliki
keterlambatan ini kewajiban untuk
sepenuhnya membayar
Akan
menjadi denda.
ditindaklanjuti
kewajiban BPJS Pernyataan tidak
sesuai ketentuan
Kesehatan dari akan menagihkan
yang berlaku
aset Dana denda dituangkan
Jaminan Sosial dalam bentuk
Kesehatan surat pernyataan
atau berita acara

24
FORMULA PERHITUNGAN DENDA KETERLAMBATAN
Nilai Denda Keterlambatan = ∑hari keterlambatan x (1% x 12 Bulan) x Nilai Utang PelKes
365 Hari
Keterangan:
1. ∑ Hari keterlambatan adalah total hari sejak Hari Ke-1 setelah
Tanggal Wajib Bayar hingga Tanggal Bayar termasuk di
dalamnya hari libur (berlaku bagi FKTP dan FKRTL)
2. 1% adalah persentase denda yang harus dibayarkan BPJS
Kesehatan untuk setiap 1 Bulan keterlambatan
3. 12 Bulan adalah total bulan dalam 1 Tahun
4. Nilai Utang Pelkes adalah nilai klaim pelayanan Kesehatan yang
disetujui setelah dikurangi kompensasi audit dan pajak
5. 365 hari adalah total hari dalam 1 Tahun

25
Dengan asumsi jatuh tempo klaim FKTP berada pada
hari kerja
Faskes A adalah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama. Klaim Faskes A telah di
verifikasi dan deregister pada BOA (Branch Office Application) pada tanggal 1
Februari 2021 sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah), namun
sampai dengan hari kerja ke-15 sejak dokumen klaim tersebut diterima yaitu
tanggal 22 Februari 2021, BPJS Kesehatan belum membayar tagihan klaim
kepada Faskes A, dan klaim tersebut baru dibayarkan pada tanggal 3 Maret ,
maka perhitungan besaran denda adalah:
- 15 hari kerja dihitung dari 1 Februari 2021 s.d. 22 Februari 2021
- Hari keterlambatan 9 hari dihitung mulai 23 Februari 2021 s.d. 3 Maret 2021
Maka:
= 9 x 12% x Rp50.000.000,00
365
= Rp147.945,00

26
Dengan asumsi jatuh tempo klaim FKRTL berada pada
hari kerja
Faskes B adalah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan. Faskes B telah
menyerahkan dokumen klaim lengkap dengan Berita Acara Kelengkapan
Berkas Klaim pada tanggal 1 Februari 2021 sebesar Rp5.000.000.000,00 (lima
miliar rupiah), namun sampai dengan hari ke-15 sejak dokumen klaim tersebut
diterima yaitu tanggal 15 Februari 2021, BPJS Kesehatan belum membayar
tagihan klaim kepada Faskes B, dan klaim tersebut baru dibayarkan pada
tanggal 2 Maret 2021, maka perhitungan besaran denda adalah:
- 15 hari dihitung mulai 1 Februari 2021 sd 15 Februari 2021
- Tanggal wajib bayar klaim adalah tanggal 15 Februari 2021
- Hari keterlambatan 15 hari dihitung mulai 16 Februari 2021 s.d. 2 Maret
2021
Maka:
= 15 x 12% x Rp5.000.000.000,00
365
= Rp24.657.534,00

27
Dengan asumsi jatuh tempo klaim FKRTL berada pada
hari libur
Faskes C adalah Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan. Faskes C
telah menyerahkan dokumen klaim lengkap dengan Berita Acara Kelengkapan
Berkas Klaim pada tanggal 25 Februari 2021 sebesar Rp5.000.000.000,00
(lima miliar rupiah), namun sampai dengan hari ke-15 sejak dokumen klaim
tersebut diterima yaitu tanggal 11 Maret 2021, BPJS Kesehatan belum
membayar tagihan klaim kepada Faskes C, dan klaim tersebut baru dibayarkan
pada tanggal 9 April 2021 maka perhitungan besaran denda adalah:
- 15 hari dihitung mulai 25 Februari 2021 s.d. 11 Maret 2021
- Tanggal 11 Maret 2021 adalah hari libur maka tanggal wajib bayar klaim
adalah tanggal 12 Maret 2021
- Hari keterlambatan 28 hari dihitung mulai 13 Maret 2021 s.d. 9 April 2021
Maka:
= 28 x 12% x Rp5.000.000.000,00
365
= Rp46.027.397,00

28
Terima Kasih

Kini Semua Ada Dalam


Genggaman!

Download Aplikasi Mobile JKN

www.bpjs-kesehatan.go.id

Anda mungkin juga menyukai