Anda di halaman 1dari 72

Practitioners Question :

We all want to do the best for our patients,

but how do we know,

what is the best ….?

Richard Bowker et al. 2008


Health Technology Assesment
( H.T.A )
( Penapisan Teknologi Kesehatan )

Implementasi di RSUD Dr.Soetomo

Joni Wahyuhadi, Cita Rosita, Anang Endaryanto, Hendrian Dwikoloso S, Primada K

Direksi RSUD Dr. Soetomo


Surabaya JAWA TIMUR 2021
OUTLINE

PERAN-VISI DAN PROGRAM RS.DR.SOETOMO DALAM


PENDIDIKAN-PELAYANAN DAN RISET

HTA SESUAI SNARS 1.1


* Direktur Utama RSUD Dr.Soetomo
* Dokter Spesialis Bedah Saraf
Konsultan Neurosurgical-Oncology
* Advisor KPRA RSUD Dr.Soetomo
HTA di RSUD Dr.SOETOMO
* President Elect PERSPEBSI
(Perhimpunan Spesialis Bedah Saraf Indonesia)
• Ketua Tim Reklasifikasi Penyakit Syaraf P2JK Kemenkes
• Tim Tarif P2JK Kemkes
* Ketua Airlangga-Soetomo Neurosain.
* Ketua Masyarakat Neurosian Indonesia
* Ketua Satgas Kuratif Pengendalian dan Pencegahan Covid-19
Provinsi Jawa-Timur
HISTORY AND DEVELOPMENT
OF Dr. SOETOMO HOSPITAL

October 29th 1938


Dutch Colonial Period
Started the development of
Until 1900 named Simpang Hospital
Karangmenjangan Hospital
or CBZ (Centrale Burgelijke Ziekeninrichting)
(Birth Date of Dr. Soetomo
Hospital )

After Independence
Dutch and Japan Colonial Period 1950-1964 : Karangmenjangan Centre Hospital
During year of 1943-1945 as Army hospital. 1964 Dr. Soetomo Centre Hospital
1945-1949, as Navy hospital 1965: Dr. Soetomo Regional General Hospital
2014 : National Referral Hospital
( CBZ Marine Hospital ) 2018 : General Academic Hospital
RSUD Dr.SOETOMO
SOETOMO CORPORATE CULTURE (VALUE)

 Etika  Integritas  Profesional  Inovatif


 Ethics  Integrity
 Professional  Innovative

Nilai yang dijunjung tinggi dalam Keselarasan antara Kompeten dan bertanggung Menghasilkan yang
pergaulan dengan pasien dan perkataan dan perbuatan jawab dalam menjalankan terbaik,kreatif dan
keluarga, antar sesama staf, antar sesuai moral dan tugas untuk memberikan yang berkelanjutan
karyawan dengan pimpinan, maupun kemanusiaan terbaik
antar individu, dalam menjalankan
profesi kesehatan

Build Trust
Dr Soetomo General Academic Hospital
PERAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.SOETOMO
Dalam turut serta menyelesaikan isue Strategis Kesehatan dan Mendukung Visi-Misi Gubernur Jatim
Tahun 2019-2024 bidang Kesehatan dalam meningkatkan IPM

Visi :
Terwujudnya masyarakat Jawa Misi 2 : PERAN RS SOETOMO
Timur yang adil, sejahtera, Terciptanya kesejahteraan yang Dalam Meningkatkan IPM
unggul dan berakhlak dengan berkeadilan sosial,
tata kelola pemenuhan kebutuhan 1. Menurunkan NDR
pemerintahan yang dasar terutama kesehatan 2. Menurunkan GDR
partisipatoris dan pendidikan, penyediaan 3. Menurunkan MMR
inklusif melalui kerja bersama lapangan kerja dan 4. Menurunkan IMR
dan semangat gotong royong memperhatikan kelompok 5. Meningkatkan Mutu
rentan Nakes

Isu Strategis Ekternal :


“Gangguan Cash Flow”
“Sistim Rujukan” Program Kerja
th 2019-2024
CETTAR ASQ-AHS
JKN-BPJS 99 Hospital
2019-2024
Disaster Plan
COVID-19
Efisiensi
PANDEMI Creative Financing &
Financial
COVID-19 Engineering
PROGRAM KERJA ASQ -AHS 2019 – 2024 DR.SOETOMO GENERAL ACADEMIC HOSPITAL

BPJS MISMATCH PAYMENT


Integrated Practice Unit (IPU) :
(Gangguan cash-flow) Jantung, Bedah , Kanker, Ginjal, Saraf.dll
PANDEMI COVID-19
- + Continuous
Improvement
Jejaring Pelayanan Medis, Pendidikan,
Assesibility ,
dan Penelitian sesuai standar
Safety and
Nasional (SNARS) & Internasional (JCI)
Quality (ASQ )
dalam AHS
+ + (Academic
Health System)
EFEKTIFITAS-
Creative Financing – Financial
EFISIENSI 1. Case Mix Enginering
1. Peningkatan pelayanan untuk peningkatan Mutu
1. Lean 2. Clinical dan pendapatan:
Management Guidelines • Poli Eksekutif untuk Pasien BPJS Plus
(Eliminated 3. Peningkatan • Pusat Onkologi Nasional
Waste & Kualitas rekam • Peningkatan Utilisasi Kamar Operasi
Respect to medik – E MR • Pelayanan Jantung Terpadu
People) 4. Digitalisasi RS • Medical Check Up Unit non BPJS ( MCU )
2. Cheaper, simple, 5. Sistem • Surgical Wing & Transplant (STOC) : Program BACK to OU
faster, Remunerasi HOME
6. Net • Optimalisasi Graha Amerta : REVENUE CENTRE
accessible,
• Stemcell dan Bank jaringan
creative & Work/Jejaring
2. Soetomo National Health Education & Training Center
RENCANA PENGEMBANGAN FISIK STRATEGIS
RSUD DR. SOETOMO 2019-2024 • Pembangunan Gedung Layanan
Intermediate dan Bedah Terintegrasi
Tahap III
• Penambahan Peralatan Kedokteran
untuk pengembangan RS
• Pembangunan Gedung Layanan Intermediate dan bedah • Pembangunan Gedung Parkir
terintegrasi Tahap II
• Pembangunan Maternity Neonatal Wing Tahap II
2024 • Pemenuhan sarpras pelayanan
• Pembangunan Hostel Tahap II
Kedokteran Nuklir
• Penambahan Peralatan Kedokteran untuk pengembangan
RS
• Pembangunan gedung Rawat Inap Kedokteran Nuklir
2023
• Finishing Gedung Onkologi Lt. 2-8 • Finishing Gedung Onkologi Lt. 2-8 Tahap II
Tahap I • Pembangunan Gedung Layanan Intermediate
• Perluasan Rawat Inap STOC dan bedah terintegrasi Tahap I
• Pembuatan Karya Perencanaan 2022 • Pembangunan Maternity Neonatal Wing
Pengembangan Maternity &
Neonatal Wing Tahap I
• Pengembangan Sport Clinic • Pembangunan Hostel Tahap I
• Pengembangan IT Tahap III • Pengembangan IT Tahap IV
• Pembuatan Water Storage 2021 • Perizinan dan karya perencanaan gedung
• Pengembangan kedokteran nuklir: rawat inap Kedokteran Nuklir
BBG Radio Farmaka
• Pemantapan Revenue Centre
/Creative Financing 2020 • Pengembangan MOT & Alat kedokteran untuk STOC
• Revitalisasi IRJ Lt. 1&2
• PROGRAM HOSPITAL DISASTER PLAN ( HDP )
• Operasional Kamar Operasi (OK) 2019 • Pengembangan Soetomo Training Center Tahap II dan Revenue
centre
minor & poli klinik • Pengembangan High Care Unit (HCU) Obgyn di Ruang Merpati
• Penambahan peralatan • Pengembangan PPJT Lt. 2 (Jantung Anak, VIP, VVIP), dan Chest Pain
kedokteran untuk pelayanan Unit
• Pengembangan IGD (ROI, RES, NICU) untuk penyakit katastropik /
unggulan
pelayanan unggulan dan KLB.
• Renovasi R. Holistik Pelayanan • Pengembangan IT Tahap II
Pasien Penyakit Saraf • Penambahan Peralatan Bengkel Orthosis Prosthesis

9
• Pengembangan Soetomo Training • Pengembangan IPU – Penyakit Saraf
• Karya Perencanaan Water Storage
Center Tahap I • Pengembangan Kedokteran Nuklir: pengadaan Spect CT, kamera
• Pengembangan IT Tahap I gamma
Health Technology
Assesment
( H.T.A )
( Penapisan Teknologi Kesehatan )

DALAM TKRS SNARS ED 1.1


Definisi Penapisan Teknologi Kesehatan
HTA (HTA) sebagai evaluasi properti,
efek dan/ dampak teknologi
WHO serta intervensi kesehatan yang
dilakukan secara sistematis.
TRIAS TEKNOLOGI KESEHATAN

Agus Purwadianto
 Arahan penggunaan “The most important
teknologi kesehatan.
is that HTA should
 Evalusi efektifitas dan address questions :
efisiensi.
"can it works" , "does
 Menyajikan pilihan metode it works" and "is it
pelayanan terbaik bagi
masyarakat. worth it" and give the
best to the
 Sebagai alat evaluasi
teknologi kesehatan yang ..population.
digunakan.

Luce et al 2010
HTA adalah :
 Proses evaluasi pemakaian teknologi
kesehatan tentang : efek, dampak,
efektifitas dan efisiensi.

 Teknologi kesehatan meliputi : tindakan,


obat, produk biologis, peralatan,
prosedur medis dan pembedahan,
proses pelayanan, sistem penunjang
pelayanan, sistem organisasi dan
manajerial yang berkaitan dengan
pelayanan.

 Proses harus transparan dan adil, yang


tidak memihak tetapi independen yang
berdasar kepada bukti suatu penelitian.
HTA Application
Manfaat HTA
 HTA berhubungan dengan peningkatan kualitas pelayanan di rumah
sakit.

 HTA dapat mencegah intervensi dan campur tangan pihak lain dalam
pelayanan.

 HTA menambah pengetahuan tentang hubungan antara intervensi


pelayanan kesehatan dan hasilnya.

 HTA dapat digunakan untuk mengembangkan dan memperbaiki


berbagai standar (SPO), pedoman dan kebijakan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan ( panduan praktis klinis, standar
laboratorium klinis, laporan kejadian yang merugikan, standar desain
arsitektur dan fasilitas serta kebijakan lain yang berhubungan dengan
pelayanan kesehatan ).

 Memastikan penggunaan pengetahuan dan tehnologi terbaik untuk


pelayanan kesehatan.

 Melibatkan implementasi dari standar pelayanan kesehatan, termasuk


kegiatan untuk memperbaiki, mengurangi variasi, atau hal lain untuk
meningkatkan pelayanan kesehatan.
Tantangan Rumah Sakit Menjamin Mutu
dan Keselamatan Pasien
Klas 1 Low Risk
MANFAAT
Klas 2 Middle Risk
ALAT
KESEHATAN Klas 3 Moderate Risk

Klas 4 High Risk

JAMINAN KEAMANAN,
MUTU, DAN MANFAAT

Premarket Control
Postmarket Control
Tantangan Rumah Sakit Menjamin
Mutu dan Keselamatan Pasien

SNARS Edisi 1.1


Standar Akreditasi yang mendorong peningkatan mutu,
keselamatan pasien dan manajemen risiko termasuk di rumah
sakit pendidikan, serta mendukung program nasional bidang
Kesehatan

Standar terkait HTA di SNARS 1.1 :

Standar TKRS 7
Direktur RS membuat keputusan terkait pengadaan dan
penggunaan sumberdayadengan mempertimbangkanmutu dan
keselamatan

Standar TKRS 7.1


Direktur RS menelusuri dan menggunakan data dan informasi
tentang rantai distribusi obat, dan perbekalan farmasi yang
aman untuk melindungi pasien dan staf dari produk yang berasal
dari pasargelap, palsu,terkontaminasi atau cacat.
Sistem Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB)
dalam Pelayanan JKN

Health
Technology
Standar Pelayanan Assessment
(PPK, PNPK, (HTA)
Clinical Pathway)

Reviev
Utilisasi
Audit Medik KMKB
Pencegahan
Fraud

Credentialing
Effisien
MENKES RI 2018 Pellayanan
Dituangkan dalam
SK Direktur
No 118.4/3572/301/2010
Revisi no 301.4.2/2/22/2013
Rev.no 118.4/301/2016
Rev.no
100.4/401.1/301/2021

Tim Penapisan Tehnologi Kesehatan


RSUDDr.Soetomo
Terdiri dari :
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris danSekretariatan
Anggota : Inti dan ad Hoc (KSM Terkait)
Penanggung JawabProgram : Kabid Libang

ETIKA INTEGRITAS PROFESSIONAL INOVATIF


SK Tentang
Komite Penilaian
Teknologi Kesehatan
PROSES PERENCANAAN PROGRAM TAHUNAN dan
LIMA TAHUNAN RSUD DR SOETOMO
KSM/UNIT INSTALASI
KOMITE Data dan Informasi
.Program-Kebutuhan
Mikro . Obyektif
Musrenbang . Analisis
Bidang-Bagian (PJK) . Risk Management
( Risk Register )
.Usulan HTA

Bid. RENGRAM
A. PROGRAM : ANALISIS
DEWAS 1.Pemprop / R.S (Standard dan Target-
Musrenbang PIMPINAN 2.Kemkes/Nasional Feasibility-VISI-MISI RS )
R.S B.ISUE STRATEGIS
BID/BAG C.KMKP Alternatip solusi
TIM ANGGARAN D.HTA

RENCANA PROGRAM ( RENSTRA, RKT – RBA )


TIM PENILAI ANGGARAN
( PEMPROP )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN ( DPA ) R.S


UNTUK PROGRAM TAHUNAN/RESTRA UNTUK 5 TAHUNAN
MEKANISME
HTA
RSUD Dr.SOETOMO
Prioritas Kajian HTA RSUD Dr Soetomo

1. Permintaan alat baru, high cost dan high risk


dan inovasi
2. Pembuatan Guideline

Tidak perlu kajian HTA :

1. Penggantian alat yang rusak


2. Studi kelayakan pembangunan gedung
3. Sudah pernah dikaji
4. Penggantian alat lama
Yang bertanggung jawab untuk
pelaksanaan H.T.A

 Medis
 Keperawatan
 Nakes Lain
 Managemen
Tim Teknis Pengkajian dan Penapisan Teknologi
Kesehatan (HTA)

Tim Leader

Sekretariat

Working Groups

Medis / Medical Health Care


Keperawatan Devices Procedure
/nakes lain
PRINSIP HTA :
Keputusan Klinik yang ber NILAI/VALUE Tinggi

Quality
Value = _________
Cost

Quality = Outcome X Safety X Service


(Service = Satisfaction + Access)

Sachdewa RC, Jain S, 2009. Making the case to improve quality & reduce cost in pediatric health
care. Pediatr Clin N Am 56; 731-743
Form
Penilaian HTA
Form
Penilaian HTA
Contoh Cobalt vs Linac
Kajian HTA Quality & Value

Outcome Safety Satisfaction Access Cost QUALITY VALUE

Evidence Based
Medicine

1. Cobalt 4 1 1 4 2 16 8

2. Linac tipe single 10 8 7 10 4 5600 1400

3. Linac tipe dual 10 8 9 10 7 7200 1028

4. Linac tipe dual+ 10 8 10 10 10 8000 800

(Outcome )( Safety ) ( Satisfaction ) (Acces)


Value = _____________________________

Cost
PERMOHONAN KAJIAN HTA 2010-2016
Tahun Daftar Alat Dikaji Tidak Dikaji Rekomendasi HTA Ket.
HTA HTA

2010 Rumah Duka  Tidak termasuk kajian HTA

2010 Ruang Wet Lab  Tidak termasuk kajian HTA

2010 Digital Otopsy  Derajat Rekomendasi A

2010 Serobiomol Forensik  Tdk direkomendasi

2010 Toksikologi Forensik  Derajat Rekomendasi A

2011 Upper GI Endoskopi  Derajat Rekomendasi B

2011 Linac  Derajat Rekomendasi C

2012 Cell Biostation  Tdk ada Feedback dari PA

2012 Cryofrezer  Tdk ada Feedback dari PA

2012 Light Cycler 480  Tdk ada Feedback dari PA

2014 IVUS  Tidak ada feed back

2014 LASER UNTUK UROLOGI  Tidak ada feed back

2014 ALAT OPERASI  Tidak termasuk kajian HTA

VITEK 2 MIKROBIOLOGI
2015  Derajat Rekomendasi B
KLINIK

Tidak termasuk kajian HTA


2016 PCR 
karena KSO
PERMOHONAN KAJIAN HTA 2017-
2020
Tahun Daftar Alat Dikaji Tidak Rekomendasi HTA Ket.
HTA Dikaji HTA

2017 TMS  Derajat Rekomendasi A

2017 HUBER  Derajat Rekomendasi A

2018 MALDI-TOF  Derajat Rekomendasi A

2018 KAMERA GAMMA SPECT CT  Derajat Rekomendasi A

2018 ROBOTICS TMS  Derajat Rekomendasi A

2018 STEREOTACTIC FRAME  Derajat Rekomendasi B

2018 Ablasi Elektrophisiologi  Derajat Rekomendasi A

2019 Laser QS Nd:Yag  Derajat Rekomendasi A

2020 Alat Test Ada (Adenosine Deaminase)  Jenis Pemeriksaan Lab

2020 R Robot  Hibah dari ITS

Alat yang diinginkan


2020 ECMO  tidak ada
pembandingnya

Tidak ada feed back dari


2020 EVLA 
SMF Bedah TKV

2020 Angiojet  Derajat Rekomendasi A

2020 Flow Fractional Reserve (FFR)  Derajat Rekomendasi A


Format Panduan Praktek Klinis
(PPK) /Clinical Guideline (CG)
Pengertian (Definsi) Surabaya,
…………………………..
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Ketua KSM
……………….………………..
Diagnosis
Diagnosis Banding 1. ……………………… ……………………………………
2. ……………………… ………………..
3. ……………………… NIP
……………………………………
Pemeriksaan Penunjang 1. ……………………… (GR ………. )
2. ……………………… (GR ………. ) HTA
3. ……………………… (GR ………. ) Surabaya,
…………………………..
Terapi 1. ……………………… (GR ………. )
2. ……………………… (GR ………. ) Ketua Komite Medik
3. ……………………… (GR ………. )

Monitoring dan Evaluasi


……………………………………
………………..
Edukasi 1. ………………………
NIP
2. ………………………
……………………………………
3. ………………………
Komplikasi
Direktur Utama
Prognosis
RSUD Dr. Soetomo
Penelaah Kritis 1. ……………………… Surabaya
2. ………………………
3. ……………………… …………………………………
…………………..
Indikator Medis
NIP
Kepustakaan (Harvard style) ………………………………
Pengertian (Definisi)
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis APPENDISITIS AKUT
Diagnosis Banding 1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
Pemeriksaan 1. ……………………… (GR ………. )
Penunjang 2. ……………………… (GR ………. )
3. ……………………… (GR ………. )

Terapi 1. ……………………… (GR ………. )


2. ……………………… (GR ………. )
3. ……………………… (GR ………. )

Monitoring dan
Evaluasi
Edukasi 1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
Komplikasi
Prognosis
Penelaah Kritis 1. ………………………
2. ………………………
3. ………………………
Indikator Medis
Kepustakaan (Harvard style)
Good

Good

Scottish Medcine Consortium, 2007


GRADE System ( EBM )
have two components :
a. Two-level representation of the strength of recommendation : strong and weak b. Four-
level or three representation of the quality of the evidence
(high, moderate, low, and very low or high, moderate and low-very low )

● Strength of the recommendation:


a. Strong recommendation ( number 1 ) :
is to do (or not do) something, where the benefits clearly outweigh the risks (or
vice versa) for nearly all patients.
b. Weak/conditional recommendation ( number 2 ) :
is made either when risks and benefits are more closely balanced or are more
uncertain.

● Quality of evidence ( tingkat pembuktian ):


Assessment of evidence quality reflects confidence in the estimates of benefits, harms, and
burdens can be implemented with either four levels of evidence quality, or with three levels
such that the “low” and “very low” categories are combined. Three levels and uses a letter
(A, B, or C) for high, moderate, or low/very low quality evidence.

High quality of evidence typically comes from well-performed randomized controlled trials or
other overwhelming evidence (such as well-executed observational studies with very large
effects). Moderate-quality evidence typically comes from randomized trials with important
limitations, or from other study designs with special strength. Low-quality evidence typically
comes from observational studies, or from controlled trials with very serious limitations. Very low-
quality evidence typically comes from nonsystematic observations, biologic reasoning, or
observational studies with serious limitations.

Clinical practice guidelines : Paul Shekelle et al, 2015


Making
RECOMMENDATIONS

omponen yang dipertimbangkan dalam menentukan Rekomenda

Clinical Evidence (
including consensus ) Patient Views Health Economics

Clinical
Judgement

Recommendation

king Recommendation is an Art, not a Precise science .It is not

Monica lakhanpaul,2008
Grade of Recommendation

I. Strength of recommendation
1. Strong
2. Conditional

II. Quality/level of evidence


A. High
B. Moderate
C. Low/very low
PPK Covid-19 di RSUD Dr. Soetomo
1. PPKCovid-19 Pada KasusDewasa
2. PPKCovid-19 Dengan Komorbid Diabetes Mellitus
3. PPKCovid-19 Dengan Komorbid Gasteroentero-
Hepatologi
4. PPKCovid-19 Dengan Komorbid PankreatisAkut
5. PPKCovid-19 Dengan Komorbid Sirosis Hati
6. PPKCovid-19 Dengan Komorbid Stress Related
MucosalDisease
7. PPKCovid-19 Dengan Komorbid Hematokezia
8. PPKCovid-19 Dengan Gangguan Koagulasi
9. PPKCovid-19 Dengan Leukimia KronikGranulositik
10. PPKCovid-19 Dengan Limfoma Non Hodgin
11. PPKCovid-19 Dengan Sepsis
12. PPKCovid-19 Dengan Systemik Lupus Eritomatosus
13. PPKCovid-19 Dengan Kehamilan
14. PPKCovid-19 Pada Bayi dan Anak
15. PPKCovid-19 Tatalaksana Gangguan Ansietas
(Kecemasan) Akibat WabahCovid-19
16. PPKUntuk Pemulasaran Jenazah Covid-19
17. PPKRehabilitasi Pada Infeksi Covid-19
ETIKA INTEGRITAS PROFESSIONAL INOVATIF
PPK Non Covid-19 di RSUD Dr. Soetomo

Tahun 2020 : 58 PPK Tahun 2021 : 65 PPK


ETIKA INTEGRITAS PROFESSIONAL INOVATIF
TATA LAKSANA COVID- Buku Panduan Tata Laksana Covid-19
19 Di RSUD Dr Soetomo
MANAGEMEN PERBEKALAN FARMASI DI RSUD Dr.SOETOMO
DALAM MENJAGA MUTU DAN BIAYA
SOETOMO GENERAL ACADEMIC HOSPITAL

Administration Selection
Monitoring Procurement

Storage
Preparing
Ordering
Dispensing
Transcribing
SUPPLAY CHAIN
MANAGEMENT
Siklus Manajemen Obat
di RSUD Dr.SOETOMO

Seleksi

Penunjang Manajemen
Organisasi
Keuangan
Penggunaan Pengadaan
Manajemen Informasi
Sumber Daya Manusia

Distribusi

Hartono
Faktor Yang Mempengaruhi Besaran
Belanja Perbekalan Farmasi

Clinical
Guideline Dokter Perawat

Belanja
Pelayanan
Obat dan
Pasien
AHP

Mahasiswa Farmasi Faktor lain


-Dokter/PPDS -Supply Chain . Kebj kusus
-Perawat -Audid mutu mis.AB-PPRA
48
ALUR PELAYANAN FARMASI
ASPEK PENGELOLAAN PERBEKALAN FARMASI ASPEK PENGGUNAAN PERBEKALAN
FARMASI
PENERIMAAN dan
PEMILIHAN - PENYIMPANAN
PERENCANAAN
PENGADAAN di Gudang Farmasi

PERESEPAN PERACIKAN DAN


(Resep & RPO) PENYERAHAN

PENDISTRIBUS UNIT PELAYANAN UNIT


C

DISPENSING
IAN FARMASI (UPF) SEDIAAN FARMASI

PEMBERIAN DAN
EDUKASI DAN PENCATATAN
KONSELING
(RPO/RM)

PENGENDALIA PENCATATAN
DAN
PEMUSNAHAN
N PELAPORAN

EVALUASI
PENCATATAN DAN
PENGGUNAAN
OBAT PELAPORAN

MONITORING
DAN
EVALUASI

49
AUDIT MUTU Pelayanan Farmasi
TUJUAN :

 Meningkatkan mutu pelayanan farmasi secara


berkesinambungan, baik dari aspek pengelolaan dan
penggunaan perbekalan farmasi

• Indikator adalah suatu cara untuk menilai dan mengevaluasi


apakah pelaksanaan kegiatan telah berjalan dengan baik,
dengan menggunakan instrumen
• Data sebagai indikator yang digunakan untuk mengukur proses
yang sedang berjalan

50
LANDASAN HUKUM….
 KMK no.129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit
 Indikator SPM pelayanan farmasi meliputi: waktu tunggu
pelayanan, tidak adanya kesalahan pemberian obat,
kepuasan pelanggan dan penulisan obat sesuai formularium

 PMK no.72 tahun 2016 tentang standar pelayanan


kefarmasian di rumah sakit
 Pasal 5: untuk menjamin mutu pelayanan kefarmasian di
rumah sakit, harus dilakukan pengendalian mutu pelayanan
kefarmasian

 SK Direktur no.188.4/10902/301/2018 tentang


Kebijakan pengelolaan dan penggunaan sediaan
farmasi, alat kesehatan dan bahan habis pakai di
RSUD Dr.Soetomo
 JCI edisi 6, standar MMU
 SNARS edisi 1, standar PKPO
51
Indikator Mutu Pelayanan Farmasi 2020

No Aspek Indikator Mutu No Aspek Indikator Mutu


1 Penerimaan prosentase nilai penerimaan barang terhadap usulan 11 Peracikan Respond time pelayanan obat kemoterapi
kebutuhan (UK)
12 Pelayanan Evaluasi jumlah pelayanan handling sediaan farmasi
2 Penyimpanan Prosentase nilai perbekalan farmasi “DEAD MOVING”
terhadap total nilai persediaan
13 Pelayanan Evaluasi jumlah pasien yang mendapat pelayanan
3 Penyimpanan Prosentase nilai perbekalan farmasi rusak /ED terhadap farmasi
total nilai persediaan
14 Pelayanan Pelayanan obat di OK yang terpenuhi oleh Unit Farmasi
4 Pendistribusian Evaluasi nilai distribusi perbekalan farmasi terhadap
persediaan 15 Pemantauan obat Pelabelan dan penyimpanan obat High Alert (IPSG 3)
5 Peresepan Evaluasi Peresepan Sesuai FORNAS dan FORKIT khusus
16 Pematauan obat Pelabelan dan penyimpanan elektrolit pekat (IPSG 3.1)
6 Peresepan Evaluasi kelengkapan penulisan resep di rawat jalan dan khusus
(penulisan resep) rawat inap
17 Evaluasi biaya Analisa biaya penggunaan alkes khusus pada tindakan
7 Peresepan Evaluasi kelengkapan penulisan instruksi pengobatan di operasi
(Instruksi RPO (MMU 4)
pengobatan di RM) 18 Evaluasi kepuasan Evaluasi indeks kepuasan pelanggan terhadap
8 Pengkajian Evaluasi pelaksanaan telaah resep dan telaah obat pelayanan farmasi
(MMU 5) 19 Evaluasi Komplain Evaluasi komplain/ keluhan publik terhadap pelayanan
9 Pengkajian Evaluasi kejadian medication errorr farmasi

20 Evaluasi APD Evaluasi ketersediaan APD untuk petugas Kesehatan di


10 Peracikan Respond time pelayanan obat jadi dan obat racikan Ruang Isolasi Khusus COVID-19

52
Indikator Peresepan

Persentase Kepatuhan Peresepan Formularium Nasional


Rawat Inap dan Rawat Jalan Tahun 2020

120,00%

ANALISIS:
100,00%
97,22% 98,25% 98,96% 98,44% 97,44% 98,53% 98,90% 98,85% 98,98%
99,04% 98,48% 98,52% • Capaian kepatuhan peresepan
98,22% 98,85% 98,78% 99,37% 98,95% 99,48% 98,84% 97,86% 99,26% 99,00% 99,06% 99,03% obat sesuai dengan
80,00%
Formularium Nasional rata-rata
> 95% (standar Kemenkes >
80%)
60,00% Target
Capaian IRNA
• Untuk meningkatkan/
Capaian IRJ mempertahankan capaian
40,00% diperlukan sosialisasi dan
pembekalan secara berkala dan
20,00%
terus menerus kepada para
PPDS, serta komunikasi efektif
antara Dokter dan Apoteker
0,00%

Numerator Jumlah item obat yang diresepkan sesuai dengan


Formularium Nasional
Denumerator Jumlah total Item obat yang diresepkan
Standar (Kemenkes) > 80 %
Indikator Peresepan

Prosentase Kelengkapan Penulisan Instruksi Pengobatan di RPO


Tahun 2020
ANALISIS:
120,00%

 Capaian kelengkapan penulisan instruksi


100,00%
97,88%
100,00%
98,99%
96,10%
100,00%
98,18%100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00%
100,00% pengobatan oleh dokter di RPO belum
94,12%
89,02%
92,75%92,79%
memenuhi standar target (100%), namun
80,00% 79,11%77,99%78,20%
82,02% menunjukkan trend peningkatan.
76,95%75,37%
75,00%
71,10%71,10%
67,85%

60,00%
64,36%62,53%  hal ini diperlukan sosialisasi, pembekalan,
supervisi dan evaluasi secara berkala dan
TARGET terus menerus.
40,00%
RPO

RPO SITOSTATIKA Plan • Sosialisasi melalui PRADIK


20,00% • Roadshow ke SMF
• Peningkatan supervisi
Do • Pelaksanaan sosialisasi melalui PRADIK
0,00%
• Follow up feedback kepada SMF
• Pelaksanaan supervisi
Study Evaluasi hasil sosialisasi dan roadshow
Action • Sosialisasi dan roadshow penulisan instruksi
Numerator Jumlah RPO dg penulisan instruksi lengkap pada periode survei
pengobatan secara berkala
Denumerator Jumlah total RPO pada periode survei • Tindak lanjut hasil evaluasi utk feedback ke
Ka SMF
• Mengusulkan perhitungan poin kinerja (untuk
DPJP) dan reward-punishment (untuk PPDS)
• Supervisi terus menerus
Indikator Pengkajian.1

ANALISIS:
Numerator Jumlah resep yang ditelaah pada periode survei
 Capaian menunjukkan adanya trend peningkatan, namun belum
Denumerator Jumlah total resep pada periode survei memenuhi standar 100%
Standar 100% TINDAK LANJUT:
 Kontinuitas supervisi Apoteker untuk evaluasi & feedback secara
berkala
Indikator Evaluasi Kepuasan

Evaluasi Indeks Kepuasan Pelanggan terhadap Pelayanan Farmasi Tahun 2020

ANALISIS:
Penilaian Kepuasan Pelanggan pada
tahun 2020 dilakukan oleh petugas UPF
sampling secara acak terhadap 687
responden berdasarkan hasil evaluasi
kuesioner dapat disimpulkan memenuhi
standart lebih dari target 80%, hasil
evaluasi kuisioner mencapai 88,96 %
dengan rincian:
• Kepuasan terhadap sikap petugas
farmasi = 86,90%
• Kepuasan terhadap sarana pelayanan
farmasi = 90,99%
• Kepuasan terhadap prosedur
*Sumber data: Kuesioner indeks kepuasan pelanggan (IKM) 2020 pelayanan farmasi = 87,74%

56
Indikator Evaluasi Komplain

EVALUASI KELUHAN PUBLIK (KOMPLAIN) TERHADAP PELAYANAN FARMASI


Tahun 2020

Jenis Keluhan Jumlah


Pengambilan insulin belum waktunya 1
(Retriksi Fornas)

Jumlah Keluhan Publik Th 2020 = 1

57
Indikator Lokal
Tambahan

Ketersediaan APD Untuk Petugas Kesehatan


di Ruang Isolasi Khusus COVID-19 periode Maret-Desember 2020

NUMERATOR Jumlah APD set dasar yang didistribusikan oleh Unit


Pelayanan Farmasi Ketersediaan APD
120%
DENUMERATOR Jumlah APD set dasar atas permintaan ruangan kepada
Unit Pelayanan Farmasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%

80%

Capaian
BULAN NUM DENUM CAPAIAN 60%
Maret 572 572 100%
April 1414 1414 100%
40%
Mei 3305 3305 100%
Juni 6777 6777 100%
Juli 5796 5796 100% 20%
Agustus 5488 5488 100%
September 4641 4641 100% 0% Bulan Septem Novemb Desemb
Oktober 3959 3959 100% Maret April Mei Juni Juli Agustus
ber
Oktober
er er
November 4625 4625 100% Series1 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Desember 4067 4067 100%
Series1

58
IMPLEMENTASI
KEBIJAKAN PENGENDALIAN
ANTIBTIOTIK

Keputusan Direktur RSUD Dr.Soetomo


No: 188.4 / 237 / 301 / 2018
Tentang
Kebijakan Pengendalian Penggunaan
Antibiotik
RSUD Dr.Soetomo

KPRA RSUD Dr.SOETOMO


WHO AWaRe categories:
(ACCESS, WATCH and RESERVE)

 ACCES antibiotik yang direkomendasikan sebagai


terapi empirik pada kasus infeksi umum, selalu tersedia,
harga terjangkau, mutu terjaga.

 WATCH antibiotik yang berpotensi memicu resistensi,


direkomendasikan digunakan sebagai terapi empiric atau
definitive pada kasus infeksi tertentu. Penggunaannya
harus dipantau dan diawasi oleh tim

 RESERVE: antibiotik yang diperuntukan sebagai


pilihan terakhir, pasien khusus dg MDRO (gawat,
darurat, mengancam nyawa) penggunaannya harus
melalui kajian dan pemantauan tim (tim PGA-KPRA)

KPRA RSUD Dr.SOETOMO


Kategorisasi Restriksi Antibiotik (SK Direktur 188.4/237/301/2018)
Lini 1-un restricted (ACCESS) Lini 2-restriscted (WATCH) Lini 3 (RESERVE)

• Ampicillin, Amoxicillin WATCH - I • Meropenem


• Ampicillin-sulbactam, • Cefixime po, Azithromycin po • Ertapenem, Doripenem (non-
• Amoxicillin- clavunalat acid • Ceftriaxone, Cefotaxime, Fornas)
(non-Fornas) Ofloxacine (tetes mata) • Vancomycin
• Cloxacillin po/ inj (non-Fornas) • Cefepime
• Cephradin po, Cephalexin po, WATCH - II • Cefpirome (non fornas),
Cefadroxil po • Ceftazidime, Cefoperazone, • Ceftarolin (non fornas)
• Cefazolin, Cefuroxime, Cefoperazone-sulbactam, • Aztreonam (non-Fornas)
Cephaclor Ceftizoxime (non-Fornas) • Piperacillin-tazobactam
• Chloramphenicol, Cefditoren po (non-Fornas) (non-Fornas)
Thiamphenicol • Levofoxacin, Moxifloxacine • Tygecyclin (non-Fornas)
• Clindamycin po • Amikacin • Linezolide (non-Fornas)
• Erythromycin, Spiramycin, • Fosfomycin • Polimixin B (SAS)
Clarithromycin • Nitrofurantoin po • Polimixin E/ Colistin (SAS)
• Ciprofloxacin • Mupirocin salap • Cotrimoxazole inj (SAS)
• Gentamycin • Amphotericin B/anti jamur
• Tetracyclin, Doxicyclin (SAS)
• Cotrimoxazole po,
Metronidazole

KPRA RSUD Dr.SOETOMO


(SK Direktur 188.4/237/301/2018)
Kewenangan Peresepan (pre-authorization antibiotic)

UNRESTRICTED ( RESTRICTED ( WATCH ) RESERVED


ACCESS ) Lini 2 Lini 3
Lini 1
• Diresepkan oleh • Diresepkan oleh DPJP atau • Termasuk antibiotik
dokter umum, PPDS atas supervisi DPJP pengendalian khusus (APK)
PPDS, dan DPJP • direviu oleh farmasis klinik untuk indikasi tertentu dan
• direviu oleh farmasis • Mendapatkan persetujuan pilihan terakhir
klinik DPJP atau supervisor utk • diresepkan DPJP atau PPDS
• apabila sesuai kel. WATCH – I atas supervisi DPJP
dengan PPK atau • Mendapatkan persetujuan • direviu oleh farmasis klinik
PPAB yang berlaku Tim PGA-SMF utk kel. • mendapat persetujuan tim
maka antibiotik WATCH - II PGA-KPRA.
dapat disiapkan oleh • Apabila sesuai dengan PPK • Apabila sesuai dengan PPK
unit pelayanan atau PPAB yang berlaku atau atau PPAB yang berlaku atau
farmasi sebagai terapi definitif maka sebagai terapi definitif maka
antibiotik dapat disiapkan antibiotik dapat disiapkan
oleh unit pelayanan farmasi oleh unit pelayanan farmasi
KPRA RSUD Dr SOETOMO
FORM APK

SPO Antibiotik
Pengendalian
Khusus
(RESERVE)

Sekretariat
Tim PGA-KPRA
(ASP)
Telp. 550-1169
Atau by WA
Qibti: 08155039300
Ina: 085655428694

KPRA RSUD Dr SOETOMO


Pilot project Antibiotic Stewardship Program (ASP) di SMF Anak Penggunaan
pengendalian antibiotik kelompok “reserve” tahun 2018
antibiotik kelompok
Vancomycin
“reserve” Februari-
Colistin
9% 3% Desember 2018 di
Tygecycline
1% SMF Anak
Piperallin- sebanyak 71 pasien
Tazobactam
3%

Meropenem
84%

KPRA RSUD DR.SOETOMO


64
Pilot project Antibiotic Stewardship Program (ASP) di SMF
Anak
pengendalian antibiotik “RESERVE: MEROPENEM” tahun 2018

TOTAL DOSIS MEROPENEM (gram)


TOTAL BIAYA PENGGUNAAN MEROPENEM (Rp)
200
14.000.000 12.796.18
180 175,9 3

160 12.000.000

140
10.000.000
120
8.000.000
100

80 5.923.958
67 6.000.000

60
4.000.000
40

20 2.000.000

0
2017 2018 0
2017 2018

Penggunaa
Jumlah n
TAHUN pasien Meropenem Penurunan Konsumsi Meropenem (gram) sebanyak 61,9%
keseluruhan Penghematan biaya (Rp) sebesar 53,7%
N %
2017 12.133 150 1,24
KPRA RSUD Dr.SOETOMO
2018 8.560 57 0,67
Pengendalian antibiotik “RESERVE” di SMF
Anak semester 2019

Prosentase permintaan antibiotik


RESERVE Semester I - 2019
100,0

90,0
PROSENTASE JENIS ANTIBIOTIK RESERVE
80,0 SEMESTER I - 2019
100,0
70,0

60,0 36 (81,8%)
80,0 Prosentase outcome Pasien yang
50,0 2(%)
menggunakan antibiotik RESERVE
Semester I-2019
40,0 100
60,0

30,0 90
10(%)
8 (18,2%) 40,0 80 33 (75%)
20,0
5(%)
70
10,0
1(2,3%)
0 20,0 60
0,0 6 (13,6%)
50
1 (2,3%) 1 (2,3%)
,0 40

30

20 6(13,6%)
5 (11,3%)
10

0
Sembuh Rawat Jalan Meninggal

KPRA RSUD Dr.SOETOMO


Ully Adhie Mulyani. 2013
OUTCOME EBM-HTA
DASAR
Clinical Guideline base on the best E.B.M
PERENCANAAN
dengan HTA (C.G - CP - Algoritma)
RENSTRA-RBA

The Best Practice Best Outcome


( Good Corporate
and
Clinical Governance
) Best Price
or Rational Cost Containment
ASQ- AHS SOETOMO - UNAIR ( ASSESIBILITY-SEFETY-QUALITY-ACADEMIC HEALTH
SYSTIM )
SEBAGAI IMPLEMENTASI SISTEM RUJUKAN TERINTEGRAGI

CG : PNPK, CP DAN PPK,AUDID


Konsultasi Medik
Telemedicine Pelayanan Kesehatan Sub Spesialistik oleh
24 jam . dokter sub spesialis di Faskes Tingkat lanjutan
Jaga Konsultan Tersier (RSDS dan kelas B)
KEWENANGAN
Spesialistik on Site
KLINISPPK I FKTP
PPK II INA CBGs
PPK III

Sekunder Pelayanan Kesehatan Spesialistik oleh


SUMBER DAYA dokter spesialis di Faskes Tingkat
MANUSIA lanjutan (RS Kelas C dan D, Klinik
SARANA PENUNJANG Utama)
DAN ALKES
INA CBGs
Penunjang
Diagnosa Pelayanan Kesehatan Dasar oleh
Obat-obat Primer
(Puskesmas, RS Kelas D Pratama)

Faskes Tingkat
FOKUS PELAYANAN PRIMER KAPITASI pertama
Promotif dan Preventif

Pengecualian: Gawat darurat, bencana, geografis, kekhususan masalah kes pasien


RSUD Dr Soetomo sebagai
Rumah Sakit Paling
Berkomitmen Dalam
Memberikan Pelayanan
Terbaik Bagi Peserta JKN-KIS
Kategori RS Kelas A

RSUD Dr. Soetomo


sebagai RS dengan
Komitmen Tinggi
dalam memberikan
RSUD Dr Soetomo sebagai RS Pelayanan Terbaik bagi
dengan Nilai Terbaik dalam Peserta JKN-KIS
Riset Operasional Kategori Kelas A
Pengembangan System
Pembayaran RS Berbasis Nilai
(Value Base)
YANG HARUS SELALU DOKTER INGAT

Dan barangsiapa yang berbuat Kejahatan seberat Maka barang siapa mengerjakan Kebaikan seberat
zarrah, niscaya dia akan melihat balasanNya. (QS. Al zarrah, niscaya dia akan melihat balasanNya. (QS. Al
Zalzalah 99 : 8) Zalzalah 99: 7)

Anda mungkin juga menyukai