Anda di halaman 1dari 2

BAB IV

PEMBAHASAN

4.2. PEMABHASAN

Spektrofotometri UV-vis merupakan alat untuk mengukur transmitansi dan absorbansi


suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbansi dan transmitansi dlam
spektrofotometri uv-vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan kuantitatif suatu zat kimia.
Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi dapat ditentukan hokum Lambert –Beer, dengan
syarat bahwa sinar yag digunakan harus monokromatik. Pengukuran dengan spektrofotometri uv
vis akan menghasilkan spectrum sehingga dapat diketahui absorbansi (serapan) dari sampel
(Agustya.,dkk, 2014).

Menurut (Siladitya B.,dkk, 2012), dalam jurnalnya menjelaskan bahwa Spektrofotometri


UV-Visible adalah salah satu teknik yang paling sering digunakan dalam analisis farmasi.
Instrumen yang mengukur rasio, atau fungsi rasio, dari intensitas dua berkas cahaya di wilayah
U.V.visible disebut spektrofotometer ultraviolet. Dalam analisis kualitatif, senyawa organik
dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer. Dan analisis spektrofotometri
kuantitatif digunakan untuk memastikan jumlah spesies molekuler yang menyerap radiasi.
Hukum dasar yang mengatur analisis spektrofotometri kuantitatif adalah hukum Beer Lambert.

Hukum Beer, menyatakan bahwa intensitas sinar radiasi monokromatik paralel menurun
secara eksponensial dengan jumlah molekul yang menyerap. Dengan kata lain, absorbansi
sebanding dengan konsentrasi. Hukum Lambert, menyatakan bahwa intensitas sinar radiasi
monokromatik paralel menurun secara eksponensial ketika melewati medium ketebalan
homogen. Kombinasi dari dua hukum ini menghasilkan hukum Beer-Lambert yaitu Ketika
berkas cahaya dilewatkan melalui sel transparan yang mengandung larutan zat penyerap,
pengurangan intensitas cahaya dapat terjadi.

Tujuan praktikum kali ini adalah untuk melakukan analisa secara kualitatif dan kuantitatif
dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Sampel yang digunakan adalah Methylene Blue
5 ppm.

4.2.1 pengaruh pelarut terhadap pergeseran panjang gelombang

Percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pelarut terhadap
pergeseran panjang gelombang dengan sampel yang digunakan adalah aseton.Percobaan pertama
yaitu menentukan panjang gelombang larutan aseton 1% dalam pelarut n-heksan, kemudian
larutan aseton 1% dalam pelarut air.

langkah pertama dipilih metode spectrum pada tampilan UVProbe, lalu dimasukkan
pelarut air kedalam kuvet sampai penuh. Kuvet berfungsi sebagai wadah untuk menampung
sampel atau pelarut yang akan di analisis pada spektrofotometri Uv-vis. Kemudian di analisis
pelarut air yang berada dalam kuvet dengan spektrofotometri Uv-vis pada rentang panjang
gelombang 200-800 nm dan disimpan data sebagai blanko. Larutan blanko merupakan larutan yang
tidak mengandung analat untuk dianalisis (Basset 1994).

Panjang gelombang yang biasanya dipilih adalah panjang gelombang penyerapan maksimum
(λmax), di mana kesalahan kecil dalam pengaturan skala panjang gelombang memiliki sedikit
pengaruh pada absorbansi terukur.

Anda mungkin juga menyukai