Anda di halaman 1dari 5

2.

Sosial
a. Masa remaja merupakan sebuah masa transisi dengan setiap masalah dan
pergumulannya masing-masing. Beberapa masalah itu muncul, mulai dari
permasalahan di rumah, di sekolah, hingga di setiap lingkungan tempat
mereka berinteraksi. Khususnya di sekolah, beberapa remaja bahkan
memerlukan pendampingan khusus karena di sana mereka akan
diperhadapkan pada beban studi, teman sebaya, kakak kelas, dan juga
guru-guru yang akan memungkinkan mereka menghadapi beberapa
masalah. Masalah-masalah ini tentunya tidak dapat dibiarkan begitu saja
karena akan memengaruhi perkembangan remaja ke depannya. Oleh
karena itu, peran guru sebagai konselor sangatlah diperlukan untuk
mengarahkan, membimbing, dan mendampingi siswa dalam menghadapi
masalah-masalah tersebut di sekolah. Kecenderungan pada sebagian
remaja tidak mampu membedakan antara perilaku yang benar dan
perilaku yang salah. Wujud dari conduct disorder adalah munculnya cara
berpikir dan perilaku yang kacau dan sering menyimpang dari aturan yang
berlaku di sekolah. Penyebabnya adalah karena sejak kecil, orang tua
tidak bisa membedakan perilaku yang benar dan yang salah pada anak.
Seharusnya, orang tua mampu memberikan hukuman (punishment) saat
anak berperilaku salah dan memberikan pujian atau hadiah (reward) saat
anak berperilaku baik atau benar. Seorang remaja di sekolah
dikategorikan dalam conduct disorder apabila ia memunculkan perilaku
antisosial, baik secara verbal maupun secara nonverbal, seperti melawan
aturan, tidak sopan terhadap guru, dan mempermainkan temannya.
b. Merasa malu disaat menstruasi
Saat pertama kali mendapatkan menstruasi, umumnya (70 dari 75 atau
93%) siswa mengalami berbagai perasaan kurang nyaman yang cukup
beragam baik jenis maupun jumlahnya. Perasaan yang paling banyak
dirasakan siswa adalah rasa takut dan kaget karena melihat ada darah
yang keluar atau menempel di celana dalamnya. Mereka mengira ada apa-
apa seperti penyakit atau luka. Ada juga siswa yang merasa panik atau
bingung karena mengalami sesuatu yang baru. Berkecamuknya perasaan
tersebut menyebabkan ada siswa yang berteriak-teriak memanggil ibunya
dan ada juga yang sampai menangis. Setelah memahami bahwa yang
mereka alami adalah menstruasi, sebagian kecil siswa merasa jijik
terhadap darah menstruasinya dan merasa risih terhadap apa yang
dialaminya. Ada juga siswa yang merasa malu sudah mendapatkan
menstruasi karena berarti bukan anak-anak lagi atau sudah
dewasa. Mereka juga ada yang takut akan ditertawakan atau diledek
teman-temannya. Selain perasaan kurang nyaman, ada juga siswa yang
merasa senang saat mendapatkan menstruasi pertama karena mereka
percaya bahwa menstruasi merupakan penanda perempuan sehat atau
subur. Perasaan senang tersebut terutama muncul pada siswa yang saat
mendapatkan menstruasi pertama tersebut memiliki banyak teman yang
sudah mendapatkan menstruasi.

3. Belajar
a. Kesulitan Belajar
Dalam mengenyam sebuah pendidikan, setiap peserta didik pasti
mengalami kesulitan masing-masing dalam proses belajar mereka.
Kesulitan belajar yang dialami siswa bisa berasal dari diri mereka sendiri
ataupun juga dari lingkungan mereka.  Kesulitan ini dapat berpengaruh
besar pasa hasil belajar siswa jika tidak di lakukan penanganan secara dini
dan jika diabaikan begitu saja. Guru mempunyai peran penting dalam
mengatasi kesulitan siswa dalam belajar. Seorang siswa dikatakan bahwa
dia mengalami kesulitan dalam belajar yaitu ketika dia tidak mampu
mencapai taraf hasil belajar yang sudah ditentukan oleh guru. Dan juga
ketika hasil belajar seorang siswa mengalami sebuah penurunan dari hasil
belajar yang telah ia capai sebelumnya. Sebagai langkah untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa tersebut, maka dilakukanlah proses diagnostik
kesulitan belajar. Yang dimaksud diasnogtik kesulitan belajar disini
adalah proses atau upaya dalam memahami jenis dan karakteristik
kesulitan serta faktor apa saja yang melatar belakangi adanya kesulitan
belajar tersebut. Aktifitas ini dimaksutkan untuk mencari dan menemukan
sebuah pemecahan masalah dalam kesulitan belajar yang dialami oleh
siswa.
b. Merasa kurang senang terhadap mata pelajaran tertentu.
Seorang guru yang baik adalah yang bisa mendesain materi pelajaran
mudah dicerna dan dipahami siswa. Pembelajaran yang baik adalah yang
bisa masuk ke otak kanan. Materi pelajaran yang masuk ke memori otak
kanan akan tersimpan lama dan tidak mudah hilang. Sebaliknya, materi
pelajaran yang masuk ke memori otak kiri akan sulit dicerna dan
dipahami siswa. Lebih dari itu, materi pelajaran yang masuk ke otak kiri
akan mudah hilang atau lupa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa tidak
hanya dituntut keaktifannya saja tapi juga kekreativitasannya, karena
kreativitas dalam pembelajaran dapat menciptakan situasi yang baru, tidak
monoton dan menarik sehingga siswa akan lebih terlibat dalam kegiatan
pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika seringkali siswa merasa
kesulitan dalam belajar, selain itu belajar siswa belum bermakna,
sehingga pengertian siswa tentang konsep salah. Akibatnya prestasi siswa
baik secara nasional maupun internasional belum menggembirakan.
Rendahnya prestasi disebabkan oleh faktor siswa yaitu mengalami
masalah secara komprehensip atau secara parsial. Sedangkan guru yang
bertugas sebagai pengelola pembelajaran seringkali belum mampu
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa secara bermakna, serta
penyampaiannya juga terkesan monoton tanpa memperhatikan potensi
dan kreativitas siswa sehingga siswa merasa bosan karena siswa hanya
dianggap sebagai botol kosong yang siap diisi dengan materi pelajaran.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran matematika guru harus
menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi dan disesuaikan
dengan kondisi siswa sehingga siswa lebih memahami materi yang
disampaikan dan siswa lebih berkesan dengan pembelajaran yang telah
disampaikan serta siswa akan lebih mengingat dan tidak mudah
melupakan hal- hal yang dipelajarinya.

4. Karir
a. Pemilihan Sekolah Lanjutan
Contoh kasus Bimbingan Konseling yang di alami oleh salah satu siswa
di salah satu sekolah yang berada di kab. kuningan, dimana siswa tersebut
mengalami permasalahan dalam pemilihan karirnya untuk itu di sinilah
peran guru BK sangat diperlukan di dalam mengatasi permsalahan yang
di alamai siswa tersebut.
Yayan merupakan siswa kelas VI SD Plus Pertiwi Kuningan yang barusan
pindah dan naik kelas VI, ia berasal dari keluarga yang terbilang cukup
secara sosial ekonomi di desa Wanasaraya Kec. Kalimanggis , sebagai
anak Kedua semula orang tuanya sangat ingin sekali setamat SD anaknya
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi; yayan dengan keinginanya
sendiri akhirnya melanjutkan di SMP Swasta yang terdapat di kuningan
namun dia juga sebenarnya dia merasa menyesal yang di kiranya dia
daftar di SD Pertiwi Malah di SD Plus Pertiwi yang ada di sukamulya.
Akan tetapi lama – kelamaan yayan mulai terbiasa dan akhirnya merasa
betah di SD tersebut. Sejak diterima di SD Tersebut Yayan bangga bisa
melanjutkan ke SMP, setelah yayan mulai naik ke kelas VI dia mulai
bingung mengenai karir yang akan ditempuhnya setelah lulus nanti. Di
dalam dirinya terjadi dua pilihan karir yaitu SMP atau MTS. Makin lama
perasaan itu makin sering difikirkan yang akhrinya yayan sering melamun
bahkan yang tadinya tipe anak ceria sekarang jadi pendiam.
Cara mengatasinya dengan layanan bimbingan individu.
Keberhasilan siswa dalam menentukan dan memilih karir amatlah
ditentukan dari kemampuan guru pembimbing memberikan gambaran dan
memberikan keyakinan kepada siswa tentang kemampuan dan potensi
yang dimiliki serta mampu mengarahkan siswa menuju karir yang sesuai
dengan kemampuannya tersebut. Dalam memberikan keyakinan dan
munculnya kepercayaan siswa terhadap guru pembimbing setidaknya
guru harus memperhatikan perlakuan siswa sebagai individu yang
memiliki potensi untuk berkembang dan maju serta mampu mengarahkan
dirinya sendiri untuk mandiri Sikap positif dan wajar. Perlakuan terhadap
siswa secara hangat, ramah, rendah hati, menyenangkan dan kepekaan
terhadap parasaan yang dinyatakan oleh siswa dan membantu siswa
menyadari dari perasaan itu. Kesadaran bahwa tujuan pengajaran bukan
terbatas pada penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran saja,
melainkan menyangkut pengembangan siswa menjadi individu yang lebih
dewasa. Jika hal tersebut sudah dilaksanakan oleh guru pembimbing maka
tidak akan kesulitan bagi guru pembimbing untuk mengarahkan siswa
ketempat yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki siswa tersebut.
b. Sukses mengatasi kegagalan
Setiap kegagalan yang menimpa seseorang maka mau tidak mau manusia
itu dipaksa untuk berpikir. Tinggal kita mampu atau tidak menarik
kemanfaatan dari gagalnya usaha kita itu. Orang-orang besar yang
terkenal bukanlah tidak mengalami kegagalan. Tetapi mereka menjadi
besar karena setiap saat jatuh bangun berkali-kali. Karena menganggap
bahwa kegagalan itu sebuah pendorong maka secepatnyamereka bangkit
dari jatuhnya lalu berlari mengejar waktu. Berprinsiplah bahwa kegagalan
itu merupakan peristiwa yang memalukan. Hal ini bukanlah berarti bila
gagal lantas malu kepada orang lain. Akan tetapi bila mengalami
kegagalan malulah pada diri sendiri. Kalau sudah demikian tentu dalam
hati kita niat untuk mendorong diri kita sendiri. “Aku harus berhasil.
Akan kutunjukkan siapa diriku yang sebenarnya.” Bangkitkan perasaan
keinginan diri untuk menjadi berhasil. Kalahkan semua rintangan. Kita
harus percaya bahwa setiap persoalan itu pasti ada jalan keluarnya.
Karena semua itu sudah menjadi hukum alam yang tidak boleh ditentang.
Bila hari ini mengalami kegagalan pasti hari esok kita menjumpai
keberhasilan, bila kita mau merubah posisi semula. “Karena
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,”
Cara mengatasinya dengan bimbingan layanan individu.
Apabila kita mau melakukan suatu rencana maka yang perlu kita
perhatikan adalah harus membuat gagasan dahulu. Jika ternyata dengan
gagasan itu kita masih tidak berhasil, maka rubahlah dengan cara yang
lain. Jika masih gagal lagi, dan ternyata kita tidak mampu bertindak, jalan
terbaik adalah meminta pertolongan orang lain. Untuk menekan
kegagalan sekecil kecilnya maka untuk menaggulangi masalah maka kita
harus memahami betul letak persoalan. Perhatikanlah dengan teliti, maka
kita akan siap menanggulanginya. Bila di dalam kehidupan kita tetap
kokoh tegak pada pendirian maka tak akan mudah tergoyahkan oleh
pengaruh yang datang yang mungkin saja dapat menyesatkan. Namun bila
manusia tidak percaya pada dirinya sendiri, maka mudahlah terpengaruh
dan tergoyahkan oleh orang lain. Padahal semula ia ingin melakukan
pekerjaan yang telah cocok dengan gagasannya, akan tetapi karena ada
orang yang mempengaruhinya dia lalu merubahnya dan akhirnya usaha
tersebut bukan mendatangkan keberhasilan melainkan kegagalan datang
bertubi-tubi.

Anda mungkin juga menyukai