Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN

STUDI KASUS SYOK HEMORAGIK

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 7

Uswatun Hasanah

Rizky

Nur Hidayanti

Reski Amelia

Rosdian
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Undang undang No 38/2014 Tentang Keperawatan, Pasal 1 Ayat


(3),’Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit’.

Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan


lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya. (Undang-undang No 38/2014 Tentang Keperawatan,
Pasal 1 Ayat (5).

Hubungan Perawat dan pasien (klien) merupakan hubungan yang bersifat


kemanusiaan yang berorientasi kepada kesembuhan dan keselamatan pasien dari
segala hal yang merugikan pasien, oleh sebab itu perawat dalam melaksanakan
asuhan harus keperawatan wajib memberikan perlindungan kepada pasien dari
pelayanan yang tidak bermutu dan tidak profesional, atau dengan kata lain advokasi
pasien merupakan salah satu tanggung jawab perawat.

Begitu juga pada kasus kasus kegawataan daruratan yang menimpa pasien
yang pasien yang terancaman nyawanya atau pasien yang dapat cacat akibat
tertimpa suatu musibah peran perawat sangat penting untuk memberikan tindakan
yang cepat dan tepat serta melindungi pasien dari pelayanan yang tidak profesional
atau tidak bermutu.      

Pelayanan Keperawatan gawat darurat merupakan pelayanan gawat darurat


24 jam yang memberikan pertolongan pertama pada pasien gawat darurat
menetapkan diagnosis keperawatan, dan upaya penyelamatan jiwa, mengurangi
kecacatan dan kesakitan pasien sebelum dirujuk atau dilakukan tindakan definitif di
semua level rumah sakit (Standar pelayanan gawat darurat Direktoral Jenderal
Kementrian Kesehatan RI tahun 2011).

Di dalam buku kode Etik PPNI (2010) “Warga perawatan Indonesia menyadari
bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi klien, (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan
oleh perawat selalu berdasarkan pada cita cita luhur, niat yang murni untuk
keselamatan pasien dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial”
Di samping memberikan perlindungan kepada pasien secara umum,
khususnya perawat yang bertugas di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat Darurat
juga sebagai advokasi pasien, mempunyai tanggung jawab moral tinggi dan harus
peduli pada keselamatan pasien agar keadaan pasien tidak bertambah buruk
keadaan dan nyawa pasien bisa diselamatkan dan kecacatan bisa dicegah, pasien
bisa hidup normal kembali.   

Perawat profesional yang bertugas di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat


Darurat harus memahami mutu pelayanan gawat darurat secara umum baik
komptensi petugas, fasilitas yang sesuai standar dan kebijakan kebijakan harus
berorientasi pada keselamatan pasien dari pelayanan yang tidak bermutu.

Ruang lingkup keperawatan gawat darurat meliputi pelayanan keperawatan


yang ditujukan kepada pasien gawat darurat yang tiba tiba berada dalam keadaan
gawat atau akan menjadi gawat dan terancam nyawanya/anggota badannya (akan
menjadi cacat)   bila tidak mendapat pertolongan secara cepat dan tepat.
(Keperawatan Gawat Darurat, Musliha, Ners Skep, Hal: 37)         

II. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas dan paparan di latar belakang masalah dapat


disimpulkan rumusan masalah, sebagai berikut :  

Apakah peran advokasi keperawatan di Unit Gawat Darurat/Instalasi


Gawat Darurat
Apakah Advokasi Keperawatan sudah membudaya dalam profesi
keperawatan di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat Darurat
 III. Tujuan Penulisan

Untuk mendapatkan konsep advokasi keperawatan gawat darurat


dalam profesi keperawatan      
Untuk mengsosialisasikan konsep advokasi keperawatan
IV.Manfaat penulisan

Untuk dipahami oleh profesi perawat konsep advokasi keperawatan


gawat darurat 
Upaya pengembangan ilmu keperawatan khusus advokasi
keperawatan gawat darurat
 V. Metode penulisan

Dalam melakukan kajian penulis melakukan pendekatan tinjauan


kepustakaan, yiatu dengan membaca dan menterjemahkan  bahan bahan yang
terkait dengan etik keperawatan 

 BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA TEORITIS

I.     Tinjauan kepustakaan.

I.1.Pengertian Advokasi.

Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks hukum yang berkaitan


dengan upaya melindungi hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu
membela diri.  Arti advokasi menurut ikatan perawat amerika/ANA (1985) adalah
“melindungi klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan keselamatan

praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan
oleh siapa pun”

Advokasi kesehatan masyarakat (Christoffel,2000) diideintifikasi sebagai


advokasi yang ditujukan untuk mengurangi kematian atau kecacatan  sekelompok
orang (secara umum atau disebabkan penyebab khusus). Dan tidak terbatas pada
tatanan klinis  (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di bidang kesehatan di
Indonesia, Prof Hadi Pratomo, 2015).

    Advokasi adalah suatu tindakan yang digunakan untuk mengubah


kebijakan , posisi, atau program dari berbagai macam insitusi atau lembaga
mengajukan definisi bahwa advokasi adalah bekerja dengan orang lain untuk
membuat perubahan atau perbedaan (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di
bidang kesehatan di Indonesia, Prof Hadi Pratomo, 2015).

Advokasi adalah keikutsertaan orang orang dalam pembuatan keputusan


yang dapat mempengaruhi hidup mereka  (Advokasi konsep, tekhnik dan aplikasi di
bidang kesehatan di Indonesia, Prof Hadi Pratomo, 2015).

I.2.Pengertian Keperawatan

Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu, keluarga,


kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.(Undang No
38/2014 Tentang Keperawatan, Pasal 1 Ayat (1).
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan tinggi Keperawatan,
baik di dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh Pemerintah sesuai dengan
ketentuan Peraturan Perundang- undangan. .(Undang-undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 1 Ayat (2).

Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang


merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu
dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat, baik sehat maupun sakit. (Undang-undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 1 Ayat (3).

Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang diselenggarakan oleh Perawat


dalam bentuk Asuhan Keperawatan. (Undang-undang No 38/2014 Tentang
Keperawatan, Pasal 1 Ayat (4).

Asuhan Keperawatan adalah rangkaian interaksi Perawat dengan Klien dan


lingkungannya untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dan kemandirian
Klien dalam merawat dirinya. (Undang-undang No 38/2014 Tentang Keperawatan,
Pasal 1 Ayat (5).

Yang dimaksud dengan perawat gawat darurat (Emegency Nursing) darurat :

Sebuah area khusus spesial dan keperawatan profesinal melibatkan


integrasi dari praktek, penelitian pendidikan profesionalisme
Praktek perawat emergency oleh seroang perawat profesional
Fokus memeberikan pelayanan secara episodik kepadapasien pasien
yang mencari terapi yang baik yang mengancam kehidupan dan non
critical illnes atau cedera
Keperawatan emergency ditujukan pada esensi dan parktek emrgency,
lingkungan dimana hal tersebut terjadi dan konsumen konsumen
keperawatan emergency     (Keperawatan Gawat Darurat, Musliha, Ners
Skep, Hal: 37)  
1.3.Pengertian gawat darurat

Pelayanan kesehatan kegawat daruratan (dalam kedaan emergency) sehari


hari adalah hak azasi manusia/hak setiap orang, dan merupakan kewajiban yang
dimiliki setiap orang. (Seri PPGD/GELS/SPGDT  Dirjen Buk Depkes RI tahun 2006).

Kondisi gawat darurat adalah suatu kedaan dimana seseorang seseorang


secara tiba tiba dalam kedaan gawat atau atau akan menjadi gawat dan terancam
anggota badannya dan jiwanya (akan menjadi cacat aau mati) bial tidak mendapat
pertolongan segera (Standar pelayanan keperawatan gawat darurat Dirjen BUK
Kemenkes RI 2011).
Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan
medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan lebih lanjut.
(UU No 44/2009 Tentang Rumah Sakit)

 BAB III

Pembahasan Masalah

Pada awalnya pelayanan usaha keperawatan merupakan tindakan yang


berdasarkan insting dan pengalaman.Seiring dengan kemajuan tekhnologi dan ilmu
pengetahuan, asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawata harus
berdasarkan ilmu  dan kiat keperawatan. Perkembangan di era penegakkan hukum
dan perlindungan HAM dewasa ini, pelayanan keperawatan mempunyai implikasi
terhadap hukum, untuk itu perlu adanya tanggung jawab dan tanggung gugat
dalam melaksanakan pelayanan keperawatan (Kedudukan Hukum Perawat dalam
upaya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit, Sri Pratianingsih, 2006)

Seorang Perawat profesional dalam melaksanakan pelayanan asuhan


keperawatan wajib menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman
pada standar keperawatan dilandasasi oleh etik dan etika keperawatan dalam
lingkup kewenangannya serta tanggung jawabnya (Pengantar Keperawatan
Profesional, Deden Darmawan, 2013), tanggung jawab yang dimaksud adalah dapat
dipertanggungjawabkan dari segi profesi kesehatan maupun segi hukum.

            Di samping perawat sebagai profesional di bidang pelayanan keperawatan


gawat darurat, salah tugas yang tidak kalah pentingnya perawat juga bertindak
sebagai advokasi pasien untuk melindungi pasien dari pelayanan yang tidak
bermutu atau kompeten, sehingga dapat memperparah kondisi pasien.  

Perawat baik secara lansung maupun tidak lansung  memberikan asuhan


keperawatan kepada pasienindividu, keluarga dan masyarakat. Dalam menjalankan
peran sebagai care giver, perawat menggunakan metode pemecahan masalah
dalam membantu pasien mengatasi masalah kesehatannya. Perawat bertindak
sebagai comforter, protector, advocat, communicator, serta
rehabilitor,  (Kedudukan Hukum Perawat dalam upaya pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit, Sri Pratianingsih, 2006)

I.Perawat Advokasi Perawat di Unit Gawat Darurat Menurut  ANA (1985).


ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap

pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”

Melindungi pasien dari pelayanan yang tidak bermutu, perawat disini


harus menjaga keselamatan pasien  baik dari kompentensi petugas
yang tidak profesional (petugas tidak ahli dibidang gawat darurat
sebaiknya tidak bertugas di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat
Darurat).
Menjaga pasien dari  alat dan dan sarana parasana yang tidak  yang
tidak standar , sebaik alat harus standar dan mempunyai kelayakan
standar dan dikalibrasi seuai ketentuan yang berlaku.
Melindungi pasien dari sistem yang buruk dan bertele tele (sistem yang
merugikan pasien).

I.2. Peran Advokasi  Dalam Praktik EtikKeperawatan.

Dalam Pedoman Etik keperawatan hasil Munas PPNI tahun 2010, secara garis
besar merumuskan etik perawat, antara lain, Hubungan Perawat dan Klien (pasien) :

a)      Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan


martabat manusia, keunikan, klien, dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik,   dan agama
yang dianut, serta kedudukan sosial.

b)      Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara


suasana lingkungan yang menghormati nilai nilai budaya, adat istiadat dan
kelagsungan hidup beragama dan klien.

c)      Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan


asuhan keperawatan

d)     Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan


dengan  tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang
berwenang sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku etentuan hukum yang
berlaku.

1.3.Peran advokasi perawat menurut Undang Undang No 38/2014 Tentang


Keperawatan, Pasal 38, tertulis :

Perawat dalam melaksanakan Praktik Keperawatan berkewajiban :

a.       Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

b.      Memberikan Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar profesi, standar pelayanan


keperawatan, standar operasional prosedur, kode etik, dan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

c.       Menghormati hak Klien.

d.      Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani, yang meliputi:

1.      Dalam aspek pelayanan/asuhan keperawatan merujuk ke anggota perawat lain yang lebih tinggi
kemampuan atau pendidikannya; atau

2.      Dalam aspek masalah kesehatan lainnya merujuk ke tenaga kesehatan lain.

e.       Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang Klien.

f.       Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan berdasarkan standar pelayanan keperawatan.

g.      Memberikan informasi yang lengkap, jujur, jelas dan mudah dimengerti mengenai tindakan
keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.

h.      Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi Perawat; dan

i.        Melaksanakan penugasan khusus yang ditetapkan oleh Pemerintah.

 I.4.Peran Advokasi Perawat Menurut Undang Undang No 44 Tentang Rumah Sakit.

Peran perawat dan tenaga kesehatan di dalam penanggulangan Penderita


Gawat Darurat (PPGD) terdapat, “Undang undang Kesehatan nomor 36 tahun 2009
Pasal 32 Ayat (1) “Dalam keadaan darurat fasilitas pelayanan kesehatan baik

pemerintah maupun swasta wajib memberikan pelayanan kesehatan   bagi


penyelamatan nyawa pasien dan pencegahan kecacatan terlebih dahulu”.
Ayat (2) “Dalam keadaan darurat Fasilitas pelayanan kesehatan baik

pemerintah dan swasta dilarang   menolak pasien dan/atau meminta uang


muka”.Perawat yang bertugas di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit wajib
memberikan pertolongan terlebih dahulu, tidak boleh menolak atau minta uang
muka., dalam pasal ini perawat dan tenaga ksehatan lainnya dilarang menolak
pasien dan meminta uang muka dan perawat yang bertugas di bagian pelayanan
gawat darurat wajib memberikan pertolongan awal.

Peran advokasi dari keterangan tersebut diatas adalah jangan sampai ada
penolakan atau permintaan uang muka sebelum dilakukan tindakan untuk
keselamatan pasien, karena perawat adalah profesi yang profesional bagian dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit.

1.5.Peran advokasi perawat dalam Undang undang no 36/2009


tentang kesehatan.

Dalam Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pada


pembukaan poin (b) bahwa “setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara
dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya
dilaksanakan berdasarkan prinsip prinsip non diskriminatif, partisipatif, dan
berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia
serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan
nasional”. Disini perawat sebagai tenaga keshatan yang profesional juga bertindak
sebagai advokasi pasien di Unit/Instalasi Gawat Dauratagar tidak ada pelayanan
yang bersifat diskriminatif yang dapat merugikan pasien.
BAB IV

KESIMPULAN

1.Simpulan  

Peran Advokasi perawat gawat darurat sangat penting, agar pasien


terlindungi dari pelayanan yang tidak bermutu, perawat harus memahami
peran advokasi adalah peran yang sangat penting  karena asuhan
keperawatan yang bersifat bio, psiko, sosial dan spritual.   

1.      Perawat harus menjadi advokasi melindungi pasien dari perbuatan tindak


kekerasan, pelecehan seksual.

2.      Perawat harus menjadi advokasi pasien dari lingkungan yang memperburuk


kedaan pasien.  
3.      Perawat harus melindungi pasien dari tindakan perawatan dan pengobatan
yang tidak rasional

2.Saran

1.      Perawat harus memahami konsep pelayanan gawat darurat terkait


keselamatan pasien, agar keselamatan pasien terjamin.

2.      Perawat harus tahu standar  sarana dan pra sarana, aturan dan sistem 
pelayanan gawat darurat yang ditetapkan peraturan dan undang undang.

3.      Perawat harus memahami kompetensi semua petugas yang bertugas di


Unit/Instalasi Gawat darurat

  Dafar pustaka :

Anda mungkin juga menyukai