DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
Uswatun Hasanah
Rizky
Nur Hidayanti
Reski Amelia
Rosdian
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Begitu juga pada kasus kasus kegawataan daruratan yang menimpa pasien
yang pasien yang terancaman nyawanya atau pasien yang dapat cacat akibat
tertimpa suatu musibah peran perawat sangat penting untuk memberikan tindakan
yang cepat dan tepat serta melindungi pasien dari pelayanan yang tidak profesional
atau tidak bermutu.
Di dalam buku kode Etik PPNI (2010) “Warga perawatan Indonesia menyadari
bahwa kebutuhan akan keperawatan bersifat universal bagi klien, (individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat), oleh karenanya pelayanan yang diberikan
oleh perawat selalu berdasarkan pada cita cita luhur, niat yang murni untuk
keselamatan pasien dan kesejahteraan umat tanpa membedakan kesukuan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, dan agama yang dianut serta kedudukan
sosial”
Di samping memberikan perlindungan kepada pasien secara umum,
khususnya perawat yang bertugas di Unit Gawat Darurat/Instalasi Gawat Darurat
juga sebagai advokasi pasien, mempunyai tanggung jawab moral tinggi dan harus
peduli pada keselamatan pasien agar keadaan pasien tidak bertambah buruk
keadaan dan nyawa pasien bisa diselamatkan dan kecacatan bisa dicegah, pasien
bisa hidup normal kembali.
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN DAN KERANGKA TEORITIS
I. Tinjauan kepustakaan.
I.1.Pengertian Advokasi.
praktik tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar etika yang dilakukan
oleh siapa pun”
I.2.Pengertian Keperawatan
BAB III
Pembahasan Masalah
pelayanan dan keselamatan praktik tidak sah yang tidak kompeten dan
melanggar etika yang dilakukan oleh siapa pun”
Dalam Pedoman Etik keperawatan hasil Munas PPNI tahun 2010, secara garis
besar merumuskan etik perawat, antara lain, Hubungan Perawat dan Klien (pasien) :
a. Melengkapi sarana dan prasarana Pelayanan Keperawatan sesuai dengan standar pelayanan
keperawatan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1. Dalam aspek pelayanan/asuhan keperawatan merujuk ke anggota perawat lain yang lebih tinggi
kemampuan atau pendidikannya; atau
g. Memberikan informasi yang lengkap, jujur, jelas dan mudah dimengerti mengenai tindakan
keperawatan kepada Klien dan/atau keluarganya sesuai dengan batas kewenangannya.
h. Melaksanakan tindakan pelimpahan wewenang dari tenaga kesehatan lain yang sesuai dengan
kompetensi Perawat; dan
Peran advokasi dari keterangan tersebut diatas adalah jangan sampai ada
penolakan atau permintaan uang muka sebelum dilakukan tindakan untuk
keselamatan pasien, karena perawat adalah profesi yang profesional bagian dari
pelayanan kesehatan di rumah sakit.
KESIMPULAN
1.Simpulan
2.Saran
2. Perawat harus tahu standar sarana dan pra sarana, aturan dan sistem
pelayanan gawat darurat yang ditetapkan peraturan dan undang undang.
Dafar pustaka :