Anda di halaman 1dari 6

FUNGSI ADVOKASI PERAWAT DALAM MENEGAKKAN

PENERAPAN K3 di RUMAH SAKIT


Rahmatia Sitanggang/181101137

rahmatiasitanggang@gmail.com

Abstrak
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya
perlu di perhatikan lebih lanjur. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada
di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja disana
perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi maupun non
infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan sebagainya. Selain
terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit, Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk kedalam
program patient safety.

Kata Kunci : Perawat, Keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan Rumah Sakit

Latar Belakang Saat ini perawat memiliki peran yang


lebih luas dengan peningkatan
Perawat adalah Profesi yang mulia,
kesehatan dan pencegahan penyakit
karena memerlukan kesabaran dan
juga keselamatan pada dirinya saat kerja
ketenangan dalam melayani pasien yang
, keselamatan kerja telah menjadi
sedang menderita sakit. Perawat juga
perhatian di kalangan pemerintahan
harus bisa melayani pasien dengan
tepatnya di rumah sakit.
sepenuh hati. Sebagai seorang perawat
perawat harus dapat memahami masalah Masalah keselamatan dan kesehatan

yang di hadapi oleh klien, selain itu kerja (K3) secara umum di Indonesia

seseorang haruslah berpenampilan masih sering terabaikan. Hal ini

menarik. Untuk itu perawat ditunjukkan dengan masih tingginya

memerlukan kemampuan untuk angka kecelakaan kerja. Di Indonesia,

memperhatikan orng lain , keterampilan setiap tujuh detik terjadi satu kasus

intelektual, teknikal dan interpersonal kecelakaan kerja (K3 Masih Dianggap

yang tercermin dari perilaku perawat itu Remeh). Hal ini tentunya sangat

sendiri. memprihatinkan. Tingkat kepedulian


dunia usaha terhadap K3 masih rendah.
Tujuan Peran ini dapat dilakukan perawat

Tujuan dari kajian ini adalah untuk dengan memperhatikan keadaan

mengetahui peran perawat dalam Kesehatan kebutuhan dasar manusia yang


dan Keselamatan kerja dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan
Metode
menggunakan proses keperawatan.
Metode yang digunakan pada kajian ini
b. Peran sebagai advokat pasien
adalah metode kualitatif yang
memberikan penjelasan dengan Peran ini dilakukan perawat dalam
menggunakan analisis pada referensi- membantu pasien dan keluarganya
refensi yang digunakan. dalam menginterpretasikan berbagai
informasi dari pemberi pelayanan atau
Hasil
informasi lain khususnya dalam
Hasil dari kajian ini adalah
pengambilan persetujuan atas tindakan
diharapkannya para perawat mengetahui
keperawatan yang diberikan kepada
peran perawat dalam kesehatan dan
pasien. Juga dapat berperan
keselamatan kerja dalam meningkatkan
mempertahankan dan melindungi hak-
kesehatan dan keselamatan kerja di
hak pasien yang meliputi hak atas
rumah sakit.
pelayanan sebaik-baiknya, hak atas

Pembahasan informasi tentang penyakitnya dan hak


atas privasi.
Peran Perawat di Rumah sakit
c. Peran edukator
Peran perawat menurut konsorium ilmu
kesehatan tahun1989 terdiri dari peran Peran ini dilakukan dengan membantu
sebagai pemberi asuhan keperawatan, pasien dalam meningkatkan tingkat
advokad pasien, pendidik, koordinator, pengetahuan kesehatan, gejala penyakit
konsultan, dan peneliti yang dapat bahkan tindakan yang diberikan,
digambarkan sebagai berikut (Hidayat, sehingga terjadi perubahan perilaku dari
2008) terdiri dari : pasien setelah dilakukan pendidikan
kesehatan.
 a. Peran sebagai pemberi asuhan
keperawatan d.      Peran koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan sesuai dengan metode pemberian
mengarahkan, merencanakan serta pelayanan keperawatan.
mengorganisasi pelayanan kesehatan
Peran seorang perawat dalam kesehatan
dari tim kesehatan sehingga pemberian
dan keselamatan kerja di rumah sakit
pelayanan kesehatan dapat terarah serta
sangat tergantung dari kebijakan rumah
sesuai dengan kebutuhan pasien.
sakit dalam menegakkan peraturan ,
e.       Peran kolaborator perawat merupakan salah satunya
perkerja yang fulltime dimana berkerja
 Peran perawat di sini dilakukan karena
penuh dirumah sakit ,
perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli Maka perawat juga mempunyai peran
gizi dan lainlain dengan berupaya penting dalam  kesehatan dan
mengidentifikasi pelayanan keselamatan kerja di rumah sakit
keperawatan yang diperlukan termasuk
1.      Membantu dokter dalam
diskusi atau tukar pendapat dalam
menyusun rencana kerja untuk
penentuan bentuk pelayanan
peningkatan kesehatan dan keselamatan
selanjutnya.
kerja
f.       Peran konsultan
2.      Melaksanakan program kerja yang
 Di sini perawat berperan sebagai telah di sepakataki
tempat konsultasi terhadap masalah atau
3.      Memelihara dan mempertinggi
tindakan keperawatan yang tepat untuk
mutu pelayanan perawatan dan
diberikan. Peran ini dilakukan atas
pengobata
permintaan pasien terhadap informasi
tentang tujuan pelayanan keperawatan 4.      Memelihara alat alat perawatan ,
yang diberikan. obat obatan dan fasilitas kesehatan

g.      Peran pembaharu 5.      Memperkecil angka kecelakaan


dirumah sakit
Peran ini dapat dilakukan dengan
mengadakan perencanaan, kerja sama, 6.  Membantu  menentukan kasus
perubahan yang sistematis dan terarah dari penderita membantu dokter
melakukan pemeriksaan kesehatan yang Penutup
merujuk dengan penyembuhan Perawat merupakan salah satu faktor

8.      Ikut menilai keadaan kesehatan penting dalam kelangsungan suatu

tenaga kerja di hubungkan dengan rumah sakit. Melaksanakan tugas

faktor perkerjaan dan melaporkan dengan tetap memperhatikan Standar

kepada dokter Pelaksanaan Operational adalah salah


satu langkah dalam penerapan K3RS.
9.      Membantu usaha perbaikan
Menjadi seorang perawat dituntut untuk
kesehatan lingkungan dan rumah sakit
dapat melakukan asuhan keperawatan
sesuai kemampuan yang ada
yang optimal dan bermutu. Serta

10.  Mengambil peranan dalam perawat mempunyai peranan penting

usaha meminimalkan kecelakaan dalam keselamatan dan keselamatan


kerja dan merupakan salah satu role
11.  Membantu merencanakan
model bagi pasien.
kunjungan

12.  Menyelenggarakan pendidikan


Referensi
hiperkes kepada tenaga kerja yang
dilayani Bawelle, S. C., Sinolungan, J. S. V., &
Hamel, R. (2013). Hubungan
13.  Turut ambil bagian dalam usaha pengetahuan dan sikap perawat
keselamatan kerja dengan pelaksanaaan keselamatan

14.  Memberikan penyuluhan tentang pasien (patient safety) di ruang

kesehatan dan keselamatan kerja di rawat inap RSUD Liun Kendage

rumah sakit Tahuna. Jurnal Keperawatan, 1(1), 1-3.

15.  Memelihara hubungan dengan Cahyono, A. (2015). Hubungan

sesama perawat guna meningkatkan karakteristik dan tingkat pengetahuan

kesehatan dan keselamatan kerja rumah Perawat terhadap pengelolaan

sakit. keselamatan Pasien di rumah sakit.

16. Memberikan pelatihan ronde Jurnal Ilmiah WIDYA, 1(1), 97-

keperawatan tentang ketrampilan 99.

pemberian asuhan keperawatan 


Depkes RI. (2006). Panduan Nasional dan gaya kepemimpinan kepala
Keselamatan Pasien Rumah Sakit. ruang terhadap penerapan budaya
Jakarta: Departemen Kesehatan keselamatan pasien oleh perawat
RI. pelaksana pada rumah sakit pemerintah
di Semarang. Jurnal Manajemen
Depkes RI. (2008). Panduan Nasional
Keperawatan, 1(2), 139-140.
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Patient Safety) Edisi 2. KKP-RS. Pagala, I., Shaluhiyah, Z., & Widjasena,
Jakarta : Departemen Kesehatan RI. B. (2017). Perilaku Kepatuhan Perawat
Melaksanakan SOP Terhadap
Harsul, W., Syahrul, S., & Majid, A.
Kejadian Keselamatan Pasien di Rumah
(2018). Penerapan Budaya Pelaporan
Sakit X Kendari. Jurnal Promosi
Insiden Keselamatan Pasien Di
Kesehatan Indonesia, 12(1), 138-141.
Sebuah RSU Daerah Provinsi Sulawesi
Selatan. Panrita Abdi-Jurnal Peraturan Menteri Kesehatan RI.
Pengabdian pada Masyarakat, 2(2), (2011). Keselamatan pasien Rumah
119-122. Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan.

Lombogia, A., Rottie, J., & Karundeng, Pujilestari, A., Maidin, A., &
M. (2016). Hubungan Perilaku Dengan Anggraeni, R. (2013). Gambaran
Kemampuan Perawat Dalam Budaya Keselamatan Pasien Oleh
Melaksanakan Keselamatan Pasien Perawat Dalam Melaksanakan
(Patient Safety) Di Ruang Akut Pelayanan Di Instalasi Rawat Inap
Instalasi Gawat Darurat RSUP Prof. Dr. RSUP. DR. Wahidin
RD Kandou Manado. Jurnal Sudirohusodo Tahun 2013. Jurnal
Keperawatan, 4(2), 1-3. Kesehatan. Makassar, 1(1), 58-
60.
Mudayana, A. A. (2015). Peran Aspek
Etika Tenaga Medis dalam Penerapan Qomariah, S. N., & Lidiyah, U. A.
Budaya Keselamatan Pasien di (2015). Hubungan Faktor Komunikasi
Rumah Sakit. Majalah Kedokteran Dengan Insiden Keselamatan
Andalas, 1(1), 69-72. Pasien (Correlation of Communication
Factor with Patient Safety Incident).
Nivalinda, D., Hartini, M. I., & Santoso,
A. (2013). Pengaruh motivasi perawat
Journals of Ners Community, 6(2), 166-
170.

Simamora, R. H. (2018). Buku Ajar


Keselamatan Pasien Melalui Timbang
Terima Pasien Berbasis
Komunikasi Efektif: SBAR.

Simamora, R. H. (2019). Buku ajar


pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais
Inspirasi Indonesia

Simamora, R. H., & Fathi, A. (2019).


The Influence of Training Handover
based SBAR communnication for
improving Patients Safety. Indian
Journal of Public Health Research
& Development, 10(9), 1280-1285

Suryani, L., Handiyani, H., & Hastono,


S. P. (2015). Peningkatan Pelaksanaan
Keselamatan Pasien oleh
Mahasiswa melalui Peran Pembimbing
Klinik. Jurnal Keperawatan Indonesia,
18(2), 115-119.

Yulia, S., Hamid, A. Y. S., &


Mustikasari, M. (2012). Peningkatan
pemahaman perawat pelaksana dalam
penerapan keselamatan pasien melalui
pelatihan keselamatan pasien.
Jurnal Keperawatan Indonesia, 15(3),
185-189.

Anda mungkin juga menyukai