Anda di halaman 1dari 24

NAMA: Ellen Naftalia Kristalani

NIM: 01.2.17.00601
PRODI: Keperawatan Strata 1
SEMESTER: VI
Tugas:
1. Absensi Ganjil Kasus 1, dan Absensi Genap Kasus 2
2. Buat Pohon masalah dari kasus tersebut
3. Buat Tabel pengkajian ABCDE (Hasil pengkajian bisa ditambahkan
4. Buat Dx kep Kritis berdasarkan hasil pengkajian ABCDE
5. Buat Intervensi hingga Evaluasi
6. Buat analisa kasus terkait hasil laboratorium dan Obat yang diberikan.
7. Ket: Jawaban di isi di Doc yang saya lampirkan di edlink. dan jawaban di kirim ke KUMPULKAN TUGAS DI EDLINK.
Tabel boleh anda edit sesukanya dengan maksud mempermunah menjawab pertanyaan tanpa mengurangi esensi dari jawaban.

KASUS 2
Pengkajian dilakukan pada tanggal 24 April 2018 jam 08.00 WIB. Di Instalasi Perawatan Intensif Rumah Sakit Baptis Kediri, pasien
dirawat sejak tanggal 23 April 2018 jam 23.00 WIB. Nomor register pasien 793525. Pasien Ny. P usia 36 tahun, jenis kelamin
perempuan, berstatus menikah, beragama islam, pendidikan terakhir pasien tamat D I, pasien adalah ibu rumah tangga, suku bangsa
Jawa, pasien beralamat di Jajar, Wates Kota Kediri, pasien masuk rumah sakit dengan diagnosa medis Congestive Heart
Failure (CHF).
Keluhan utama yang dialami Ny. P adalah pasien mengatakan sesak napas pada dada seperti tertindih benda berat, sesak terus menerus
selama 1 minggu ini, bertambah saat digunakan beraktifitas berkurang saat istirahat. Riwayat penyakit sekarang pasien mengatakan ±
sejak 1 minggu yang lalu tanggal 17 April 2018 nafas terasa sesak, perut terasa sebah dan kaki terasa berat, biasanya tidur sambil
duduk. Kemudian pada tanggal 23 April 2018 pasien dibawa oleh keluarganya ke IGD RS Baptis Kediri untuk memeriksakan
kesehatannya setelah diperiksa dokter, pasien di diagnosa Congestive Heart Failure (CHF). Pasien mengatakan rutin kontrol di
Instalasi Rawat Jalan Poli Jantung RS Baptis Kediri tetapi sejak 3 bulan terakhir tidak pernah kembali kontrol dan tidak minum obat
sama sekali karena merasa tidak ada keluhan.. Penyakit yang pernah di derita pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit lain
seperti hipertensi atau diabetes mellitus maupun TBC. Penyakit yang pernah diderita keluarga pasien mengatakan keluarga tidak ada
yang memiliki riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus maupun TBC.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum pasien tampak lemah, kesadaran pasien komposmentis, Pasien tidak dapat
menyebutkan tentang faktor resiko kekambuhan, Pasien tampak mengalami kekambuhan karena tidak minum obat, pada jari telunjuk
tangan kiri terpasang oximeter. Tekanan darah 124/82 mmHg, suhu badan 36OC denyut nadi 89x/menit, pernapasan 24x/menit. Pada
pemeriksaan pernafasan pola nafas tidak teratur, sesak nafas, terdapat pernafasan cuping hidung, terdapat retraksi dada, suara nafas
rales, terpasang oksigen binasal 3 liter/menit, saturasi oksigen: 98%, posisi tidur semi fowler.
Pada pemeriksaan kardiovaskuler irama jantung regular, tidak ada nyeri dada, bunyi jantung S3 S4 gallop, CRT (Capilary Refill Time)
lebih dari 3 detik, akral teraba dingin kering, tidak ada tekanan vena karotis. Pada pemeriksaan GCS (Glasgow Coma Scale) 4-5-6 :
eye 4 : dapat membuka mata spontan, verbal 5 : orientasi baik, motoric 6 : mengikuti perintah, refleks fisiologis normal, refleks
patologis normal, tidak ada tanda peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial), selama perawatan pasien tidak mengeluh mengalami
gangguan tidur, pasien tidur sekitar 7-8 jam/hari. Pemeriksaan pengindraan pada mata pupil isokor, sklera/kongjuntiva anemis, tidak
terdapat gangguan pendengaran, bentuk hidung normal tidak terdapat gangguan penciuman. Pada pemeriksaan perkemihan genetalia
bersih, menggunakan folley kateter dengan jumlah urin 400 cc (pukul 08.00-12.00), warna urin kuning jernih dengan bau khas
amoniak, tidak terdapat pembesaran dan nyeri tekan pada kandung kemih dan tidak mengalami gangguan pada perkemihan. Pada
pemeriksaan pencernaan nafsu makan baik pasien habis setengah porsi makan, minum 500 cc/hari dengan teh dan air putih, mulut
kotor, mukosa bibir kering, tidak terdapat nyeri telan, tidak terdapat asites, peristaltik usus 11x/menit, terdapat pembesaran hepar,
pasien buang air besar 1 kali sehari dengan konsistensi lembek. Pada pemeriksaan endokrin tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid.
Kemudian pada pemeriksaan muskuloskeletal/integument tidak ada kelainan pada ekstermitas atas dan bawah, turgor kulit cukup,
terdapat edema pada ekstermitas bawah dengan derajat 2, didapatkan hasil MMT (Manual Muscle Test) yaitu 5 pada masing-masing
ekstermitas atas dan bawah, dan mampu mengangkat beban maksimal : ada kontraksi otot, ada gerakan mampu melawan gravitasi,
dan mampu melawan beban maksimal.
Pada tanggal 23 April 2018 pemeriksaan penunjang hasil foto dada kardiomegali, pemeriksaan EKG (Elektrokardiografi) terdapat
PAC (Premature Atrial Contraction) dengan nadi 93x/menit, hasil pemeriksaan laboratorium dan kimia darah hasilnya didapatkan :
Table 4.2 Pemeriksaan Penunjang Responden II (Ny. P)
Jenis Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
Interpretasi
Glukosa Sewaktu
313 mg/dl
<200
Meningkat
Kimia Darah
1) BUN
13 mg/dl
7 - 22
Normal
2) Ureum Darah
27 mg/dl
10 - 50
Normal
3) Kreatinin darah
0.72 mg/dl
0.67 - 1.17
Normal
4) Troponin I
0.03 mg/dl
0.00 – 0.02
Meningkat
5) Natrium (Na+)
133 meq/L
136 – 146
Menurun
6) Kalium (K+)
4.0 meq/L
3.5 – 5.0
Normal
7) Ca++
1.02 mmol/L
1.15 – 1.29
Menurun
Darah Lengkap
1) HGB
15.7 g/dl
12.1 – 17.6
Normal
2) RBC
5.36 10^6/ul
4.50 – 5.90
Normal
3) HCT
47.9 %
40.0 – 52.0
Normal
4) WBC
8.26 10^3/ul
4.50 – 11.30
Normal
5) PLT
278 10^3/ul
139 - 335
Normal
Dari tabel pemeriksaan penunjang dapat dilihat terjadi penurunan hasil Natrium (Na+) 133 meq/l sebagai indikator terjadinya
gangguan pada cairan sistemik pada tubuh. Hasil Ca++ 1.02 Mmol/L menurun sebagai indikator menurunnya kadar kalsium dalam
tubuh, meningkatnya troponin I 0.03 mg/dl sebagai indicator melebarnya kerusakan jantung, peningkatan glukosa sewaktu 313 mg/dl
mengindikatorkan adanya hiperglikemi.
Terapi yang diterima pasien adalah pemberian infus Ringer Laktat 500 cc / 24 jam, pemberian oksigen binasal 3 liter/menit, obat
enteral Syrup Dexanta 10 cc diberikan 3 kali sehari, Spironolakton 100 mg PO diberikan 1 kali sehari, Digoxin 0,25 mg PO diberikan
1 kali sehari, obat parenteral drip NTG 1 ampul dalam NS (Normal Saline) 100 cc, Furosemide IV 1 ampul diberikan 3 kali sehari
PRN, serta diet lunak jantung.
ANALISA MANAJEMEN KASUS
(data boleh ditambahi sesuai kasus)
POHON MASALAH (BUAT SERIMBUN-RIMBUNNYA)
PATHWAY CHF

Kelainan otot Aterosklerosis Hipertensi sistemik Peradangan dan penyakit Penyakit jantung Faktor sistemik
jantung coroner atau pulmonal miokardium degeneratif lain

Penurunan Kontraktilitas Jantung

Beban jantung meningkat

CHF

Gagal jantung kiri Gagal jantung kanan


Perfusi ginjal menurun
Jantung gagal memompa darah Gangguan fi;trasi glomerulus tekanan atrium kanan
Tekanan vena pulmonal
keseluruh tubuh
Sekresi renin meningkat Tekanan vena sistemik
Tekanan kapiler pulmonal
Cop Menurun
Aldosterone meningkat
Perpindahan cairan Tekanan vena ekstrimitas
Kontraktilitas miokard menurun Retensi Na & H2O
intravaskuler ke paru-patu
Bendungan aliran darah ke ekstrimitas
Suplai darah dijantung dan sluruh Susah BAK
Akumulasi cairan
tubuh menurun
Edema ekstrimitas
Edema paru
Kekurangan oksigen dalam tubuh

Dispnea Kelebihan Volume


Penurunan Curah Jantung Cairan
Pola Nafas Tidak Efektif Bendungan vena sistemik

Penurunan nutrisi dan oksigen sel Bendungan vena sistemik

Katabolisme yang tidak adekuat dari


sel-sel jaringan
Limpa
Hepar
Kelemahan dan letih

Hambatan aktifitas Splenomegaly Hepatomegaly

Intoleransi Aktifitas

Mendesak diafragma

Sesak nafas

Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
FOKUS PENGKAJIAN MASALAH INTERVENSI RASIONAL EVALUASI
LENGKAP KEPERAWATAN (MINIMAL 3 INTERVENSI
INTERVENSI PER (MINIMAL 100 KATA
MASALAH PER INTERVENSI)
KEPERAWATAN)
A Pasien mengatakan sesak Ketidakefektifan bersihan 1. memberikan posisi 1. Untuk memperlancar S: pasien mengatakan
seperti tertindih benda jalan nafas berhubungan pasien semifowler sirkulasi pernafasan nafas terasa sesak
berat, suara nafas rales dengan sesak nafas 2. memberikan oksigen 3 pasien O: frekuensi nafas
liter/menit 2. Untuk membantu 24x/menit, nafas tidak
3. monitor pernafasan jalan nafas pasien teratur, terpasang
pasien tetap efektif oksigen binasal 3
3. Untuk memastikan liter/menit
kepatenan jalan nafas A: masalah teratasi
dan pertukaran gas sebagian
pasien yang adekuat P: intervensi
dilanjutkan : 1.
memberikan posisi
pasien semifowler
2. memberikan oksigen 3
liter/menit
3. monitor pernafasan
pasien
B Pemeriksaan pernafasan Pola nafas tidak efektif 1. memberikan posisi 1. Untuk memperlancar S: pasien mengatakan
pola nafas tidak teratur, berhubungan dengan pasien semifowler sirkulasi pernafasan dada terasa sesak
sesak nafas, terdapat hiperventilasi 2. memberikan oksigen 3 pasien O: frekuensi nafas
pernafasan cuping liter/menit 2. Untuk membantu 24x/menit, nafas tidak
hidung, terdapat retraksi 3. monitor pernafasan jalan nafas pasien teratur, terpasang
dada, pernapasan pasien tetap efektif oksigen binasal 3
24x/menit 3. Untuk memastikan liter/menit
kepatenan jalan nafas A: Masalah teratasi
dan pertukaran gas sebagian
pasien yang adekuat P: intervensi
dilanjutkan :
1. Untuk memperlancar
sirkulasi pernafasan
pasien
2. Untuk membantu jalan
nafas pasien tetap
efektif
3. Untuk memastikan
kepatenan jalan nafas
dan pertukaran gas
pasien yang adekuat

C Tekanan darah 124/82 Penurunan curah jantung 1. kaji frekuensi irama 1. Untuk S: -
mmHg, suhu badan berhubungan dengan jantung mengkompensasi O: Tekanan darah
36OC denyut nadi perubahan kontraktilitas 2. palpasi nadi perifer penurunan 124/82 mmHg, suhu
89x/menit, irama (S3 S4 gallop) 3. catat bunyi jantung kontraktilitas badan 36OC denyut nadi

jantung regular, bunyi ventrikel 89x/menit, irama

jantung S3 S4 gallop 2. Penurunan curah jantung regular, bunyi


jantung dapat jantung S3 S4 gallop
menunjukkan
A: masalah teratasi
menurunnya nadi
sebagian
radial. Nadi mungkin
P: intervensi dilanjutkan
cepat hilang atau
tidak teratur untuk
dipalpasi sehingga
diperlukan untuk
melakukan palpasi
nadi untuk
mengeceknadinya.
3. Irama gallop secara
umum dalam S3 dan
S4 dihasilkan sebagai
aliran darah ke
serambi yang
membesar
D Pada pemeriksaan GCS - 1. - - -
(Glasgow Coma Scale) 2. -
4-5-6 : eye 4 : dapat
membuka mata spontan,
verbal 5 : orientasi baik,
motoric 6 : mengikuti
perintah,
E terdapat edema pada Kelebihan volume cairan 1. pertahankan intake dan 1. Untuk mengetahui S: -
ekstermitas bawah berhubungan dengan output yang akurat intake dan output O: terdapat edema

dengan derajat 2 mekanisme pengarutan 2. kaji lokasi dan luas pada pasien pada ekstermitas
melemah edema 2. Untuk mengetahui bawah dengan derajat
3. monitor asupan lokasi dan luas
2
makanan dan cairan edema pada
A: masalah teratasi
ekstermitas pasien
sebagian
3. Untuk memantau
P: intervensi dilanjutkan
sedikit banyak
makanan cairan yang
masuk dalam tubuh.
ANALISA LABORATORIUM/HASIL PEMERIKSAAN
LAB/HASIL ANALISA DIKAITKAN DENGAN KASUS DAN
PEMERIKSAA NORMAL HASIL FUNGSI PEMERIKSAAN POHON MASALAH (MINIMAL 250 KATA PER
N FISIK/MEDIS HASIL/KOLOM)
Glukosa Sewaktu <200 313 mg/dL Pemeriksaan gula darah atau tes Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk memeriksa
glukosa darah adalah tes yang diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes
bertujuan untuk mengukur gestasional, di mana kadar gula darah seseorang
jumlah glukosa (gula) dalam meningkat. Dalam beberapa kasus, pemeriksaan gula
darah. darah juga dapat digunakan untuk menguji
hipoglikemia, ketika kadar gula darah terlalu rendah.
Pada orang dengan diabetes tipe 1, dokter mungkin
akan menyarankan untuk melakukan tes gula darah
sebanyak 4-8 kali dalam sehari. Tes ini bisa
dilakukan sendiri pada waktu sebelum makan besar
atau makan selingan, sebelum dan sesudah olahraga,
dan sebelum tidur. Pemeriksaan gula darah juga
dibutuhkan saat Anda sakit, saat Anda mengubah
rutinitas harian Anda, atau jika Anda baru memulai
pengobatan baru.
BUN 7 - 22 13 mg/dL 1.  Mengevaluasi fungsi Pemeriksaan kadar nitrogen ureum darah (BUN)
ginjal dalam berbagai dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi
keadaan nitrogen di dalam plasma darah.
2. Mendiagnosis penyakit Hati kita berfungsi untuk memecah protein dari
atau gangguan ginjal makanan dan menghasilkan zat Nitrogen urea yang
3. Memantau pasien dengan akan disaring lewat ginjal dan dibuang melalui urine.
indikasi gangguan ginjal Kadar ureum di dalam darah ini dapat mencerminkan
akut atau kronis. keseimbangan produksi ureum pada hati dan fungsi
4. Mengevaluasi status ekskresi atau pembuangan ureum tersebut melalui
kesehatan seseorang secara ginjal. Ginjal yang sehat dapat menyaring dan
umum membuang ureum melalui urine, sehingga kadar
ureum darah dapat dipertahankan dalam jumlah yang
normal. Sebaliknya, apabila fungsi ginjal menurun,
ginjal tidak dapat membuang zat ureum melalui
urine, sehingga kadar ureum di dalam darah akan
menjadi tinggi. Hasil pemeriksaan tes BUN
dinyatakan dengan satuan mg/dL.
Ureum Darah 10 - 50 27 mg/dL 1. Mengevaluasi fungsi Pemeriksaan kadar nitrogen ureum darah (BUN)
ginjal dalam berbagai dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi
keadaan nitrogen di dalam plasma darah.
2. Mendiagnosis penyakit Hati kita berfungsi untuk memecah protein dari
atau gangguan ginjal makanan dan menghasilkan zat Nitrogen urea yang
3. Memantau pasien dengan akan disaring lewat ginjal dan dibuang melalui urine.
indikasi gangguan ginjal Kadar ureum di dalam darah ini dapat mencerminkan
akut atau kronis. keseimbangan produksi ureum pada hati dan fungsi
4. Mengevaluasi status ekskresi atau pembuangan ureum tersebut melalui
kesehatan seseorang secara ginjal.
umum Ginjal yang sehat dapat menyaring dan membuang
ureum melalui urine, sehingga kadar ureum darah
dapat dipertahankan dalam jumlah yang normal.
Sebaliknya, apabila fungsi ginjal menurun, ginjal
tidak dapat membuang zat ureum melalui urine,
sehingga kadar ureum di dalam darah akan menjadi
tinggi. Hasil pemeriksaan tes BUN dinyatakan
dengan satuan mg/dL.
Kreatinin Darah 0.67 - 1.17 0.72 mg/dL  untuk mendiagnosis adanya Kreatinin dihasilkan oleh kreatin, yakni sebuah
penyakit ginjal kronis ataupun molekul penting dalam otot yang bertugas dalam
gangguan lainnya pada ginjal memproduksi energi. Sebelum dikeluarkan dari tubuh
melalui urine, kreatin harus disaring terlebih dahulu
oleh ginjal. Namun, ginjal tidak selalu dalam kondisi
prima untuk melaksanakan tugasnya. Jika ini terjadi,
maka lama-lama kadar kreatinin bisa meningkat dan
menumpuk dalam darah yang memicu munculnya
berbagai masalah dalam tubuh.
Pemantauan kadar kreatinin melalui tes, entah dengan
menggunakan sampel darah atau urine, juga berguna
sebagai tolak ukur yang penting untuk mendiagnosis
adanya penyakit ginjal kronis ataupun gangguan
lainnya pada ginjal. Sebab tidak semua orang
menunjukkan tanda dan gejala penyakit ginjal.
Troponin I 0.00 – 0.02 0.03 mg/dL untuk mendiagnosis serangan Troponin merupakan molekul protein yang
jantung atau kondisi lain yang dilepaskan ke aliran darah ketika otot jantung rusak
dapat menyebabkan kerusakan karena serangan jantung atau penyakit jantung serius.
jantung Pemeriksaan troponin seringkali dilakukan untuk
mendiagnosis serangan jantung atau kondisi lain yang
dapat menyebabkan kerusakan jantung. Protein yang
menjadi bagian dari otot jantung dan otot rangka ini
terdiri dari troponin I, troponin T, dan troponin C.
Pada serangan jantung, terdapat gumpalan darah yang
menyumbat aliran darah dan oksigen ke otot jantung.
Tanpa oksigen, sel otot jantung akan mati dan
melepaskan troponin ke dalam aliran darah. Semakin
banyak kerusakan yang ada di jantung, semakin besar
pula jumlah troponin T dan I yang ada di dalam darah

Natrium (Na+) 136 – 146 133 meq/L untuk mengetahui konsentrasi Pemeriksaan natrium (Na) berguna untuk mengetahui
Na (elekrolit dan mineral) di konsentrasi Na (elekrolit dan mineral) di dalam
dalam darah. darah. Natrium berfungsi untuk menjaga
keseimbangan air (sejumlah cairan di dalam maupun
di luar sel tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh,
mengontrol tekanan darah, serta berperan penting
dalam fungsi kerja saraf dan otot. Konsentrasi Na
banyak terdapat di dalam darah dan cairan limfa.
Keabnormalan Na dalam darah mengindikasikan
adanya gangguan kesehatan. Biasanya pemeriksaan
ini dilakukan bersamaan dengan pemeriksaan
elektrolit darah yang lain seperti kalium (K), klorida
(Cl), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
Kalium (K+) 3.5 – 5.0 4.0 meq/L untuk mengetahui konsentrasi Pemeriksaan yang berguna untuk mengetahui
kalium (K) di dalam serum atau konsentrasi kalium (K) di dalam serum atau plasma
plasma darah darah. Kalium merupakan suatu elektrolit dan
mineral yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
air (sejumlah cairan di dalam maupun di luar sel
tubuh) dan elektrolit di dalam tubuh, serta berperan
penting dalam fungsi kerja saraf dan otot.
Keabnormalan K dalam serum atau plasma darah
dapat mengindikasikan adanya gangguan kesehatan
tubuh. Biasanya pemeriksaan ini dilakukan
bersamaan dengan pemeriksaan elektrolit darah yang
lain seperti natrium (Na), klorida (Cl), kalsium (Ca),
dan magnesium (Mg).
Ca++ 1.15 – 1.29 1.02 mmol/L untuk membangun dan Tes kalsium dalam darah memeriksa kadar kalsium
memperbaiki tulang serta gigi, pada tubuh yang tidak tersimpan di tulang. Kalsium
membantu kerja saraf, adalah mineral paling umum dan salah satu yang
membantu otot, membantu penting bagi tubuh. Tubuh memerlukannya untuk
pembekuan darah, serta membangun dan memperbaiki tulang serta gigi,
membantu kerja jantung. membantu kerja saraf, membantu otot, membantu
pembekuan darah, serta membantu kerja jantung.
Hampir semua kalsium dalam tubuh disimpan di
tulang. Umumnya kadar kalsium dalam darah secara
hati-hati dikontrol. Ketika kadar kalsium darah
menjadi rendah (hipokalsemia), tulang mengeluarkan
kalsium untuk mengembalikan kadar normal kalsium
dalam darah. Ketika kalsium dalam darah tinggi
(hiperkalsemia), kalsium berlebih yang disimpan
dalam tulang akan dikeluarkan dari tubuh melalui air
seni dan feses.
HGB 12.1 – 17.6 15.7 g/dl membawa oksigen ke seluruh Fungsi hemoglobin yaitu membawa oksigen ke
tubuh, tepatnya untuk organ dan seluruh tubuh, tepatnya untuk organ dan jaringan
jaringan tubuh. tubuh. Kandungan oksigen yang terikat dengan
hemoglobin pada sel darah yang membuat darah
menjadi berwarna merah. Hemoglobin adalah protein
yang berada dalam sel darah merah. Terjadinya
perubahan kadar hemoglobin di dalam darah dapat
menandakan terjadinya gangguan kesehatan, terutama
yang menyangkut darah.
RBC 4.50 – 5.90 5.36 10^6/ul untuk mengikat oksigen Sel darah merah atau eritrosit adalah salah satu jenis
sehingga sel darah merah dapat sel darah dari tiga jenis sel darah yang ada di dalam
membawa oksigen dari paru- tubuh. Sel darah yang satu ini memiliki fungsi utama
paru ke seluruh tubuh. yang sangat penting yaitu transportasi oksigen. Nilai
normal eritrosit dan nilai tidak normalnya dapat
mengindikasikan kelainan darah tertentu. Darah
terdiri dari tiga jenis sel yaitu sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit. Eritrosit adalah sel darah
merah, yang merupakan sel darah dengan jumlah
volume terbanyak. Volume eritrosit adalah sekitar
40-45% dari keseluruhan volume darah.
Eritrosit mengandung hemoglobin, yang merupakan
protein yang bertugas untuk mengikat oksigen
sehingga sel darah merah dapat membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh. Oksigen dibutuhkan
oleh jaringan dan organ agar dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya. Eritrosit dan sel darah lainnya
diproduksi di sumsum tulang belakang, kemudian
dilepaskan ke aliran darah saat matang. Umur
eritrosit adalah rata-rata 120 hari. Setelah itu sel
darah dapat mati dan harus digantikan oleh sel darah
baru yang dihasilkan oleh sumsum tulang belakang.
HCT 40.0 – 52.0 47.9 % untuk memelihara seluruh Darah terdiri dari tiga komponen, yaitu sel darah
fungsi tubuh. merah, sel darah putih, dan plasma darah. Hematokrit
adalah perbandingan jumlah sel darah merah dengan
volume darah keseluruhan yang dihitung dalam
persentase. Contohnya jika kadar hematokrit Anda
diketahui 20 persen, ini artinya ada 20 mililiter sel
darah merah per 100 mililiter darah Anda. Tes ini
mengukur kadar sel darah merah yang bertugas
membawa oksigen dan berbagai nutrisi lainnya ke
seluruh tubuh. Tubuh membutuhkan kadar sel darah
merah yang tepat untuk memelihara seluruh fungsi
tubuh. Pengecekan kadar hematokrit menjadi bagian
dari pemeriksaan darah lengkap. Biasanya dilakukan
untuk mendeteksi anemia, mendampingi pemeriksaan
kadar hemoglobin (Hb). Pemeriksaan hematokrit juga
bisa dilakukan untuk mengetahui reaksi tubuh
terhadap pengobatan yang sedang Anda jalani.
WBC 4.50 – 11.30 8.26 10^3/ul untuk membantu tubuh Leukosit merupakan komponen darah yang
melawan berbagai penyakit berperanan dalam memerangi infeksi yang
infeksi sebagai bagian disebabkan oleh virus, bakteri, ataupun proses
dari system kekebalahn tubuh metabolik toksin, dll. Nilai normal leukosit berkisar
4.000 – 10.000 sel/ul darah. Penurunan kadar leukosit
bisa ditemukan pada kasus penyakit akibat infeksi
virus, penyakit sumsum tulang, dll, sedangkan
peningkatannya bisa ditemukan pada penyakit infeksi
bakteri, penyakit inflamasi kronis, perdarahan akut,
leukemia, gagal ginjal, dll
PLT 139 - 335 278 10^3/ul Untuk melihat jumlah trombosit Trombosit atau keeping darah adalah salah satu
dalam tubuh dengan jumlah komponen darah yang ada dalam tubuh manusia.
normal atau tidak agar dapat Komponen darah ini memiliki fungsi utama yakni
menghalau penyakit yang dalam proses pembekuan darah dengan cara saling
mungkin terjadi menempel untuk menghentikan pendarahan
ANALISA MEDIKASI

ANALISA DIKAITKAN DENGAN KASUS DAN POHON


OBAT PEMBERIAN FUNGSI OBAT
MASALAH (MINIMAL 250 KATA PER OBAT/KOLOM)
Enteral Syrup 10 cc diberikan 3 kali Untuk mengatasi Obat ini diberikan jika ada beberapa obat yang memberikan efek
Dexanta sehari gangguan pada saluran samping menaikkan asam lambung. Maka dari itu, untuk
pencernaan seperti mencegahnya diberikan obat ini.
gastritis, perut kembung,
maag, dispepsia, hiatus
hernia, tukak lambung
dan usus duabelas jari.
Spironolakton PO diberikan 1 kali Untuk mengobati Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan garam
100 mg sehari tekanan darah tinggi. (natrium) berlebih dalam tubuh dan menjaga kadar kalium dalam
darah agar tidak terlalu rendah, sehingga tekanan darah dapat
ditekan. Bisa dikaitkan bahwa pasien juga mengalami penurunan
Ca++ dan Na, itulah yang menyebabkan tekanan darah dan denyut
nadi meningkat.
Digoxin 0,25 PO diberikan 1 kali Untuk mengobati gagal Obat ini bekerja dengan membuat irama jantung kembali normal
mg sehari jantung dan memperkuat jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh.
Karena bisa diketahui bahwa suara jantung pasien S3 S4 gallop
sehingga, dengan diberikan obat ini suara jantung kembali dengan
normal.
Parenteral drip 1 ampul dalam NS Untuk mengurangi Obat ini termasuk golongan nitrat yang bekerja merileksasi
NTG (Normal Saline) 100 cc intensitas serangan pembuluh darah dan memperlebar pembuluh darah sehingga
angina (nyeri dada), dapat mengalir lebih mudah ke jantung.
terutama pada
penderita penyakit
jantung koroner.
Furosemide IV 1 ampul diberikan 3 Untuk mengurangi cairan Obat ini juga digunakan untuk mengobati tekanan darah
kali sehari PRN berlebih dalam tubuh tinggi. Furosemide adalah obat diuretik yang menyebabkan Anda
(edema) yang disebabkan menjadi lebih sering buang air kecil untuk membantu membuang
oleh kondisi seperti gagal air dan garam yang berlebihan dari tubuh Anda. Obat ini juga
jantung, penyakit hati, dapat digunakan untuk menurunkan kadar kalsium yang tinggi
dan ginjal. dalam darah (hiperkalsemia).
Ringer Laktat 500 cc / 24 jam Untuk menggantikan Diketahui dari atas bahwa pasien mengalami edema derajat 2 di
cairan eletkrolit yang ekstermitas bawah. Maka dari itu, tujuan pemberian infus ringer
hilang dalam tubuh laktat adalah menggantikan cairan tubuh yang hilang serta
meningkatkan diuresis, yaitu penambah cairan kencing (urine).
Selain menggantikan cairan tubuh yang hilang, infus ringer laktat
juga berguna untuk meringankan beberapa kondisi tubuh, antara
lain ketidakseimbangan elektrolit tubuh, gagal ginjal akut, rendah
kadar natrium, kurang kalium dan kalsium.
Pemberian 3 liter/menit Untuk memperlancar Diketahui pasien mengalami sesak nafas, maka tindakan yang
oksigen binasal sirkulasi pernafasan utama diberikan di IGD yaitu oksigen. Karena pada saat sesak
nafas suplai oksigen yang dialirkan oleh darah ke tubuh akan
berkurang. Saat irulah akan memicu terhambatnya fungsi organ
tubuh terutama pada organ vital. Dan apabila pasien tidak
diberikan oksigen akan mengalami sianosis.

Anda mungkin juga menyukai