Anda di halaman 1dari 4

JENIS PAJAK

Pajak Provinsi
1. Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air 2%
2. Pajak Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) 10%
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB) 5%
4. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah 20%
5. Pajak Rokok 10%
Pajak Kabupaten/Kota
1. Pajak Hotel 10%
2. Pajak Restoran 10%
3. Pajak Hiburan 0-35%
4. Pajak Reklame 25%
5. Pajak Penerangan Jalan
JENIS-JENIS RETRIBUSI
Retribusi Jasa Umum
Retribusi Jasa Umum merupakan pelayanan yang disediakan atau
diberikan Pemerintah Daerah dengan tujuan untuk kepentingan dan
kemanfaatan umum serta dapat dinikmati dan dirasakan oleh Wajib Pajak Orang
Pribadi maupun Badan Usaha. Retribusi Jasa Umum meliputi:
1. Retribusi Pelayanan Kesehatan.
2. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.
3. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil.
4. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat.
5. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.
Retribusi Jasa Usaha
Retribusi Jasa Usaha dijelaskan sebagai pelayanan yang disediakan oleh
Pemerintah Daerah berdasarkan prinsip komersial yang meliputi:
 Pelayanan dengan menggunakan atau memanfaatkan kekayaan daerah
yang belum dimanfaatkan secara optimal.
 Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
Adapun jenis-jenis Retribusi usaha adalah sebagai berikut:
1. Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
2. Retribusi Pasar Grosir atau Pertokoan.
3. Retribusi Tempat Pelelangan.
4. Retribusi Terminal.
5. Retribusi Tempat Khusus Parkir.
Retribusi Perizinan Tertentu
Retribusi Perizinan Tertentu merupakan pelayanan perizinan tertentu
yang diberikan oleh Pemerintah Daerah baik kepada Orang Pribadi dan Badan,
yang ditujukan untuk pengaturan dan pengawasan atas aktivitas pemanfaatan
ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas
tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian
lingkungan.
Adapun jenis Retribusi Perizinan Tertentu adalah sebagai berikut:
1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan.
2. Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol.
3. Retribusi Izin Gangguan.
4. Retribusi Izin Trayek.
5. Retribusi Izin Usaha Perikanan.
PPh Pasal 21 atau Pajak Penghasilan
Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 atau PPh 21 adalah pajak atas
penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain
dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau
jabatan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subyek pajak
dalam negeri.
SUBJEK PAJAK
1. Orang pribadi
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang
Berhak Badan, terdiri dari PT, CV, perseroan lainnya, BUMN/BUMD
dengan nama dan bentuk apa pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun,
persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, orsospol, atau
organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk usaha lainnya.
3. Bentuk Usaha Tetap (BUT)
Wajib Pajak PPh 21
1. Pegawai
Pegawai tetap dan lepas
2. Penerima Pensiun
3. Penerima Honorarium
4. Penerima Upah
5. Orang pribadi lainnya yang menerima atau memperoleh penghasilan
sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan dari Pemotong Pajak.
TIDAK TERMASUK WAJIB PAJAK PPH PASAL 21
1. Pejabat diplomatic
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional
JENIS-JENIS PENGURANG PAJAK
1. Besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap, ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi
biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk: biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan
dengan kegiatan usaha, antara lain
2. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan
amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) tahun;
3. kerugian selisih kurs mata uang asing;
4. biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di
Indonesia;
5. biaya beasiswa, magang, dan pelatihan
6. sumbangan
JENIS YANG TIDAK BOLEH DIKURANGIN OLEH PAJAK
1. Pembagian laba
2. Premi asuransi
3. Harta yang dihibahkan
4. Pajak penghasilan
5. Sanksi administrasi
3M
Biaya yang dapat dikurangkan sebagaimana diatur dalam ketentuan fiskal
adalah biaya yang terkait dengan upaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara (3M) penghasilan.
Sedangkan, biaya lain yang tidak berkaitan dengan 3M tidak sepatutnya
dikurangkan. Mengeluarkan biaya-biaya non deductible akan menimbulkan
koreksi fiskal positif, dan begitupun sebaliknya.
Penghasilan yang tidakdipotong PPh pasal 21
1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi
2. Penerimaan dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali yang telah
disebutkan terdahulu
3. Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang pendirian telah
disahkan men keu
4. Iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara jamsostek yang
dibayar pemberi kerja
5. Penerimaan dan kenikmatan dengan nama apapun yang diberikan
pemerintah
6. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pemberi kerja
7. Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau
lembaga amil zakat yang dibentuk atau disah pemerintah

Anda mungkin juga menyukai