KELOMPOK I
customer dan laba yang dihasilkan dari penyediaan value tersebut. Activity Based
a. Cost Dimension
b. Process Dimension
merupakan bagian dari ABM. ABM dapat dipandang sebagai suatu sistem yang
menyajikan informasi biaya yang lebih akurat dan melakukan pengurangan biaya
aktivitas dan biaya tak bernilai tambah. Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah
operasi yang (1) tidak perlu dan tidak penting (2) perlu tapi tidak efisien dan tidak
dapat dikembangkan. Biaya yang tidak bernilai tambah adalah hasil dari beberapa
aktivitas, biaya dari beberapa aktivitas yang bisa dihilangkan tanpa mengurangi
kualitas produk, daya guna, dan nilai yang dirasakan. Berikut adalah lima langkah
yang menyediakan strategi untuk menghilangkan biaya tak bernilai tambah pada
aktivitas yang bernilai tambah adalah: Apakah aktivitas tersebut perlu?; Apakah
kadang tidak?
Melaporkan biaya yang tidak bernilai tambah, biaya tak bernilai tambah harus disoroti
pada laporan pusat biaya. Dengan mengedintifikasi aktivitas tak bernilai tambah, dan
melaporkan biayanya, manajemen dapat bekerja keras untuk mengembangkan proses dan
aktivitas-aktivitasnya;
- Menentukan biaya-biaya dan profitabilitas yang benar untuk setiap tipe produk dan
jasa;
bernilai tambah;
pada isu-isu bisnis yang keluar dan tidak semata berdasar informasi keuangan;
1) Cost Of Quality
Salah satu konsep konkrit penerapan operating activity based management adalah
konsep biaya kualitas. Konsep biaya kualitas ini disarankan dipergunakan oleh
(GKM). Tujuan dari proses GKM adalah untuk menghasilkan barang yang
berkualias. Berkualitas dalam hal ini berarti memproduksi barang yang sesuai
dengan spesifikasi yang telah ditentukan perusahaan. Proses pembuatan barang
yang berkualilas tersebut dilakukan dengan konsep zero defect, yaitu proses
Salah satu tujuan dari penerapan konsep GKM adalah untuk meningkatkan laba
defect, maka banyak biaya-biaya yang tidak memiliki mlai tambah akan dapat
maka konsumen akan puas, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
dengan baik atau tidak. Tanpa biaya kualitas, monitoring terhadap keberhasilan
GKM perusahaan hanya dilihat dari dua sisi, yaitu sisi perbaikkan waktu dan sisi
perbaikkan kualitas. Dengan adanya konsep biaya kualitas. maka seperti yang
secara lengkap dari tiga sisi. yaitu: biaya. waktu, dan kualitas.
Biaya kualitas yang dikeluarkan perusahaan dapat dibagi menjadi empat bagian
besar, yaitu :
(failure costs).
unmk mencegah agar perusahaan tidak memproduksi barang yang tidak sesuai
mencegah agar barang yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang sudah terlanjur
Biaya kegagalan internal (internal failure costs) adalah biaya yang terpaksa
sesuai dengan spesifikasi, namum kondisi barang yang tidak baik tersebut
Biaya kegagalan eksternal (external failure costs) pada dasarnya memiliki konsep
yang sama dengan biaya kegagalan internal. Bedanya, barang yang tidak sesuai
Just In Time adalah suatu konsep dimana bahan baku yang digunakan untuk
aktivitas produksi didatangkan dari pemasok atau supplier tepat pada waktu bahan
itu dibutuhkan oleh proses produksi, sehingga akan sangat menghemat bahkan
meniadakan biaya persediaan barang atau penyimpanan barang. Just In Time juga
di mana bahan baku dan berbagai suku cadang dibeli dan diproduksi pada saat
diproduksi dan pada saat (just in time) akan digunakan dalam setiap tahap proses
produksi atau pabrikasi. Ide-ide yang mendukung just in time adalah sebagai
berikut :
- Setiap aktivitas atau fungsi yang tidak menambah nilai harus dihilangkan.
Dalam kondisi ideal, sebuah perusahaan yang menggunakan sistem just in time
hanya membeli bahan baku untuk memenuhi kebutuhan bahan baku pada hari itu
juga. Pada akhir proses produksi perusahaan juga tidak akan memiliki produk
dalam proses, dan barang yang telah selesai diproduksi akan segera dikirim kepada
konsumen. Jadi perusahaan sama sekali tidak memiliki persediaan bahan baku,
produk dalam proses, dan produk jadi. Urutan inilah yang disebut dengan istilah
just in time, yang berarti bahwa bahan baku diterima just in time diteruskan ke
proses produksi dan produksi dilakukan just in time, dan ketika produk sudah
Dalam konsep Just In Time, terdapat empat aspek fundamental dalam konsep Just
In Time, yaitu :
seluruh produk atau jasa. Dalam hal ini mencakup seluruh aktifitas atau
dari awal adalah esensial manakala tidak ada waktu untuk mengerjakan
aktivitas perusahaan.
nilai.
Dalam sistem Just In Time ada beberapa peranan penting yaitu menghasilkan
sebuah produk hanya ketika dibutuhkan dan hanya dalam kuantitas yang diminta
- Meningkatkan laba.
Terdapat 2 manfaat yang dapat ditemukan dari Just In Time yaitu sebagai
berikut :
- Memperbaiki produktivitas.
- Meningkatkan efisiensi.
- Seluruh sistem yang ada dalam perusahaan dapat berjalan lebih efisien.
stafnya.
- Barang produksi tidak harus selalu dicek, disimpan atau diretur kembali.
Kelemahan dari Just In Time ini adalah tingkat order atau pesanan ditentukan oleh
data permintaan historis. Jika permintaan naik melebihi dari rata-rata perencanaan
historis, maka persediaan akan habis dan akan mempengaruhi tingkat pelayanan
konsumen.
3) Lean
Konsep efisiensi biaya lainnya yang belakangan ini muncul adalah lean
production. Konsep ini juga sering disebut dengan Toyota production system
(lean) dengan cara membuang segala aktivitas-aktivitas dan juga biaya yang tidak
memiliki nilai tambah bagi perusahaan. Dalam konsep lean, terdapat tujuh
- Persediaan (inventory)
- Motion
- Material movement
- Over processing
- Waiting
mereka berdasarkan value stream. Satu value stream terdiri dari keseluruhan
aktivitas, baik itu yang menambah nilai maupun yang tidak menambah nilai, yang
terkait dengan suatu produk atau kelompok produk, baik dari proses pengadaan
bahan mentah, proses produksi, sampai dengan produk tersebut sampai ketangan
konsumen akhir. Biasanya rangkaian aktivitas dalam satu value stream hanya
Dari sisi akuntansi manajemen, konsep value stream ini akan membuat
perhitungan biaya per produk menjadi lebih mudah, karena semua biaya-biaya
yang dikeluarkan pada value stream tersebut merupakan biaya langsung bagi
produk tersebut. Jika tidak memungkinkan untuk membuat satu value stream
untuk satu produk, maka diperkenankan untuk membuat satu value stream yang
terdiri dari beberapa jenis produk, namun diutamakan produk-produk tersebut
memiliki kesamaan aktivitas. Jika dalam satu value stream terdapat beberapa jenis
produk, maka alokasi biaya berdasarkan activity based costing masih diperlukan.
REFERENSI