Makalah FHA HIU Kelompok 9
Makalah FHA HIU Kelompok 9
Makalah FHA HIU Kelompok 9
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Kelas C
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT sehingga makalah
ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tugas makalah ini membahas
mengenai “Fisiologi Ikan Hiu”. Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air dan juga sebagai ilmu
pengetahuan dalam bidang perikanan dan ilmu kelautan yang bermanfaat bagi
mahasiswa maupun bagi masyarakat luas.
Kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah Fisiologi
Hewan Air yang telah membimbing kami, serta kepada seluruh pendukung yang
membantu tersusunnya makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Ikan Hiu ................................................................................................. 3
2.1.1 Ciri-Ciri Ikan Hiu ............................................................................... 3
2.1.2 Klasifikasi Ikan Hiu ........................................................................... 4
2.2 Fisiologi Ikan Hiu ................................................................................. 4
2.2.1 Sistem Peredaran Darah Pada Ikan Hiu ............................................. 4
2.2.2 Sistem Pernafasan Pada Ikan Hiu ...................................................... 5
2.2.3 Sistem Pencernaan Pada Ikan Hiu ..................................................... 6
2.2.4 Sistem Osmoregulasi Pada Ikan Hiu .................................................. 7
2.2.5 Sistem Endokrin Pada Ikan Hiu ......................................................... 9
2.2.6 Sistem Syaraf Pada Ikan Hiu.............................................................. 10
2.2.7 Sistem Reproduksi Pada Ikan Hiu ..................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui Fisiologi Ikan hiu yang meliputi sistem peredaran darah,
sistem pernafasan, sistem pencernaan, sistem osmoregulasi, sistem endokrin,
sistem syaraf, dan sistem reproduksinya.
BAB II
PEMBAHASAN
Ikan hiu memiliki ciri khas yang mudah dikenal. Badan hiu biasanya
memanjang berbentuk cerutu atau poros yang memungkinkan dapat bergerak
dengan cepat. Sirip ekornya banyak berujung runcing, dimana cuping ekor atas
sering jauh lebih panjang dari cuping bawahnya Salah satu ciri khas yang menarik
adalah posisi mulutnya yang terletak di bagian bawah. Insangnya terbuka keluar
dengan celah insang 5-7 buah yang terletak pada sisi kepala (Jones & Larson
1974; Pelu 1993; Mansor et.al 1988). Air ditarik masuk melalui mulut dan
dipompa keluar melalui celah insang ini. Gigi hiu mempunyai struktur yang sama
dan berada dalam deretan teratur sepanjang rahangnya. Gigi - gigi di depan rahang
berbentuk segi tiga, digunakan sebagai pemotong atau penggunting. Sedangkan
gigi penghancur terletak di belakang rahang, bentuknya ram-ping mirip alat
penggerek dan ada yang agak pipih semacam trotoar (Anonymous 1992).
3
4
Ikan hiu tidak memiliki gelembung renang dan badannya lebih berat dari
pada air, maka harus berenang terus menerus agar tidak tenggelam. Dengan
demikian tubuhnya sangat langsing dan sisik-sisik dadanya yang besar itu
berfungsi sebagai hidrofoil hingga memberinya daya angkat yang besar.
Suharsono (1981) mengatakan bahwa pada seluruh permukaan tubuh ikan hiu
tersebar sel syaraf yang dapat menerima 'infills infrasonic' dari jarak jauh
sehingga mampu mendeteksi suara berfrekuensi rendah atau getaran yang tidak
teratur yang menandakan adanya mangsa.
Sistem peredaran darah atau sirkulasi pada ikan hiu merupakan sistem
sirkulasi tunggal. Jantung hiu terdiri atas atrium, ventrikel, sinus venosus, conus
arteriosus yang keluar dari ventrikel. Jantung ikan hiu hanya terisi darah yang
tidak mengandung oksigen. Darah dari jantung hiu dipompa menuju ke insang
untuk di isi oksigen kemudian diedarkan keseluruh tubuh.
Jantung ikan hiu hanya memiliki dua bilik yaitu atrium dan ventrikel.
Dengan konus atau bulbus arteriosus. Sebelum memasuki atrium terlebih dahulu
melewati sinus venosus, dari atrium darah kemudian di salurkan ke ventrikel.
Kemudian di pompa kearah konus arteriosus menuju ke aorta ventral. Dari aorta
5
2. Hiu Basking, ia dapat menyaring 9.000 liter air laut/ jam. Makanan favoritnya
adalah plankton. Di dalam ingsangnya terdapat bulu-bulu khusus yang
berguna untuk menyaring plankton.
3. Hiu Macan Pasir, ia memiliki gigi yang runcing dan sangat tajam. Makanan
favoritnya ikan, burung laut akan tetapi kadang-kadang ia juga makan kura-
kura, kepiting, bahkan ular berbisa yang ada di laut.
4. Hiu Abu-abu memiliki gigi penggiling. Makanan favoritnya adalah tiram.
5. Hiu Gergaji. Ia mempunyai badan yang tipis dan moncong yang bergerigi
tajam. Dengan moncongnya ia menaduk-aduk pasir untuk mencari
mangsanya. Makanan favoritnya adalah udang .
6. Hiu Webbegong, ia hidup di dasar laut. Ia mempunyai warna kulit yang
berkamuflase dengan mangsanya. Makanan favoritnya adalah gurita, kepiting
dan udang galah yang melewatinya.
Kelenjar pituitari.
1. Neurohipofisis, yang mengsekresikan vasoprosesor, oksitoksin, hormon
antidiuretik dan intermedin. Vasoprosesor berfungsi menjaga
permeabilitas insang, intermedin untuk memicu dispersi melanin.
2. meta adenohipofisis. Mensekresikan hormon pertumbuhan (growth
hormone(GH)) yang memicu pertumbuhan, dan hormon adreno
kortiko tropik yang mengontrol sekresi adreno kortiko, dan
melanogenesis pada Carassius.
3. Meso adenohipofisis. Mensekresi thyrotropin yang mengontrol sekresi
hormon tiroid. Gnadotropin (LH, FSH), mengontrol sekresi hormon
gonad. Meso adenohipofisis juga mensekresi prolaktin yang juga
memicu melanogenesis. Pada hiu dapat memicu bioluminesens.
4. Proadenohipofisis. Diperkirakan dapat mensekresikan hormon
melanofor.
Kelenjar tiroid : mensekresikan hormon tiroid. Memicu kecepatan
pertumbuhan, membantu perubahan metamorfik dan juga osmoregulasi.
Kelenjar ultimobranchial: Hormonnya belum diketahui, akan tetapi berfungsi
seperti paratiroid.
Kelenjar suprarenal: Mensekresikan epinefrin, berfungsi mengontrol kenaikan
tekanan darah dan pelebaran pupil, mempengaruhi denyut jantung,
berhubungan dengan saraf simpatik.
Kelenjar jaringan kortiko adrenal: Mensekresikan hormon steroid adreno
kortiko yang memicu metabolisme karbohidrat, air, katabolisme protein,
penyimpanan natrium dan metabolisme elektrolit.
Kelenjar pankreas: Mensekresi insulin, untuk metabolisme karbohidrat
Kelenjar kelamin: Diperkirakan mensekresi androgen pada jantan atau
estrogen pada betina. Berperan dalam perkembangan sekunder karakter
seksual, perilaku reproduksi dan kematangan gamet.
10
Otak ikan hiu merupakan tipe otak yang lebih maju. Dari dua kantung
olfaktori dihidung, saluran olaktori besar dan memanjang ke lobus olfaktori,
yang melekat dengan erat ke pasangan hemisfer serebral di diensefalaon. Di
bagian dorsal, diensefalaon mengandung sebuah tangkai pineal serta badan
pineal dan di bagian ventraldiensefalon terdapat infundibulum, tempat
melekatkan hipofisis. Semua struktur ini merupakan bagian darai otak depan.
Dua lobus optik yang bundar terdapat di bagian dorsal otak tengah. Otak
belakang terdiri atas serebelum dorsal median yang berukuran besar di atas
medula oblongata yang membuka di bagaian atas. Sepuluh pasang saraf kranial
melayani struktur, terutama kepala, kira-kira distribusinya sama dengan
vertebrata lain. Tali saraf dilindungi sepenuhnya oleh lengkung neural tulang
belakang, selanjutnya saraf spinal yang berpasang ke setiap somit tubuh muncul
di antara lengkung neural dari tulang belakang berturut-turut.
Systema Nervossum Central (SNC) yang terdiri dari otak dan Medulla
Spinalis.
Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang
Nervus Cranialis dan Nervus Spinalis.
Systema Nervossum Peripherium (SNP) yang terdiri dari 10 pasang
Nervus Cranialis dan Nervus Spinalis.
Sistem indera terdiri dari sacous olfactorius atau cekungan hidung, organon vesus
atau mata, organon auditorius yang berfungsi untuk mendengar, dan gurat sisi.
zat buangan dari bayi ke ke ibunya untuk dibuang. Contoh hiu vivipar adalah hiu
banteng (Carcharhinus leucas), hiu karang whitetip (Triaenodon obesus), hiu
lemon (Negaprion brevirostris), dan hiu biru (Prionace glauca).
Reproduksi hiu yang kedua disebut ovoviviparity. Kebanyakan hiu adalah
ovovivipar, yang berarti bahwa telur dierami dan menetas didalam oviduk tubuh
induknya, dimana kuning telur (yolk) menjadi nutrisi utama embrio. Hiu
ovovivipar disebut juga sebagai hiu aplacental vivipar yg berarti melahirkan tanpa
plasenta (ari-ari). Hiu ovovivipar ini terbagi tiga tipe.
embrio hiu
memungkinkan telur menempel pada suatu benda di dasar laut. Hiu yang bertelur
lainya termasuk hiu zebra, (Stegostoma fasciatum) swellshark (Cephaloscyllium
ventriosum), hiu karpet berkalung (Parascyllium variolatum), dan hiu bertanduk
(Heterodontus francisci).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai fisologi ikan hiu diatas dapat disimpulkan
bahwa ikan hiu termasuk ke dalam ikan bertulang rawan (kelas Chondrichtyes)
yang memiliki perbedaan cara kerja pada sistem organnya jika dibandingkan
dengan ikan bertulang keras (kelas Osteichtyes). Sistem peredaran darah ikan hiu
adalah sistem sirkulasi tunggal, jantungnya terdiri atas atrium, ventrikel, sinus
venosus, conus arteriosus yang keluar dari ventrikel. Di dalam sistem pernafasan
ikan hiu terdapat spirakel, yaitu pasangan celah anterior non respirasi, ikan hiu
juga memiliki 5-7 pasang celah insang. Sistem pencernaan hiu terdiri dari mulut,
faring, oesofagus yang pendek, lambung, usus dan bermuara ke anus. Ikan hiu
tidak memiliki kemampuan untuk menurunkan tekanan osmotik air karena hiu
memiliki konsentrasi yang tinggi terhadap urea dan trithylamin (TMAO) dalam
cairan tubuhnya. Sistem endokrin pada ikan baik elasmobranchii maupun
teleosteii umunya sama. Sementara itu pada sistem saraf ikan hiu terdapat saraf
cranial. Sepuluh pasang saraf cranial ini melayani struktur, terutama kepala, kira-
kira distribusinya sama dengan vertebrata lain. Ikan hiu memiliki tiga metode
reproduksi tergantung dari jenis-jenisnya, metode reproduksi tersebut adalah
dalam viviparity, ovoviviparity, dan oviparity.
3.2 Saran
Perbedaan fungsi dan cara kerja sistem-sistem organ yang ada pada ikan
hiu menyebabkan perbedaan proses kehidupannya juga, dan untuk itu disarankan
agar materi dari pembahasan mengenai fisiologi ikan hiu ini dapat dijadikan acuan
untuk pembelajaran lebih lanjut mengenai proses yang dipengaruhinya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16
17