Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. IDA DENGAN KELUHAN ASMA

RUANG IGD RUMAH SAKIT ISLAM DAERAH KUDUS

Di Susun Oleh

Kelompok 04 (PSIK-IA):

1. Febriana Safitri (2018012048)


2. Fitria Manunal Ahna (2018012049)
3. Kiki Livia Ningrum (2018012053)
4. Muhammad Rafi Hisyam (2018012061)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES CENDEKIA UTAMA KUDUS
TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya sehingga tersusunlah makalah ini dalam mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah I. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan menambah
pengetahuan bagi pembaca makalah ini.

Dengan segala kerendahan hati kami menyadari dan mengakui bahwa isi dalam
makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami berharap kritik dan saran untuk perbaikan makalah yang telah kami buat.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tentang “ASMA” ini


dapat diambil manfaatnya sehingga bermanfaat bagi pembacanya dan kami
memohon maaf atas segala kekurangan yang ada dalam makalah ini.

Kudus, 12 oktober 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………1


KATA PENGANTAR …………………………………………………….2
DAFTAR ISI ………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………..4
A. Latar Belakang ………………………………………………………4
B. Tujuan ……………………………………………………………….5
BAB II …………………………………………………………………….6
A. Definisi ……………………………………………………………...6
B. Etiologi………………………………………………………..……..6
C. Patofisiologi ………………………………………………………...7
D. Phatway……………………………………………………………...8
E. Manifestasi ……………………………………………………….....9
F. Penatalaksanaan Keperawatan…..……………………………….….9
G. Penatalaksanan Medis ……………………………………………...14
H. Pemeriksaan Penunjang …………………………………………....15
BAB III …………………………………………………………………..15
A. Pengkajian ………………………………………………………....16
B. Analisa Data …………………………………………………….....19
C. Prioritas Diagnosa………………………………………………......22
D. Intervensi………………………………………………………........22
DAFTAR PUSTAKA……………………………………...…………......28

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preverensi asma teerus mengalami peningkatan terutama di negara-negara
berkembang akibat perubahan gaya hidup dan peningkatan polusi udara. Riset
kesehatan dasar tahun 2013, melaporkan prevalensi asma diindonesia adalah 4,5%
dari populasi dengan penderita terbanyak adalah perempuan yaitu 4,6% dan laki-
laki sebaanyak 4,4%, dengan jumlah kumulatif kasus asma sekitar 11.179.032.
asma berpengaruh pada disabilitas dan kematian dini. Indonesia berada
diperingkat 20 untuk kematian terkait asma. Dan penderita asma di jawa tengah
pada tahun 2013 berjumlah 113.028 kasus.
Penelitian tentang faktor yang mempengaruhi kejadian asma bronkial di
kabupaten kudus menyatakan bahwa meskipun faktor pencetus asma seperti asap,
bulu bintang, cuaca dan herediter dihindari, tidak akan memungkinkan terjadinya
kekambuhan kecuali adanya penurunan kondisi fisik dan psikis seperti sakit,stres
dan kecemasan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis pada bulan
januari 2012 dipuskesmas undaan kabupaten kudus didapatkan data bahwa
kejadian asma cenderung meningkat dan terjadi pada remaja dan lansia. Data pada
3 bulan terakhir dari bulan oktober sampai bulan desember secara berturut turut
adalah sebanyak 30 orang, 44 orang dan 50 orang. Bila dibandingkan dengan
kasus asma dipuskesmas wergu angka cenderung lebih tinggi, dimana pada bulan
yang sama didapatkan data sebanyak 27 orang, 38 orang dan 42 orang. Keluhan
utama yang di laporkan oleh penderita dan menyebabkan mereka harus rawat inap
adalah tentang kekambuhan assma yang sangat mengganggu. Penderita
menyatakan bahwa kekambuhan tersebut dialaminya ketika mereka mengalami
beban stres dan kecemasan atas masalah pribadi mereka yang tidak terselesaikan.

4
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan di puskesmas mejobo
kabupaten kudus tahun 2011, kasus asma bronkial dengan prevalensi 22,08%.
Sebagaimana data pada laporan 3 bulan : bulan oktober sebesar 26,9%, pada bulan
november kasus asma bronkial sebesar 26,1%, sedangkan pada bulan desember
sebesar 27,1%. Dari beberapa keterangan yang diperoleh di puskesmas mejobo,
sebagian besar warga yang menderita asma dan sering kambuh, berada
dilingkungan pabrik rokok. Manajemen asma di puskesmas mejobo hanya
dilakukan dengan pemberian obat-obatan saja sedangkan program pendidikan
kesehatan dalam upaya pencegahan belum dilaksanakan dari pihak puskesmas.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan secara komprehensif pada
pasien dengan masalah asma bronkhiale di RSI Kudus pada tahun 2019
2. Tujuan Khusus
a.Untuk mengetahui pengertian dari Asma
b. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit Asma
c. Untuk mengetahui proses terjadinya penyakit Asma
d. Untuk mengetahui tanda dan gejala penyakit Asma

5
BAB II

KONSEP TEORI

A. Definisi
Penyakit asma berasal dari kata “Ashtma” yang diambil dari bahasa yunani
yang berarti susah bernafas. Penyakit asma merupakan suatu keadaan dimana
saluran nafas mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan
tertentu, yang menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat berulang
namun reversible, dan diantar episode penyempitan bronkus tersebut terdapat
keadaan ventilasi yang lebih normal (Sylvia A.price). bebebrapa faktor penyebab
asma antara lain jenis kelamin, umur pasien, status atopi, faktor keturunan, serta
faktor lingkungan.
Asma adalah kelainan berupa inflamasi kronik saluran nafas yang
menyebabkan hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang dapat
menimbulkan gejala mengi, batuk, sesak nafas dan dada terasa berat terutama
pada malam hari atau dini hari yang umumnya bersifat reversible baik
dengan/tanpa pengobatan(Depkes RI,2009)
Asma adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis pada saluran
pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran nafas yang
menimbulkan sesak atau sulit bernafas. Selan sulit bernafas penderita asma juga
mengalami gejala lain seperti nyeri dada, batuk-batuk dan mengi.

B. Etiologi
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Faktor alergi
4. Infeksi saluran nafas
5. Polusi udara
6. Faktor makanan

6
C. Patofisiologi
Asma terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan
respon terhadap bahan iritasi dan stimulus lain. Dengan adanya bahan iritasi
atau alergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat antibodi tubuh muncul
(imunoglobulin E atau IgE) dengan adanya alergi. IgE dimunculkan pada
reseptor sel mast dan akibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan
pengeluaran histamin dan zat mediator lainnya. Mediator tersebut akan
memberikan gejala asma. Respon asma terjadi dalam 3 tahap : pertama tahap
immediate yang ditandai dengan bronkokontriksi (1-2 jam). Tahap kedua
delayed dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6 jam terus menerus
2-5 jam lebih lama. Tahap ketiga yang ditandai dengan peradangan dan
hiperesponsif jalan nafas beberapa minggu atau bulan. Asma juga dapat
terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara dingin.
Selama serangan asmatik, bronkiolus menjadi meradang dan peningkatan
sekresi mukus. Hal ini menyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak,
kemudian meningkatkan resistensi jalan nafas dan dapat menimbulkan
distress pernafasan. Orang yang mengalami asma mudah untuk inhalasi dan
sukar dalam ekshalasi karena edema pada jalan nafas. Dan ini menyebabkan
hiperinflasi pada alveoli perubahan pertukaran gas. Jalan nafas menjadi
obstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan saturasi O2, sehingga
menjadi penurunan PO2 atau hipoksia selama serangan asmatik CO2 tertahan
dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selama ekspirasi, dan
menyebabkan acidosis respiratory dan hipercapnea. Kemudian sistem
pernafasan akan mengadakan kompensasi dengan meningkatkan pernafasan
(tachypnea), kompensasi tersebut menimbulkan hiperventilasi dan dapat
menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea).

7
D. Phatway
Genetik Lingkungan Alergen Polusi udara Cuaca Makanan

Debu Masuk saluran Masuk saluran Udara dingin Alergi


keturunan
nafas nafas

Orang tua Masuk Saluran Tubuh menerima Saluran nafas


ke anak nafas Infeksi saluran Infeksi saluran rangsang
nafas nafas
Bronkus
Infeksi saluran
Jaringan
nafas Peradangan saluran Peradangan saluran
pernafasan nafas
Pernafasan
Penyempitan
jalan nafas Penyempitan
Penyempitan
jalan nafas jalan nafas Bronkus

Penyempitan bronkus

Penyempitan bronkus Penyempitan bronkus

ASMA

Sesak nafas Sesak nafas Sesak nafas Sesak nafas Sesak nafas

Suplai o2 ke Suplai o2 ke Batuk meningkat Tidak nafsu Ketidak seimbangan


paru menurun paru menurun makan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
Gangguan istirahat
Penyempitan Asupan nutrisi
Penyempitan
pembuluh darah berkurang Suplai o2 ke
pembuluh darah
pada paru pada paru Susah tidur jaringan menurun

Ketidak
seimbangan nutrisi
Alveoli Respirasi Gangguan lemah
kurang dari
meningkat pola tidur
kebutuhan tubuh

Gangguan Intolerasi
pertukaran gas aktivitas
Nafas tidak
teratur Mukus
berlebihan

Hipoxemia Terjadi reaksi


dinding dada Ketidakefektifan
bersihan jalan
Menuju ke otak nafas
Gangguan
pola nafas
Kekurangan o2

pusing

Nyeri akut 8
E. Manifestasi
Gejala-gejala yang muncul pada asma adalah batuk dyspnea dan mengi.
Selain gejala diatas ada beberapa gejala yang menyertai diantaranya sebagai
berikut:
1. Takipnea dan orthopnea
2. Gelisah
3. Nyeri abdomen karena terlibat otot abdomen dalam pernafasan
4. Kelelahan
5. Tidak toleran terhadap aktivitas seperti makan berjalan bahkan berbicara
6. Serangan biasanya bermula dengan batuk dan rasa sesak dalam dada
disertai pernafasan lambat
7. Ekspirasi selalu lebih susah dan panjang disbanding inspirasi
8. Berbicara sulit atau pendek karena jalan nafas sempit.
9. Pucat
F. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan peningkatan
sekret (mukus)
a. DS:
1) Pasien mengatakan sesak nafas
2) Pasien mengatakan batuk disertai dahak
b. DO:
1) Pasien susah untuk mengeluarkan dahak
2) Didapatkan suara ronkhi tambahan
c. Tujuan
Jalan nafas bersih (1-3 hari)
d. kriteria
1) Pasien mampu melakukan batuk efektif
2) Sekresi di jalan nafas
3) Bunyi nafas normal
e. Renpra
1) Kaji ketidakefektifan jalan nafas klien

9
2) Ajarkan metode batuk efektif bila klien dalam tingkat
kewaspadaan dan penampilan fisik yang optimal
3) Pertahankan hidrasi yang adekuat (masukan cairan 2-2,5
liter / hari jika tidak ada kontra indikasi)
4) Observasi pernafasan dan keadaan jalan nafas klien,
auskultasi bunyi nafas
5) Monitor karakteristik sputum
6) Lakukan suction bila perlu
7) Beri posisi yang nyaman
8) Lakukan fisioterapi dada sesuai kondisi klien
9) Mobilisasi klien setiap 2 jam atau sesuai kebutuhan
10) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, tindakan dan
pemeriksaan
2. Inteloransi aktifitas berhubungan dengan gangguan transfortasi oksigen,
kelemahan fisik
a. DS:
1) Pasien mengatakan mudah sesak ketika beraktivitas
b. DO:
1) Pasien terlihat lemas
c. Tujuan
aktifitas maksimal dapat tercapai (3-5 hari)
d. kriteria
1) Memperlihatkan kemampuan aktifitas sama dengan mandiri
2) Respon positif terhadap aktifitas : tidak sesak
e. Renpra :
1) Jelaskan batasan-batasan aktivitas klien sesuai kondisi.
2) Observasi respon terhadap aktivitas : sesak, sianosis.
3) Tingkatan aktivitas secara bertahap.
4) Rencanakan waktu istirahat sesuai jadwal sehari-hari.

10
5) Ajarkan metode penghematan energi : luangkan waktu
istirahat selama aktivitas, istirahat 3 menit setiap beraktivitas
5 menit.
6) Bantu pemenuhan aktivitas yag tidak dapat / tidak boleh
dilakukan klien, kalau perlu libatkan keluarga.
7) Observasi tanda-tanda hipoksia : sesak, sianosis, gangguan
mental, pucat, kulit dingin lembab.
8) Kolaborasi dengan dokter untuk terapi, pemeriksaan, diet dan
fisioterapi.
3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuuh berhubungan dengan
asupan makan inadekuat, peningkatan kebutuhan kalori.
a. DS :
Pasien mengatakan tidak nafsu makan.
b. DO :
Penurunan berat badan.
c. Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi(1-5 hari).
d. Kriteria :
1) Porsi makan habis
2) BB dalam batas IMT
e. Renpra :
1) Tentukan kalon hari yang realistis dan adekuat, konsulkan
pada ahli gizi.
2) Timbang BB secara berkala jika memungkinkan.
3) Pantau hasil pemeriksaan laboratorium.
4) Jelaskan pentingnya nutrisi ada yang adekuat.
5) Ciptakan suasana yang membangkitkan selera makan
6) Hindari melakukan prosedure yang tidak menyenangkan /
menyakitkan sebelum makan.
7) Ajarkan dan bantu klien untuk istirahat sebelum makan.

11
8) Anjurkan klien untuk makan bila dapat ditoleransi, makan
dalam porsi kecil tapi sering.
9) Pantau asupan makanan klien.
10) Motivasi klien untuk mematuhi diet.
11) Kolaborasi dengan medis untuk terapi dan pemeriksaan
medis.
4. Gangguan pola tidur berhubungan dengan pola tidur tidak menyehatkan
a. DS:
Pasien mengatakan susah tidur
b. DO:
Kantung mata pasien berwarna hitam
c. Tujuan
Jam tidur efektif (1-5 hari)
d. Kriteria
Tidur sudah teratur
e. Renpra
1) Lakukan pengkajian maslah gangguan tidur klien, karateristik
dan penyebab kurang tidur
2) Lakukan persiapan untuk tidur malam seperti pada jam
9malam sesuai dengan pola tidur klien
3) Lakukan mandi air hangat berikan susu hangat
4) Anjarkan makan yang cukup 1 jam sebelum tidur
5) Berikan susu hangat sebelum tidur
6) Keadaan tempat tidur yang bersih, nyaman dan bantal yang
nyaman
7) Berikan pengobatan seperti analgetik dan sedative
8) Tingkatkan aktivitas sehari hari dan kurangi aktivitas sebelum
tidur

12
5. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan otot
pernafasan
a. DS:
Pasien mengatakan sulit untuk bernafas
b. DO:
Pernafasan cuping hidung
c. Tujuan
Pola nafas efektif (2 hari)
d. Kriteria
Pola nafas teratur
e. Renpra
1.) Duduk santai sambil bersandar
2.) Letakkan satu tangan di perut pasien dan satu lagi di dada
pasien
3.) Tarik nafas melalui hidung selama dua detik, rasakan udara
bergerak mengisi perut. Rasakan perut anda semakin penuh
dan bergerak membesar. Perut harus bergerak lebih banyak
dibandingkan dada anda
4.) Hembuskan nafas selama dua detik melalui bibir yang
terbuka kecil sambil merasakan perut mengempis
5.) Ulangi 10 kali. Tetap lemaskan bahu anda sepanjang
pengulangan, dan jaga punggung tetap tegak selama berlatih
pernafasan ini
6. Penyuluhan
a. Pentingnya pengobatan dan kontrol secara teratur meskipun dalam
jangka waktu yang lama
b. Pola hidup yang sehat
c. Cukup istirahat, hindari kelelahan
d. Menilai dan monitor berat asma secara berkala

13
G. Penatalaksanaan Medis
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan nonfarmakologi
dan pengobatan farmakologi:
1. Pengobatan nonfarmakologi
a. Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang
penyakit asma sehingga klien secara sadar menghindari factor-faktor
pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsultasi
pada tim kesehatan.
b. Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang
ada pada lingkungan nya, serta diajarkan cara menghindari dan
mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup
bagi klien.
c. Fisioterapi
Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mucus.
Ini dapat dilakukan drainage postural, perkusi dan vibrasi dada.
2. Pengobatan Farmakologi
a. Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberikan 3-4 kali semprot dan
jarak antara semprotan pertama dan kedua adalah 10 menit. Yang
termasuk obat ini adalah metaproterenol (alupent, metaprel).
b. Metil Xantin
Golongan metal xantin adalah aminophilin dan teopilin, obat ini
diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang
memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg 4xsehari.
c. Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metal xantin tidak memberikan respon yang baik,
harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol
(beclometason dipropinate) dengan dosis 800 empat kali semprot tiap

14
hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping
maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d. Kromolin
Merupakan obat pencegah asma khusus nya anak-anak. Dosisnya
berkisar 1-2 kapsul 4xsehari.
e. Ketotifen
Efek kerja sama kromolin dengan dosis 2x1 mg perhari.
f. Iprutropium bromide (atrovent)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan
bersifat bronkodilator.
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sputum
Pada pemeriksaan sputum ditemukan :
a. Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi duri
Kristal eosinofil.
b. Terdapatnya spiral cursehman, yakni spiral yang merupakan
silinder sel-sel cabang-cabang bronkus.
c. Terdapatnya creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
d. Terdapatnya neutrofil eosinofil.
2. Pemeriksaan darah
Pada pemeriksaan darah yang rutin diharapkan eosinofil meninggi
sedangkan leukosit dapat meninggi atau normal, walaupun terdapat
komplikasi asma.
3. Foto rontgen
Pada umumnya pemeriksaan foto rontgen pada asma normal. Pada
serangan asma gambaran ini menunjukkan hiperinflasi paru berupa
radiolusen yang bertambah dan pelebaran rongga interkostal serta
diafragma yang menurun (amin2013:49)

15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Ny. Ida berusia 30 tahun seorang ibu rumah tangga ruang rawat dari IGD
RSI Kudus pada tanggal 11-10-2019 yang diantar oleh suaminya dengan diagnosa
Asma. Pasien sebelumnya pernah masuk rumah sakit selama 5 hari pada agustus
2018 karena sesak akibat menghirup debu. Pasien mempunyai riwayat asma sudah
dari kecil yang diturunkan dari ibunya. Pada saat pengkajian pasien mengatakan
sesak nafas dan batuk yang disertai dahak sehingga pasien susah untuk tidur yang
telah dirasakan selama 2 hari ini. Keluhan ini terjadi saat pasien bangun pagi dan
semakin mudah sesak ketika beraktivitas. Pasien juga mengatakan tidak nafsu
makan, pola nafas pasien tidak teratur dan pasien terlihat lemas dan kantung
matanya terlihat berwarna hitam. Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan suara
ronkhi tambahan. Pasien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat batuk.
Pasien mengatakan saat batuk kadang-kadang terasa nyeri pada dada sebelah
kanan dengan skala nyeri 5. Dari hasil observasi didapatkan hasil bb turun 4kg
dari bb sebelumnya 55kg menjadi 51kg dan terdapat pernafasan cuping hidung,
TTV; tekanan darah: 130/70 mmHg, RR=36 kali/menit, suhu= 37ᵒC, nadi=76
kali/menit.

A. Pengkajian Kasus
1. Identitas pasien
Nama : Ny.Ida
Umur : 30 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Purwosari Kudus
2. Penanggung jawab
Nama : Tn. Heri
Umur : 38 tahun
Pekerjaan : wiraswasta

16
Hubungan dengan klien : suami
Alamat : Purwosari kudus
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat pengkajian pasien mengatakan sesak nafas dan batuk yang
disertai dahak sehingga pasien susah untuk tidur yang telah
dirasakan selama 2 hari ini. Keluhan ini terjadi saat pasien bangun
pagi dan semakin mudah sesak ketika beraktivitas. Pasien juga
mengatakan tidak nafsu makan, pola nafas pasien tidak teratur dan
pasien terlihat lemas, cemas dan kantung matanya terlihat berwarna
hitam. Pemeriksaan fisik pada pasien didapatkan suara ronkhi
tambahan. Pasien tampak susah untuk mengeluarkan dahak saat
batuk. Pasien mengatakan saat batuk kadang-kadang terasa nyeri
pada dada sebelah kanan dengan skala nyeri 5. Dari hasil observasi
didapatkan hasil TTV; tekanan darah: 130/70 mmHg, RR=36
kali/menit, suhu= 37ᵒC, nadi=76 kali/menit.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Pasien sebelumnya pernah masuk rumah sakit selama 5 hari pada
agustus 2018 karena sesak akibat menghirup debu.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Pasien menderita asma sejak kecil yang diturunkan oleh ibunya.
4. Pemeriksaan Head To Toe
a. Kepala dan wajah : bentuk kepala oval, kulit kepala bersih,
rambut hitam, wajah pucat.
b. Mata : bola mata simetris kiri kanan, kantung
mata hitam, fungsi pengelihatan normal.
c. Hidung : tidak ada polip, tidak ada benjolan, fungsi
hidung baik, terlihat pernafasan cuping
hidung

17
d. Telinga : pendengaran baik, tidak terdapat serumen,
tidak memakai alat bantu pendengaran.
e. Mulut dan bibir : gigi bersih, tidak ada karang gigi, gusi
tidak ada peradangan, lidah bersih, bibir
terlihat pucat.
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
maupun vena jugularis.
g. Thorak dan paru
Inspeksi : pergerakan dada terlihat cepat saat
bernafas, terlihat tarikan dinding dada
Palpasi : tidak ada nyeri saat di tekan
Perkusi : bunyi paru sonor
Auskultasi : terdapat suara ronkhi, whezing
h. Jantung
Inspeksi : pergerakan dada terlihat cepat saat bernafas
Palpasi : tidak ada nyeri saat di tekan
Perkusi : bunyi jantung pekak
Auskultasi : suara jantung lup dup
i. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak ada bekas luka
atau benjolan
Auskultasi : bising usus 8 kali/menit
Palpasi : tidak ada nyeri saat ditekan
Perkusi : bunyi timpani
j. Ginjal : normal tidak ada nyeri tekan
k. Genetalia dan rectum : tidak ada kelainan pada daerah genetalia
dan rektum
l. Ekstermitas Atas : tidak ada luka dan edema, terpasang
infuse di kiri
m. Ekstermitas Bawah : tidak ada luka dan edema

18
B. Analisa Data

No Hari/tanggal/ Data Masalah Etiologi


dx jam Keperawatan
.

1. Jumat, DS: Ketidakefektifan Mukus


11-10-2019  Pasien bersihan jalan berlebihan
pukul 08.00 mengatakan nafas
WIB sesak nafas
 Pasien
mengatakan
batuk disertai
dahak
DO:
 Pasien susah
untuk
mengeluarkan
dahak
 Didapatkan suara
ronkhi
 RR=36
kali/menit

2. Jumat, DS: Ketidakseimbang Asupan diet


11-10-2019  Pasien an nutrisi kurang berkurang
pukul 09.00 mengatakan dari kebutuhan
WIB tidak nafsu tubuh
makan
DO:
 BB turun 4kg

19
3. Jumat, DS: Gangguan pola Pola tidur
11-10-2019 istirahat tidur tidak
 Pasien
pukul 10.00 menyehatkan
mengatakan
WIB
susah tidur
DO:
 Kantung mata
terlihat
berwarna
hitam

4. Jumat, DS: Intoleransi Ketidak


11-10-2019  Pasien aktivitas seimbangan
pukul 11.00 mengatakan antara suplai
WIB mudah sesak dan
ketika kebutuhan
beraktivitas oksigen
DO:
 Pasien terlihat
lemas

5. Jumat, DS: Ketidakefektifan Keletihan


11-10-2019 pola nafas otot
 Pasien
pukul 12.00 pernafasan
mengatakan
WIB
sulit untuk
bernafas

DO:

 Pernafasan

20
cuping
hidung
 Terlihat
tarikan
dinding dada

6. Jumat, DS: Nyeri akut


11-10-2019  P = pasien
pukul 12.30 mengatakan
WIB batuk
 Q = tampak
gelisah
 R = dada
sebelah kanan
 S = skala
nyeri 6
 T = kadang-
kadang
DO:
 Pasien
tampak
kesakitan

7. Jumat, DS: Gangguan


11-10-2019 pertukaran gas
 Pasien
pukul 13.00
mengatakan
WIB
sulit untuk
bernafas
DO:
 Pasien
tampak

21
gelisah dan
kesakitan

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakefektifan jalan napas b.d mukus berlebihan
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b.d asupan
diet kurang
3. Intoleran aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan
oksigen
4. Gangguan pola istirahat tidur b.d pola tidur tidak menyehatkan
5. Ketidakefektifan pola napas b.d keletihan otot pernafasan
6. Nyeri akut b.d .................
7. Gangguan pertukaran gas b.d ............
D. Intervensi Keperawatan

NO Hari/Tgl/Jam No. NOC NIC Paraf


. Dx
1. Jumat, I Setelah dilakuka Manajemen jalan
11-10-2019 tindakan nafas (3140)
pukul 13.30 keperawatan - Buang sekret
WIB selama 3x24 jam dengan
diharapkan memotivasi
bersihan jalan pasien untuk
nafas menjadi melakukan batuk
efektif dengan efektif
kriteria hasil: - Lakukan
Status pernapasan: fisioterapi dada,
kepatenan jalan sebagaimana
nafas (0410) mestinya
- Irama - Instruksikan
pernafasan bagaimana agar

22
teratur bisa melakukan
- Frekuensi batuk efektif
pernafasan 20- Monitor pernafasan
24x/ menit (3350)
- Tidak terdapat - Monitor suara
suara nafas nafas tambahan
tambahan seperti
(ronchi) ngorok/mengi
- Kecepatan
irama,
kedalaman dan
kesulitan
bernafas

2. Jumat, II Setelah dilakukan Bantuan peningkatan


11-10-2019 tindakan berat badan (1240)
pukul 14.00 keperawatan - Kaji makanan
WIB selama 3x24 jam kesukaan pasien,
diharapkan baik itu
kebutuhan nutrisi kesukaan pribadi
terpenuhi dengan atau yang
kriteria hasil: dianjurkan
Status nutrisi budaya dan
(1004) agamanya
- Asupan gizi - Diskusikan
terpenuhi dengan pasien
- Nafsu makan dan keluarga
bertambah mengenai
persepsi atau
faktor
penghambat

23
kemampuan atau
keinginan untuk
makan
Manajemen nutrisi
(1100)
- Instruksikan
pasien mengenai
kebutuhan
nutrisi
- Tentukan jumlah
kalori dan jenis
nutrisi yang
dibutuhkan
untuk memenuhi
persyaratan gizi
3. Jumat, III Setelah dilakuka Peningkatan tidur
11-10-2019 tindakan (1850)
pukul 15.00 keperawatan - Jelaskan
WIB selama 3x24 jam pentingnya tidur
diharapkan yang cukup
gangguan pola selama
tidur teratasi kehamilan,
dengan kriteria penyakit,
hasil: tekanan
Tidur (0004) psikososial, dan
- Pola tidur lain-lain
yang sehat - Monitor/catat
- Tidak sering pola tidur pasien
terbangun saat dan jumlah jam
tidur tidur
- Jam tidur yang - Bantu untuk

24
efektif menghilangkan
situasi stress
sebelum tidur
4. Jumat, IV Setelah dilakuka Terapi aktivitas
11-10-2019 tindakan (4310)
pukul 16.00 keperawatan - Bantu klien
WIB selama 3x24 jam untuk
diharapkan mengidentifikasi
intoleransi dan memperoleh
aktivitas dapat sumber-sumber
teratasi dengan yang diperlukan
kriteria hasil : untuk aktivitas-
Toleransi terhadap aktivitas yang
aktivitas (0005) diinginkan
- Frekuensi - Instruksikan
nafas normal pasien dan
- Nadi normal keluarga untuk
- Tekanan darah melaksanakan
normal aktivitas yang
diinginkan
maupun yang
telah diresepkan
5 Jumat, V Setelah dilakuka Manajemen asma
11-10-2019 tindakan (3210)
pukul 17.00 keperawatan - Tentukan
WIB selama 3x24 jam pemahaman
diharapkan pola klien/ keluarga
nafas menjadi mengenai
efektif dengan penyakit dan
kriteria hasil: manajemen
Status pernafasan instruksikan

25
(0415) pada klien/
- Irama keluarga
pernafasan mengenai
teratur pengobatan anti
- Frekuensi inflamasi dan
pernafasan bronkodilator
normal dan
penggunaannya
dengan tepat
- Ajarkan klien
untuk
mengidentifikasi
dan menghindari
pemicu sebisa
mungkin
- Berikan
pengobatan
dengan tepat
dan/atau sesuai
kebijakan dan
petunjuk
prosedur
- Ajarkan teknik
bernafas/
relaksasi

6. Jumat, VI
11-10-2019
pukul 18.00
WIB

26
7. Jumat, VII
11-10-2019
pukul 19.00
WIB

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/37376790/ASKEP_INDIVIDU_ASMA
nuranif,Amin huda.2015.ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN
DIAGNOSA MEDIS &NANDA NIC NOC EDISI REVISI1.jogja

27

Anda mungkin juga menyukai