Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Jurnal Bimbingan Konseling


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk

MODEL PENGEMBANGAN INSTRUMEN SUPERVISI BIMBINGAN DAN


KONSELING

Ulfa, Sugiyo, Edy Purwanto

Prodi Bimbingan Konseling, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan (1) memberikan gambaran model instrumen supervisi BK yang
Diterima Januari 2014 diterapkan selama ini, (2) menghasilkan model instrumen supervisi BK yang handal yang
Disetujui Februari 2014 dapat menggali lebih dalam unjuk kerja profesional guru BK. Hasil penelitian menunjukkan
Dipublikasikan Juni 2014 bahwa instrumen supervisi BK yang dikembangkan mampu menggali semua komponen
unjuk kerja profesional guru BK sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas Nomor 27
Keywords: Tahun 2008 Tentang Standar Kualifikasi Akademik Kompetensi Konselor yang penjabaran
layanannya merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81.A
Supervision,
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, khususnya pada lampiran IV bagian VIII,
Instrument,
memanifestasikan komponen arah pelayanan program BK pada lima komponen pelayanan.
Guidance and Counselling
Abstract
This reaserch is purposed to: (1) to depict the model of the supervision instrument of guidance and coun-
selling teachers which is currently implemented, (2) to create the smarter model of the supervision instru-
ment of guidance and counselling which is able to dig up deeper skill and more profesional guidance and
counseliing teachers. Result of the research describes that the developed supervision instrument of the job
of professional guidance and counselling teacher which is related to the regulation of the Natural Minis-
try of Education (Permendiknas) number 27, 2008 on the subject of the standard of academic qualifica-
tion of the counsellor competence, which its implementation related to the regulation of the Ministry of
Education and Culture number 81A, 2013 on the subject of the curriculum implementation, especially on
the attachment IV article VIII to conclude the componence aimed to service programme on guidance and
counselling which contains of five components.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-6889
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang, 50233
Email: pps@unnes.ac.id
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Pendahuluan membantu objek atau person dalam memahami


proses perkembangan menjadi seorang konselor
Sukardi (2008: 19) menyatakan bahwa sehingga dengan supervisi dapat memfasilitasi
supervisi adalah suatu proses sistematis dan perkembangannya.
berkelanjutan dalam pengumpulan, analisis, Selanjutnya survey awal tanggal 17
dan penggunaan informasi untuk mengontrol Desember 2012 dengan mengkonfirmasikan
manajemen dan pengambilan keputusan dengan instrumen supervisi BK yang diterapkan selama
maksud untuk memastikan hal-hal apapun dari ini kepada 5 orang Kepala sekolah SMP Negeri
suatu program yang sedang dijalankan dapat di Kabupaten Sleman, pada saat memberikan
berjalan secara efektif, efisien sesuai dengan angket mengenai gambaran tentang pelaksanaan
langkah atau rencana yang telah disusun supervisi BK SMP Negeri di Kabupaten Sleman,
sebelumnya. yakni SMPN 1 Sleman, SMPN 2 Sleman, SMPN
Dalam kaitannya dengan penelitian 3 Sleman, SMPN 4 Sleman dan SMPN 5 Sleman
instrumen supervisi, instrumen adalah semua serta 1 orang koordinator Pengawas Dinas
alat yang digunakan untuk mengumpulkan, Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten
memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau Sleman mengenai model instrumen supervisi
mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan yang diterapkan selama ini. Dari hasil angket
menyajikan data-data secara sistematis serta dan wawancara serta hasil dokumentasi model
objektif dengan tujuan memecahkan suatu instrumen supervisi BK yang diterapkan saat ini
persoalan. Berdasarkan pengertian tersebut terungkap beberapa hal sebagai berikut : (1) Dalam
pentingnya instrumen supervisi pada guru kaitannya dengan instrumen supervisi BK yang
BK membantu guru dalam memahami tujuan diterapkan selama ini masih belum efektif dalam
pendidikan dan apa peran sekolah dalam menggali unjuk kerja profesional guru BK, (2)
mencapai tujuan pendidikan. Idealnya instumen Pelaksanaan supervisi BK hanya menitiberatkan
supervisi BK dapat mengukur keterlaksanaan pada aspek administrasi, sehingga instrumen
kompetensi profesional guru bimbingan dan supervisi BK yang seharusnya menggali unjuk
konseling. kerja guru BK lebih dalam tidak terjabarkan
Selama ini pengawas melakukan supervisi secara mendetail, dan (3) Masih ada personil BK
untuk melakukan penilaian terhadap kinerja yang melaksanakan tugas sebagai guru BK bukan
guru BK menggunakan instrumen supervisi BK. berlatar belakang pendidikan BK.
Pada instrumen/alat penilaian supervisi layanan Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
bimbingan dan konseling meliputi beberapa peneliti mengemukakan beberapa faktor yang
komponen diantaranya: 1) Guru pembimbing; 2) menjadi bahan pertimbangan, pentingnya
Siswa Asuh 3) Program kerja; 4) Dukungan sistem; instrumen supervisi BK dikembangkan agar
5) Aktivitas Layanan; 6) Evaluasi, Rencana, dapat menggali unjuk kerja guru BK secara
Tindak Lanjut, dan Pelaporan. Ketidaksesuaian mendalam yakni sebagai berikut : (1) dalam
dengan karakter instrumen supervisi BK ada kenyataannya yang dikerjakan supervisi adalah
pada domain/wilayah tupoksi komptensi mengadakan evaluasi terhadap guru semata,
profesional guru BK maupun ada pada indikator selanjutnya hasil penilaian tersebut tidak
kinerja komponen. Dalam instrumen supervisi dianalisis sehingga menimbulkan ketidakpuasan
BK dengan merujuk pada Permendiknas No.27 guru, hal ini disebabkan karena rambu-rambu
tahun 2008 tentang SKAKK bahwasanya standar atau instrumen supervisi yang diterapkan belum
kompetensi profesional konselor dituntut untuk spesifik menggali setiap item unjuk kerja guru BK
memiliki kemampuan mengelola program, yaitu yang seharusnya dilakukan (2) pusat pelaksanaan
: merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi supervisi adalah supervisor, bukan berpusat
dan merancang tindak lanjut atau mendesain pada apa yang dibutuhkan guru bimbingan
perbaikan atau pengembangan program BK. dan konseling untuk kebutuhan profesional,
Guiffrida, Douglas A. and Rachel Jordan sehingga guru tidak merasa memperoleh sesuatu
at ll, (Journal of Counseling & Development, 2007) yang berguna bagi pertumbuhan profesinya,
memaparkan bahwa pengawasan umumnya oleh karena itu maka instrumen supervisi akan
dikonseptualisasikan sebagai suatu proses yang sangat membantu supervisor yang efektif akan
melibatkan kemajuan melalui berbagai tahap sangat membantu supervisor dalam kegiatan
perkembangan. Pada saat ini,proses ini menjadi supervisi (3) umpan balik yang diperoleh dari
pengalaman yang yang kurang baikdan bergolak hasil pendekatan, sifatnya memberi arahan,
untuk supervisor. Dalam pengawasan, pengawas petunjuk, instruksi, tidak menyentuh masalah
sering berfungsi sebagai panduan untuk manusia yang terdalam yang dirasakan guru-

54
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

guru, sehingga hanya bersifat dipermukaan, BK saat ini dan melakukan pengembangan
sehingga dengan instrumen supervisi yang modelnya dalam mensupervisi kompetensi
handal akan mampu menggali lebih dalam aspek- profesional guru BK.Setelah terwujud model
aspek yang seharusnya diperbaiki sebagai tujuan konseptual pengembangan instrumen supervisi
dari kegiatan supervisi (4) melalui diagnosis dan BK, langkah selanjutnya adalah validasi secara
analisis dirinya sendiri, guru menemukan dirinya. internal. Hasil validasi secara internal digunakan
Ia sadar akan kemampuan dirinya sehingga sebagai dasar untuk penyusunan model hipotetik.
dengan menerima dirinya sendiri timbul motivasi Selanjutnya model hipotetik ini siap untuk diuji
untuk memperbaiki kekurangan. Praktek-praktek cobakan.Penelitian terhadap pengembangan
supervisi yang tidak manusiawi menyebabkan instrumen supervisi untuk menjawab pertanyaan
kegagalan dalam pemberian supervisi kepada penting sebagai berikut: (a) bagaimana model
guru. instrumen supervisi BK yang diterapkan
di lapangan saat ini, (b) bagaimana model
Metode pengembangan instrumen supervisi kompetensi
profesional guru BK.
Penelitian Research and Development ini Pengumpulan data yang dilakukan pada
dimanfaatkan untuk menghasilkan produk Borg tahap ini menggunakan dua cara, yakni angket
and Gall (2007: 589) (model pengembangan mengenai model instrumen supervisi BK yang
instrumen supervisi BK). Penerapan Research and diterapkan di lapangan selama ini, dan wawancara
Development (R&D) dalam penelitian ini bertujuan untuk guru BK mengenai model instrumen
selain untuk memberikan perubahan, juga untuk supervisi BK yang diterapkan di lapangan
memecahkan masalah yang terkait dengan selama ini maupun instrumen supervisi BK yang
pelaksanaan supervisi bimbingan dan konseling menjadi model pengembangan dalam penelitian
yakni tersedianya model instrumen supervisi ini. Penjelasan mengenai teknik pengumpulan
bimbingan dan konseling yang dapat membantu data pada tahap ini yakni sebagai berikut: (a)
menambah kualitas daripada instrumen yang Angket pengumpulan data diberikan kepada
selama ini telah diterapkan di lapangan melalui Kepala sekolah dan pengawas direalisasikan
bentuk kegiatan yaitu tahap survey dan tahap dengan membuat daftar pernyataan yang
pengembangan dan hasil. Model penelitian bertujuan untuk mengungkap kondisi-kondisi
dan pengembangan ini penerapannya dalam yang diselidiki, yakni mengenai model instrumen
pengembangan instrumen supervisi BK tidak supervisi BK yang diterapkan di lapangan
dilaksanakan sampai pada tahap deseminasi dan selama ini. (b) Wawancara kepada guru BK
implementasi produk. Penelitian akan membatasi untuk membandingkan hasil angket mengenai
prosedur penelitian pengembangan sampai pada model instrumen supervisi BK yang diterapkan
tahap keenam yaitu tahap uji coba terbatas. di lapangan selama ini (c) Dokumentasi dan
Analisis Kebutuhan. Pada tahapan ini studi literatur. Dalam uji coba model, data
difokus pada penggalian data dan pengumpulan yang dikumpulkan dari dokumentasi dan studi
informasi awal melalui penelitian eksplorasi literatur digunakan untuk melengkapi data atas
di lapangan untuk memperoleh informasi model yang telah diuji cobakan.
secara lengkap dan komprehensif mengenai Subyek penelitian yang menjadi sumber
kajian penelitian. Analisis kebutuhan melalui data dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah
penelitian eksplorasi untuk mengkaji kebutuhan dan guru BK.Instrumen yang digunakan
dan mengetahui aspek yang cocok dalam dalam R & D model pengembangan instrumen
mengembangkan model instrumen supervisi supervisi BK dibagi menjadi dua bagian yakni
yang bersifat praktis dan aplikatif. Tahap instrumen yang digunakan pada tahap research
penelitian eksplorasi ini akan memetakan hal-hal dan instrumen pengembangan model atau tahap
sebagai berikut : (a) tahap penggalian informasi development. Instrumen pada tahap research atau
model instrumen supervisi bimbingan dan tahap studi pendahuluan adalah (1) angket
konseling yang diterapkan di lapangan selama mengenai instrumen supervisi guru BK yang
ini, (b) model instrumen supervisi bimbingan dan diterapkan saat ini, dan (2) wawancara kepada
konseling yang handal untuk mengakses kinerja guru BK.Selanjutnya tahap development adalah,
kompetensi profesional guru BK. (1) model hipotetik instrumen supervisi BK
Penyusunan Model Konseptual. untuk uji kualitatif, (2) lembar penilaian model
Secara konseptual, pendekatan penelitian instrumen supervisi BK yang dikembangkan.
dan pengembangan (R&D) digunakan untuk Jenis data penelitian ini yakni data
menggambarkan kondisi riil instrumen supervisi kuantitatif dan kualitatif. Analisis data kuantitatif

55
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

artinya langkah untuk menganalisis data menggali tentang perumusan tujuan BK, (3)
berupa angka-angka yang diperoleh dari hasil instrumen supervisi menggali tentang muatan
angket mengenai instrumen supervisi BK yang struktur program pelayanan BK, (4) instrumen
digunakan di lapangan saat ini, serta data hasil supervisi menggali tentang pencantuman materi
penilaian model instrumen supervisi BK yang program BK dalam pelayanan BK, (5) instrumen
dikembangkan dengan menggunakan rumus supervisi menggali mengenai waktu atau jadwal
persentase sederhana yakni deskriptif prosentase pelaksanaan program BK, (6) instrumen supervisi
yang dioperasionalkan dengan menggunakan menggali tentang proses evaluasi program BK.
bantuan perangkat lunak (software SPSS 20.0 Penyusunan layanan bimbingan dan
for windows). Analisis penelitian ini dilakukan konseling yakni : (1) instrumen supervisi menggali
untuk mendapatkan komponen instrumen tentang layanan dasar yang dilaksanakan oleh
supervisi BK yang belum ideal. Hasil analisis guru BK, (2) instrumen supervisi menggali
tentang instrumen supervisi BK digunakan untuk mengenai layanan orientasi, (3) instrumen
mengetahui komponen instrumen supervisi BK supervisi menggali mengenai layanan informasi,
yang akan dikembangkan untuk menjadi bahan (4) instrumen supervisi menggali mengenai
perbaikan revisi formulasi pengembangan model pelaksanaan bimbingan kelompok, (5) instrumen
instrumen supervisi yang dimaksud. Sedangkan supervisi menggali tentang pelaksanaan
teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis bimbingan Kelas/Klasikal, (6) instrumen
data yang diperoleh melalui hasil dokumentasi supervisi menggali mengenai pelaksanaan
lembar saran dan pendapat responden. pelayanan pengumpulan data (aplikasi
instrumentasi), (7) instrumen supervisi menggali
Hasil dan Pembahasan tentang pelayanan responsif oleh guru BK, (8)
instrumen supervisi menggali mengenai tindakan
Hasil penelitian ini mencakup penilaian referal (Alih Tangan Kasus), (9) instrumen
terhadap model instrumen supervisi BK yang supervisi menggali tentang kegiatan konferensi
selama ini digunakan, serta hasil assesmen kasus, (10) instrumen supervisi menggali tentang
kebutuhan akan model instrumen supervisi BK kegiatan kunjungan rumah, (11) instrumen
yang akan dikembangkan. Hasil penelitian ini supervisi menggali mengenai kegiatan kolaborasi
digunakan sebagai dasar pengembangan produk dengan orang tua dan guru mata pelajaran, (12)
penelitian. Deskripsi model instrumen supervisi instrumen supervisi menggali mengenai kegiatan
BK yang diterapkan selama ini berdasarkan bimbingan teman sebaya (Peer Guidance/Peer
responden Kepala sekolah. Instrumen supervisi Facilitation), (13) instrumen supervisi menggali
BK diperoleh dari Pengawas BK Dinas tentang kegiatan perencanaan individual, (14)
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten instrumen supervisi menggali tentang dukungan
Sleman pada saat observasi awal pra penelitian sistem pelayanan BK di sekolah.
tanggal 17 Desember 2012. Pada tanggal yang Hasil Kajian Tentang Model Instrumen
sama, instrumen tersebut dikonfirmasikan Supervisi BK Yang Diterapkan Saat Ini di SMP
kepada 5 orang Kepala sekolah SMP Negeri Negeri Kabupaten Sleman. Instrumen supervisi
di Kabupaten Sleman pada saat memberikan BK yang dilaksanakan saat ini di lapangan
angket mengenai gambaran tentang pelaksanaan secara garis besar meliputi: (1) program kerja
supervisi BK SMP Negeri di Kabupaten Sleman, dan pengorganisasian serta pengadministrasian
yakni SMPN 1 Sleman, SMPN 2 Sleman, SMPN layanan, (2) pelaksanaan layanan yang terdiri
3 Sleman, SMPN 4 Sleman dan SMPN 5 Sleman. dari layanan dasar dan layanan responsif, dan (3)
Dari hasil temuan format instrumen serta evaluasi dan rencana tindak lanjut.
supervisi BK yang digunakan di lapangan saat Selanjutnya jika merujuk pada manifestasi
ini, selanjutnya peneliti melakukan assesmen dari kompetensi profesional guru BK berdasarkan
kebutuhan melalui penelitian yang bertujuan Permendiknas No.27 Tahun 2008 tentang standar
untuk melihat gambaran yang lebih jelas kualifikasi akademik kompetensi konselor
mengenai model instrumen supervisi BK yang yang kemudian dijabarkan dalam komponen
dilaksanakan di Kabupaten Sleman. Instrumen dan indikator pelayanan BK komprehensif
yang digunakan adalah angket dengan variabel yang terdiri (1) pelayanan dasar bimbingan, (2)
sebagai berikut: pelayanan perencanaan individual, (3) pelayanan
Variabel penyusunan program BK yakni (1) responsif, dan (4) dukungan sistem serta
instrumen supervisi menggali tentang rumusan komponen persiapan dan manajemen program
kebutuhan siswa berdasarkan hasil asesmen yang dan komponen laporan evaluasi dan tindak
dilakukan oleh guru BK, (2) instrumen supervisi lanjut.

56
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Untuk melihat secara lebih jelas tentang dibuat berdasarkan temuan hasil pra survey
gambaran prosentase dari keseluruhan aspek- dan hasil temuan penelitian. Berdasarkan hasil
aspek tentang tentang bagaimana model tersebut maka desain model instrumen supervisi
instrumen supervisi BK yang diterapkan BKpengembangan modelnya secara ideal
di Kabupaten Sleman saat ini pada variabel harus didasarkan pada karakterstik tugas serta
penyusunan program BK dan variabel kompetensi guru BK. Karakteristik tugas guru
pelaksanaan layanan BK berdasarkan responden BK secara garis besar adalah menyusun program
Kepala sekolah sebagai supervisor berdasarkan BK serta melaksanakan penyusunan layanan BK
responden Kepala sekolah menyatakan bahwa yang memuat kegiatan-kegiatan pelayanan dasar,
keseluruhan aspek-aspek instrumen supervisi pelayanan responsif, perencanaan individual,
BK yang diterapkan pada saat ini telah menggali dan upaya dukungan sistem, serta melaksanakan
aspek-aspek variabel penyusunan program BK evaluasi dan tindak lanjut. Sedangkan domain
dan variabel pelaksanaan layanan BK dengan pengembangan instrumen supervisi BK adalah
kesesuaian pernyataan 75%-100%, dan 16% mencakup kompetensi profesional guru BK yang
Kepala sekolah yang menyatakan bahwa secara ideal tertuang dalam Permendiknas No.27
keseluruhan aspek-aspek instrumen supervisi Tahun 2008 tentang standar kualifikasi akademik
BK yang diterapkan pada saat ini telah menggali dan kompetensi konselor (SKAKK).
aspek-aspek variabel penyusunan program BK Uji Kualitatif Model Hipotetik
dan variabel pelaksanaan layanan BK, tetapi Pengembangan Instrumen Supervisi BK. Model
prosentase kesesuaian pernyataan tersebut hipotetik model pengembangan instrumen
dengan kondisi atau model instrumen supervisi supervisi BK yang divalidasi dan direvisi oleh ahli
BK nya adalah hanya 0%-25%. selanjutnya dilakukan uji kualitatif. Uji kualitatif
Sedangkan gambaran prosentase penilaian dimaksudkan untuk mendeteksi keberadaan
dari keseluruhan aspek-aspek tentang bagaimana suatu sub objek dalam sampel. Dalam kaitannya
model instrumen supervisi BK yang diterapkan dengan model hipotetik pengembangan
di SMP Negeri Kabupaten Sleman saat ini pada instrumen supervisi BK adalah untuk mengetahui
variabel penyusunan program BK dan variabel kelayakan setiap item dalam menggali objek
pelaksanaan layanan BK berdasarkan penilaian yang hendak disupervisi apakah sudah dapat
responden guru BK sebagai objek instrumen mengukur perbedaan guru BK yang telah
supervisi berdasarkan responden guru BK maksimal melaksanakan program dengan baik
menunjukkan bahwa hanya 19% guru BK yang dan guru BK yang belum melaksanakan dengan
menyatakan bahwa keseluruhan aspek-aspek baik dalam setiap kegiatan supervisi. Dalam
instrumen supervisi BK yang diterapkan pada uji kualitatif model hipotetik pengembangan
saat ini telah menggali dengan sangat maksimal instrumen supervisi BK melibatkan orang 4
terkait dengan aspek-aspek variabel penyusunan guru BK pada sekolah yang berbeda yakni SMP
program BK dan variabel pelaksanaan layanan Wiradesa Pekalongan, MTsN Grabag Magelang,
BK, tapi masih ada 14% guru BK yang SMA Islam Sultan Agung Semarang, dan SMK
menyatakan bahwa keseluruhan keseluruhan Palebon Semarang. Jumlah subyek yakni 2 orang
aspek-aspek instrumen supervisi BK yang guru BK yang berdasarkan penilaian Kepala
diterapkan pada saat ini kurang maksimal dalam sekolah (supervisor) telah melaksanakan kinerja
menggali aspek-aspek variabel penyusunan dengan baik dengan kode instrumen A dan 2
program BK dan variabel pelaksanaan layanan orang guru BK yang belum melaksanakan kinerja
bimbingan dan konseling. dengan baik (kode instrumen B)
Hasil Pengembangan. Pengembangan Pembahasan Produk Akhir. Instrumen
produk diawali dengan (a) mendesain model supervisi BK yang dikembangkan merupakan
hipotetik instrumen supervisi BK dan penyusunan manifestasi dari kompetensi profesional guru BK
draf instrumen supervisi BK, (b) melakukan yang merujuk pada Permendiknas No.27 Tahun
validasi ahli, (c) melakukan perbaikan pertama, 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik
(d) melakukan uji kualitatif, (e) perbaikan kedua, Kompetensi Konselor yang kemudian dijabarkan
(f) melakukan uji terbatas, kelayakan model dalam komponen dan indikator program layanan
melalui kegiatan Focus Group Discussion (FGD), (g) dan pelaksanaan layanan sesuai dengan amanah
melakukan perbaikan ketiga, sehingga diperoleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
model empirik berupa model instrumen supervisi Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi
BK. Kurikulum, khususnya pada lampiran IV bagian
Desain Model Instrumen Supervisi VIII, yang memanifestasikan komponen arah
BK. Model hipotetik instrumen supervisi BK pelayanan penyelenggaraan program BK yang

57
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

mengandung lima komponen pelayanan, yaitu BK.


(a) pelayanan dasar bimbingan, (b) pelayanan Instrumen supervisi BK yang
pengembangan, (c) pelayanan arah peminatan, dikembangkan mendasarkan pada kompetensi
(d) pelayanan terapeutik, dan (e) pelayanan profesional guru BK yang merujuk pada
diperluas. Permendiknas No.27 Tahun 2008 tentang standar
Model instrumen supervisi BK kualifikasi akademik kompetensi konselor yang
pengembangan telah diuji secara kualitatif dimanifestasikan pada program layanan dan
dengan melibatkan empat orang guru BK pada pelaksanaan layanan sesuai dengan amanah
empat sekolah yang berbeda yakni MTsN Grabag Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Magelang, SMP Negeri Wiradesa Pekalongan, Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi
SMA Islam Sultan Agung Semarang, SMK Kurikulum, khususnya pada lampiran IV bagian
Palebon Semarang. Uji kualitatif ini dimaksudkan VIII, yang memanifestasikan komponen arah
untuk meninjau apakah instrumen supervisi BK pelayanan penyelenggaraan program BK yang
yang dikembangkan mampu membedakan antara mengandung lima komponen pelayanan, yaitu
guru BK yang telah melaksanakan kinerja dengan (a) pelayanan dasar bimbingan, (b) pelayanan
baik dan guru BK yang belum melaksanakan pengembangan, (c) pelayanan arah peminatan,
kinerja dengan baik berdasarkan penilaian dari (d) pelayanan terapeutik, dan (e) pelayanan
atasan langsung masing-masing yakni Kepala diperluas.
sekolah sebagai supervisor. Keseluruhan hasil uji Instrumen supervisi BK pengembangan
kualitatif menunjukkan bahwa setiap komponen telah diuji secara kualitatif. Hasil uji kualitatif
dan indikator instrumen supervisi BK yang menunjukkan bahwa intstrumen supervisi BK
dikembangkan telah mampu menggali perbedaan yang dikembangkan telah mampu menggali
unjuk kerja kerja guru BK yang maksimal semua komponen dan indikator yang seharusnya
maupun yang belum maksimal. menjadi domain kerja guru BK serta mampu
Selanjutnya dari keseluruhan penilaian membedakan guru BK yang telah melaksanakan
terhadap model instrumen supervisi BK unjuk kerja secara maksimal maupun guru BK
pengembangan pada uji kelayakan model yang belum menunjukkan unjuk kerja secara
instrumen BK yang dikembangkan melalui maksimal.
kegiatan focus group discussion (FGD) menunjukkan Komponen persiapan dan manajemen
bahwa hanya 37% responden yang menyatakan program, instrumen supervisi BK pengembangan
bahwa keseluruhan aspek-aspek yang dinilai disusun dengan memperhatikan agar indikator-
pada instrumen supervisi BK yang dikembangkan indikator pada komponen ini dapat menggali
sudah maksimal. kejelasan arah pelaksanaan program BK, tentang
Berdasarkan data hasil uji kualitatif dan bagaimana kemudahan mengontrol kegiatan
uji terbatas melalui kegiatan FGD di atas, maka BK, dan tentang bagaimana program BK dapat
instrumen supervisi BK yang dikembangkan terlaksana secara efektif dan efisien. Selanjutnya
sebagai hasil kajian empirik menunjukkan hal- komponen SDM untuk menjalankan kegiatan-
hal sebagai berikut: kegiatan manajemen yang bertujuan untuk
Instrumen supervisi BK yang memantapkan, memelihara dan meningkatkan
dikembangkan mampu menggali semua program bimbingan secara menyeluruh
komponen unjuk kerja yang menjadi domain melalui pengembangan profesional, hubungan
guru BK yang merupakan penjabaran dari masyarakat yang lebih luas, manajemen program,
kompetensi profesional guru BK sebagaimana penelitian maupun pengembangan.
yang diatur dalam Permendiknas No.27 Tahun Komponen layanan dasar, instrumen
2008 tentang standar kualifikasi akademik supervisi BK pengembangan disusun dengan
kompetensi konselor. Kompetensi diartikan memperhatikan semua agar dapat menggali
sebagai seperangkat tindakan cerdas dan penuh semua indikator pada komponen layanan
tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai dasar yang meliputi layanan orientasi, layanan
syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat informasi, bimbingan kelompok, bimbingan
(public trust) dalam melaksanakan tugas-tugas klasikal maupun aplikasi instrumentasi pada
sesuai dengan pekerjaan tertentu yang kemudian unjuk kerja guru BK dalam melaksanakan
penjabaran layanannya yakni menjabarkan program pelayanan BK di sekolah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Komponen pelayanan pengembangan,
Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi terapeutik dan pelayanan diperluas pada
Kurikulum, khususnya pada lampiran IV bagian insrtumen supervisi BK pengembangan disusun
VIII mengenai konsep dan strategi pelayanan dengan memperhatikan agar dapat menggali

58
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

tentang bagaimana unjuk kerja guru BK pada penjabaran program dengan memperhatikan
pelayanan ini yang bertujuan untuk membantu tahapan waktu, (b) instrumen supervisi BK
peserta didik agar dapat memenuhi kebutuhannya belum menggali secara mendalam tentang
dan memecahkan masalah yang dialaminya pengorganisasian dan mekanisme pelayanan
atau membantu peserta didik yang mengalami serta belum menggali dengan jelas bagaimana
hambatan, kegagalan dalam mencapai tugas- proses akuntabilitas pelayanan BK, (c) instrumen
tugas perkembangannya yang berkenaan dengan supervisi BK rumusannya belum mencatumkan
masalah sosial-pribadi, karir, dan atau masalah secara jelas dan spesifik terkait dukungan sistem
pengembangan pendidikan. pada pelayanan BK, dan (d) instrumen supervisi
Komponen pelayanan arah peminatan BK rumusannya belum mencatumkan secara
untuk penjabaran aspek kompetensi profesional jelas dan spesifik terkait evaluasi dan rencana
dalam layanan BK berdasarkan Permendikbud tindak lanjut program pelayanan BK, selanjutnya
Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang Implementasi (2) pada variabel penyusunan layanan bimbingan
Kurikulum pada instrumen supervisi BK dan konseling : (a) intrumen supervisi BK belum
pengembangan disusun dengan memperhatikan menggali secara mendalam mengenai aspek yang
agar dapat menggali unjuk kerja guru BK harus dijabarkan oleh guru BK pada komponen
yang terjabarkan pada kegiatan BK untuk layanan dasar dan layanan responsif mengenai
pengembangan aspek akademik, karir, dan persiapan administrasi, kesesuaian materi
sosial-pribadi yang fokus cakupannya antara lain pelayanan, cakupan materi serta sasaran dan
mencakup pengembangan aspek (a) akademik, bentuk kegiatan pendukung pada pelayananan
(b) karir, dan (c) pribadi sosial. BK serta instrumen supervisi BK belum menggali
Komponen laporan evaluasi dan tindak mengenai bentuk strategi dan pendekatan layanan
lanjut, instrumen supervisi BK pengembangan BK, (b) instrumen supervisi BK pada komponen
disusun dengan memperhatikan agar dapat layanan responsif belum mencatumkan secara
menggali tentang bagaimana unjuk kerja guru jelas dan spesifik mengenai kolaborasi dengan
BK dalam melakukan penilaian kegiatan BK di pihak lain yang berkompeten maupun layanan
sekolah sebagai upaya upaya, tindakan atau proses konsultasi maupun layanan mediasi serta
untuk menentukan derajat kualitas kemajuan advokasi, dan (c) instrumen supervisi BK belum
kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan mencatumkan rumusan pernyataan yang terkait
program bimbingan di sekolah dengan mengacu dengan komponen perencanaan individual.
pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai Model instrumen supervisi bimbingan dan
dengan program bimbingan yang dilaksanakan. konseling hasil pengembangan terungkap bahwa
Instrumen supervisi BK pengembangan instrumen supervisi BK yang dikembangkan
mendapatkan penilaian responden 37% telah mampu menggali semua komponen unjuk kerja
maksimal pada uji kelayakan model instrumen yang menjadi domain guru BK yang merupakan
BK yang dikembangkan melalui kegiatan focus penjabaran dari kompetensi profesional guru BK
group discussion (FGD). Hal ini karena instrumen sebagaimana yang diatur dalam Permendiknas
supervisi BK yang dikembangkan benar- No.27 Tahun 2008 tentang standar kualifikasi
benar dapat menggali penjabaran kompetensi akademik kompetensi konselor yang penjabaran
profesional guru BK sebagaimana yang tertuang layanannya merujuk pada Peraturan Menteri
dalam Permendiknas No.27 tahun 2008 tentang Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81.A
standar kualifikasi akademik kompentensi Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum,
konselor yang dimanifestasikan pada komponen- khususnya pada lampiran IV bagian VIII
komponen pelayanan BK komprehensif sebagai mengenai konsep dan strategi pelayanan BK yang
paradigma baru pelayanan BK saat ini. memanifestasikan komponen arah pelayanan
penyelenggaraan program BK yang mengandung
Simpulan lima komponen pelayanan, yaitu (a) pelayanan
dasar bimbingan, (b) pelayanan pengembangan,
Model instrumen supervisi bimbingan dan (c) pelayanan arah peminatan, (d) pelayanan
konseling yang diterapkan selama ini, terungkap terapeutik, dan (e) pelayanan diperluas ditambah
bahwa (1) pada variabel penyusunan program dengan komponen laporan evaluasi dan rencana
bimbingan dan konseling : (a) instrumen tindak lanjut penjabaran aspek kompetensi
supervisi BK belum menggali secara lebih dalam profesional dalam layanan BK berdasarkan
mengenai aspek-aspek yang harus dijabarkan Permendikbud Nomor 81.A Tahun 2013 Tentang
oleh guru BK dalam persiapan dan manajemen Implementasi Kurikulum.
program, assesmen program yang memadai,

59
Ulfa dkk. / Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014)

Daftar Pustaka Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.


Edisi revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya
Borg dan Gall. 2007. Educational Research: An Republik Indonesia. Permendiknas No.27 Tahun 2008
Introduction. New York: Allyn and Bacon Inc tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
A. Guiffrida, Douglas and Rachel Jordan, at all. Kompetensi Konselor. Jakarta: Depdiknas
2007. “The Use of Metaphor in Clinical Republik Indonesia. Permendikbud No.81.A Tahun 2013
Supervision”. By the American Counseling Tentang Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta
Association. All rights reserved Journal of Sukardi, Dewa Ketut. 2008. Proses  Bimbingan dan
Counseling & Development. Volume 85 Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

60

Anda mungkin juga menyukai