Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PROGRAM KEGIATAN

PADA LANSIA

DISUSUN OLEH:

Andi Nurfadilah Syam (70600117004)

Audya Bulkis (70600117033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN ALAUDDIN MAKASSAR

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang
telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan judul “Program Kegiatan Pada Lansia” dengan
baik tanpa ada halangan.

Makalah ini telah kami selesaikan dengan baik berkat kerjasama. Oleh karena
itu kami sampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang telah berkontribusi secara
maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan
kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, kami selaku
penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah
khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Makassar, 4 April 2020

Penyusun
Pendahuluan
Batasan umur mengenai masa lansia masih diperdebatkan oleh para ahli yang
banyak meneliti masa ini. Ada yang mengatakan bahwa usia lanjut dimulai sejak
seseorang dipensiun dari pekerjaannya. Padahal masa pensiun orang Indonesia
dimulai ketika ia berumur 55, kecuali untuk orang dengan fungsi tertentu seperti
profesor, ahli hukum, dokter atau professional lain yang biasanya pensiun ketika ia
berumur 65 tabun. Banyak orang di Indonesia beranggapan bahwa ia telah tua
karena ia telah mempunyai eueu meskipun ia belurn pensiun. Saya eenderung
membatasi masa lansia dari umur 65 sampai mati, karena saya beranggapan bahwa
usia 55 masih merupakan masa usia tengah baya.
Semakin maju sebuah negara, berarti semakin makmur penduduknya dan
semakin tinggi pula barapan hidup mereka. Saat ini Indonesia telah memenuhi
kebutuhan pokok penduduknya seperti kebutuhan sandang dan pangan.. Usia
harapan hidup adalah 70 tahun bagi wanita dan 68 tabun bagi pria. Hal ini
mendekati harapan hidup orang Amerika yang hanya lebih tua dua tabun saja.
Situasi demikian ini tentu mempunyai dampak tertentu, misalnya negara ini akan
dipenuhi oleh masyarakat yang konsumtif dan kurang produktif. Untuk itu perlu
langkah-langkah kongkrit untuk mempersiapkan manusia lansia supaya mereka
dapat sehat fisik maupun mentalnya. Diharapkan bahwa meskipun mereka telah
mengalami lansia. mereka tetap dapat berkarya dan produktif sebingga mereka
mempunyai perasaan positif terhadap diri mereka sendiri.
1. Program Senam Bagi Lansia
Senam lansia dapat meningkatkan kelenturan dan kebugaran fisik sehingga
menyebabkan lansia dapat melakukan aktivitas fisik dan kinerja sehari-hari, hal
ini dapat terjadi karena ketika otot sedang berkontraksi, sintesa protein kontraktil
otot berlangsung jauh lebih cepat daripada kecepatan penghancurannya, sehingga
menghasilkan filamen aktin dan miosin yang bertambah banyak secara progresif di
dalam miofibril, kemudian miofibril itu sendiri akan memecah di dalam setiap
serat otot untuk membentuk miofibril yang baru. Peningkatan jumlah miofibril
tambahan yang menyebabkan serat otot menjadi hipertropi. Dalam serat otot yang
mengalami hipertropi terjadi peningkatan komponen sistem metabolisme fosfagen,
termasuk ATP dan fosfokreatin. Hal ini mengakibatkan peningkatan kemampuan
sistem metabolik aerob dan anaerob yang dapat meningkatkan energi dan kekuatan
otot. Peningkatan kekuatan otot inilah yang membuat lansia semakin kuat dalam
menopang tubuh.

Model senam ini sesuai untuk mendukung kebugaran jasmani dan fungsi otak
lansia. Hasil yang menyatakan bahwa model senam lansia sesuai, serta aman
dilakukan oleh para lansia adalah validator. Pada saat penyelesaian tahap
pengembangan model senam lansia dilakukan tahap validasi oleh para ahli. Ahli
materi yang ditunjuk adalah seorang praktisi kesehatan lansia dan seorang
akademisi sekaligus praktisi senam lansia. Ahli materi (Praktisi Kesehatan Lansia)
menilai tentang aktivitas senam harus sesuai dengan prinsip-prinsip senam dan
latihan. Ahli materi (Akademisi dan Praktisi senam lansia) menilai tentang
gerakan-gerakan yang sesuai bagi lansia dan sistematika penyusunan sebuah
senam. Model senam lansia yang dikembangkan sudah sesuai dengan prinsip-
prinsip senam dan latihan.

Pada senam ini terdapat 25 gerakan yang bervariasi dan berkategorikan “low
impact” yang terdiri atas, gerakan sikap sempurna sebagai awalan, gerakan
pemanasan, gerakan peralihan sebanyak 9 gerakan, gerakan inti kebugaran jasmani
sebanyak 8 gerakan, gerakan inti untuk fungsi otak, gerakan pendinginan, dan
ditutup oleh gerakan sikap sempurna di akhir. Senam lansia ini berdurasi 30 menit
dengan intensitas latihan 70% - 80% denyut nadi maksimum, sehingga dapat
dilakukan 3 kali dalam seminggu bagi lansia yang belum terlatih. Bagi para lansia
yang sudah terlatih, bisa melakukan senam ini dengan frekuensi latihan 3-5 kali
per minggu dengan penambahan power di setiap gerakan. Olahraga pada lansia
sebaiknya terdiri dari latihan aerobik untuk kesehatan jantung dan paru, latihan
kekuatan, dan latihan keseimbangan dan kelenturan dengan memperhatikan durasi
latihan, intensitas latihan dan frekuensi latihan. Durasi latihan bagi lanjut usia
untuk latihan daya tahan adalah 20-30 menit/ hari merata bertahap dalam 1
minggu. Frekuensi latihan 4 kali dalam seminggu dengan intesitas latihan 50-75%
dari denyut nadi maksimum.

2. Program Melukis Bagi Lansia


Suatu bentuk terapi yang bersifat ekspresif dengan mengunakan materi seni,
seperti lukisan, kapur, spidol, dan lainnya. Art therapy menggunakan media seni
dan proses kreatif untuk membantu mengekspresikan diri, meningkatkan
keterampilan coping individu, mengelola stress, dan memperkuat rasa percaya diri.
Art therapy juga dapat diartikan sebagai kegiatan membuat sebuah karya seni
untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan emosional pada individu, baik pada
individu yang memiliki kemampuan dalam seni ataupun yang tidak memiliki
kemampuan dalam seni. Melalui art therapy individu dapat mengungkapkan
perasaan yang dialami dengan menggunakan seluruh area atau fungsi dalam diri
mereka.
Art therapy dapat menjadi cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi,
seperti: perasaan marah, takut ditolak, cemas, dan rendah diri. Kegiatan yang
diperoleh dalam art therapy itu sendiri salah satunya melalui menggambar.
Kegiatan menggambar merupakan kegiatan yang menyenangkan dan dapat
dilakukan oleh siapapun sekalipun individu tersebut tidak dapat menggambar.
Melalui media gambar tersebut, dapat membantu memahami persepsi dan perasaan
yang terjadi pada diri individu dan mencoba membantu menggali bagaimana cara
menyelesaikan masalah. Dan harapan untuk dapat membantu untuk hidup lebih
baik dan tidak terjebak dalam masa lalu.
Media yang digunakan dalam proses art therapy sangat bervariasi. Namun
hanya terdapat empat media kasar yang digunakan sudah lebih dari 60 tahun, yaitu
painting, clay, collage, dan drawing. Kegiatan menggambar merupakan kegiatan
yang menyenangkan dan dapat dilakukan oleh siapapun sekalipun individu
tersebut tidak dapat menggambar. Melalui media gambar, individu akan
memahami persepsi dan perasaan yang terjadi pada dirinya dan membantu
individu untuk menggali cara menyelesaikan masalah serta menemukan harapan
untuk membantu hidup menjadi lebih baik.

3. Program Membuat Kerajinan Tangan Bagi Lansia


Salah satu bidang usaha yang berpeluang untuk dikembangkan adalah usaha
kerajinan. Salah satu usaha kerajinan yang dapat dikembangkan dengan modal
tidak besar tetapi mampu menghasilkan nilai ekonomi yang cukup tinggi adalah
kerajinan makrame dengan menggunakan tali kor. Makrame mempunyai potensi
untuk dikembangkan bila dilihat bahan yang digunakan dari tali kor yang memiliki
beragam warna sehingga produk yang dihasilkan akan menarik dan tidak monoton.
Disisi lain Makrame dapat diaplikasikan dalam berbagai bentuk produk yang
memiliki fungsi, dengan demikian memiliki peluang usaha bisa dikembangkan
menjadi produk produk makrame yang memiliki fungsi atau guna, salah satunya
adalah tas dan dompet.
Kekuatan plastik dan long term penggunaannya juga menjadi andalan potensi
produk. Makrame berasal dari kata Arab “Mucharam” artinya susunan kisi-kisi
sedangkan kata macramé dari turki yang berarti rumbai-rumbai atau migrama yang
artinya penyelesaian (penyempurnaan) garapan lap dan selubung muka dengan
simpul. Makrame merupakan bentuk seni kerajinan simpulmenyimpul dengan
menggarap rantaian benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat
berbagai simpul pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan
jumba. Pada dasarnya makrame adalah seni menghias simpul yang terdiri atas
satu, dua, tiga, empat atau lebih dalam satu kelompok bentuk pola. Makrame telah
dieksplorasi kedalam berbagai bentuk produk bercita rasa seni seperti: tas,
gantungan pot, partisi hiasan dinding dan berbagai produk hiasan pakai lainnya.
Dilihat dari aspek produksi, teknik makrame ini tidaklah sulit. Bahan baku
juga mudah didapat di distributor plastik baik melalui toko nyata ataupun online
internet. Proses pembuatannya sendiri membutuhkan waktu yang realtif lama
(tergantung tingkat kemahiran) sehingga bisa dilakukan oleh para lansia yang
memang miliki waktu luang. Space atau area pembuatannya pun tidak
memerlukan tempat khusus. Sedangkan dari aspek manajemen usaha, kerajinan
makrame ini bisa diawali melalui manajemen usaha sederhana berdasarkan aspek
produksi.
Bersamaan dengan membuat modul dibuat pula prototype produk yang
merupakan contoh produk yang akan menjadi contoh hasil akhir ketika kegiatan
pelatihan berlangsung. Prototype tersebut juga disesuaikan dengan kemampuan
lansia, dirancang agar tidak terlalu sulit ataupun tidak terlalu mudah. Di dalam
modul ditampilkan contoh-contoh simpul dasar dan langkah-langkah membuatnya.
Untuk lebih menarik di dalam modul juga disertakan gambar-gambar produk yang
terbuat dari tali kor dengan teknik makrame. Gambar-gambar disajikan menarik
untuk mempermudah lansia memahami makrame mengingat peserta adalah
masyarakat awan yang perlu penggambaran detail dan jelas daripada uraian
penjelasan kata-kata yang panjang lebar.
4. Kegiatan spriritual

Perlu digalangkan untuk manusia lansia. Keterlibatan mereka di bidang ini akan
membuat mereka aktif dan merasa dibutuhkan. lni akan menyeimbangkan mentalnya
dan menambah harga dirinya. Perpaduan kegiatan sosial dan spiritual akan
menyiapkan mereka pada masa lansia yang bahagia.

Biasanya mereka memiliki motivasi tinggi untuk mengatasi masalahyang dihadapi


dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah. Selain itu bagi wanita lansia
terutama bagi mereka yang sudah berusia diatas 70 tahun, kesadaran religius
mempunyai arti signifikan. Kesadaran religius ini mempunyai hubungan dengan
kecemasan yang merupakan bentuk goncangan emosi yang sering dialami oleh lansia.

Kegiatan spiritual ini merupakan ungkapan keadaan sosio-psikologik mereka. Ia


menyadari bahwa ia membutuhkan kepasrahan total terhadap Yang Maha Kuasa.
Untuk itu ia akan aktif dalam kegiatan sosial dan spiritual untuk mempersiapkan diri
sebelum ia mati.

5. Posyandu untuk lansia

Perlu diberikan pula cara-cara untuk mengatasi stress, seperti relaksasi. meditasi,
yoga. ampun strategi kognitif. Pengelolaan stress dapat diberikan da1am bentuk
kursus-kursus dan latihan-latihan untuk umum. Dapat pula ditawarkan pelatihan-
pelatihan ini bagi pegawai yang menjelang pensiun di instansi swasta manpun
pemerintah.

Pusat kesehatan mental masyarakat perlu didirikan untuk lebih dapat memberikan
pengabdian pada masyarakat, paraprofesional dapat digunakan di pusat ini. Untuk itu
perlu didirikan kursus-kursus kesehatan mental masyarakat yang lebih menekankan
pada prevensi dan pengatasan masalah di saat krisis. Dapat pula pusat ini bekerja
sarna dengan PKK atau Dharma Wanita, ataupun organisasi sosial lainnya.
Nampaknya kerja sama ini telah dilakukan akhir-akhir ini dengan adanya posyandu
untuk lansia.
DAFTAR PUSTAKA

1. Ichasanna, Y. N. Pengaruh Senam Lansia Terhadap Kebugaran Lanjut Usia Di


Posyandu Lanjut Usia Tegalsari Dan Posyandu Lanjut Usia Lodalang
Siswodipuran Boyolali. [Skipsi]. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta. 2017.
2. Permatasari, A.E, Marat, S, Suparman, M.Y. Penerapan Art Therapy untuk
Menurunkan Depresi pada Lansia di Panti Werdha X. Jurnal Muara Ilmu Sosial,
Humaniora, dan Seni Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 116-126.
3. Patria A.S, Mutmainnah S. Model Pemberdayaan Kelompok Lanjut Usia Wanita
Melalui Industri Kreatif. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 9(1), Maret 2018:
hlm 15-27.
4. Indah Dwi W, Asmaripa, Anita. Analisis Partisipasi Lansia dalam kegiatan
pembinaan kesehatan lansia. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat Vol.7, No. 02 Juli
2016.

Anda mungkin juga menyukai