Anda di halaman 1dari 6

Tanda Tanya Agung?

Khairun Nisa

Sepasang kekasih guy Dimas & Reuben ternyata adalah dua orang yang pintar dan
memiliki imajinasi yang begitu tinggi. Dimas adalah orang yang suka menuliskan cerita hingga
dalam novel ini bercerita tentang novel pertama yang ingin Dimas tulis dengan menghadirkan
tokoh seperti kesatria yang kaya raya, tampan, dan juga pintar, begitu juga putri seorang wanita
cantik, pintar, dan memiliki segalanya, dan yang terakhir adalah bintang jatuh tokoh yang
dihadirkan untuk mengisi kekosongan hati kesatria dikala putri telah tiada. Konflik dimulai
ketika Rana yang berniat hanya ingin mewawancarai Ferre, tetapi yang terjadi adalah Ferre
kemudian jatuh cinta pada Rana yang telah memiliki suami. Ferre seakan buta, dia terus saja
mengejar Rana yang terlah bersuami, akhirnya karena Rana yang pada dasarnya tidak setulusnya
mencintai suaminya, imannya pun goyah Rana mulai meladeni Ferre yang sangat mencintainya.
Ale sahabat dekat Ferre selalu menasehatinya untuk berhenti mencintai dan mengejar Rana,
tetapi Ferre tak mendengarkan. Sampai suatu ketika suami Rana menangkap basah Rana sedang
berjalan berdua dengan Ferre menuju hotel. Suami Rana pun berkata bahwa dia ikhlas melepas
Rana bersama laki-laki yang dicintainya asal Rana bisa bahagia, tetapi saat sang suami berkata
seperti itu hati Rana berkata lain dia memutuskan untuk kembali pada suaminya dan melepas
Ferre. Ferre pun sangat kaget mendengar hal itu hingga dia sampai sakit, tidak masuk bekerja,
dan apalagi tidak mau keluar kamar, hal itulah yang membuat Ale dan Diva (tetangganya)
merasa khawatir. Tapi setelah Ale dan Diva datang keadaan Ferre semakin membaik, bahkan
setelah pertemuan dengan Diva, Ferre sering bermain dengan Diva di halaman belakang rumah
tetangganya itu. Sampai suatu ketika hal tersebut terulang kembali pada Ferre, Diva memutuskan
untuk pergi menjelajahi semua belahan bumi dibantu oleh Gio sahabatnya. Ferre pun kaget dan
selalu berharap Diva dapat kembali lagi ke pelukannya.
“pernahkah kamu merasa kita semua terlahirkan ke dunia dengan membawa tanda tanya
agung? Tanda tanya itu bersembunyi sangat halus di setiap atom tubuh kita, membuat manusia
terus bertanya, dihantui, sehingga seolah-olah misi hidupnya pun hanya untuk menjawab tanda
tanya itu. Perubahan cuaca, gempa bumi, kemunculan spesies baru di dunia flora dan fauna,
sampai matahari terbit dan tenggelam, mereka semua digulirkan oleh satu tanda tanya yang
sama”.
Masih ada segelintir orang yang muncul dalam dirinya pertanyaan seperti ini, bahkan dia
belum menemukan jawaban dari pertanyaan ini hingga berpuluh-puluh tahun lamanya. “Untuk
tujuan apa sih, kita diciptakan di dunia ini?”, demikian pertanyaan yang selalu muncul dalam
benaknya.

Allah menciptakan manusia pasti memilki tujuan, jika manusia hidup di dunia ini tanpa
tujuan sama seperti seseorang yang berenang dalam kegelapan di tengah lautan, tanpa arah yang
jelas dan kemungkinan terbesar akan terdampar di tempat yang tidak diharapkan. Sekalipun
kebanyakan orang beranggapan bahwa mereka mempunyai tujuan hidup, namun kebanyakan
meletakkannya pada sasaran yang tidak tepat. Pada umumnya orang berjuang keras dan berusaha
sekuat tenaga untuk mengejar kekayaan, kekuasaan, harga diri atau keluarganya yang seringkali
disertai dengan pengejaran gelar atau pendidikan tinggi. Seringkali orang-orang yang
memfokuskan dirinya untuk untuk mengejar hal-hal demikian pada akhirnya akan mengalami
kebuntuan dan ketidakpuasan pada makna dan tujuan hidupnya, karena mereka meletakkannya
sebagai tujuan tertinggi hidupnya. Pertanyaan yang sering muncul lagi “mengapa aku dilahirkan
dikeluarga ini?” tetapi tak ada orang yang bisa menjawab menjawab pertanyaan itu dengan tepat
kecuali para utusan Allah, bahkan mungkin saja pertanyaan tersebut akan terjawab dalam kitab-
kitab yang telah Allah turunkan jika kita ada niatan untuk mengkajinya. Allah Ta’ala sudah
menjelaskan dengan sangat jelasnya di dalam Al Qur’an apa yang menjadi tujuan kita hidup di
muka bumi ini. Cobalah kita membuka lembaran-lembaran Al Qur’an dan kita jumpai pada surat
Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala berfirman,

‫ون‬ َ ‫ت ْال ِجنَّ َواإْل ِ ْن‬


ِ ‫س إِاَّل لِ َيعْ ُب ُد‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.”
(QS. Adz Dzariyat: 56)

Jadi, Allah tidaklah membiarkan kita begitu saja. Bukanlah Allah hanya memerintahkan
kita untuk makan, minum, melepas lelah, tidur, mencari sesuap nasi untuk keberlangsungan
hidup. Ingatlah, bukan hanya dengan tujuan seperti ini Allah menciptakan kita. Tetapi ada tujuan
besar di balik itu semua yaitu agar setiap hamba dapat beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala
berfirman,

َ ‫أَ َف َحسِ ْب ُت ْم أَ َّن َما َخلَ ْق َنا ُك ْم َع َب ًثا َوأَ َّن ُك ْم إِلَ ْي َنا اَل ُترْ َجع‬
‫ُون‬

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main
(saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al Mu’minun: 115).
Ibnu Qoyyim Al Jauziyah mengatakan, “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan
hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya[?] ”
(Madaarijus Salikin, 1/98) Jadi beribadah kepada Allah adalah tujuan diciptakannya jin, manusia
dan seluruh makhluk. Makhluk tidak mungkin diciptakan begitu saja tanpa diperintah dan tanpa
dilarang.

Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫أَ َيحْ َسبُ اإْل ِ ْن َسانُ أَنْ ُي ْت َر‬


‫ك س ًُدى‬

“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?”
(QS. Al Qiyamah: 36).

Imam Asy Syafi’i mengatakan,

‫الَ ي ُْؤ َم ُر َوالَ يُ ْنهَى‬

“(Apakah mereka diciptakan) tanpa diperintah dan dilarang?”.

Ulama lainnya mengatakan,

ُ‫الَ يُثاَبُ َوالَ يُ َعاقَب‬

“(Apakah mereka diciptakan) tanpa ada balasan dan siksaan?” (Lihat Madaarijus Salikin, 1/98)

Jadi, setelah kita mengetahui tujuan hidup kita di dunia ini, perlu diketahui pula bahwa
jika Allah memerintahkan kita untuk beribadah kepada-Nya, bukan berarti Allah butuh pada kita.
Sesungguhnya Allah tidak menghendaki sedikit pun rezeki dari makhluk-Nya dan Dia pula tidak
menghendaki agar hamba memberi makan pada-Nya. Allah lah yang Maha Pemberi Rizki.
Perhatikan ayat selanjutnya, kelanjutan surat Adz Dzariyat ayat 56. Di sana, Allah Ta’ala
berfirman,

)58( ُ‫ق ُذو ْالقُ َّو ِة ْال َمتِين‬


ُ ‫) إِ َّن هَّللا َ ه َُو ال َّر َّزا‬57( ‫ون‬ ْ ‫ق َو َما أُ ِري ُد أَ ْن ي‬
ِ ‫ُط ِع ُم‬ ٍ ‫َما أُ ِري ُد ِم ْنهُ ْم ِم ْن ِر ْز‬

“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari makhluk dan Aku tidak menghendaki supaya
mereka memberi makan pada-Ku. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang
Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh.” (QS. Adz Dzariyat: 57-58)
Jadi, justru kita yang butuh pada Allah. Justru kita yang butuh melakukan ibadah kepada-
Nya. Semoga kita dapat memperhatikan perkataan yang sangat indah dari ulama Robbani, Ibnul
Qoyyim rahimahullah tatkala beliau menjelaskan surat Adz Dzariyaat ayat 56-57.

Beliau rahimahullah mengatakan,“Dalam ayat tersebut Allah Ta’ala mengabarkan bahwa


Dia tidaklah menciptakan jin dan manusia karena butuh pada mereka, bukan untuk mendapatkan
keuntungan dari makhluk tersebut. Akan tetapi, Allah Ta’ala Allah menciptakan mereka justru
dalam rangka berderma dan berbuat baik pada mereka, yaitu supaya mereka beribadah kepada
Allah, lalu mereka pun nantinya akan mendapatkan keuntungan. Semua keuntungan pun akan
kembali kepada mereka. Hal ini sama halnya dengan perkataan seseorang, “Jika engkau berbuat
baik, maka semua kebaikan tersebut akan kembali padamu”. Jadi, barangsiapa melakukan
amalan sholeh, maka itu akan kembali untuk dirinya sendiri. ” (Thoriqul Hijrotain, hal. 222)

Jelaslah bahwa sebenarnya kita lah yang butuh pada ibadah kepada-Nya karena balasan dari
ibadah tersebut akan kembali lagi kepada kita.

Dari beberapa ayat beserta penjelasannya apakah kita masih bingung untuk apa Allah
menghidupkan kita didunia ini, bukan semata-mata Allah menciptakan kita di dunia ini hanya
untuk merasakan bahagia, sedih, dan lainnya. Dalam Al-Kitab pun sama juga dielaskan bahwa
kita hidup didunia ini hanya untuk memuliakan Tuhan,
Yesaya 43:7

"Bawalah anak-anak-Ku laki-laki dari jauh, dan anak-anak-Ku perempuan dari ujung-ujung
bumi, semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku, yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku,
yang Kubentuk dan yang Kujadikan!"
Efesus 1:11-12

"Aku katakan 'di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang
dijanjikan kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud
Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak- Nya -- supaya kami,
yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi
kemuliaan-Nya."
Wahyu 4:11

"Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab
Engkau telah menciptakan segala sesuatu; dan oleh karena kehendakMu semuanya itu ada dan
diciptakan."
1 Korintus 10:31

"Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah."
Dalam kitab injil pun dijelaskan bahwa kita diciptakan didunia ini hanya untuk memuliakan-
Nya,
Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak
bercacat di hadapan-Nya. Efesus 1 : 4

Itulah beberapa penjelasan ayat dari berbagai kitab yang dipercayai umat di dunia ini,
semua penjelasan kitab diatas menjelaskan arti yang sama, kita hidup didunia ini hanya untuk
memuliakan dan beribadah kepada-Nya. Dan untuk pertanyaan “mengapa kita hidup atau
dilahirkan di keluarga ini?”. Menurut saya, adalah agar Allah Swt tau sampai mana batas kita
bisa sabar hidup dikeluarga miskin, atau sampai mana kita bisa memanfaatkan harta yang kita
miliki. Tetap berpanduan pada ayat Al-Qur’an diatas sebagai umat muslim, manusia hidup
didunia ini tetap untuk hanya beribadah kepada-Nya. Seperti juga penyataan yang pernah saya
dengar bahwa saat kita berada di dalam rahim ibu Allah telah menuliskan takdir kita di Lauhul
Mahfudz. Jadi kita harus menerima dan tambah mendekatkan diri kepada Allah atas apa yang
telah Dia tulis yang kelak akan menjadi takdir kita.
Nama : Khairun Nisa
Tempat, tanggal, lahir : Sumenep, 08 September 2001
Hobby : Baca novel
Cita-cita : Arsitek dan Ahli Kimia
Zodiak : Virgo
Motto : Diam pada saat seharusnya bicara merupakan tanda kelemahan

Anda mungkin juga menyukai