Pandangan Birdwhistell mengenai Bahasa Tubuh (Kinesics)
Ray Birdwhistell menggunakan linguistic sebagai model dalam kajiannya mengenai kinesics, yang merujuk pada bahasa tubuh. Tujuh asumsi dalam teori Birdwhistell, yaitu: 1. Gerakan seluruh tubuh memiliki makna dalam konteks komunikasi. 2. Tingkah laku bisa dianalisasi karena terorganisasi. 3. Penggunaan gerak tubuh dalam interaksi merupakan bagian dari sistem sosial. 4. Orang terpengaruh dengan gerakan tubuh yang dapat dilihat orang lain. 5. Cara gerakan tubuh befungsi dalam komunikasi bisa diinvestigasi. 6. Makna yang ditemukan dalam penelitian tentang bahasa tubuh berasal dari tingkah laku yang dipelajari dan metode yang digunakan. 7. Cara seseorang menggunakan gerak tubuh akan memiliki tempat istimewa, tetapi juga menjadi bagian dari sistem sosial yang lebih besar.
Pandangan Ekman dan Friesen mengenai Bahasa Tubuh
Paul Ekman dan Wallace Friesen menganalisa aktivitas nonverbal menjadi tiga cara, yaitu asalnya (origin), mengode atau menyandi (coding), dan penggunaannya (usage). Origin adalah asal dari aksi tersebut. Coding merupakan hubungan antara aksi dan maknanya. Usage juga termasuk bagaimana tindakan nonverbal dimaksudkan untuk menyampaikan informasi. Tindakan yang komunikatif digunakan untuk menyampaikan makna, sedangkan tindakan interaktif memengaruhi tindakan partisipan lain. Tindakan nonverbal memiliki lima tipe, tergantung pada asal, penyandian, dan penggunaannya. Yaitu, emblem (terjemahan lisan), ilustrator (mengambarkan apa yang dikatakan secara lisan), adaptor (memfasilitasi ketegangan tubuh), regulator (mengendalikan interaksi), mempengaruhi tampilan.
Pandangan Hall mengenai Tindakan Nonverbal (Proxemics)
Sepertihalnya bahasa, tindakan nonverbal juga beragam dari budaya ke budaya. Proxemics merujuk pada penggunaan ruang dalam komunikasi. Menurut Hall, cara ruang itu digunakan dalam interaksi tergantung pada budaya. Hall membagi tiga tipe ruang. Ruang dengan fitur tetap (fixed feature space) terdiri dari benda-benda yang tidak bergerak, seperti dinding dan kamar. Ruang dengan fitur semitetap (semi-fixed feature space) terdiri dari benda-benda yang bisa digerakkan, seperti perabotan. Ruang tidak resmi (informal space) merupakan area pribadi di seluruh tubuh yang ikut kemanapun pemiliknya pergi. Delapan faktor yang terlibat ketika mereka menggunakan ruang, yaitu faktor sikap dan jenis kelamin, sumbu sociofugal-sociopetal, faktor kinesthetic, tindakan menyentuh, kode visual, kode panas, kode penciuman, dan kebisingan suara.