2.4 PEMERIKSAAN
Pengambilan spesimen dilakukan sebanyak dua kali berturut-turut (pada
hari berikutnya atau kondisi terjadi perburukan).
1.4.1 Jenis Spesimen
Tabel 2.1 Jenis Spesimen Pasien Novel Coronavirus
Bahan Suhu
Jenis Penyimpanan Keterangan
Spesimen Pengambilan Pengiri
man
Usap Swab Dacron o
4C ≤5 hari: 4 °C Kedua WAJIB
nasofaring atau Flocked Swab harus DIAMBIL
ATAU ditempatkan
>5 hari: -70 °C di tabung
Orofaring Swab + Virus yang sama
Transport untuk
Medium meningkatkan
(VTM) viral
load.
Sputum Kontainer 4oC ≤48 jam: 4 °C Pastikan WAJIB
Steril >48 jam: –70 °C Sputum DIAMBIL
berasal dari
Saluran
Pernapasan
bawah
(BUKAN
Liur)
Broncho- Kontainer 4oC ≤48 jam: 4 °C
alveolar Steril + Virus >48 jam: –70 °C
lavage Transport
Medium
(VTM)
Tracheal Kontainer 4oC ≤48 jam: 4 °C
aspirate, Steril + Virus >48 jam: –70°C
nasophary Transport
ngeal Medium
aspirate (VTM)
atau nasal
wash
Jaringan Kontainer 4oC ≤24 jam: 4 °C
biopsi Steril + Saline >24 jam: –70 °C
atau
autopsi
termasuk
dari
paru-
paru.
Serum (2 Serum 4oC ≤5 hari: 4 °C Pengambilan 2 WAJIB
sampel separator >5 hari: -70 °C Sampel : DIAMBIL
yaitu akut tubes • Akut-
dan (Dewasa 3-5 minggu
konvalesen) ml whole pertama
untuk Blood) saat sakit
serologi • Konvalesen-
2 s.d. 3
minggu
setelahnya
1.4.2 Pengambilan Spesimen
Sebelum kegiatan pengambilan spesimen dilaksanakan, harus
memperhatikan universal precaution atau kewaspadaan universal untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit dari pasien ke paramedis maupun
lingkungan sekitar. Hal tersebut meliputi:
1. Selalu mencuci tangan dengan menggunakan sabun/desinfektan SEBELUM
dan SESUDAH tindakan.
2. Menggunakan APD
Melihat situasi saat ini, mekanisme penularan masih dalam investigasi maka APD
yang digunakan untuk pengambilan spesimen adalah APD lengkap dengan
menggunakan masker minimal N95.
Apabila hasil pemeriksaan terdapat positif etiologi virus yang lain tetapi
negatif COVID19 dan memiliki hubungan epidemiologi yang kuat dengan kontak
erat atau riwayat perjalanan dari wilayah terjangkit maka harus dilakukan
pemeriksaan ulang. Karena kemungkinan terjadinya infeksi sekunder belum
diketahui.
Bila spesimen yang diperiksa di laboratorium regional menunjukkan hasil
positif maka akan dilakukan konfirmasi ulang oleh Laboratorium Pusat
Penyakit Infeksi Prof. Dr. Oemijati – Puslitbang Biomedis dan Teknologi
Dasar Kesehatan.
Seluruh hasil pemeriksaan laboratorium pemeriksa harus dikirimkan ke
Badan Litbabangkes dan Dirjen P2P cq. PHEOC untuk kemudian diteruskan
ke Emergency Operation Center (EOC) Pusat Krisis Kesehatan. PHEOC
mengirimkan hasil pemeriksaan ke Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit yang
merawat kasus. Pelaporan satu pintu ini diharapkan dapat lebih memudahkan
berbagai pihak terkait agar dapat berkoordinasi lebih lanjut. Jika hasil pemeriksaan
laboratorium positif, IHR Nasional Fokal Poin memberikan notifikasi ke WHO
dalam 1x24 jam.
BAB 3
KESIMPULAN
COVID-19 merupakan jenis coronavirus yang baru dan pertama kali ditemukan di Kota Wuhan,
Provinsi Hubei, Cina, pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala klinis bervariasi dimulai dari gejala
non-spesifik mirip flu, sampai gejala saluran napas bawah seperti pneumonia, ARDS dan kemudian
dapat jatuh ke sepsis. Gejala klinis yang umum ditemukan menyerupai infeksi SARS-CoV dan
MERS-CoV, yakni demam, batuk, dan sesak nafas. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
menetapkan definisi kasus COVID-19 menjadi beberapa, yaitu pasien dalam pengawasan, orang
dalam pemantauan, kasus probabel dan kasus konfirmasi. Hal ini penting dilakukan agar
penyebaran virus COVID-19 dapat terpantau sehingga pemerintah dan tenaga kesehatan dapat
dengan segera mendeteksi dan menangani pasien yang dicurigai menderita penyakit ini sehingga
dapat membatasi penularan COVID-19 lebih lanjut.
LAMPIRAN
1 + + - - - + - - -
2 + - - - - + - - -
3 - + - - - + - - -
4 - - - + - - - - -