Hampir di 80% dari individu pernah mengalami Low back pain. Di Indonesia
LBP merupakan penyakit nomor dua terbanyak setelah influenza. Secara
keseluruhan kejadian LBP di Indonesia adalah sekitar 49%. Dengan prevalensi :
• Sering terjadi pada usia 40-59 tahun.
• Perbandingan pada laki-laki 18,2% dan pada wanita 13,6%.
• Insiden berdasarkan kunjungan pasien ke beberapa rumah sakit di Indonesia
berkisar antara 3-17%.
Etiologi
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaan fisik
Nyeri pinggang bawah: -Inpeksi: gerakan aktip pasien,
-Dimana lokasi nyeri? keterbatasan gerakan pada satu sisi atau
satu arah, back extension, forward
-Sudah berapa lama terasa nyeri? flexion
-Bagaimana kuantitas nyerinya? -Palpasi: tenderness, menentukan letak
-Apa yang membuat nyeri lebih berat segmen yang menyebabkan nyeri,
dan lebih ringan? dijumpai step off pada level yang
-Apakah ada penjalaran nyeri? terkena, mencari ada atau tidaknya
fraktur
Diagnosis
Pemeriksaan Neurologik
-Pemeriksaan sensorik:
Pemeriksaan rasa raba, rasa sakit, suhu, rasa
dalam
-Pemeriksaan motorik:
Menilai kekuatan, atropi
-Pemeriksaan refleks:
tendon, lutut/patella, tumit/ achiless
-Tes spesifik pada low back pain: lasegue,
kernig,fabere sign,ober’s sign, neri’s sign
Pemeriksaan penunjang:
-Laboratorium: Plain X-Ray,
Mielografi,
Komplikasi
Physical Social
Increased
Deformity absenteeism
Neurological impact
(motor/sensory deficit)
Prognosis
• Secara umum, prognosis dari low back pain akut adalah baik, dan sebagian besar nyeri serta disabilitas terkait akan hilang
dalam beberapa minggu. Akan tetapi, sebagian besar pasien dengan low back pain telah mengalami episode low back pain
sebelumnya, dan serangan akut sering terjadi sebagai eksaserbasi dari low back pain.
• Sedangkan untuk low back pain kronis, prgonosisnya bergantung pada penyakit yang mendasarinya, sehingga apabila
penyakit tersebut tidak ditangani dengan benar maka low back pain akan terus berlangsung bahkan dapat memberat.