Disusun
Nama/NIM:
Hayu Meivita Sari (201814201015)
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa Pasien dengan Isolasi Sosial: Menarik
Diri” dengan tepat waktu.
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui konsep dasar, asuhan
keperawatan, dan SPTK pasien dengan isolasi sosial yaitu menarik diri.
Perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih atas segala bantuan
dan bimbingan yang tentunya membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan
makalah ini. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Heru Wahyudi, S.Kep.,Ns.,M.Kes yang senantiasa membimbing
penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah dengan baik dan tepat
waktu.
2. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan dan do’a sehingga
penulis dapat bersemangat menempuh semua ini.
3. Rekan-rekan yang telah membantu dalam kesuksesan ini.
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
oleh penulis untuk melangkah ke arah yang lebih baik lagi dan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menarik diri merupakan suatu percobaan untuk menghindari
interaksi dan hubungan dengan orang lain (Rawlins, 1993). Isolasi sosial
adalah keadaan seorang individu mengalami penurunan atau bahkan sama
sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya. Pasien
mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan orang lain.
Hubungan yang sangat sehat dapat digambarkan dengan adanya
komunikasi yang terbuka, mau menerima orang lain, dan adanya rasa
empati. Pemutusan hubungan interpersonal berkaitan erat dengan
ketidakpuasan individu dalam proses hubungan proses hubungan yang
disebabkan oleh kurang terlibatnya dalam proses hubungan dan respons
lingkungan yang negatif. Hal tersebut akan memicu rasa tidak percaya diri
dan keinginan untuk menghindar dari orang lain.
2. Mekanisme Koping
Mekanisme koping merupakan upaya yang diarahkan pada
penatalaksanaan stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung
dan mekanisme pertahananan yang digunakan untuk melindungi diri
(Stuart, 2006).
Individu yang mengalami respons sosial maladaptif menggunakan
berbagai mekanisme dalam upaya mengatasi ansietas (Stuart, 2007).
Mekanisme tersebut berkaitan dengan dua jenis masalah hubungan yang
spesifik yaitu sebagai berikut:
a. Proyeksi merupakan keinginan yang tidak dapat ditoleransi,
mencurahkan emosi kepada orang lain karena kesalahan sendiri
(Rasmun, 2004).
b. Isolasi merupakan perilaku yang menunjukkan pengasingan diri dari
lingkungan dan orang lain (Rasmun, 2004).
c. Spiliting atau memisah merupakan kegagalan individu dalam
menginterpretasikan dirinya dalam menilai baik buruk
(Rasmun,2001).
3. Sumber Koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping
pada strategi seseorang. Strategi koping yang digunakan misalnya
keterlibatan dalam hubungan yang lebih luas seperti dalam keluarga dan
teman, hubungan dengan hewan peliharaan, menggunakan kreativitas
untuk mengekspresikan stres interpersonal seperti kesenian, musik, atau
tulisan (Stuart, 2006).
Sumber koping yang berhubungan dengan respons sosial
maladaptif adalah sebagai berikut:
a. Keterlibatan dalam hubungan keluarga yang luas dan teman.
b. Hubungan dengan hewan peliharaan yaitu dengan mencurahkan
perhatian pada hewan peliharaan.
c. Penggunaan kreativitas untuk mengekspresikanstres interpersonal
(misalnya: Kesenian, musik, atau tulisan).
Menurut (Stuart dan Laraia, 2005) terkadang ada beberapa orang
yang ketika ada masalah mereka mendapat dukungan dari keluarga dan
teman yang membantunya dalam mencari jalan keluar, tetapi ada juga
sebagian orang yang memiliki masalah, tetapi menghadapinya dengan
menyendiri dan tidak mau menceritakan kepada siapapun termasuk
keluarga dan temannya.
4. Pengkajian Keperawatan
Pengelompokkan data pada pengkajian kesehatan jiwa menurut
Hartono (2010) berisi tentang hal-hal dibawah ini:
a. Identitas klien.
b. Keluhan utama atau alasan masuk.
c. Faktor predisposisi:
Faktor predisposisi sangat erat kaitannya dengan faktor etiologi.
d. Aspek psikososial menurut Hartono (2010):
1) Genogram:
Merupakan penelususran genetik untuk mengetahui penyebab
gangguan jiwa generasi.
2) Konsep diri:
Kemunduran kemauan dan kedangkalan emosi yangmengenai
pasien akan mempengaruhi konsep diri pasien.
3) Hubungan sosial:
Klien cenderung menarik diri dari lingkungan pergaulan, suka
melamun dan berdiam diri.
4) Spiritual:
Aktivitas spiritual menurun seiring dengan kemunduran pasien.
e. Status mental menurut Hartono (2010):
1) Pembicaraan klien meliputi nada suara rendah, lambat,kurang bicara,
apatis.
2) Penampilan diri meliputi pasien tampak lesu, tak bergairah, rambut
acak-acakan.
3) Aktivitas motorik klien meliputi kegiatan yang dilakukan tidak
bervariatif. Kecenderungan mempertahankan pada satu posisi yang
dibuatnya.
4) Emosi klien mudah tersinggung.
5) Afek pada klien meliputi dangkal, tak ada ekspresi wajah.
6) Interaksi selama wawancara klien meliputi cenderung tidak
kooperatif, kontak mata kurang, tidak mau menatap lawan bicara,
diam.
7) Persepsi klien meliputi tidak terdapat halusinasi atau waham.
8) Proses berfikir klien meliputi gangguan proses berpikir jarang
ditemukan.
9) Kesadaran pada klien dapat berubah, tidak sesuai dengan kenyataan.
10) Memori atau ingatan pada klien tidak ditemukan gangguan spesifik,
orientasi tempat, waktu dan orang.
11) Kemampuan penilaian klien dapat berupa tidak dapat mengambil
keputusan, tidak dapat bertindak dalam suatu keadaan, selalu
memberikan alasan meskipun alasan tidak jelas atau tidak tepat.
12) Kebutuhan sehari-hari
Seperti makan, BAK/BAB, mandi, berpakaian,dan istirahat tidur.