Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN HOME VISIT

SKABIES

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas SMF Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Pendidikan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Bandung

Disusun oleh :

Of Prengki

12100116199

Preseptor :

Titik Respati, drg., MSc-PH

Reymon Pangihutan s, dr.

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA
PUSKESMAS KOPO KABUPATEN BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakaatuh

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas

limpahan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Home Visit.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pendidikan Profesi Dokter.

Keberhasilan dalam penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan,

bimbingan, pengarahan baik moral maupun material yang tidak ternilai besarnya

dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada Titik Respati, drg., selaku pembimbing Ilmu

Kesehatan Masyarakat dan Reymond Pangihutan, dr., selaku pembimbing

lapangan yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu yang berharga,

pengarahan dan bimbingan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima

kasih kepada teman seperjuangan koas yaitu Ridho, Ilman, Danti, Sinta, Chinta,

Ratri, Fitriah, dan Hanifah yang selalu mendukung dalam menjalankan Program

Pendidikan Profesi Dokter.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis menyadari masih terdapat

kekurangan sehingga penulis mengharapkan masukan dan saran dalam perbaikan

laporan ini.

Bandung, Maret 2017

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
BAB II KASUS....................................................................................................... 3
2.1 Keterangan Umum.......................................................................... 3
2.2 Anamnesis....................................................................................... 3
2.3 Pemeriksaan Fisik............................................................................. 4
2.4 Diagnosis Klinis............................................................................... 7
2.5 Penatalaksanaan .............................................................................. 8
2.6 Kunjungan Rumah........................................................................... 5
2.6.1 Faktor Lingkungan ................................................................. 8
2.6.2 Faktor Perilaku........................................................................ 11
2.6.3 Faktor Genetik....................................................................... 11
2.6.4 Faktor Pelayanan Kesehatan.................................................. 11
2.6.5 Faktor Ekonomi...................................................................... 12
2.6.6 Faktor Sosial......................................................................... 12
2.7 Genogram........................................................................................ 12
2.8 Pohon Masalah................................................................................ 13
2.8 Analisis Masalah Kesehatan Menggunakan Teori H.L Blum........... 14
2.9 Diagnostik Holistik.......................................................................... 14
2.1 Kesimpulan....................................................................................... 15
0
2.1 Rencana Tindak Lanjut.................................................................... 15
1
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 16

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Rumah Tampak Depan 8


Gambar 2.2 Kamar Tidur yang Jarang Dibersihkan 9
Gambar 2.3 Dapur yang Kotor dan Berdebu 10
Gambar 2.4 Jamban Jongkok 10
Gambar 2.5 Analisis Teori H.L Blum 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

Skabies adalah penyakit yang disebabkan infestatsi dan sensitisasi kulit

oleh tungau Sarcoptes scabiei dan produknya.1 Penyakit ini berhubungan erat

dengan higiene yang buruk. Prevalensi skabies tinggi pada populasi yang padat.

Dari hasil penelitian di Brazil, prevalensi skabies dua kali lebih tinggi di daerah

kumuh perkotaan yang padat penduduk daripada di masyarakat nelayan dimana

mereka tinggal di tempat yang lebih luas.1 Prevalensi skabies di seluruh dunia

dilaporkan sekitar 300 juta kasus per tahun. Skabies memiliki tempat predileksi di

kulit yang tipis seperti sela jari, pergelangan tangan, lipat paha, genitalia, dan

aksila.2

Ciri morfologi tungau skabies antara lain berbentuk bulat, berukuran

panjang 0,4 mm dan lebar 0,3 mm (betina). Tungau skabies memiliki 4 pasang

kaki yaitu 2 dibagian depan dan 2 dibagian belakang. Bagian depan (perut) tungau

skabies datar dan bagian belakangnya (punggung) cembung.2 Siklus hidup tungau

skabies berupa betina dewasa yang membuat terowongan (burrow) di kulit lapisan

epidermis (stratum corneum) dan menyimpan telurnya ( 2-3 telur/hari ) di

terowongan tersebut  kemudian telur menetas dalam 3-4 hari dan menjadi larva

 kemudian larva migrasi ke permukaan kulit membentuk short burrow

( molting pouch )  di dalam molting pouch larva berkembang menjadi nymph (4

pasang kaki ) dalam waktu 3-4 hari  nymph menjadi dewasa. Jantan dewasa

penetrasi kedalam molting pouch  melakukan kopulasi dengan betina dewasa 

1
2

impregnated betina dewasa sepanjang usianya (1-2 bulan) membuat burrow baru

untuk menetaskan telurnya.2


BAB II

KASUS

2.1 Keterangan Umum

Nama : KW

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 17 tahun

Alamat : Desa Kutawaringin RT 01 RW 09

Agama : Islam

Suku : Sunda

Pekerjaan : Buruh Industri Celana Jeans

Status : Belum menikah

Tanggal Pemeriksaan : 08 Maret 2017

Asuransi kesehatan : BPJS Non-PBI

2.2 Anamnesis

Keluhan utama : Gatal pada sela jari

Anamnesis khusus :

Pasien mengeluhkan gatal di area sela-sela jari sejak tiga bulan yang lalu.

Gatal dirasakan terutama pada malam hari. Keluhan dimulai dengan adanya gatal

dan muncul bintil-bintil kecil (papul) di area sela-sela jari. Pasien juga merasakan

gatal di area kaki, perut, dan selangkangan. Karena sangat gatal, pasien suka

menggaruknya sehingga kulit menjadi kemerahan dan sampai timbul luka yang

bernanah.

3
4

Pasien mengaku merasakan gatal sejak menginap di rumah neneknya.

Neneknya memiliki keluhan yang sama. Ibu dan tetangga pasien sekarang juga

memiliki keluhan yang sama seperti pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien belum pernah mengalami hal yang serupa sebelumnya.

Riwayat penyakit keluarga :

 Nenek dan ibu pasien memiliki keluhan yang sama seperti pasien

Riwayat Pengobatan :

Keluhan sudah diobati dengan salep 2-4 yang didapatkan dari puskesmas.

2.3 Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

Keadaan Umum : tampak sakit ringan

Kesadaran : compos mentis

b. Tanda Vital

Tekana Darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi : 20 x/menit

Suhu : Afebris
5

c. BMI (Body Mass Index)

Berat Badan : 48 kg

Tinggi Badan: 159 cm

BMI : 19,2 (normal)

d. Status Generalis

Kepala

Rambut : hitam

Kulit wajah : pigmentasi (-), jaringan parut (-), edema (-)

Mata : simetris, palpebra edema (-), konjunctiva

anemis (-/-), sklera icteris (-/-), pupil bulat

isokor.

Hidung : simetris, deviasi septum (-), sekret (-/-),

massa (-/-)

Mulut : bibir tampak lembap

Leher

JVP : tidak meningkat

KGB : tidak teraba membesar

Kelenjar tiroid : tidak teraba adanya pembesaran

Thorax

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tampak di ICS V linea

midclavicular sinistra
4

Palpasi : Iktus kordis teraba pada ICS V linea midclavicular

sinistra

Perkusi : Batas kanan : ICS V parasternal dextra

Batas kiri: ICS V linea midclavicular sisnitra

Batas atas: ICS III linea midclavicular sisnitra


6

Auskultasi : Suara jantung S1 dan S2 regular, murmur (-)

Paru-Paru

Inspeksi : Gerak dan bentuk simetris, warna kulit

normal, jejas (-), kemerahan (-), jaringan parut

(-), barrel chest (-)

Palpasi : Kulit hangat, focal fremitus kanan = kiri

Perkusi : Sonor (+/+)

Auskultasi : VBS (+) kanan = kiri, ronchi -/- dan wheezing

-/-

Abdomen

Inspeksi : Datar, distensi (-), jejas/jar.parut/luka bekas

operasi (-), massa abdomen (-).

Palpasi : Massa (-), hepar dan lien tidak teraba

pembesaran

Ginjal : tidak teraba pembesaran, ketok CVA

(-/-)

Perkusi : Timpani

Auskultasi : BU (+) 20x/menit

Ekstremitas

Atas Ka-Ki Bawah Ka-Ki


Hangat Hangat
Edema -/- Edema -/-
Sianosis (-) Sianosis (-)
4

Capillary refill < 2 Capillary refill < 2


detik detik
7

e. Status Dermatologis

1. Distribusi : Regional

2. Lokasi : sela-sela jari, kaki, perut, ketiak, selangkangan

3. Karakteristik

• Jumlah : Multipel

• Penyebaran : Sebagian diskret, sebagian konfluens

• Batas : Berbatas Tegas

• Bentuk : Sebagian bulat

2.4 Diagnosis Klinis

Diagnosis klinis ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Terdapat 4 tanda kardianl untuk diagnosis skabies, yaitu:

1. Pruritus nokturnal

2. Penyakit menyerang manusia secara berkelompok

3. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang

berwarna putih keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok,

rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ditemukan papul atau

vesikel

4. Ditemukan tungau dengan pemeriksaan mikroskopis

Diagnosis ditegakan dengan menemukan 2 dari 4 tanda tersebut.1

Pasien di diagnosis skabies karena sudah terdapat 3 dari 4 tanda kardinal

untuk diagnosis skabies.


8

2.5 Penatalaksanaan

- Pasien diberikan salep 2-4 yang didapatkan dari puskesmas. Salep

dioleskan diseluruh tubuh setelah mandi selama 3 hari berturut-turut. Salep

diolehkan di pagi hari, setelah dioleskan tunggu hingga 8 jam kemudian

dibersihkan kembali.

- Salep gentamisin digunakan 3-4 kali sehari

2.6 Kunjungan Rumah

2.6.1 Faktor Lingkungan

2.6.1.1 Lingkungan Fisik

a. Luas rumah

Luas rumah pasien berukuran sekitar 5x4 m2, terdiri dari 1 dapur, 3

kamar tidur, dan 1 ruang keluarga. Rumah dihuni oleh 3 orang , 2 orang

dewasa dan 1 remaja. Dinding rumah papan, lantai rumah papan tanpa alas

dan atap menggunakan seng.

Gambar 2.1 Rumah Tampak Depan


4
9

b. Pencahayaan dan ventilasi

Pencahayaan pada rumah pasien terang, baik di ruang keluarga maupun

di ruang kamar. pada ruang keluarga. Sumber cahaya lain yang digunakan

adalah lampu bolam pada ruang keluarga, kamar tidur, dan dapur.

Ventilasi didalam rumah masih kurang baik karena 2 jendela utama di

rumah tidak dapat dibuka, selain itu juga sirkulasi udara bisa didapatkan

apabila pintu utama dan pintu dapur dibuka.

c. Kebersihan

Lantai rumah pasien terbuat dari papan dan selalu di sapu sebanyak 2 kali

sehari. Pasien jarang membersihkan seluruh bagian langit-langit rumah,

sehingga bagian langit-langit ruang keluarga , terutama bagian dapur terlihat

kotor dan terdapat debu-debu berwarna hitam. Pasien juga jarang mencuci

sprei dan menjemur kasur. Pasien dan keluarga menggunakan handuk secara

bersamaan.

Gambar 2.2 Kamar tidur yang jarang dibersihkan


10

Gambar 2.3 Dapur yang kotor dan berdebu

d. Sarana Sanitasi

Pemilik rumah sudah memiliki jamban sendiri dan sudah memiliki

septictank sendiri. Limbah rumah tangga dialirkan secara langsung ke selokan

menuju ke sawah. Sumber air berasal dari sumur dan airnya disedot

menggunakan bantuan mesin jet pump. Kualitas air terlihat jernih dan tidak

berbau. Jamban yang digunakan adalah jamban jongkok. Rumah ini tidak

memiliki tempat sampah di dalam rumah.

Gambar 2.4 jamban jongkok


11

2.6.1.2 Lingkungan Biologis

Limbah kering oleh keluarga pasien dibakar di dekat

rumah, sedangkan limbah cair akan dialirkan ke selokan

terbuka.

2.6.2 Faktor Perilaku

1. Keluarga pasien jarang membersihkan rumah dan halaman rumah

setiap hari

2. Keluarga pasien jarang mencuci sprei kasur

3. Pasien dan keluarganya menggunakan handuk secara bersaman

4. Pasien sering menginap di rumah neneknya yang menderita skabies

5. Keluarga pasien sering menaruh binatang peliharaan seperti burung

dan kucing ke ruang keluarga.

2.6.3 Faktor Genetik

Tidak terdapat faktor genetik pada keluarga yang berhubungan dengan

penyakit pasien.

2.6.4 Faktor Pelayanan Kesehatan

Pasien menggunakan BPJS untuk biaya berobat ke

Puskesmas Kopo. Lokasi Puskesmas Kopo tidak jauh dari

rumah pasien ± 300 M.


4
12

2.6.5 Faktor Ekonomi

Penghasilan keluarga pasien berasal dari ayah dan ibunya. Pasien

bekerja sebagai buruh kain, sedangkan orang tua pasien bekerja sebagai

petani. Namun, sudah 1 minggu pasien tidak dapat bekerja karena tanggannya

sakit.

2.6.6 Faktor Sosial

Pasien dapat bersosialisasi baik dengan tetangga dan teman-temannya.

Pasien sering pergi bersama teman-temannya. Namun, sudah 1 minggu pasien

tidak keluar rumah karena tangan dan kakinya sakit. Jadi pasein lebih banyak

istirahat.
4

2.6.7 Genogram

Tn. A Ny.S Skabies

Tn. U 60 Skabies
50

 Ny.A Ny.P Ny.S Ny.R

Skabies 17 19 21 27
25 30
Tn.K Tn.S Tn.H Ny.S Ny.A Ny.S Ny.R

b 5/8/2000

Keterangan:
1. : Laki-Laki

2. : Perempuan

3. Tn. U 60
50 Skabies
Tn. A Ny.S Skabies

: Perempuan yang Meninggal


 Ny.A Ny.P Ny.S Ny.R

Skabies 17 19 21 27
25 30
Tn.K Tn.S Tn.H Ny.S Ny.A Ny.S Ny.R

b 5/8 /2000

4. : Laki-laki yang Meninggal

5. B : Tanggal Lahir
6. : Hubungan Dekat
7. : Keluarga yang Tinggal Bersama
8. Tn. U 60


50 Skabie s
Ny.A
Tn. A

Ny.P Ny.S
Ny.S Skabie s

Ny.R
: Penyakit Asma
Skabie s 17 19 21 27
25 30
Tn.K Tn.S Tn.H Ny.S Ny.A Ny.S Ny.R

b 5/8/2000
13

2.7 Pohon Masalah


14

Luka

Garukan Susah tidur

Gatal (terutama malam hari)

Tungau berada di permukaan kulit

Kontak tidak langsung Faktor lingkungan


Melalui benda seperti
handuk, sprei, bantal
2.8 Analisis

Masalah Kesehatan Menurut Teori HL Blum

H.L Blum mengatakan terdapat 4 faktor yang menentukan derajat

kesehatan seseorang atau masyarakat, diantaranya lingkungan, perilaku,

pelayanan kesehatan dan genetik. Berikut hasil analisis pada Tn. K dengan

diagnosis skabies.

Pelayanan
Kesehatan
- Terdapat
puskesmas ±300 dari
rumah
- bisa diakses dengan
berjalan kaki
- BPJS Non-PBI

K PERILAKU
Genetik - menggunakan handuk
(17th) secara bersamaan
(-) Skabies - sprei jarang di cuci

LINGKUNGAN
- rumah jarang dibersihkan

Gambar 2.5 Analisis Teori H.L Blum

2.9 Diagnostik Holistik

1. Aspek Personal : pasien mengeluhkan gatal-gatal pada sela jari,

kaki, perut

2. Aspek Klinis : pasien didiagnosis skabies

3. Aspek Individual : pasien memiliki faktor risiko yaitu tingkat

kebersihan yang kurang karena menggunakan handuk secara bersamaan

yang jarang dicuci dan sprei yang jarang dicuci.

4. Aspek Psikososial : pasien masih bersosialiasi dengan tetangga dan

teman-temannya. Pasien susah tidur karena setiap malam merasakan gatal.

5. Aspek Fungsional : terdapat kesulitan karena tangan pasien luka

sehingga pasien tidak bisa bekerja

2.10 Kesimpulan
4

Berdasarkan teori H.L Blum dan diagnostik secara holistik dari faktor

perilaku pasien memiliki kebiasaan menggunakan handuk secara bersamaan

dengan keluarganya, jarang mencuci sprei dan jarang menjemur kasur.

Berdasarkan faktor lingkungan pasien memiliki keluarga yang menderita

penyakit skabies, rumah pasien jarang dibersihkan, dan pasien memiliki hewan

peliharaan yang sering dibawa ke rumah


15

2.11 Rencana Tindak Lanjut

Untuk menindaklanjuti permasalahan klinis dan keluarga pasien, dilakukan pencegahan pada tahap yang berbeda

Disease Intervention Primordial Prevention Primary Prevention Secondary Prevention Tertiary Prevention

Level
- Dilakukan pemeriksaan - Follow-up

mikroskopis untuk

- Pemberian salep anti- identifikasi

Patient skabies rekurensi

Scabies - Pemberian salep

antibiotik untuk infeksi

sekunder
- Membersihkan - Menjelaskan tentang

rumah dan penyakit dan cara

Family lingkungan penularannya kepada

keluarga pasien

- Sering mencuci pakaian,


15

sprei dengan air panas

- Jangan menggunakan

handuk secara bersamaan


DAFTAR PUSTAKA

1. Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Panduan Praktik Klinis Dokter Di Fasilitas


Kesehatan Layanan Primer.; 2014.
2. Manson ’ S Tropical Diseases. 23rd ed.; 2014.

16
Lampiran

17

Anda mungkin juga menyukai