Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata praktikum Wawasan Agribisnis,
Fakultas Pertanian Universitasa Jember
Oleh:
2. Kelemahan
a. Modal Kerja Petani Kentang Merah yang Masih Terbatas
Pada umumnya petani kentang merah melakukan usahataninya dengan
menggunakan modal sendiri yang terbatas. Keterbatasan modal ini, membuat
petani sulit melakukan pengembangan-pengembangan dalam berusahatani, petani
juga sulit untuk menambah jumlah bibit yang akan ditanam dengan adanya
keterbatasan modal yang mereka miliki.
b. Sistem Pembayaran yang Kurang Menguntungkan Petani
Sistem pembayaran yang diterima petani adalah pembayaran dibayar
dimuka. Pada penenetuan harga, harga yang berlaku adalah harga yang ditentukan
oleh pedagang yang membeli kentang merah di kebun. Pada kondisi ini petani
berada pada posisi yang lemah saat penentuan harga, petani tidak bisa melakukan
tawar menawar harga kepada pedagang sehingga petani hanya bisa menerima
berapa harga yang ditawarkan oleh pedagang kepada petani. Dengan sistem yang
seperti ini tentu dapat merugikan petani, dimana perbedaan harga di petani hingga
di konsumen itu mencapai dua kali lipat.
c. Penggunaan Teknologi yang Masih Sederhana
Penggunaan teknologi yang diterapkan oleh petani kentang merah masih
tergolong sederhana sehingga bididaya yang dilakukan masih konvensional.
Sampai saat sekarang, petani kentang merah baru melakukan teknologi PHT
(Pengendalian Hama Terpadu) pada budidaya kentang merah.
d. Pemasaran masih terbatas
Walaupun sudah memiliki pelanggan tetap, akan tetapi jika dilihat
sebenarnya proses pemasaran yang dilakukan oleh petani kentang merah masih
belum ada. Petani kentang merah tidak pernah melakukan promosi hasil
usahataninya ke daerah-daerah. Hingga saat ini, masyarakat atau penjual
mengetahui kentang merah ini hanya dari informasi yang diberikan oleh pedagang
antar daerah yang membawa kentang merah dari Solok.
3.2 Strategi Pengembangan Kentang Merah di Kabupaten Solok
Beberapa strategi yang dapat diterapkan adalah :
1. Konsolidasi yang menjembatani program pemerintah dengan
kelompok tani
Mengadakan pertemuan rutin yang menjembatani antara kelompok tani
dengan pihak Dinas Pemerintah sesuai dengan karakter kelompok tani yang
menjunjung tinggi kekeluargaan, mempunyai keinginan yang kuat untuk maju dan
peluang dukungan dari pemerintah, maka perlu memanfaatkan kelembagaan
melalui pertemuan rutin. Pertemuan rutin tentu saja akan memudahkan dan
menyelaraskan koordinasi program Dinas Pertanian, Dinas Perindustrian
Perdagangan dan Koperasi maupun pihak-pihak stakeholder dengan peningkatan
aktivitas usahatani. Strategi ini tentunya memerlukan pelaku perantara dalam
memfasilitasi pertemuan rutin, diantaranya PPL dan ketua kelompok tani.
2. Peningkatan produksi dan mutu hasil panen
Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen, agribisnis kentang merah
harus mampu menghasilkan produk yang unggul dari kualitas, kuantitas dan mutu
produk. Hal ini akan menciptakan kepuasan konsumen sehingga konsumen akan
mengkonsumsi secara kontinu. Peningkatan daya saing dengan memperkuat daya
saing produksi harus dibangun melalui pendekatan sistem agribisnis yang efisien.
Ciri usaha agribisnis yang efisien adalah usaha yang mampu memproduksi barang
atau jasa yang bermutu tinggi, dalam jumlah besar, terjamin kontinuitas produksi
dengan biaya produksi yang relatif rendah. Dengan adanya peningkatan
permintaan kentang merah dari konsumen, maka Kabupaten Solok harus bisa
menyesuaikan kondisi tersebut salah satunya dengan peningkatan hasil produksi.
3. Memanfaatkan market development Strategi lain yang dapat diambil
dengan memanfaatkan peluang dan kekuatan agribisnis kentang merah adalah
dengan menambah daerah distribusi pasar kentang merah yang sekarang hanya
terdistribusi ke lima daerah saja yaitu Kabupaten Solok, Kota Solok, Sawahlunto,
Sijunjung dan Kota Padang. Salah satu cara yang dapat ditempuh yaitu dengan
menambah agen penjualan kentang merah di daerah-daerah lain.
4. Intensifikasi teknologi produksi dan informasi
Dengan strategi peningkatan teknologi produksi dan informasi, pada
agribisnis kentang merah, maka pengembangan agribisnis kentang merah di
Kabupaten Solok dapat tercapai. Produksi merupakan bidang yang terus
berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, di mana produksi memiliki
suatu jalinan hubungan timbal-balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi.
Produksi dan teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk
beroperasi dengan biaya yang lebih rendah, meningkatkan kualitas dan
produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan yang
mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru.
Produksi dalam sebuah agribisnis merupakan inti yang paling dalam. Sistem
produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan
fungsional. Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai
tambah yang mengubah input menjadi output yang dapat dijual dengan harga
kompetitif di pasar. Salah satu teknologi produksi yang akan dilakukan adalah
membuat penangkaran bibit kentang merah di Kabupaten Solok, diharapkan akan
menghasilkan bibit kentang merah yang berkualitas dan bersertifikat. Hal ini
bertujuan agar hasil penen kentang merah nantinya akan lebih berkualitas dan
kuantitas panen akan meningkat dari sebelumnya ketika petani menggunakan bibit
dari hasil panen sebelumnya.
6. Membentuk koperasi di bidang pemasaran Maksud dari strategi
membentuk koperasi di bidang pemasaran adalah petani melakukan kerjasama
dengan kelompok tani dan pemerintah untuk membentuk koperasi di bidang
pemasaran dengan tujuan koperasi tersebut dijadikan sebagai wadah yang
menjembatani petani untuk menjual hasil produksinya ke pedagang besar.
Sehingga petani tidak perlu lagi menjual hasil produksinya melalui pedagang
pengumpul (tengkulak) yang memberikan harga yang cenderung lebih rendah.
Dengan adanya koperasi ini, diharapkan petani akan memperoleh keuntungan
yang lebih besar sehingga dapat menghindari sistem pembayaran yang merugikan
petani.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap
pengembangan agribisnis kentang di Kecamatan Lembah Gumanti, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Agribisnis kentang masih belum berjalan secara utuh menurut konsep
agribisnis yang disebabkan oleh : a. Pada subsistem hulu, dimana pedagang
saprodi belum mampu menyediakan bibit kentang untuk petani. b. Pada subsistem
usahatani, budidaya kentang masih dilakukan dengan cara tradisional dan petani
belum mandiri dalam menangkar bibit. c. Pada subsistem hilir (pengolahan),
pedagang pengolah kentang masih melakukan pemasaran didalam daerah dan
kurangnya variasiproduk yang dihasilkan. d. Pada subsistem pemasaran, pedagang
komoditi memiliki pesaing dari daerah lain yang juga menjual kentang.
2. Strategi pengembangan agribisnis kentang adalah: 1) Meningkatkan
produksi kentang dengan menggunakan bibit unggul untuk mencukupi kebutuhan
rumah tangga, 2) Menambah variasi produk olahan kentang dan melakukan
pemasaran sampai keluar daerah, 3) Melakukan edukasi tentang penangkaran bibit
kentang kepetani dan 4) Mengaktifkan lembaga keuangan non Bank penunjang
kegiatan agribisnis kentang di Kecamatan Lembah Gumanti. 89
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disarankan
untuk pengembangan agribisnis kentang antara lain: 1. Melibatkan semua pelaku
agribisnis untuk mengatasi permasalahan dalam pengembangan agribisnis
kentang. 2. Balai Benih Induk agar lebih aktif dalam melakukan edukasi kepetani
tentang penangkaran benih kentang sehingga petani bisa mengantisipasi jika
kesulitan dalam memperoleh bibit kentang. 3. Penyuluh agar memberikan
penyuluhan tidak hanya kepada kelompok tani yang aktif, namun juga merangkul
kelompok tani yang lainnya agar tidak terjadi kesenjangan. 4. Disarankan untuk
pemerintah jika memberikan bantuan berupa uang untuk kelompok tani agar tetap
mengawasi jalannya perkembangan usaha dalam kelompok tani sehingga bantuan
tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. 5. Disarankan untuk pengolah hasil
produksi kentang agar menambah variasi produknya sehingga menambah daya
saing produk dan dapat meningkatkan volume penjualan.
DAFTAR PUSTAKA
Setiadi, Surya FN. 2005. Kentang Cetakan ke-12. Jakarta (ID): Penebar Swadaya.