Anda di halaman 1dari 5

SAK UU Pajak

Laba Akt Laba Pajak

Misal:
PT A tahun 2018, laba akuntansi 100, laba pajak 90. Yang harus diakui sebesar 100, yang harus
dibayar ke kantor pajak sebesar 90.
Biaya PPh Badan 100
Utang PPh Badan 90 (kini)
Kewajiban Pajak Tangguhan 10 (tangguhan)
Ditimbulkan oleh perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah kena pajak di periode
mendatang. Di masa mendatang jumlah yang harus dibayar akan lebih besar daripada jumlah
pada laba akuntansi.

Misal:
PT B tahun 2018, laba akuntansi 200, laba pajak 250. Yang harus diakui sebesar 200, yang harus
dibayar ke kantor pajak sebesar 250.
Biaya PPh Badan 200
Aset Pajak Tangguhan 50 (tangguhan)
Utang PPh Badan 250 (kini)
Ditimbulkan oleh perbedaan temporer yang menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan di
periode mendatang. Di masa mendatang jumlah yang harus dibayar akan lebih kecil daripada
jumlah pada laba akuntansi.

Perbedaan permanen  ada unsur pendapatan dan biaya yang boleh diakui SAK namun tidak
boleh diakui oleh pajak dan sebaliknya (tidak menimbulkan pajak tangguhan)
Ex: denda pajak, pendapatan obligasi pemerintah

Pajak kini  pajak yang harus dibayar pada periode berjalan

Misal:
Tahun ini perusahaan mendapatkan laba akuntansi sebanyak 1.000, ada perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah kena pajak sebanyak 500 di masa yang akan datang. Tarif pajak 20%.
Maka, laba kena pajaknya adalah 500 (1.000 - 500).
Biaya PPh Badan 200
Utang PPh Badan 100 (kini) – 500x20%
Kewajiban Pajak Tangguhan 100 (tangguhan) - 500x20%
Misal:
Tahun ini perusahaan mendapatkan laba akuntansi sebanyak 1.000, ada perbedaan temporer yang
menimbulkan jumlah yang bisa dikurangkan sebanyak 200 di masa yang akan datang. Tarif
pajak 20%. Maka, laba kena pajaknya adalah 1.200 (1.000 + 200).
Biaya PPh Badan 200
Aset Pajak Tangguhan 40 (tangguhan) – 200x20%
Utang PPh Badan 240 (kini) – 1.200x20%

Misal:
Tahun ini perusahaan mendapatkan laba akuntansi sebanyak 1.000, ada perbedaan permanen
berupa pendapatan yang boleh diakui akuntansi, tapi tidak boleh diakui pajak sebanyak 100.
Tarif pajak 20%. Maka, laba kena pajaknya adalah 900 (1.000 - 100).
Biaya PPh Badan 180
Utang PPh Badan 180 (kini) - 900x20%

Kalau standar akuntansi di Amerika lebih menekankan pada bagaimana mengukur laba rugi lebih
akurat, sedangkan dalam IFRS lebih menekankan pada bagaimana mengukur posisi keuangan
lebih akurat
Kedua hal tersebut bersifat trade off, jika menggunakan salah satu, maka yang lain akan
terabaikan

Biaya pajak = pajak kini + kenaikan pajak tangguhan – penurunan pajak tangguhan

Misal:
Kewajiban pajak tangguhan awal periode 80
Kewajiban pajak tangguhan akhir periode 100
Maka, kenaikan kewajiban pajak tangguhan sebesar 20 akan menambah biaya
Biaya Pajak 120
Utang Pajak 100
Kewajiban Pajak Tangguhan 20

Kewajiban pajak tangguhan awal periode 100


Kewajiban pajak tangguhan akhir periode 85
Maka, penurunan kewajiban pajak tangguhan sebesar 15 akan mengurangi biaya
Biaya Pajak 85
Kewajiban Pajak Tanguhan 15
Utang Pajak 100
Misal:
Aset pajak tangguhan awal periode 80
Aset pajak tangguhan akhir periode 100
Maka, kenaikan aset pajak tangguhan sebesar 20 akan mengurangi biaya
Biaya Pajak 80
Aset Pajak Tangguhan 20
Utang Pajak 100

Aset pajak tangguhan awal periode 100


Aset pajak tangguhan akhir periode 85
Maka, penurunan aset pajak tangguhan sebesar 15 akan menambah biaya
Biaya Pajak 115
Aset Pajak Tangguhan 15
Utang Pajak 100

Misal:
Tahun 2010 perusahaan menerima pendapatan diterima di muka sebesar 1.000. Dalam akuntansi
belum mengakui sebagai pendapatan, sedangkan pajak sudah mengakui karena menggunakan
cash basis, maka laba akuntansi < laba pajak (aset pajak tangguhan). Hal ini mengakibatkan
perbedaan temporer, yang di masa akan datang menyebabkan laba akuntansi > laba pajak

Misal:
Tahun 2010 perusahaan melakukan penjualan kredit sebesar 1.000. Dalam akuntansi sudah boleh
mengakui sebagai penjualan karena menggunakan accrual basis, sedangkan pajak belum
mengakui sebagai pendapatan, maka laba akuntansi > laba pajak (liabilitas pajak tangguhan). Hal
ini mengakibatkan perbedaan temporer, yang di masa akan datang menyebabkan laba akuntansi
< laba pajak
SOAL 1
PT Sauna memiliki satu perbedaan temporer pada akhir tahun 2010 yang akan berbalik dan
menimbulkan jumlah kena pajak Rp55.000 pada 2011, Rp60.000 pada 2012, dan Rp75.000 pada
2013. Perusahaan memperoleh laba akuntansi sebelum pajak pada 2010 sebesar Rp400.000 dan
tarif pajak penghasilan adalah 30% untuk semua tahun. Tidak ada pajak tangguhan pada awal
2010.
1. Laba kena pajak dan utang pajak penghasilan tahun 2010
Laba akuntansi 400.000
Beda temporer (190.000)
Laba kena pajak 210.000
Tarif pajak 30%
Pajak yang dibayar 63.000
Kewajiban pajak tangguhan – akhir 57.000 (30%x190.000)
Kewajiban pajak tangguhan – awal 0
Pajak tangguhan 57.000
Pajak kini 63.000
Biaya pajak 120.000
2. Jurnal tahun 2010
Biaya Pajak 120.000
Utang Pajak 63.000
Kewajiban Pajak Tangguhan 57.000
3. Laporan laba rugi tahun 2010
Laba sebelum pajak 400.000
(-) PPh Badan
Pajak tangguhan 57.000
Pajak kini 63.000 (120.000)
Laba setelah pajak 380.000

SOAL 2
Informasi PT Mekar 2010:
 Kelebihan depresiasi menurut pajak di atas depresiasi menurut pembukuan Rp40.000.
Perbedaan Rp40.000 tersebut akan berbalik dalam jumlah sama selama tahun 2011-2014
 Penangguhan untuk tujuan akuntansi atas pendapatan sewa diterima di muka sebesar
Rp25.000. sewa akan dicatat sebagai pendapatan pada 2011
 Laba akuntansi sebelum pajak Rp350.000
 Tarif pajak di semua tahun adalah 40%

1. Laba kena pajak tahun 2010


Laba akuntansi 350.000
Beda depresiasi (40.000) x40% = 16.000  Kewajiban pajak tangguhan
Beda pendapatan sewa 25.000 x40% = 10.000  Aset pajak tangguhan
Laba kena pajak 335.000
Tarif pajak 40%
Utang pajak 134.000
2. Jurnal tahun 2010
Biaya pajak 140.000
Aset Pajak Tangguhan 10.000
Kewajiban Pajak Tangguhan 16.000
Utang pajak 134.000
3. Jurnal tahun 2011, laba kena pajak 325.000
Biaya pajak 136.000
Kewajiban Pajak Tangguhan 4.000 (40%x10.000)
Aset Pajak Tangguhan 10.000
Utang pajak 130.000 (40%x325.000)

Anda mungkin juga menyukai