Anda di halaman 1dari 7

Mengenal Dampak Perubahan Sosial

Terhadap Masyarakat
Embun Bening Diniari Jun 11, 2018 • 3 min read
Konsep Pelajaran Kelas 12 SMA Sosiologi XII

Squad, bagaimana kabar kalian? Bagaimana kondisi lingkungan di sekitar tempat


tinggal kalian? Semoga selalu aman, ya! Kalian sudah pernah dengar belum sih, kalau
dalam sebuah kehidupan sosial di lingkungan sosial, tentu ada yang disebut dengan
perubahan sosial. Wah, ternyata nggak cuma power rangers aja ya yang bisa berubah?
Hahahaha ya tentu tidak dong. Kamu tau nggak, sih, perubahan itu juga memiliki
dampak positif dan negatif terhadap masyarakat. Apa saja, ya? Kuy mengenal dampak
perubahan sosial terhadap masyarakat!
Ini dia jagoan favorit kita semua yang bisa berubah! (Sumber: businesswire.com)

Dampak Positif 

Ada beberapa dampak positif perubahan sosial yang bisa dirasakan oleh masyarakat.
Dampak positif yang pertama adalah munculnya nilai dan norma baru yang lebih
sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Contohnya adalah munculnya UU
No. 21 Tahun 2007 yang membahas tentang perdagangan manusia. Perdagangan
manusia sendiri mulai marak akhir-akhir ini, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di
negara lain.

Dampak positif yang kedua adalah berkembangnya lembaga-lembaga sosial baru,


yang merupakan penerapan dari diferensiasi struktural. Lembaga-lembaga sosial ini
memungkinkan anggota masyarakat untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan yang
semakin kompleks. Salah satu contohnya adalah pengalihan fungsi pendidikan usia
dini. Fungsi pendidikan usia dini pada awalnya merupakan tanggung jawab masing-
masing keluarga, tetapi seiring dengan perkembangannya, mulai muncul institusi
pendidikan yang berfokus pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Dampak positif yang ketiga adalah pesatnya perkembangan teknologi. Teknologi


merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Melalui
teknologi, masyarakat tidak hanya bisa mengakses informasi, tetapi juga bisa saling
memberikan informasi. 
Teknologi berperan penting dalam kehidupan sehari-hari (Sumber: Shutter Stock)

Dampak Negatif

Dampak negatif yang pertama disebut dengan disorganisasi sosial. Konsep


disorganisasi sosial merupakan proses melemahnya nilai dan norma dalam suatu
masyarakat akibat terjadinya perubahan. Sebagai contohnya, di era sosial media
saat ini, masyarakat cenderung beralih kepada sikap individualistis (mementingkan diri
sendiri) dan kurang memperhatikan lingkungan sosial sekitar. Kamu jangan sampai
seperti itu, ya! 
Dampak negatif yang kedua adalah Cultural Shock atau guncangan budaya. Yang
dimaksud dengan cultural shock adalah kondisi ketika masyarakat mengalami kaget
karena belum siap menerima perubahan. Perubahan yang dimaksud di sini adalah
perubahan yang disebabkan akibat adanya unsur-unsur kebudayaan asing yang
berbeda dengan kebudayaan sendiri. Dampak terburuk dari cultural shock adalah
ketertinggalan kondisi dan bisa menyebabkan terjadinya masalah sosial. 

Dampak negatif yang ketiga adalah Cultural Lag. Cultural Lag atau kesenjangan


budaya merupakan ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan akibat
terjadinya perubahan serta pergeseran kebudayaan. Cultural lag juga dapat terjadi
jika terjadinya perbedaan taraf kemajuan antara berbagai daerah dalam suatu
kebudayaan.

Contoh cultural lag antara lain keberadaan bus khusus yang sebenarnya ditujukan


untuk mengurai masalah kemacetan di ibukota, namun justru menambah kemacetan.
Hal ini disebabkan karena banyak kendaraan bermotor yang menerobos masuk jalur
khusus bus tersebut. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pembaharuan transportasi
publik di ibukota tidak diimbangi dengan kesadaran bertransportasi dan disiplin berlalu
lintas. Semoga kamu tidak mengalami cultural lag, ya! 

Wah, ternyata cukup banyak ya dampak perubahan sosial terhadap masyarakat.


Semoga kita bisa memperoleh yang baik-baik dan tidak ikut terseret dampak
negatifnya, ya! Kamu ingin belajar lebih lanjut mengenai dampak perubahan sosial?
Yuk, belajar dengan guru privat terbaik lewat ruangles! Kamu bisa pesan guru les
sesuai dengan kriteriamu, lho! Kuy, pesan guru sekarang dan siap-siap jadi juara!

Sosial ekonomi
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam kelompok masyarakat yang


ditentukan oleh jenis aktivitas ekonomi, pendidikan serta pendapatan.[1] Dalam
pembahasannya sosial dan ekonomi sering menjadi objek pembahasan yang berbeda.[2] Dalam
konsep sosiologi manusia sering disebut dengan makhluk sosial yang artinya manusia tidak dapat
hidup wajar tanpa adanya bantuan dari orang lain, sehingga arti sosial sering diartikan sebagai hal
yang berkanaan dengan masyarakat.[2]Ekonomi barasal dari bahasa Yunani yaitu oikos yang berarti
keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan.[3]

Daftar isi

 1Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi Masyarakat


 2Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia
o 2.1Struktur Sosial Ekonomi Pemerintahan Hindia Belanda
o 2.2Struktur Sosial Ekonomi Era Orde baru
 3Referensi
Faktor Yang Menentukan Sosial Ekonomi
Masyarakat[sunting | sunting sumber]
Kurang meratanya pendidikan merupakan salah satu penyebab buruknya sosial ekonomi seseorang dalam
masyarakat

Ada beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial ekonomi seseorang


dalam masyarakat yaitu:[3][4][5][6][1]

1. Tingkat pendidikan.
2. Jenis pekerjaan.
3. Tingkat pendapatan.
4. Keadaan rumah tangga.
5. Tempat tinggal.
6. Kepemilikan kekayaan.
7. Jabatan dalam Organisasi.
8. Aktivitas ekonomi

Kondisi Sosial Ekonomi Indonesia[sunting | sunting sumber]


Dilihat sejak masa kolonialisme, pendidikan dianggap sebagai faktor penting untuk meningkatkan
kesejahteraan bangsa.[4] Masyarakat Indonesia yang biasa dikenal dengan penduduk pribumi pada
masa kolonial mendapat kesempatan untuk menyekolahkan anak-anaknya, meskipun masih banyak
keterbatasan karena adanya pembedaan perlakuan dalam masyarakat, adanya perbedaan
jenjang pendidikan pada masa kolonial pada umumnya membuat peluang masyarakat untuk
memperoleh pekerjaan lebih sedikit sehingga berdampak pada pandapatan yang mempengaruhi
kesejahteraan.[4]
Struktur Sosial Ekonomi Pemerintahan Hindia Belanda [sunting | sunting sumber]

 Terdapat pembedaan perlakuan dalam fasilitas pendidikan

1. Masyarakat pribumi memperoleh fasilitas berbeda dengan kelompok timur


asing Tiongkok, India, dan Arab, apalagi dengan kelompok Eropa
2. Perbaikan dilalui melalui politik etis

 Terdapat kesenjangan ekonomi antara masyarakat pribumi dan non pribumi

1. Dualisme perekonomian yaitu adanya dua sistem ekonomi yang berbeda dan berdampingan


kuat yaitu antara sistem ekonomi tradisonal dan modern
2. Perbedaan ekologi: Inner indonesia >< outer island
3. Hubungan dengan negara maju: berhubungan dekat dan belum berhubungan.
Dalam perkembangannya kegiatan ekonomi lebih berkembang di pulau Jawa dan sedikit di pulau
lainya seperti Sumatra dan Kalimantan.[4] Pembangunan regional di Indonesia pada tahun 1960-an
digambarkan sebagai pembagunan sosial ekonomi yang dramatis. .[4] Sementara itu terlihat jelas
terdapat kesenjangan ekonomi yang serius antar wilayah, dengan ditandai tidak meratanya
pembangunan antara wilayah Jawa dan di luar pulau Jawa.[4]
Struktur Sosial Ekonomi Era Orde baru[sunting | sunting sumber]

 Kabinet Ampera.[4]

1. Program pembangunan dilaksanakan sistematis melalui rencana pembangunan lima tahun


2. Dibidang pendidikan jumlah anak yang dapat bersekolah terus meningkat walaupun tidak
semua penduduk mendapatkannya karena kurang meratanya pendidikan bedasarkan
wilayah ataupun tingkat ekonomi.
3. Dibidang ekonomi pemerintah lebih memperhatikan pembangunan di daerah dengan
ditandai dipegangnya kepemimpinan tunggal di daerah oleh Gubernur
4. Adanya dominasi kegiatan ekonomi di pulau jawa dan lebih sedikit dipulai lain.
Dari awal kemerdekaan sampai era reformasi kesenjangan antar provinsi masih terlihat dalam hal ini
diukur dari tingkat harapan hidup, tingkat pendidikan, pembangunan serta pendapatan.[4] Dalam hal
pembangunan sosial ekonomi yang tidak merata menyebabkan tingkat kemiskinan yang masih
tinggi khususnya di Indonesia.[5]

5 Perubahan Sosial Dibidang Ekonomi

Perubahan sosial selalu terjadi dan mencakup semua bidang. Salah satunya adalah bidang
ekonomi. Perubahan sosial dibidang ekonomi mencakup gaya hidup dan aktivitas ekonomi
pada masyarakat. Perubahan ini tentu saja ada dampak baik dan buruknya. Nah, apa sajakah
perubahan sosial dibidang ekonomi? Langsung saja kita simak yang pertama:

1. Gaya Hidup Konsumtif

Gaya hidup konsumtif adalah fenomena yang terjadi di jaman sekarang. Penyebab utamanya
adalah rasa gengsi di masyarakat dan keinginan akan mengikuti sebuah trend. Salah satu
contohnya yang fenomenal adalah fenomena mengganti smartphone baru dan makan-makanan
yang mewah. Itu disebabkan karena mereka merasa gengsi dan tergiur dengan diskon yang
tidak biasa terjadi. Akibatnya, kemiskinan semakin merajalela akibat sifat boros ini.

2. Menyukai Produk Luar Negeri

Sejak bangsa kita dijajah, kita mulai ‘dihipnotis’ oleh mereka supaya kita menganggap bahwa
produknya lebih baik daripada produk dalam negeri. Hal ini membuat kita selalu memilih produk
luar negeri ketimbang produk dalam negeri. Apalagi dengan masuknya budaya asing dengan
mudah ke Indonesia, kecintaan masyarakat akan produk luar negeri semakin meningkat.

3. Korupsi

Sifat manusia yang tidak pernah puas dan cenderung lebih memikirkan dirinya sendiri
menghasilkan budaya korupsi. Budaya ini tentu saja sangat merugikan negara. Seharusnya
uang tersebut digunakan untuk membangun sarana yang baik untuk rakyat, malah digunakan
untuk memenuhi rasa kerakusan para pejabat.
4. Berutang

Kebiasaan berutang dan mencicil sudah mulai tumbuh sejak ada gaya hidup boros. Mereka
menjadi suka berutang untuk membeli kebutuhan pokok. Sementara untuk memenuhi
keinginannya (bukan kebutuhan) yang mahal, mereka mencicilnya.

5. Kesadaran Menabung Meningkat

Kesadaran untuk menabung semakin meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan bunga deposito
yang semakin tinggi dan berbagai penawaran menarik dari bank. Selain itu, kesadaran untuk
berasuransi juga meningkat.

Anda mungkin juga menyukai