Anda di halaman 1dari 54

KATA PENGANTAR

Pekerjaan monitoring lingkungan selama operasi RSU FANDIKA merupakan hal yang penting
untuk memberikan perlindungan penuh pada masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Oleh
karena itu , pelaksanaan monitoring lingkungan ini diharapkan da pat memberikan gambaran
pengaruh yang diakibatkan oleh adanya operasional RSU FANDIKA. Hasil pengukuran tahap ini
akan di bandingkan dengan hasil pengukuran sebelumnya yang telah di laksanakan pada waktu
yang lalu, dimana perbandingan ini di lakukan untuk melihat evaluasi kecendrungan evaluasi
tingkat kritis dan evaluasi penataan terhadap para meter yang di ukur. Selain melakuukan
evaluasi tersebut, monitoring lingkungan ini juga mempelajari dan melaporkan kegiatan
kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah atau akan di aksanakan oleh pihak
Pemrakarsa ( RSU FANDIKA )
Pengamatan dan penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan monitoring lingkungan ini
mengacu kepada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup ( RKL ) dan Rencana
Pemantauan Lingkungan Hidup ( RPL )
Dokumen pelaksanaan monitoring lingkungan ini di harapkan dapat dijadikan pedoan
dalam pengambilan keputusan , pertimbangan, perencanaan dan pengelolan lingkungan secara
menyeeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan yang di laksanakan. Dengan demikian dampak
positif yang ditimbulkan dapat di optimalkan dan meminimalkan dampak negatifnya.

Akhirnya semoga dokumen pelaksanaan monitoring lingkungan rahap ini dapat di pergunakan
sebagai mana mestinya.

Takengon, Maret 2019


RUMAH SAKIT UMUM FANDIKA

Dr. H. FADLAN, SpOG


Direktur

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………………………..1


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………………………….2
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………………………………………
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………………………………………….

1
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………………….3
A. Idenditas Perusahaan ………………………………………………………………………………..3
B. Lokasi Usaha dan atau Kegiatan ………………………………………………………………..4
C. Deskripsi Kegiatan …………………………………………………………………………………….4
D. Kegiatan Lain yang terdapat di sekitar Lokasi Rencana Kegiatan ……………….

BAB II PELAKSANAAN DAN EVALUASI ………………………………………………………………….8


A. Pelaksanaan ………………………………………………………………………………………………8
A. 1. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) …………………………………………..8
A.2. Rencana Peemantauan Lingkungan ( RPL ) ………………………………………..
B. Evaluasi ……………………………………………………………………………………………………………20

BAB III KESIMPULAN ……………………………………………………………………………………………40


LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN

Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL ) dan Rencana Pemantauan Lingkungan


( RPL ) dari kegiatan Rumah Sakit Umum Fandika , Jalan H.M Hasan Gayo, Simpang Wariji,
Blangkola I ,Kecamatan Bebesen, Kabupaten Aceh Tengah, Provinsi Aceh didasarkan pada
Dokumen DPLH yang telah di setujui berdasarkan Rekomendasi Badan Lingkungan Hidup,
Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Aceh Tengah.
Penyusunan laporan peelaksanaan pemantauan ini mengacu kepada Kep Men LH Nomor 45
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup ( RKL ) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup ( RPL )

A. IDENTITAS PERUSAHAAN
Nama Perusahaan / Pemrakarsa : Rumah Sakit Umum Fandika
Jenis Badan Usaha : Yayasan
Alamat Perusahaan : Jalan H.M Hasan Gayo, Simpang Wariji
Kcamatan Bebesen, Takengon
Nomor Telepon : 0643 21880
E-mail : rsufandikatakengon@gmail.com

2
SK AMDAL yang disetujui : Keputusan Badan Lingkungan Hidup
Kebersihan,dan Pertamanan Kabupaten
Aceh Tengah
Penanggung Jawab : Dr. H. Fadlan, SpOG
Jabatan : Direktur

B. LOKASI USAHA DAN KEGIATAN

Lokasi Kegiatan Rumah Sakit Umum Fandika berada di Jalan H.M.Hasan Gayo, Simpang Wariji,
Kecamatan bebesen, Kabupaten Aceh Tengah,Provinsi Aceh. Lokasi Rumah Sakit ini berada di
pusat Kota Takengon. Adapun secara goegrafis, Rumah Sakit Fandika berada pada titik
koordinat E= 096050’47,8” dan N = 04037’27,2”.
Adapun Peta lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup dan peta lokasi pengambilan sampel di
tujukkan pada Lampiran

C. DESKRIPSI KEGIATAN

RSU Fandika terdiri dari too 4 ( empat ) Lantai yang terdiri dari : (1) Lantai 1 ( satu ) terdiri dari :
Ruang Priksa Dokter Kebidanan, Kamar Bersalin, Ruang Tunggu, IGD, Apotik, Rekam Medik,
Radiologi, Kamar Periksa Dokter Mata, TPS, Ruang Ginnset.
(2). Lantai 2 ( dua ) terdiri dari : kamar Rawat Inap , Ruang Periksa Dokter anak dan Ruang
Tunggu.
(3). Lantai 3(tiga ) terdiri dari Ruang Rawat Inap dan ruang tunggu, Ruang Gizi
(4). Lantai 4( empat ) terdiri dari Ruang tunggu, ADM, HCU, Ruang Perinatal, Ruang Operasi,
Ruang Gantipakaian, Ruang Sterilisasi Alat, Ruang untuk Loundry.

C.1. Uraian Teknis Kegiatan


Adapaun Kegatan yang di lakukan di RSU Fandika Takengon adalah sebagai berikut :
- Ruang Periksa Dokter Kebidanan
- Kegiatan yang dilakukan di ruang periksa adalah kegiatan pemeriksaan pasien yang
berhubungan dengan kebidanan. Kegiatan yang di lakukan antara lain :
1. Kosultasi
2. Pemeriksaaan Kehamilan
3. Pemeriksaan Gynekologi
4. USG
5. Pelayanan KB
- Kamar Bersalin.

3
Kegiatan yang di lakukan di kamar bersalin adalah melayanani berbagai jenis persalinan
meliputi persalinan spontan, vacuum, forcep . Tindakan gynekologis yang dilakukan
adalah curetase.
Pasien akan diperiksa secara awal oleh bidan yang selanjutnya akan melaapor ke dokter
Spesialis. Dokter Spesialis akan segera datang , apabila dalam pemeriksaan dalam
keadaan normal, maka akan di tolong oleh Bidan, bila ada kelainan akan di tolong oleh
dokter spesialis.

- UGD
Unit gawat Darurat ( UGD ) adalah salah satu bagian di Rumah Sakit yang menyediakan
penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang dapat mengancam
kelangsngan hidupnya. Saat tiba di UGD pasien biasanya menjalani tindakan darurat
terlebih dahulu, anamnesee untuk membantu memntukan sifat dan keparahan
penyakitnya. Penderita yang terkena penyakitserius biasanya lebih sering mendapat
visite oleh dokter umum dan Spesialis. Setelah ditegakkan diagnosanya dan penanganan
awal, pasien dipindahkan ke ruang rawat inap. UGD buka 24 Jam, meskipun pada malam
hari tetap ada yang standby petugas yang jaga .

- Apotik
Kegiatan di Apotik meliputi kegiatan penyediaan obat obatan, tempat penyimpanan
obat, tempat pendistribusian obat untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan di
Rumah Sakit Umum Fandika.

- Rekam Medis
Kegiatan disini meliputi penyimpanan status pasien rawat inap dan rawat jalan pasien
Rumah Sakit Umum Fandika, Bila di butuhkan ole dokter maka petugas akan mencari
dan menyerahkan untuk di gunakan oleeh dokter yang bersangkutan, setelah selesai
maka Satus tersebut di kembalikan ketempatnya yang semula sesuai dengan nomor
rekam medis yang tertera.

- Tempat Penyimpan Sementara ( TPS )


Sampah medis Rumah Sakit Umum Fandika d simpan untuk sementara di ruangan ini
dengan temperature ruangan yang di sesuaikan, dan selanjutnya secara berkala akan di
ambil dan di musnahkan oleh rekanan pihak ke tiga yaitu PT
Bila sudah di musnahkan maka pihak rumah sakit umum Fandika menerima bukti
pemusnahan oleh pihak ketiga tersebut.

- Kamar Periksa dokter anak

4
Kegiatan yang di lakukan dii kamar periksa dokter anak adalah kegiatan pemeriksaan
perkembangan anak.
Ini di lakukan setiap tiga hari dalam seminggu, yaitu pada hari selasa, kamis dan jumaat.

- Ruang Rawat
Ruang rawat adalah ruang dimana tempat pasien di rawat inap. Tujuan rawat inap
adalah untuk proses penyembuhan pasien dengan jangka waktu tertentu tergantung
pada penyakit yang di deritanya.

- Kamar ADM
Di kamar ini kegiatan administrasi di lakukan. Seluruh proses surat menyurat,
kepegawaian, keuangan dan lain lain yang berhubungan dengan administrasi di lakukan
di ruangan ini.

- Ruang Perinatal
Ruang perinatal adalah ruangan untuk perawatan bayi yang baru lahir dan mengalami
gangguan selama proses persalinan.
Di dalam ruangan ini terdapat alat incubator dan infant warmer dan peralatan untuk
resusitasi bayi bila mengalami asphexia.

- Kamar Operasi
Sebuah kamar operasi bisa jadi merupakan ruangan paling steril di rumah sakit.
Pengelolaannya bisa di bilang paling khusus d bandingkan dengan ruang lain. Di tempat
ini segala tindakan invasive bisa di lakukan terhadap tubuh manusia.
Untuk meningkatkan kualitas pengelolaan kualitas kamar opperasi, kerja sama yang baik
saangat di perlukan oleh para personelnya, baik dokter, perawat, anastesi maupun
petugas lainnya.
Kamar operasi bisa menjadi tempat yang mudah menularkan infeksi dari dan ke
penderita. Penularan infeksi yang terjadi tergantung dari dosis kuman, kerentanan
individu, waktu kontak , virulensi agen infeksi.
Pencegahan dan pengendalian pada prinsipnya adalah mengandung unsur melakukan
neliminasi agen dan reservoir, menghambat penularan infeksi, dan melindungi host dari
infeksi. Kamar operasi yang kurang terjaga ke aseptisanya akan berdampak pada infeksi
luka operasi pada pasien yang bisa di ketahui pasca operasi. Tindakan aseptis yang baik
di harapkan dapat menghindarkan pasien dar nfeksi luka operasi.

5
- Ruang HCU
Semua kegiatan HCU bertujuan dan berorientasi untuk dapat secara optimal
memperbaiki kesehatan pasien.
Pasien yang dirawat di HCU adalah yang memerlukan :
a. Pengelolaan fungsi system organ tubuh secara terkoordinasi dan berkelanjutan,
sehingga dapat dii lakukan pengawasan yang konstan dan terapi titrasi.
b. Pemantauan kontiniu terhadap pasien pasien dalam keadaan kritis yang dapat
mengakibatkan terjadinya dekompensasi fisiologis.
c. Intervensi medis segera oleh tim intensive care
Kebutuhan pasien HCU adalah tndakan resusitasi yang meliputi dukungan hidup untuk
fungsi fungsi vital seperti airway, breathing, circulation, brain, dan fungsi organ lain,
dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi.

- Ruang Sterilisasi
Di ruangan ini dilakukan penyiapan alat alat operasi yang di sterilkan dengan autoclave
yang bertekanan tinggi. Seluruh peralatan operasi selalu di sterilkan dan disimpan untuk
jangka waktu tertentu untuk di pakai bila ada opersi.
Selain alat alat untuk kamar operasi, juga di gunakan untuk mensterilkan alat alat dari
kamar bersalin dan kamar perawatan lainnya.

- Ruang Loundry
Disini di lakukan pencucian kain dan baju pasien dari kamar operasi dan kamar
perawatan. Terdapat alat mesin pencuci kain beserta pengeringnya.
Dilakukan pencucian sesuai dengan standard dengan pembuangan air limbahnya
langsung ke penampungan IPAL Rumah Sakit Umum Fandika.
Petugas Loundri memakai pakaian khusus perlindungan diri, karna rentan terjadi
penularan penyakit dari kain , pakaian pasien serata darah bekas opersi, sehingga
membutuhkan pekerjaan yang sesuai standard untuk mencegah penularan ini.

PELAKSANAAN DAN EVALUASI

A. PELAKSANAAN

6
Pengelolaan lingkungan hidup pelaksanaan opeasional RSU Fandika di jalan H.M.Hasan Gayo
Simpang wariji, kecamatan bebesen, Takengon Aceh Tengah merupakan tanggung jawab RSU
Fandika yang merujuk pada RKL yang ada di dokumen DPLH.

A.1. Rencana Pengelolaan Lingkungan ( RKL )


Pengelolaan lingkungan dalam kegiatan operasional RSU Fandika di laksanakan sesuai dengan
dampak yang mungkin timbul dalam setiap kegiatan yaitu muai tahap pra kontrusi, konstruksi
dan tahap operasional. Dampak negative yang terjadi bila tidak di kelola dengan baik akan
berdampak kepada masyarakat dan lingkungan sekitarnya dan bahkan akan mengganggu
kegiatan RSU itu sendiri. Sementara dampak positif jka mungkin dapat di optimalkan, sehingga
lebih bermanfaat bagi masyarakat dan liingkungan.
Rencana pengelolaan lingkungan di batasi hanya untuk kegiatan yang akan menimbulkan
dampak negative atau positif yang di perkirakan Dokumen Studi DPLH RSU Fandika tersebut.

Tahap Operasi
Dampak Negatif atau positif yang terjadi dalam tahap operasi adalh kesempatan kerja ,
penurunan kualitas air, Sanitasi liingkungan/ vector, limbah padat, bertambahnya angka
mikroba, kecemburuan social dan menurunnya nilai estetika.

1) Kesempatan Kerja
a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah rekrutment tenaga medis, para medis dan non medis,
pelayanan medis ( rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, kebidanan, bedah dan
persalinan )
b. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah jumlah tenaga kerja, asal tenaga kerja pada tahap
operasi. Selain itu penerimaan tenaga kerja mengutamakan tenaga kerja penduduk
di sekitar rumah sakit sesuai dengan keahliannya.
c. Tujuan rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

7
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk memperioritaskan semaksimal
mungkin peluang kerjaa yang ada untk di manfaatkan oleh masyarakat di sekitar
wilayah rumah sakit.
d. Tindakan Penelolaan Lingkungan hidup
Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah di lakukan adalah :
1. Sudah memperioritaskan penduduk local sebagai tenaga kerja 100 % ( 53 orang
dari 53 orang tenaga kerja) merupaka masyarakat d sekitar lokasi kegiatan,
dipekerjakan pada kegiatan operasional Rumah Sakit Fandika.
2. Meberkan upah sesuai dengan ketentuan yang berlaku di kabupaten Aceh
Tengah
3. Tenaga Kerja yang di rekrut menggunakan system kontrak
4. Memberikan pengarahan kepada tenaga kerja local sebelum melakukan
pekerjaan.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan lingkungan hidup di lakukan di desa sekitar lokasi operasional
RSU Fandika.
f. Periode Pengelolaan Lingkungan hidup
Periode pelaksanaan pengelolaan lingkungan di lakukan secara terus menerus
selama masa operasi.

2) Penurunan Kualitas Air


a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah limbah cair domestic berupa gray water da black water serta
limbah medis.
b. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah PPRI No. 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air
dan pengendalian pencemaran air ( air baku/ sumur bor ) dan Kepmen LH No. 58

Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Rumah Sakit.
c. Tujuan rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah mengurangi kualitas air berupa
kekeruhan, e- coli, NH3, pH dll, sehingga masih berada dibawah baku mutu sesuai
dengan PPRI dan Kepmen LH tersebut di atas.

d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tindakan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilakukan dengan membuat IPAL
dengan peralatan yang baru

8
1). Telah melakukan pengelolaan limbah cair ba medis maupun non medis dngan
menggunakan system yang dapat memisahkan polutan secara efektif di dalam
sebuah IPAL.
Sistem yang diigunakan adalah system Biofilter anaerob-aerob

Gambar : Tempat Pengolahan Limbah medis ( IPAL ) RSU Fandika

9
Gambar : Tangki Pengolahan IPAL RSU Fandika

Gambar : IPAL RSU Fandika

3. Sanitasi Lingkungan / Vektor


a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah proses pelayanan medis dan penunjang medis yant berasal dari
kamar periksa, ruang rawatan
b. Tolok ukur dampak
Tolok ukur dampak adalah adanya organisme pathogen yang melebihi standar yang
ditentukan oleh menteri kesehatan dan angka kepadatan vector penyakit.
c. Tujuan rncana pengelolaan lingkungan hidup
Tujuan pengelolaan lingkungn hidup adalah untuk menjaga lingkungan dan peralatan
yang digunakan untuk kegiatan rumah sakit bebas dari kuman penyakit dan vector
penyakit.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan hidup
1. Telah melakukan pembersihan dan sanitasi ruangan dengan desinfectan
2. Telah melakukan upaya desnfeksi dan sterilisasi perlengkapan dan peralatan medis
3. Telah melakukan upaya pengendalian terhadap populasi nyamuk, lalat dan tikus.

10
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup
Lokasi pengelolaan adalah di selurh ruangan kegiatan Rumah Sakit, ruang penyimpanan
peralatan/ perlengkapan. Untuk pengendalian vector di lakukan pada semua kawasan
Rumah Sakit.

4. Limbah Padat
a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah limbah padat proses pelayanan medis dan penunjang medis
berupa kasa, infuse, jarum suntik dan lain lain.
b. Tolok Ukur
Tolok ukur dampak adalah adanya organisme pathogen yang melebihi standar yang di
tentukan oleh Menteri Kesehatan dan angka kepadatan vector penyakit.
c. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk menjaga lingkungan dari kuman
penyakit dan vector .

d. Tindakan pengelolaan Lingkungan hidup.


Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah di lakukan adalah
1. Tidak mencampur adukkan limbah padat domestic dengan limbah padat medis
2. Pengelolaan limbah padat domestic di kelola oleh Dinas Kebersihan Kabupaten
Aceh Tengah.
3. Sudah memisahkan sapah padat medis infeksius, medis non infeksius dan sampah
domestic
4. Sudah memisahkan sampah padat medis yang tajam dan yang tidak
5. Sampah medis di simpan di Tempat Penyimpanan Sementara di TPS RSU sampai
nanti datang pengangkutan oleh pihak ke tiga untuk menghancurkannya di tempat
lain. Waktu penyimpanan sampah maksimal 3 bulan sesuai dengan perjanjian
dengan pihak ke tiga. Jumlah sampah yang akan di angkut minimal 500 kg untuk
menghemat biaya pengangkutan oleh pihak ke tiga.
6. Perjanjian kerja sama Pengumpul dan pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya
Beracun ( B3) RS Fandika dengan PT.CAHAYA TANJUNG TIRAM PERKASA Ter tuang
dalam surat perjanjian No. 08/29/10/RSF/2019.

11
Gambar : Tempat Sampah Domestik RSU Fandika

Gamabar : Tempat Sampah Medis Non Infeksius RSU Fandika

Gambar : Tempat Sampah Medis Infeksius RSU Fandika

12
Gambar : Tempat Sampah Medis Yang Tajam RSU Fandika

Gambar : Tempat Pengangkutan Sampah Medis RSU Fandika

Gambar : Tempat Penyimpanan Sementara ( TPS ) Sampah RSU Fandika

13
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan di seluruh RSU Fandika

5. Bertambahnya Angka Mikroba / kuman


a. Sumber dampak adalah proses pelayanan medis / pokok dan penunjang medis.
b. Tolok ukur dampak adalah terjadnya keluhan/ complain dari pengunjung /pengguna
jasa Rumah Sakit
c. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah timbulnya beberapa
jenis mikroba di sekitar rumah Sakit.
d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup
1. Menggnakan pakaian kerja khusus ( APD ) bagi petugas pengelolaan Sampah Medis
2. Telah melakukan sterilisasi ruangan secara rutin dengan menggunakan bahan dan alat
standar Rumah Sakit pada tahap operasi.
3. Menggunakan Pakaian khusus pada ruangan Tindakan
4. Telah melakukan pencucian linen dengan menggunakan air panas untuk membunuh
kuman.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lokasi pengelolaan adalah di RSU Fandika

6 Kecemburuan Sosial
a. Sumber Dampak
Sumber dampak adalah : Rekrutmen tenaga Medis, Non Medis, Para medis serta
kepedulian RSU Fandika terhadap masyarakat sekitarnya.
b. Tolok Ukur Dampak
Tolok Ukur Dampak adalah Tidak adanya kecemburuan masyarakat terhadap kegiatan
Operasional RSU Fandika
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat local, menimbulkan rasa memiliki masyarakat local dan mencegah
terjadinya konflik social antara masyarakat local dengan tenaga kerja dari luar daerah.

d. Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah di lakukan adalah :


1. Telah menggunakan tenaga kerja local sesuai dengan kemampuan yang mereka
miliki ( 50 Orang dari 50 orang tenaga kerja )

14
2. Telah memberikan upah dan Tunjangan medis dan para medis minimal sesuai
dengan UMR yang telah berlaku di Provinsi Aceh dan berkewajiban mengikuti
seluruh peraturan ketenaga kerjaan termasuk asuransi Tenaga Kerja dan asuransi
Kesehatan untuk seluruh tenaga kerja di RSU Fandika
3. Telah mencegah terjadinya pencemaran lingkungan akibat kegiatan operasi RSU
Fandika berupa limbah cair yang dikelola dalam IPAL dan mencegah terjadinya
kuman di udara menggunakan anti septik dan menggunakan pakaian khusus untuk
tenaga medis dan para medis , serta adanya tempat penyimpanan sementara untuk
limbah padat medis ( TPS ).

Gambar : APD petugas Medis di Ruang Tindakan RSU Fandika

Gambar : APD Petugas memilah sampah medis RSU Fandika

15
Gambar : APD Petugas Loundry RSU Fandika

e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Lokasi pengelolaan lingkungan adalah lokasi kegiatan dan sekitar kegiatan.

6. Penurunan Nilai Estetika


a. Sumber dampak
Sumber dampak adalah system drainase dan pengelolaan limbah RSU Fandika
b. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah nilai estetika rendah
c. Tujuan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup
Tujuan pengelolaan lingkungan hidup adalah untuk mencegah terjadinya penurunan
nilai estetika

d. Tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup


Tindakan pengelolaan lingkungan yang telah di lakukan adalah :
1. Telah membuat system drainase yang sesuai dan berkesinambungan sampai
drainse kota sehingga tidak ada air yang tergenang di sekitar lokasi kegiatan yang
dapat menyebabkan penurunan nilai estetika lokasi ke giatan.
2. Telah menyediakan bak bak sampah di sekitar lokasi kegiatan sehingga mudah di
lakukan pengolahan limba padat.
3. Tidak menumpuk limbah padat pada satu tempat dalam waktu yang lama.
Pengelolaan limbah padat di lakukan melalui pengumpulan limbah padat ke bak bak
sampah yang tersedia. Sam[ah sampah tersebut terlebih dahulu di pilah pilah,
16
misalnya gelass dan kaca terpisah dengan plastic. Sedangkan kertas di buang secara
tersendiri. Semua di tamping dan dimasukkan ke dalam plstik dan di ikat untuk
mencegah terjadnya penyebaran sampah ke mana mana karena angina dan lainnya.
Selanjutnya plastic plastic tersebut yang terisi sampah di umpulkan di Tempat
Penampungan Sementara ( TPS ). Selanjutnya di angkat setiap hari dengan truk
Sampah Oleh Dinas Kebersihan Kota takengon ke Tempat Pembuangan Akhir ( TPA )
Kota Takengon untuk sampah Domestik. Sedangkan untuk Sampah Medis akan
diangkut setiap 1 ( Satu ) Bulan Sekali oleh Pihak ke tiga PT.CAHAYA TANJUNG
TIRAM PERKASA yang akan di musnahkan secara tersendiri.
e. Lokasi Pengelolaan Lingkungan hidup
Lokasi Pengelolaan adalah Lokasi RSU Fandika

17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
BAB I
KESIMPULAN

Hasil pemantauan pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL ) dan


Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL ) dan Kegiatan Operasi RSU Fandika untuk
Semester I memberikan sejumlah kesimpulan sebagai berikut :
1. Pihak RSU Fandika telah menunjukkan komitmen baik dalam pelaksanaan RKL
dan RPL
2. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap social ekonomi budaya kesehatan
mesyarakat menunjukkan bahwa :
a. 100% masyarakat di sekitar RSU Fandika tidak pernah komplein terhadap
kehadiran RSU Fandika dan merasa ada manfaatnya
b. Kegiatan operasi RSU Fandika teelah memberikan kesempatan kerja bagi
masyarakat sekitar.
3. Berdasarkan hasil pmantauan terhadap eekologi menunjukkan bahwa :
a. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berbagai para meter fisik kimia
berupa kualitas air, masih memenuhi standar baku mutu yang ber laku.
b. Dari uraian diatas di simpulkan bahwa kegiatan operasional RSU Fandika
tidak mencemari badan air di sekitar lokasi kegiatan.

37
LAMPIRAN
a. Surat Kerjasama dengan PT Tanjung Tiram

38
39
40
41
42
43
b. Surat Perjanjian Tanda terima sampah
1. Bulan november

44
45
46
2. Bulan Februari

47
48
49
c. Certificate of hazardous waste treatment

50
51
d. Hasil Analisis Tanah dan Air

52
53

Anda mungkin juga menyukai