php/Mektek/article/viewFile/499/429)
Menurut Kaho (2002:40), partisipasi masyarakat dapat terjadi pada empat tahap yaitu :
1). Partisipasi dalam proses pembuatan keputusan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam proses
pembangunan akan terwujud sebagai suatu kegiatan nyata dalam setiap jenis kegiatan apabila
pada diri masyarakat ada kemauan, kesediaan, kemampuan, upaya dan kesempatan atau peluang.
Contoh kasus
Pada tahun 2005 Pemerintah Propinsi Sulawesi Tengah membangun sebuah PLTMH di Paneki
Desa Pombewe Kecamatan Biromaru Kabupaten Sigi untuk membantu kelompok masyarakat
tidak mampu yang ada di sekitar lokasi. Bantuan pemerintah berupa penyedian dana
pembangunan yang di dalamnya masyarakat diberi peluang atau kesempatan untuk ikut
berpartisipasi mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan pembangunan karena ketersediaan
biaya pembangunan sangat terbatas. Kebijakan ini dimaksudkan agar masyarakat memiliki akses
untuk ikut terlibat, turut memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengelolah hasil
pembangunan sehingga masyarakat tidak hanya sebagai objek pembangunan semata tetapi sudah
menjadi subjek pembangunan. Seringnya terjadi kegagalan dalam menempatkan suatu proyek di
wilayah perdesaan karena masyarakat tidak dilibatkan sejak awal sehingga masyarakat hanya
sebagai penonton pelaksanaan program akibatnya pada diri mereka tidak timbul rasa tanggung
jawab dan rasa memiliki terdadap keberadaan proyek tersebut. Kondisi seperti ini menunjukkan
bahwa masyarakat terkesan lepas tangan terhadap proyek yang dilakukan oleh pemerintah
walaupun mereka sendiri yang menikmati hasil pembangunan karena mereka beranggapan
bahwa proyek tersebut merupakan milik pemerintah sehingga mereka tidak perlu melakukan
pemeliharaan dan perawatan.