Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN PADA SDR.

A DENGAN MASALAH RESIKO


PERILAKU KEKERASAN DI WISMA AMARTA PUTRA RSJ PROF DR
SOEROJO MAGELANG

Oleh:

Kevin Ronny Ressiyanto 2017.1608

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO PARAKAN

2020
I. Identitas pasien
Nama : sdr A
Umur : 16 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Informan : Pasien dan rekam medis
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Pelajar
Bangsa : Indonesia
Alamat : Klaten
Ruangan rawat : Wisma Amarta Putra
Tanggal pengkajian : 4-2-2020
No RM : 00190631
Diagnosa medis : Depresi Berat Tanpa Psikotik
II. Identitas penanggung jawab
Nama : Tn. S
Alamat : Klaten
Hubungan dengan pasien : Sodara/ pakde
III. Alasan masuk pasien
Pasien mengamuk, merusak perabotan rumah tangga dan keluyuran.
IV. Faktor predisposisi
1. Riwayat gangguan jiwa
Pasien mengatakan baru pertama kali di rawat di RSJ
2. Riwayat pengobatan
Pasien mengatakan belum pernah mendapatkan pengobatan sebelumnya
3. Riwayat keluarga
Pasien mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita gangguan jiwa
4. Riwayat trauma penganiayaan fisik dan tindakan seksual
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami penganiayaan dan kekerasan
seksual sebagai pelaku atau korban
5. Riwayat pengalaman tidak menyenangkan
Pasien mengatakan mengalami masalah yang menyenangkan di masa lalu
yaitu pernah di marahi orangtuanya dan pergi dari rumah
Faktor prepitasi :
Pasien mengatakan dia tidak terima karena di jemput paksa oleh
temamnya dan keluarganya, karena pasien masi nongkrong dan kemudian
pasien mengamuk.
V. Pemeriksaan fisik
TTV
Tekanan darah : 150/90mmHg
Nadi : 83x/ menit
RR : 37x/ menit
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 155 kg
VI. Psikososial
1. Genogram :

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan

: Pasien

: Keluarga yang sudah meninggal

: Keluarga yang tinggal serumah

: Garis keturunan
a. Pengambilan keputusan dalam keluarga
Pasien mengatakan keputusan yang di ambil dalam keluarganya di
ambil oleh ibunya, dikarekanakan ayahnya sedang merantau di
lombok.
b. Pola asuh
Pasien mengatakan di asuh oleh ibunya karena ayahnya merantau di
Lombok.
c. Pola komunikasi
Pasien mengatakan komunikasi 2 arah yaitu saling berkomunikasi.
2. Konsep diri
a. Gambaran diri
Pasien mengatakan menyukai bagian tubuhnya yaitu tangan, pasien
mengatakan karena pasien dapat melakukakn apapun dengan
tangannya. Pasien mengatakan tidak menyukai bagian tubuhnya yaitu
rambut.
b. Identitas diri
Pasien mengatakan dirinya seorang laaki laki, berumur 16 tahun dan
mengatakan sebagai seorang pelajar, berpakain berpenampilan dan
berperilaku sesuai jenis kelaminya yaitu seorang laki laki.
c. Peran diri
Pasien mengatakan sebagai anak pertama dari tiga orang saudara, dan
pasien mengatakan dirinya harus menjadi contoh yang baik untuk adik
adiknya.
d. Ideal diri
Pasien mengatakan ingin segera lulus SMK dan melanjutkan untuk
kuliah dan menjadi sarjana teknik.
e. Harga diri
Pasien mengatakan tidak malu dengan tubuhnya dan dirinya.
3. Hubungan social
Orang terdekat pasien :
Pasien mengatakan paling dekat dengan ibunya, pasien mengatakan punya
banyak teman.
4. Spiritual
a. Nilai dan kepercayaan
Pasien mengatakan dirinya bergama islam dan jarang melakukan
ibadah sholat, pasien mengatakan ingin cepat sembuh dari
penytakitnyta, pasien mengatakan penyakitnya ini adalah cobaan dari
tuhan.
VII. Status mental
a. Penampilan :
Penampilan pasien rapi dan bersih
b. Pembicaraan :
Paien mudah bingung dan mudah jengkel
c. Aktivitas motoric :
Pasien bingung bicara keras, dan mondar mandir
d. Alam perasaan :
Pasien mengatakan senang karena banyak teman
e. Afek :
Labil
f. Persepsi :
Pasien mengatakan ada suara yang mengajaknya bicara, pasien
mengatakan suara datang saat ia semdirian pasien merasa senang karena
ada yang mengajaknya ngobrol suara dsatang saat siang dan sore hari.
g. Interaksi :
Kontak mata pasien mudah berubah dan tidak focus.
h. Proses piker :
Pasien proses piker nya blocking
i. Isi piker :
Tidak ditemukan isi pikir
j. Memori :
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan memorinya
k. Tingkat kesadaran ;
Tingkat kesadaran pasien kompos mentis
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung :
Pasien berkonsentrasi tapi kadan kopntak mata tajam
m. Kemampuan penilaian :
Pasien tidak mengalami gangguan penilaiaan
n. Daya tilik diri :
Pasien menyangkal penyakit yang diderita
VIII. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan
Pasien mampu membersihkan alat makan, dan menempatkan di
tempatnya.
2. BAK/BAB
Pasien mampu mengontrol BAK/BAB di wc dan mampu membersihkan
diri.
3. Mandi
Pasien mampu mandi dan pasien mampu menggosok gigi dan keramas.
4. Berpalkaian dan berdandan
Pasien mampu memilih pakaian yang sesuai dengan jenis kelaminya
sebagai seorang laki laki dan pasien mampu memakainya secara mandiri.
5. Istirahat dan tidur
Pasien dapat tidur dengan nyenyak.
6. penggunaan obat
pasien mampu minum obat dan mampu mengetahui lima benar minum
obat.
7. pemeliharaan kesehatan
pasien membutuhkan dukungan dari keluarga dan dukungan dari
keluarganya.
8. kegiatan di dalam rumah
pasien belum mampu menjaga kebersihan di rumah.
9. kegiatan di luar rumah
pasien mampu berbelan ja di luar rumah.
IX. Mekanisme koping
1. Adaptif
Pasien mengatakan jika ada masalah pasien memilih berolahraga yaitu
sepak bola.
2. Maladptif
Pasien mengatakan jika ada masalah pasien selalu marah marah sendiri.
X. Masalah psikososial dan lingkungan
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan lingkungannya atau masyarakat.
XI. Pengetahuan tentang
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang sumber stress koping.
XII. Aspek medis
1. Diagnose medis
Depresi berat tanpa psikotik
2. Terapi medis
Fluoxotine : 20 mg/24 jam
Clozapine : 12 mg
Analisa Data

Tgl/jam Data fokus Masalah keperawatan Paraf


4/3/202 Ds: pasien mengatakan marah Resiko Perilaku Kevin
0 dan kesal dengan orang lain. Kekerasan
12:00 Do : wajah tegang, afek labil
Tidak bisa duduk tenang.
4/3/202 Ds : pasien mengatakan ada suara Ganguan Persepsi Sensori Kevin
0 yang mengajaknya bicara, suara Halusinasi : pendengaran
12:00 datang saat ia sendirian, suara
datang saat siang dan sore hari.
Do : bicara sendiri bingung,
kontak mata mudah beralih

Diagnosa Keperawatan
1. Resiko Perilaku Kekerasan
2. Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi : Pendengaran
Intervensi Keperawatan

Tgl/jam Dx Tujuan Tindakan Paraf


4/3/2020 Resiko 1.Tujuan umum: 1.Evaluasi cara Kevin
perilaku Klien mampu mencegah
kekerasan a. Mengidentifukasi perilaku
penyebab, tanda akibat kekerasan dengan
dari perilaku kekerasan. tarik nafas dalam
b. Mengontrol perilaku 2. Evaluasi cara
kekerasan dengan fisik; sosial untuk
tarik nafas dalam dan mengepresikan
fisik marah
c. Mengontrol perilaku 3. Latih pasien
kekerasan dengan cara spiritual
minum obat secara untuk mencegah
teratur. perilaku
d. Mengontrol perilaku kekerasan
kekerasan dengan cara 4. Mendiskusikan
perilaku verbal/bicara cara lima benar
baik baik. minum obat
e. Mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara
spiritual.
2. Tujuan khusus :
Klien mampu untuk
a. Menjelaskan tanda
dan gejala penyebab
dan akibat perilaku
kekerasan serta melatih
nafas dalam :
-menidentifikasi tanda
dan gejala penyebab
dan akibat perilaku
kekerasan
-menjelaskan cara
mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara
fisik: tarik nafas dalam
b. Menjelaskan dan
melatih klien minum
obat dengan prinsip 5
benar obat manfaat/
kekurangan minum obat
dan kerugian tidak
minum obat.
-menjel;askan tentang 5
benra minum obat
-mendiskusikan
manfaat minum obat
c. Melatih cara
verbal/biacar baik
- menjelaskan tentang
cara verbar bicara baik
baik
-melatih klien cara
verbar bicara baik baik
-melatih pasien
memasukan kegiatan
harian verbal bicara
baik baik
d. Melatih cara spiritual
-menjelaskan cara
mengontrol perilaku
kekerasan dengan cara
spiritual
-melatih klien cara
spiritual
-melatih cara
memasukan kegiatan
spiritual ke dalam
kegiatan harian

Catatan keperawatan

Tgl/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf


4/3/202 Resiko 1. Mengevaluasi cara S: Pasien mengatakan Kevin
0 Rerilaku mencegah cara resiko masi marah.
Kekerasan perilaku kekereasan O: Pasien mampu
2. Melatih cara sosial mnegontrol marah
untuk mengepresikan dengan nafas dalam
marah -Pasien mampu
3. Melatih pasien cara bercakap cakap dalam
spiritual untuk mengekpresikan marah
mencegah RPK -Pasien mampu
4. menganjurkan beristifar untuk
pasien untuk mencegah PK
memasukan ke jadwal -Pasien mengikuti
harian TAK
5. Melibatkan pasien -Pasien mau minum
di TAK obat : Fluxotine 20mg
6. Memberikan obat Clozapine 12 mg
pada pasien: Fluxotine A: Resiko Perilaku
20mg kekarasan belum
Clozapine 12 mg teratasi
7. Melakukan kegiatan -Kontak mata pasien
di dalam ruangan masih tajam
(catur, ular tangga -Pasien mampu
tenis meja) mengontrol marah tapi
belum optimal
P:Bimbing pasien un
tuk memasukan ke
jadwal harian
-Bimbing untuk
mengontrol rasa
marahnya
-Latih pasien cara 5
benar minum obat
5/3/202 Resiko 1.mengevaluasi cara S: Pasien mengatakan Kevin
0 Perilaku spiritual mencegah PK sedikit bisa mengontrol
Kekerasan 2. Melatih pasien marah
tentang cara 5 benar O: Pasien mampu
minum obat mengontrol marah
3. Menganjurkan dengan cara beristifar
pasien memasukan ke -Pasien mampu
jadwal kegiatan mengontrol marah tapi
harian belum optimal
4. Melatih pasien di -Pasien mengikuti
TAK TAK dengan baik
5. Memberikan obat A: Resiko Perilaku
Fluxotine 20mg Kekerasan belum
Clozapine 12 mg teratasi pasien belum
6. Melakukan kegiatan pahan tentang 5 benar
di dalam ruangan minum obat
(catur, ular tangga P: Latih pasien tentang
tenis meja) cara 5 benar minum
obat
-Gunakan control
marah dengan cara
beristifar

6/3/202 Resiko 1.Melatih 5 benar obat S: Pasien mengatakan Kevin


0 Perilaku 2. Menganjurkan bis mengontrol
Kekerasan pasien memasukan ke marahnya
jadwal harian O: Pasien mengerti 5
3. Melibatkan pasien benar obat
di TAk -Pasien mampu
4. Memberikan obat memasukan ke jadwal
Fluxotine 20mg harian
Clozapine 12 mg -Pasien mengikuti
5. Melakukan kegiatan TAK dengan baik
di dalam ruangan -Pasien minum obat
(catur, ular tangga Fluxotine 20mg
tenis meja) Clozapine 12 mg
A: Resiko Perilaku
Kekerasan belum
teratasi
-Pasien mengatakan
bisa mengontrol
marahnya
P: Bimbing pasien
dalam mengatasi
emosinya
-Klien ikut TAk
dengan baik

Anda mungkin juga menyukai