Anda di halaman 1dari 64

PENERAPAN PEMBERIAN BUAH PISANG DAN AIR

KELAPA MUDA PADA PENDERITA HIPERTENSI

KARYA TULIS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan

Oleh:

DESTA LEBRILIANA UTOMO


NIM: 2017.1604

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO


PARAKAN
2020
PENERAPAN PEMBERIAN BUAH PISANG DAN AIR
KELAPAMUDA PADA PENDERITA HIPERTENSI

KARYA TULIS

Diajukan sebagai salah satu syarat


untuk menyelesaikan program studi Diploma III Keperawatan

Oleh:

DESTA LEBRILIANA UTOMO


NIM: 2017.1604

AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO


PARAKAN
2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : DESTA LEBRILIANA UTOMO

NIM : 2017.1604

Institusi : AKADEMI KEPERAWATAN NGESTI WALUYO

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini adalah benar-benar merupakan hasil karya sendiri dan bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui hasil tulisan atau

pikiran orang lain.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Imiah

ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Parakan, 1 Maret 2020

Pembuat Pernyataan

DESTA LEBRILIANA UTOMO

Mengetahui:

Pembimbing

(Sapto Haryatmo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.,Kep.,MB)

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah dengan judul PENERAPAN PEMBERIAN BUAH

PISANG DAN AIR KELAPA MUDA PADA PENDERITA HIPERTENSIini

telah disetujui oleh dosen pembimbing Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo

Parakan.

Parakan, 1 Maret 2020

Pembimbing

(Sapto Haryatmo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.,Kep.,MB)

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah denga judulPENERAPAN PEMBERIAN JUS

PISANG DAN AIR KELAPA MUDA PADA PENDERITA HIPERTENSI ini

telah disetujui oleh Tim Penguji Sidang Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo

Parakan, pada tanggal ...........2020 dan telah dierbaiki dengan masukan dari Tim

Penguji

Penguji I (satu)

(Suci Artanti, S.Kep.,Ns.,MAN)

Penguji II (dua)

(Sapto Haryatmo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.,Kep.,MB)

Mengetahui

Pembantu Direktur I

(Eka Ratnawati, S.Kep.,Ns.,M.Kep)

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan yang telah memberikan kesabaran dan

ketekunan bagi penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah dengan judul PENERAPAN PEMBERIAN JUS PISANG DAN AIR

KELAPA MUDA PADA PENDERITA HIPERTENSIsebagai syarat penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

Penulis tidak lupa memberikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prihanto S.Kep.,Ns.,M.Kes selaku Direktur Akper Ngesti Waluyo

yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

2. Bapak Sapto Haryatmo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.,Kep.,MB selaku dosen

pembimbing yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah.

3. Bapak dan Ibu orang tua penulis yang telah memfasilitasi dan memberikan

dukungan serta kasih sayang bagi penulis dari awal penulisan sampai akhir

penulisan Karya Tulis Ilmiah.

4. Semua pihak yang ikut serta dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis tidak mampu membalas seluruh kebaikan dan pertolongan dari seluruh

pihak yang terlibat hanya doa dan harapan yang diberikan penulis agar seluruh

pihak terkait selalu sehat dan berbahagia.

Manusia sangatlah jauh dari kata sempurna, sebab sempurna merupakan

perwujudan dari Tuhan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

v
saran yang membangun untuk perbaikan kedepannya.Semoga penulisan Karya

Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Parakan, 1 Maret 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................i
HALAMAN KEASLIAN TULISAN.........................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI (I, II).........................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI...............................................................................................vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................ix
ABSTRAK..................................................................................................x
BAB I: PENDAHULUAN..........................................................................1
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA...............................................................6
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN..................................................27
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................31
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN....................................................40
DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Tabel 4.1 Rincian hasil pilihan utama untuk literature review

Tebel 4.2 Sintesis dalam penelitian

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar konsultasi KTI

Lampiran 2: Jurnal KTI

x
Akademi Keperawatan Ngesti Waluyo
Program Studi D III Keperawatan
2020

ABSTRAK
Pemberian Pisang Ambon dan Air Kelapa Muda untuk menurunkan
Tekanan Darah penderita Hipertensi.

Desta Lebriliana Utomo


Penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi telah menjadi penyakit
yang mematikan. Berdasarkan WHO(2020) Hipertensi dikenal sebagai tekanan
darah tinggi, adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah terus-menerus
meningkatkan tekanan, membuat mereka di bawah tekanan yang meningkat.
Ketika tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas
90 mmHg, tekanan darah dianggap naik atau tinggi. Salah satu cara mengatasi
hipertensi adalah pemberian buah pisang dan air kelapa muda karena mengandung
kalium yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan
pemberian pisang ambon dan air kelapa muda dapat berpengaruh terhadap
tekanan darah pada hipertensi. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
literature review (melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan
dalam penelitian yang dilakukan). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa
pemberian pisang ambon dan air kelapa muda berpengaruh untuk menurunkan
tekanan darah baik sistolik maupun diastolik. Hasil penelitian dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran untuk peneliti selanjutnya, perawat, mahasiswa
maupun institusi kesehatan

Kata Kunci : Pisang Ambon, Air Kelapa Muda, Hipertensi


Kepustakaan : 34, 2008-2020

xi
12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi telah menjadi

penyakit yang mematikan. Hipertensi dikenal sebagai tekanan darah tinggi,

adalah suatu kondisi dimana pembuluh darah terus-menerus meningkatkan

tekanan, membuat mereka di bawah tekanan yang meningkat. Tekanan

darah orang dewasa normal didefinisikan sebagai tekanan darah 120 mmHg

ketika jantung berdetak (sistolik) dan 80 mmHg ketika jantung rileks

(diastolik). Ketika tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan

darah diastolik di atas 90 mmHg, tekanan darah dianggap naik atau tinggi

(WHO, 2020).

Prevalensi hipertensi di wilayah Afrika memiliki prevalensi hipertensi

tertinggi yaitu 27% sedangkan di Amerika memiliki prevalensi hipertensi

terendah yaitu 18%. Jumlah orang dewasa dengan hipertensi meningkat dari

594 juta pada tahun 1975 menjadi 1,13 miliar pada tahun 2015 (WHO,

2015).

Hipertensi mengalami angka peningkatan hampir seluruh provinsi di

Indonesia. Hasil riskesdas 2018 pravelensi hipertensi tertinggi berada di

provinsi Kalimantan Selatan sebesar 44,13%, diikuti oleh provinsi Jawa

Barat sebesar 39,60%, provinsi Kalimantan Timur sebesar 39,30%.

Sedangkan untuk pravelensi terendah hipertensi berada di provinsi Papua


13

sebesar 22,22%, diikuti oleh provinsi Maluku Utara sebesar 24,65%,

provinsi Sumatra Barat sebesar 25,16% (Kemenkes RI, 2020).

Di Jawa Tengah telah melakukan pengukuran tekanan darah pada tahun

2017 dengan hasil 12,98% dinyatakan hipertensi. Berdasarkan jenis kelamin

kelompok perempuan sebesar 13,10% lebih rendah dibandingkan dengan

kelompok laki-laki dengan hasil sebesar 13,16% (Dinas Kesehatan Provinsi

Jawa Tengah, 2017).

Kejadian hipertensi di Temanggung masih menduduki proprosi paling

besar dengan jumlah sebesar 67,17%. Sedangkan, berdasarkan Profil

Kesehatan Temanggung kota Parakan menempati peringkat 2 dengan

jumlah sebesar 16,51% pada laki-laki dan 16,92% pada perempuan (Dinas

Kesehatan Kabupaten Temanggung, 2017). Dari data tersebut menunjukkan

bahwa penderita dengan presentase terbanyak adalah perempuan. Oleh

karena itu diperlukan penanganan lebih dini terhadap perempuan tanpa

mengesampingkan penderita hipertensi pada laki-laki dan diperlukannya

deteksi dini untuk mengetahui faktor-faktor risiko yang dapat dicegah

sehingga dapat mengurangi terjadinya penderita hipertensi yang semakin

buruk dan menimbulkan komplikasi.

Penatalaksanaan medis pada penderita hipertensi adalah dengan obat-

obatan. Terapi farmakologis yang biasa diberikan seperti obat golongan

diuretic, penghambat adrenergic, angiotensin converting enzyme inhibitor,

angiotensin-II-bloker, angiotensin kalsium, dan pemberian diazoxide pada

hipertensi maligna. Sedangkan untuk terapi nonfarmakologis yang dapat


14

dilakukan untuk menangani masalah hipertensi adalah terapi relaksasi

progresif, terapi musik, yoga, hipnotis, terapi diet herbal (Triyanto, 2014).

Dari uraian diatas menunjukkan bahwa penatalaksanaan pada

penderita hipertensi bukan hanya dengan terapi obat saja melainkan bisa

menggunakan terapi nonfarmakologis. Terapi nonfarmakologis ini bisa

dilakukan secara mandiri oleh perawat. Terapi nonfarmakologis juga tidak

kalah pentingnya dengan terapi farmakologis dibuktikan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fadlilah & Saputri(2018) di Wilayah Kerja Puskesmas

Naga Swidak Palembang pada pasien hipertensi menunjukkan bahwa ada

hubungan yang bermakna antara air kelapa muda dengan penurunan tekanan

darah dengan hasil penelitian p value 0.001 yang berarti ada pengaruh

mengkonsumsi air kelapa muda untuk menurunkan tekanan darah.

Penelitian yang dilakukan oleh Chrisanto(2017) di Puskesmas Krui

Kabupaten Pesisir Barat dari penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh

pisang ambon terhadap penurunan tekanan darah dengan hasil penelitian p

value 0.000 yang berarti ada perbedaan penurunan tekanan darah.

Berdasarkan penelitian Peni & Sulisdiana(2015) di Panti Werdha Mojopahit

Kabupaten Mojokerto menunjukkan p value 0.028 yang bermakna bahwa

ada perbedaan tekanan darah sistolik antara kelompok yang diberi air kelapa

muda dibandingkan dengan kelompok jus kombinasi. Berdasarkan

penelitianPoorolajal et al., (2017)suplemen kalium menghasilkan penurunan

yang signifikan dalam rata-rata tekanan darah sistolik (2,32 mmHg) dan

tekanan darah diastolik (1,15 mmHg). Dari penelitian-penelitian tersebut


15

menunjukkan bahwa terapi nonfarmakoogis seperti diet herbal air kelapa

muda dan buah pisang dapat digunakan untuk pengobatan penderita

hipertensi.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penulis berasumsi bahwa terapi

nonfarmakologis penting untuk diberikan sebagai intervensi keperawatan

mandiri pada pasien hipertensi primer. Salah satu terapi nonfarmakologis

yang dapat dikerjakan dan sangat menarik untuk diteliti adalah terapi

nonfarmakologis dengan jus pisang dengan air kepala muda. Kandungan

dari kelapa muda dan pisang yang dapat menurunkan tekanan darah adalah

kalium, kalium berfungsi menyeimbangkan efek negatif dari natrium dan

untuk mengendalikan tekanan darah, ginjal akan mengendalikan jumlah

cairan yang tersimpan dalam tubuh dengan cara menyaring darah dan

menyerap cairan berlebih yang kemudian dikeluarkan sebagai urin.

Kelebihan air kelapa muda selain untuk menurunkan tekanan darah adalah

bisa menjadi sumber energi bagi tubuh sekaligus penyerapannya cepat tidak

memberatkan organ hati (Buwana, Wijasena, & Suroto, 2016).

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk membuat literature

review tentang penerapan pemberian buah pisang dan air kelapa muda untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi karena bahan yang

digunakan mudah didapat dan terjangkau. Pravelensi hipertensi sendiri

semakin tahun semakin meningkat jadi dengan adanya terapi non

farmakologis pemberian jus pisang dan air kelapa muda dapat diterapkan

kepada penderita hipertensi karena mudah didapatkan dan terjangkau.


16

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang muncul dari latar belakang diatas adalah

“Bagaimanakah jus pisang dan air kelapa muda dapat menurunkan tekanan

darah pada pasien hipertensi?”

C. Tujuan Studi Kasus

1. Menyediakan basis teori untuk penelitian tentang pengaruh pemberian

jus pisang dan air kelapa muda untuk menurunkan tekanan darah pada

pasien hiperDtensi.

2. Mempelajari kedalaman penelitian yang sudah ada terkait dengan topik

pemberian jus pisang dan air kelapa muda untuk menurunkan tekanan

darah pada hipertensi.

3. Menjawab pertanyaan-pertanyaan praktis dengan pemahaman terhadap

pemberian jus pisang dan air kelapa muda untuk menurunkan tekanan

darah pada hipertensi yang sudah dihasilkan oleh penelitian terdahulu

D. Manfaat
17

1. Manfaat teoritis

Hasil dari penelitan ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan

informasi di bidang keperawatan tentang asuhan keperawatan dengan

masalah hipertensi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perawat

Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan

dan pengalaman khususnya di bidang keperawatan medikal bedah

pada pasien hipertensi.

b. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan kebijakan, standar dan evaluasi

yang di perlukan dalam pelaksanan praktik pelayanan keperawatan

khususnya pada pasien dengan penyakit hipertensi.

c. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan gambaran kepada mahasiswa tentang asuhan

keperawatan pada pasien dengan hipertensi serta dapat menjadi

refrensi dalam proses pembelajaran.

d. Bagi Pasien

Penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui tindakan

keperawatan pada penderita hipertensi sehingga dapat mengurangi

resiko terjadi komplikasi serta dapat mempercepat proses

penyembuhan.
18
19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Anatomi fisiologi jantung

1. Jantung

Jantung merupakan organ pemompa besar yang memelihara peredaran

melalui seluruh tubuh. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex

dan basus cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri.

Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan. Jantung dewasa

beratnya 220 sampai 260 gram (Pearce, 2011). Sistem kardiovaskuler

terdiri dari jantung dan pembuluh-pembuluh darah, dan terletak didalam

dada. Jantung terletak di dalam rongga dada (thoracic cavity), berposisi

ditengah condong ke kiri, berbatas kanan dan kiri dengan paru-paru,

berbatas bawah dengan otot diafragma, terletak di sebuah ruang atau celah

diantara paru-paru kanan dan kiri yang disebut ruang mediastinum.

Dirongga dada, jantung dilindungi oleh os sternum dan os costae disisi

depan dan dilindungi oleh kolumna vertebralis dan juga dilindungi oleh os

costae disisi belakang (Kuntoadi, 2019).

Jantung tersusun atas otot yang bersifat khusus dan terbungkus sebuah

membran yang disebur pericardium. Membran itu terdiri atas dua lapis:

pericardium viseral dan pericardium parietal. Pericardium viseral adalah

membran serus yang lekat sekali pada jantung sedangkan pericardium

parietal adalah lapisan fibrus yang terlipatkeluar dari basis jantung dan

membungkus jantung sebagai kantong longgar. Jantung berada di dalam

19
20

dua lapis kantong pericardium, dan diantara dua lapisan itu ada cairan

serus. Karena sifat meminyaki dari cairan itu, jantung dapat bergerak

bebas(Pearce, 2011).

Terdapat 3 lapisan jaringan jantung yaitu pericardium lapisan

pembungkus luar, miokardium lapisan otot tengah yang terdiri dari otot-

otot bereserat yang bertanggung jawab atas kontraksi jantung, dan

endocardium lapisan batas dalam yang terdiri dari lapisan jaringan

endotel, melapisi sebelah dalam dari bilik-bilik dan katup-katup

jantung(Pearce, 2011).

2. Bilik Jantung

Menurut Pearce(2011) bilik jantung ada 4 yaitu :

a. Atrium dextra

Atrium dextra mempunyai dinding yang tipis dan berfungsi sebagai

tempat penyimpanan darah dan sebagai penyalur darah dari vena-vena

sirkulasi sistemik ke dalam ventrikel kanan dan kemudiam ke paru-

paru. Darah yang berasal dari pembuluh vena ini masuk ke dalam

atrium kanan melalui vena kava superior, inferior dan sinus

koronarius.

b. Ventrikel dextra

Pada kontraksi ventrikel, maka setiap ventrikel harus menghasilkan

kekuatan yang besar untuk dapat menampakkan darah yang

diterimanya dari atrium ke sirkulasi pulmonary ataupun sirkulasi

sitemik. Ventrikel kanan berbentuk bulan sabit yang berguna


21

menghasilkan kontraksi bertekanan rendah, yang cukup untuk

mengalirkan darah ke dalam arteri pulmonalis.

c. Arteri sinistra

Atrium kiri menerima darah yang sudah dioksigenasi dari paru-

paru melalui 4 vena pulmonalis. Antara vena pulmonalis dan atrium

kiri tidak ada katup sejati. Karena itu, perubahan tekanan dalam kiri

mudah sekali membalik retrograde ke dalam pembuluh darah paru-

paru. Atrium kiri berdinding tipis dan bertekanan rendah.

d. Ventrikel sinistra

Ventrikel kiri harus menghasilkan tekanan yang cukup tinggi untuk

mengatasi tahanan sirkulasi sistemik dan mempertahankan aliran

darah ke jaringan-jaringan perifer. Ventrikel kiri mempunyai otot-otot

dan bentuknya menyerupai lingkaran, mempermudah pembentukan

tekanan yang tinggi selama ventrikel berkontraksi.

3. Sekat jantung

Keempat ruang-ruang jantung dibatasi oleh beberapa dinding sekat

pembatas atau disebut juga sebagai septum. Sekat ini berfungsi sebagai

dinding pemisah darah bersih dan darah kotor yang ada di dalam ruang

jantung tidak bercampur. Menurut Kuntoadi (2019) terdapat 3 buah sekat

dinding pemisah ruang jantung, yaitu:

a. Sekat Atriorum / Septum Atriorum


22

Sekat jantung yang memisahkan ruang atrium kanan dengan atrium

kiri yang berfungsi memisahkan darah bersih dan darah kotor di

dalam jantung.

b. Sekat Interventrikularis / Septum Interventrikularis

Sekat jantung yang memisahkan ruang ventrikel kanan dengan ruang

ventrikel kiri yang berfungsi juga memisahkan darah kotor dan darah

bersih di dalam jantung.

c. Sekat Atrioventrikularis / Septum Atrioventrikularis

Sekat jantung yang memisahkan ruang atrium kanan dan kiri dengan

ruang ventrikel kanan dan kiri. Disekat inilah terdapat dua katup

jantung, yaitu katup mitral di kiri dan katup trikuspidalis di kanan.

4. Katup-katup jantung

Katup jantung atau disebut juga sebagai valve dalam bahasa inggris dan

valvula dalam bahasa Latin medis mempunyai fungsi sebagai pintu

pembatas antara ruang-ruang jantung yang mempunyai kemampuan

membuka dan menutup. Menurut Kuntoadi (2019) terdapat dua jenis

katup jantung di dalam organ jantung manusia, yaitu:

a. Katup Atrioventrikularis (Katup A.V)

Katub Atrioventrikularis adalah katub jantung yang berada diantara

ruang atrium dengan ruang ventrikel. Fungsi Katup A.V adalah

mencegah aliran balik darah dari ventrikel kembali ke atrium selama

fase sistole. Katup ini terbagi atas:

1) Katup Bikuspidalis / Katup Mitralis / Mitral Valve / Bicupid valve


23

Katup yang mempunyai dua daun katup (Bi = Dua) yang

membatasi ruang atrium kiri dengan ruang ventrikel kiri.

2) Katup Trikuspidalis / Tricuspid Valve

Katup jantung yang mempunyai tiga daun katup yang membatasi

ruang atrium kanan dengan ruang ventrikel kiri.

b. Katup Semilunaris (Katup S.L)

Katup Semilunaris adalah katup jantung yang berbentuk seperti bulan

sabit, katup ini berada diantara ruang ventrikel dengan pembuluh

darah diluar jantung. Fungsi katup S.L adalah untuk mencegah aliran

balik darah yang sudah keluar dari jantung kembali ke ruang ventrikel

selama fase diastole. Katup Semilunaris ini terbagi atas :

1) Katup Aorta / Aortic Valve

Katup jantung yang membatasi antara ruang ventrikel kiri dengan

pembuluh aorta yang bertugas mencegah aliran balik darah dari

aorta kembali ke ventrikel kiri.

2) Katup Pulmonalis / Pulmonary Valve

Katup jantung yang membatsai antara ruang ventrikel kanan

dengan pembuluh arteri pulmonalis yang bertugas mencegah

aliran balik darah dari arteri pulmonalis kembali ke ventrikel

kanan.

5. Arteri coroner

Arteri koroner keluar mulai dari permulaan aorta sebelah kanan dekat

katup aorta. Fungsi dari sistem arteri koroner adalah untuk menyuplai
24

darah kepada miokardium.Terdapat dua arteri coroner utama yaitu kiri

dan kanan. Arteri coroner kiri mensuplai belahan jantung kiri yang akan

terbagi menjadi dua cabang left anterior descending (LAD)/ cabang

anterior yang menurun, dan the circumflex coronary arteri (RCA)/ arteri

koroner kanan mensuplai darah kepada belahan jantung kanan (Pearce,

2011).

6. Siklus jantung

Siklus jantung adalah kejadian-kejadian yang terjadi dalam jantung

selama peredaran darah. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu

kontraksi atau sistol, dan pengenduran atau diastol. Kontraksi dari kedua

atrium terjadi serentak dan disebut sebagai sistol atrial, pengendurannya

adalah diastole atrial. Serupa dengan itu kontraksi dan pengenduran

ventrikel disebut juga sistol dan diastole ventrikular. Lama kontraksi

ventrikel adalah 0,3 detik dan tahap pengendurannya selama 0,5 detik.

Dengan cara ini jantung berdenyut terus-menerus, siang-malam, selama

hidupnya. Dan otot jantung mendapat istirahat sewaktu diastole

ventrikuler.

Kontraksi kedua atrium pendek, sedangkan kontraksi ventrikel lebih

lama dan lebih kuat. Dan yang dari ventrikel kiri adalah yang terkuat

karena harus mendorong darah keseluruh tubuh untuk mempertahankan

tekanan darah arteri sistematik. Meskipun ventrikel kanan juga memompa

volume darah yang sama, tetapi tugasnya hanya mengirimkannya ke

sekitar paru-paru dimana tekanannya jauh lebih rendah (Pearce, 2011).


25

7. Curah jantung

Curah jantung adalah jumlah darah yang dipompa oleh ventrikel

selama satu atuan waktu. Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat

berbeda-beda, dipengaruhi oleh penghidupan, pekerjaan, makanan, umur

dan emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah

denyut ada 70, berarti siklus jantung 70 kali semenit.

Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali

semenit dan memompa 70 ml setiap denyut. Jumlah darah yang setiap

menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 ml atau sekitar 5 liter.

Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap

menit dan volume denyut lebih dari 150 ml, yang membuat daya pompa

jantung 20 sampai 25 liter setiap menit (Pearce, 2011).

B. Hipertensi

1. Definisi

Hipertensi adalah suatu keadan dimana terjadi peningkatan tekanan

darah secara abnormal dan terus-menerus pada beberapa kali pemeriksaan

tekanan darah yang disebabkan satu atau beberapa faktor risiko yang tidak

berjalan sebagaimanamestinya dalam mempertahankan tekanan darah

secara normal (Majid, 2018).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (morbiditas) dan angka kematian atau

mortalitas. Tekanan darah 140/90 mmHg didasarkan pada dua fase dalam
26

setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140 menunjukan fase darah yang

sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolic 90 menunjukkan fase

darah kembali ke jantung (Triyanto, 2014).

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140

mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan dua kali

pengukuran atau lebih (Smeltzer, 2013). Stadium awal dari hipertensi

disebut prehipertensi, didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik antara

120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik antara 80-90 mmHg (Hurst,

2015).

2. Klasifikasi Hipertensi

Kalsifikasi hipertensi menurut (Aspiani, 2014) :

a. Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui

penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Oleh sebab itu,

penelitian dan pengobatan lebih ditunjukkan bagi penderita esensial.

Hipertensi primer diperkirakan disebabkan oleh faktor berikut ini:

1) Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah


27

meningkat), jenis kelamin (pria lebih tinggi dari perempuan), dan

ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).

3) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari 30 g), kegemukan

atau makan berlebihan, stress, merokok, minum alcohol, minum

obat-obatan (efedrin, prednisone, epinefrin).

b. Hipertensi Sekunder

Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu

contoh hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang

terjadi akibat stenosis arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat

kongenital atau akibat aterosklerosis. Stenosis arteri renalis

menurunkan aliran darah ke ginjal sehingga terjadi pengaktifan

baroreseptor ginjal, perangsangan pelepasan renin, dan pembentuka

angiotensin II. Angiotensin II secara langsung meningkatkan tekanan

darah, dan secara tidak langsung meningkatkan sintesis andosteron

dan reabsorbsi natrium. Apabila dpat dilakukan perbaikan pada

stenosis, atau apabila ginjal yang terkena diangkat, tekanan darah akan

kembali normal.

Penyebab lain dari hipertensi sekunder, antara lain

feokromositoma, yaitu tumor penghasil epinefrin di kelenjar adrenal,

yang menyebabkan peningkatan kecepatan denyut jantung dan volume

sekuncup, dan penyakit Cushing, yang menyebabkan peningkatan


28

volume sekuncup akibat retensi garam dan peningkatan CTR(Cardio

Thorax Ratio) karena hipersensitivitas system saraf simpatis

aldosteronisme primer (peningkatan aldosterone tanpa diketahui

penyebabnya) dan hipertensi yang berkaitan dengan kontrasepsi oral

juga dianggap sebagai kontrasepsi sekunder

3. Etiologi

Hipertensi tergantung pada kecepatan denyut jantung, volume

sekuncup, dan total peripheral resistance (TPR). Peningkatan kecepatan

denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau

hormone pada nodus SA. Peningkatan kecepatan denyut jantung yang

berlangsung kronik sering menyertai keadaan hipertiroidisme. Akan

tetapi, peningkatan denyut jantung biasanya dikompensasi oleh penurunan

volume sekuncup, sehingga tidak menimbulkan hipertensi.

Peningkatan volume sekuncup yang berlangsung lama dapat terjadi

apabila terdapat peningkatan volume plasma yang berkepanjangan akibat

gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam

yang berlebihan. Peningkatan pelepasan renin atau oldesteron maupun

penurunan aliran darah ke ginjal dapat mengubah penanganan air dan

garam oleh ginjal. Peningkatan volume plasma akan menyebabkan

peningkatan volume diastolic akhir, sehingga terjadi peningkatan volume

sekuncup dan tekanan darah. Peningkatan preload biasanya berkaitan

dengan peningkatan tekanan sistolik.


29

Peningkatan resistensi perifer total (total peripheral resistance/TPR)

yang berlangsung lama dapat terjadi pada peningkatan rangsangan saraf

atau hormon pada arteriol atau responsivitas yang berlebihan dan arteriol

terdapat rangsangan normal. Kedua hal tersebut akan menyebabkan

penyempitan pembuluh darah. Pada peningkatan TPR, jantung harus

memompa secara lebih kuat dan dengan demikian menghasilkan tekanan

yang lebih besar untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang

menyempit. Hal ini disebabkan peningkatan afterload jantung dan

biasanya berkaitan dengan peningkatan darah diastolik.

Jika peningkatan afterload berlangsung lama, maka ventrikel kiri

mungkin mulai mengalami hipertrofi (membesar). Dengan hipertrofi,

kebutuhan ventrikel akan oksigen meningkat, sehingga ventrikel harus

mampu memompa darah secara leboh keras lagi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, saraf-saraf otot juga mulai tegang

melebihi panjang normalnya yang pada akhirnya akan menyebabkan

penurunan kontraktilitas dan volume sekuncup (Majid, 2018).

4. Manifestasi Klinis

Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.

Meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan

dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal

sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala,

perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang

bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang
30

dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau

menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut: sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak napas, gelisah.

Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada

otak, mata, jantung dan ginjal. Kadang penderita hipertensi berat

mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma kerena terjadi

pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang

memerlukan penanganan segera (Manuntung, 2019).

5. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh

darah terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat

vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke

korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia

simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor

dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system

saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron pre-ganglion

melepaskan asetikolin, yang akan merangsang serabut pasca ganglion ke

pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepinefrin

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor, seperti

kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah

terhadap rangsangan vasokonstriktor. Klien dengan hipertensi sangat

sensitive terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas

mengapa hal tersebut dapat terjadi (Aspiani, 2014).


31

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang, mengakinatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla

adrenal menyekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks

adrenal menyekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat

respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan

renin (Aspiani, 2014).

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, vasokonstriktor kuat, yang pada

akhirnya merangsang sekresi aldosterone oelh korteks adrenal. Hormon

ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut

cenderung mencetuskan hipertensi (Aspiani, 2014).


32

6. Pathway

Faktor predisposisi: umur, jenis kelamin, gaya hidup, obesitas

Elastisitas menurun, arteriosklerosis

Hipertensi

Kerusakan vaskuler pembuluh darah

vasokonstriksi

Gangguan sirkulasi

otak Ginjal Pembuluh darah

Resistensi pembuluh Vasokontriksi


Sistemik
darah otak meningkat pembuluh darah ginjal
vasokonstriksi
Nyeri kepala Respon RAA

Rangsang aldosteron Afterload meningkat

Retensi Na
Penurunan Fatique
curah jantung
Edema
Intoleransi
aktivitas
Kelebihan volume cairan

Gamabar 2.1 Pathway


33

7. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan faktor resiko dilakukan dengan cara pengobatan setara

nonfarmakologis, antara lain:

a. Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat atau

dengan obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan dapat

memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.

Beberapa diet yang dianjurkan:

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah

pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi darah dapat

mengurangi stimulasi system renin-angiotensin sehingga sangat

berpotensi sebagai anti-hipertensi. Jumlah asupan natrium yang

dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per

hari.

2) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi

mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena

dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh

oksidanitrat pada dinding vaskular.

3) Diet kaya buah dan sayur.

4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung

koroner.

b. Penurunan berat badan


34

Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan cara menurunkan

berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan

mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup. Pada

beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan

kejadian hipertensi dan hipertrofi jaringan ventrikel kiri. Jadi,

penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk

menurunkan tekanan darah.

c. Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki

keadaan jantung. Olahraga isotonik dapat juga dapat meningkatkan

fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan mengurangi katekolamin

plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam

satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.

Olahraga meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein), yang

dapat mengurangi terbentuknya artersklerosis akibat hipertensi.

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alkohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung.

Penatalaksanaan medis yang diterapkan pada penderita hipertensi adalah

sebagai berikut :
35

a. Terapi oksigen

b. Pemantauan hemodinamik

c. Pemantauan jantung

d. Obat-obatan

1) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium

Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi

curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan eksresi garam

dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR.

2) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot polos jantung

atau arteri dengan mengintervensi influks kalsium yang dibutuhkan

untuk kontraksi. Sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih

spesifik untuk saluran lambat kalsium otot jantung, sebagian yang

lebih spesifik untuk saluran kalsium memiliki kemampuan yang

berbeda-beda dalam menurunkan kecepatan denyut jantung, volume

sekuncup, dan TPR.

3) Penghambat enzim mengubah angiotensin II atau inhibitor ACE

berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat

enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi

angiotensin II. Kondisi ini menurunkan darah secara langsung

dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung dengan

menurunkan sekresi aldosterone, yang akhirnya meningkatkan

pengeluaran natrium pada urine kemudian menurunkan volume

plasma dan curah jantung. Inhibitor ACE juga menurunkan tekanan


36

darah dengan efek bradikinin yang memanjang, yang normalnya

memecah enzim.

4) Antagonis (penyekat) reseptor beta (β-bloker), terutama penyekat

selektif, bekerja pada reseptor beta dijantung untuk menurunkan

kecepatan denyut dan curah jantung.

5) Antagonis reseptor alfa (α-bloker) menghambat reseptor alfa diotot

polos vascular yang secara normal berespons terhadap rangsangan

saraf simpatis dengan vasokonstriksi. Hal ini akan menurunkan TPR.

6) Vasodilatator arteriol langsung dapat digunakan untuk menurunkan

TPR. Misalnya natrium, nitroprusida, nikardipin, hidralazin,

nitrogliserin, dll.

7) Hipertensi gestasional dan preeklamsia membalik setelah bayi lahir.

C. Jus Pisang dan Air Kelapa Muda

1. Pisang

Pisang adalah tanaman herbal yang berasal dari kawasan Asia

Tenggara. Pisang (Musa Acuminata Colla) adalah salah satu dari

tumbuhan yang paling banyak manfaatnya didunia, khususnya di daerah

tropis di Indonesia. Buah pisang memiliki khasiat dan nilai gizi yang baik

sekali. Daging buah pisang kaya akan kalium dan dipercaya dapat

menurunkan tekanan darah (Suryadi & Supriyadi, 2008).

Kalium berpartisipasi dalam memelihara keseimbangan cairan,

elektrolit dan asam basa. Mekanisme bagaimana kalium dapat

menurunkan tekanan darah adalah kalium dapat menurunkan tekanan


37

darah dengan vasodilatasi sehingga menyebabkan penurunan retensi

perifer total dan meningkatkan output jantung, kalium dapat menurunkan

tekanan darah dengan berkhasiat sebagai diuretika, kalium dapat

mengubah aktivitas sistem renin-angiotensin, kalium dapat mengatur saraf

perifer dan sentral yang mempengaruhi tekanan darah. Kalium merupakan

ion utama didalam cairan intraseluler. Konsumsi kalium yang banyak

akan meningkatkan konsentrasinya didalam cairan intraseluler sehingga

cenderung menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan menurunkan

tekanan darah (Amran & Dkk, 2010).

Pisang dapat melancarkan peredarahan darah karena pisang memiliki

kandungan potassium yang baik untuk peredaran darah. Kandungan

kalium membantu mengatur tekanan darah. Hal ini dapat menekan resiko

stroke yang menyebabkan timbulnya penyakit jantung (Suryana, 2018).

2. Kelapa Muda

Air kelapa memiliki kandungan kalium yang tinggi. Mineral makro ini

sangat penting bagi tubuh, diperlukan tubuh dalam jumlah banyak sebagai

salah satu sumber elektrolit. Fungsi penting lainnya untuk menjaga

keseimbangan cairan tubuh, menyalurkan nutrisi ke dalam sel dan

membuang sampah metabolit dari dalam sel, memelihara kesehatan otot

dan saraf, membantu sekresi insulin ke dalam darah, memelihara fungsi

normal jantung, serta membantu aktivitas lambung selama proses

pencernaan makanan berlangsung. Air kelapa merupakan minuman


38

terbaik bagi penderita hipertensi karena memiliki kandungan kalium yang

tinggi dan sodium yang sangat rendah (Lingga, 2012).

Kalium adalah nutrisi penting yang memainkan peran kunci dalam

pemeliharaan cairan tubuh, keseimbangan asam-basa, dan struktur dan

fungsi sel. Asupan kalium makanan tampaknya menyebabkan natriuresis

dan mencegah retensi natrium dan dengan demikian menurunkan tekanan

darah. Mekanisme fisiologis lainnya yang mendasari efek penurunan

tekanan darah dari suplementasi kalium adalah sel-sel pembuluh darah

dan makrofag endotel menghambat pembentukan radikal bebas dengan

menghambat proliferasi sel-sel otot pembuluh darah halus, dan

mengurangi resistensi pembuluh darah (Poorolajal et al., 2017).


39
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan/Desain

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalahliterature review.

Literatur review adalah sebuah kerangka, konsep atau orientasi untuk

melakukan analisis dan klasifikasi fakta yang dikumpulkan dalam penelitian

yang dilakukan(Siregar & Harahap, 2019).

B. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari tanggal 28 Maret – 24 April 2020.

C. Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang akan dijadikan titik

acuan literature review. Focus studi pada penelitian ini adalah penerapan

buah pemberian pisang dan air kelapa muda untuk menurunkan tekanan darah

pada pasien hipertensi.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan dan cara pengukuran variable

yang akan diteliti yang tersusun dalam bentuk matrik(Sudibyo & Rustika,

2013). Tabel berikut akan memaparkan tentang definisi operasional dalam

penelitian ini.
41

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Penelitian Definisi Operasional
1 Hipertensi Didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah
diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan
dua kali pengukuran atau lebih
2 Jus pisang Pisang adalah tanaman herbal yang berasal
dari kawasan Asia Tenggara. Pisang (Musa
Acuminata Colla)memiliki khasiat dan nilai
gizi yang baik sekali. Daging buah pisang
kaya akan kalium dan dipercaya dapat
menurunkan tekanan darah (Suryadi &
Supriyadi, 2008).
3 Air kelapa muda Air kelapa memiliki kandungan kalium yang
tinggi. Mineral makro ini sangat penting bagi
tubuh, diperlukan tubuh dalam jumlah banyak
sebagai salah satu sumber elektrolit. Air
kelapa merupakan minuman terbaik bagi
penderita hipertensi karena memiliki
kandungan kalium yang tinggi dan sodium
yang sangat rendah (Lingga, 2012).

E. Metode Literature Review

Literature review ini dilakukan dengan metode:

1. Membacatulisan-tulisan ilmiah terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah literature review mengenai

pengaruh pemberian buah pisang dan air kelapa muda untuk menurunkan

tekanan darah pada penderita hipertensi. Pencarian literature dilakukan

secara elektronik untuk menemukan penelitian-penelitian eksperimental

yang berkaitan dengan pengaruh pemberian buah pisang dan air kelapa

muda. Sumber jurnal pada penelitian ini menggunakan database Google

Scholar, Garuda Garba, Science Direct dan Elseiver. Kata kunci yang

digunakan adalah“Potassium”, “Blood Pressure”, “Hypertension” dan

“Ambon banana” atau “Coconut Water”. Sumber yang dicari dalam


42

rentang tahun 2016-2020. Dengan menggunakan kata kunci pembatasan

artikel tersebut, jumlah artikel yang didapatkan sebanyak 69 artikel.

Artikel-artikel yang digunakan dibatasi hanya artikel-artikel yang

menggunakan bahasa Indonesia, bahasa Inggris dan full-text article. Dan

didapatkan 3 artikel yang sesuai dengan fokus studi.

2. Mengevaluasi semua tulisan ilmiah yang dibaca

Dari 69 artikel yang ditemukan, penulis mengevaluasi kesesuaian

topic, intervensi, dan fokus studi. Sehingga didapatkan 3 artikel yang

sesuai dengan fokus studi.

3. Menganslisis

Penulis melakukan analisis pada kelima artikel tersebut. Sehingga

didapatkan tujuan, metode, dan hasil penelitian dalam setiap artikel.

4. Membuat dan menggabungkan satu cerita ilmiah yang lengkap dengan

membandingkan antar artikel dan referensi penelitian lain.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menuliskan hasil-hasil penelitian yang diambil

sebagai bahan literature review dan juga pembahasan yang akan dimulai dengan

definisi, teknin, dan instrument yang digunakan dari masing-masing penelitian.

A. HASIL

Berikut merupakan jurnal-jurnal pilihan yang peneliti analisis dalam studi

literature review ini:

Tabel 4.1. Rincian Hasil Jurnal Pilihan Utama untuk Literature Review

Penulis Tujuan Metode Sampel Intervensi Temuan Nama


& Tahun Jurnal
Fadlilah Untuk Penelitian ini Populasi Intervesi 1. Hasil penelitian Pengaruh
& mengetahu menggunakan penelitian yang menunjukkan bahwa pemberian
Saputri i pengaruh desain penelitian ini adalah digunakan terdapat pengaruh air kelapa
(2018) terapi air kuantitatif dengan seluruh yaitu konsumsi air kelapa muda
kelapa rancangan penderita pemberian muda terhadap terhadap
muda penelitian pra- hipertensi air kelapa perubahan tekanan tekanan
terhadap eksprimental, yang muda pada darah dengan nilai p darah
tekanan dengan jenis berobat penderita value 0.001 penderita
darah pada penelitian ine dipuskesm hipertensi, 2. Pemberian kalium hipertensi,
penderita group pra-post as. Sampel dengan telah dibuktikan dalam Volume 9,
hipertensi test. Ciri tipe dalam pemberian beberapa penelitian Desember
di Wilayah penelitian ini penelitian air kelapa untuk menurunkan 2018,
Puskesmas adalah ini bagian muda 250cc tekanan darah, yang Nomor 2
Nagaswida mengungkapkan dari pagi dan diperkirakan melalui
k hubungan sebab populasi sore hari mekanisme natriuresis,
Palembang akibat dengan yang selama 7 endothelium-
Tahun cara melibatkan berjumlah hari dependent
2017 satu kelompok 30 vasodilatation,
subjek. Kelompok responden. menurunkan aktivitas
subjek diobservasi RAA dan saraf
sebelum simpatis
dilakukan 3. Kadar kalium yang
intervensi, tinggi dalam air kelapa
kemudian muda dilaporkan dapat
diobservasi lagi menurunkan tekanan
setelah diberikan darah sebagai
intervensi. antihipertensi, namun
penelitiannya masih
jarang dilakukan pada
manusia.

43
Penulis Tujuan Metode Sampel Intervensi Temuan Nama
& Tahun Jurnal

44
45

Penulis Tujuan Metode Sampel Intervensi Temuan Nama


& Tahun Jurnal
Chrisant Untuk Jenis penelitian Populasi Intervensi Hasil penelitian tekanan Efektifitas
o (2017) mengetahu kuantitatif penderita yang darah sistole sebelum pisang
i efektifitas pendekatan quasi hipertensi dilakukan diberi pisang ambon dan ambon
pisang eksperimendesign di wilayah adalah obat anti hipertensi terhadap
ambon with two group kerja semua adalah 170.00, diastole penurunan
terhadap pretest-posttest. Puskesmas pasien 99.33. Rata-rata tekanan tekanan
penurunan Instrument Krui 44 dianjurkan darah sistole sesudah darah pada
tekanan pengumpulan data pasien mengkonsu diberi pisang ambon dan penderita
darah pada penelitian ini dengan msi pisang obat anti hipertensi hipertensi
penderita menggunakan sampel 30 ambon adalah 143.33, diastole di Wilayah
hipertensi lembar observasi. orang. sebanyak 2 84.00. Rata-rata tekanan Kerja
di wilayah Analisa uji T- buah setiap darah sistole sesudah Puskesmas
kerja dependen. hari untuk tidak diberi pisang Krui
Puskesmas menurunkan ambon dan hanya diberi Kabupaten
Krui tekanan obat anti hipertensi Pesisir
Kabupaten darah dan adalah 137.33, diastole Barat
Pesisir dilakukan 82.67. Ada perbedaan Tahun
barat selama 7 penurunan tekanan darah 2017.
Tahun hari. setelah diberi pisang Volume
2017 ambon dan obat anti 11, No. 3,
hipertensi dengan setelah Juli 2017:
(tidak diberi pisang 167-174.
ambon dan hanya diberi
obat anti hipertensi) di
wilayah kerja Puskesmas
Krui Kabupaten Pesisir
Barat Tahun 2017.
Peni & Untuk Metode yang Populasiny Intervensi Hasil penelitian Efektivitas
Sulisdian mengetahu dilakukan dalam a adalah yang menunjukkan p value jus pisang
a (2015) i apakah penelitian ini semua dilakukan 0.028 yang bermakna dan air
jus pisang menggunakan lansia adalah bahwa ada perbedaan kelapa
dan air Quasy- penderita mengkonsu tekanan darah sistolik muda
kelapa experiment. hipertensi msi 2 buah antara kelompok yang terhadap
muda Dengan di Panti pisang setiap diberi air kelapa muda tensi lansia
dapat menggunakan Werdha hari dan air dibandingkan dengan penderita
menurunka teknik sampling Mojopait kelapa muda kelompok jus kombinasi. hipertensi.
n tekanan yaitu purposive Kabupaten 250 ml 2
darah pada sampling. Mojokerto kali sehari,
lansia. sebanyak dilakukan
25 orang. selama 5
Sampel hari.
pada
penelitian
ini adalah
sebagian
penderita
hipertensi
sebanyak
20 orang.

45
46

B. Pembahasan

1. Definisi dan Konsep Sintesis

Jus pisang dan air kelapa muda adalah obat non farmakologis yang

bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

dan mencegah terjadinya resiko hipertensi. Pisang ambon (Musa

acuminata Cavendish Subgroup)memiliki kandungan kalium yang lebih

tinggi dan natrium lebih rendah dibandingkan dengan buah pisang lainnya,

dalam 100 g pisang ambon mengandung 435 mg kalim dan 18 mg natrium

menurut Almatsier (2004, dalam Peni & Sulisdiana, 2015). Pisang ambon

dan air kelapa muda dapat menurunkan tekanan darah karena kalium yang

tinggi didalamnya.

Kusumastuty, Widyani, & Wahyuni (2016) mengatakan asupan

kalium dari makanan mengatasi kelebihan natrium karena berfungsi

sebagai diuretik dan menghambat pengeluaran renin sehingga tekanan

darah menjadi normal kembali. Dan mengurangi asupan natrium sebaiknya

dilakukan untuk semua orang karena hipertensi tidak memandang

usia.Alasan harus mengkonsumsi kalium adalah asupan kalium pada

seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah, asupan rendah kalium akan

mengakibatkan peningkatan tekanan darah sebaliknya asupan tinggi

kalium akan mengakibatkan penurunan tekanan darah (Tulungnen,

Sapulete, & Pangemanan, 2016).

46
47

2. Teknik dan Instrumen yang Digunakan Dalam Sintesis

Tabel 4.2 Sintesis dalam penelitian

Penulis & Deskripsi topik / isu yang sedang direview


Tahun
Fadlilah & Penelitian ini menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh pemberian air kelapa
Saputri (2018) muda untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi di Wilayah
Puskesmas Nagaswidak Palembang Tahun 2017. Penelitian ini terdapat
kesaamaan dengan penelitian yang dilakukan Andika et al., (2018) yang sama-
sama meneliti pengaruh air kelapa muda untuk menrunkan tekanan darah pada
penderita hipertensi. Air kelapa muda mengandung kalium yang berfungsi
menurunkan tekanan darah. Keunikan dari jurnal ini adalah pengolahan dan
analisis data menggunakan Uji normalitas dengan Saphiro wilk dan Uji-t
berpasangan menggunakan uji alternative Wilcoxon.
Chrisanto(2017 Isi dari penelitian ini adalah pisang ambon berpengaruh dalam menurunkan
) tekanan darah padapenderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Krui
Kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017. Penelitian ini terdapat kesamaan dengan
penelitian yang dilakukan olehSutria & Insani(2017) yang sama-sama meneliti
pisang ambon untuk menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.
Pisang ambon dapat menurunkan tekanan darah karena mengandung kalium
yang tinggi yang dapat menurunkan tekanan darah. Keunikan dari jurnal ini
adalah melakukan pemberian intervensi atau pemberian 2 buah pisang ambon
setiap hari dalam satu minggu.
Peni & Penelitian ini menggabungkan pisang ambon dan air kelapa muda menjadi satu
Sulisdiana intervensi, yang hasilnya juga bisa menurunkan tekanna darah pada hipertensi.
(2015) Penelitian ini dilakukan di Panti Werdha Mojopahit Kabupaten Mojokerto.
Keunikan dari penelitian ini intervensi dilakukam selama 5 hari yang diulang 2
kali, sehinggatotal selama setengah bulan. Untuk menganalisa perbedaan
sebelum dan sesuad diberikan intervensi digunakan uji Friedman, dan untuk
perbedaan tekanan darah pada kelompok kontrol dan eksperimen dianalisa
dengan mann whitney.

3. Diskusi

Penelitian yang dilakukan oleh Chrisanto (2017) dengan menggunakan

pisang ambon, tetapi penelitian nya dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

kelompok intervensi (diberi pisang ambon dan obat anti hipertensi) dan

kelompok kontrol (hanya diberi obat anti hipertensi). Rata-rata tekanan darah

kelompok intervensi dengan tekana darah sistolik 170.00, diastolik 99.33.

Kemudian rata-rata tekanan darah sistolik kelompok kontrol 154.00, diastolik

91.33. Dan setelah dilakukan pemberian pisang ambon dan obat anti

hipertensi tekanan darah sistolik menjadi 143.33, diastolik 84.00. Untuk

47
48

kelompok kontrol setelah diberikan obat anti hiperteni tidak dengan pisang

ambon tekanan darah sistolik menjadi 137.33, diastol 82.67. Dan ada

perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. (P value 0.000).

Kemudian penelitian yang dilakukan olehFadlilah & Saputri (2018)dengan

memberikan air kelapa muda untuk menurunkan tekanan darah pada

pemderita hipertensi. Tekanan darah sebelum diberikan air kelapa muda

adalalah dengan standar deviasinya 0.504 sedangkan sesudah diberikan air

kelapa muda dengan hasil standar deviasinya menjadi 0.253. P value 0.001

yang berarti ada pengaruh pemberian air kelapa muda pada tekanan darah

penderita hipertensi.

Penelitian yang dilakukan olehPeni & Sulisdiana (2015)adalah meneliti

tentang pemberian jus pisang dan air kelapa muda pada penderita hipertensi.

Perbedaan tekanan darah sistolik sebeleum dan setelah diberi jus kombinasi

dengan hasil uji statistik menggunakan Uji Friedman menunjukan nilai X2

hitung sebesar 60.576 dengan p value 0.000. Sedangkan perbedaan tekanan

darah diastolik sebelum dan sesudah diberi jus kombinasi denban Uji

Friedman menghasilkan nilai X2 hitung sebesar 47.897 dengan p value 0.000.

Jadi pemberian jus kombinasi dapat menurunkan tekanan darah diastolik

maupun sistolik.

Setelah penulis membaca 3 jurnal dan mendapatkan hasil seperti diatas,

maka penulis berpendapat bahwa intervensi yang lebih efektif untuk

diterapkan adalah pemberian buah pisang dengan obat anti hipertensi. Tidak

48
49

mengesampingkan air kelapa muda, tetapi jika intervensi dilakukan dirumah

sakit lebih efektif menggunakan pisang ambon dan obat anti hipertensi.

Berdasarkan tiga jurnal tersebut kegunaan dari pisang ambon dan air

kelapa muda adalah menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi

karena kandungan kalium yang dimilikinya. Menggunakan pisang dan air

kelapa muda sebagai obat non farmakologis adalah mudah dijangkau atau

didapatkan di Indonesia. Kelebihan mengkonsumsi kandungan kalium dalam

air kelapa muda tidak dianjurkan untuk penderita gagal ginjal. Pada penderita

gagal ginjal akan kesulitan untuk melakukan proses sekresi zat di dalam

tubuh. Akibatknya bisa terjadi hiperkalemia, hiperkalemia adalah kadar

kalium dalam darah yang naiknya secara abnormal (Sandala, Mongan, &

Memah, 2016).

Setelah penulis membaca tiga jurnal tersebut banyak kesamaan yaitu

mengkonsumsi pisang ambon dan air kelapa muda dapat menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi. Penulis berpendapat bahwa mengkonsumsi

asupan kalium yang cukup adalah cara tepat untuk mengatasi tekanan darah

tinggi atau mengurangi resiko tekanan darah tinggi. Kusumastuty, Widyani,

& Wahyuni (2016) mengatakan asupan kalium dari makanan mengatasi

kelebihan natrium karena berfungsi sebagai diuretik dan menghambat

pengeluaran renin sehingga tekanan darah menjadi normal kembali. Dan

mengurangi asupan natrium sebaiknya dilakukan untuk semua orang karena

hipertensi tidak memandang usia. Alasan harus mengkonsumsi kalium adalah

49
50

asupan kalium pada seseorang dapat mempengaruhi tekanan darah, asupan

rendah kalium akan mengakibatkan peningkatan tekanan darah sebaliknya

asupan tinggi kalium akan mengakibatkan penurunan tekanan darah

(Tulungnen, Sapulete, & Pangemanan, 2016).

Terdapat beberapa sumber referensi lain yang dapat memperkuat

argument penulis, sumber referensi yang pertama ditulis oleh Susanti, Resti,

& Purbanova (2019) mengatakan bahwa mengkonsumsi pisang ambon

dengan 2 buah setiap hari selama 7 hari dan dilakukan pengukuran tekanan

darah 30 menit sebelum dan 4 jam sesudah mengkonsumsi pisang ambon.

Sumber referensi yang kedua ditulis oleh Gandari, Agustini, &

Nopiyamti(2016) mengatakan bahwa mengkonsumsi air kelapa muda

sebanyak satu gelas air kelapa atau 250cc, air kelapa muda diberikan dua kali

sehari pagi dan sore dilakukan selama 14 hari. Sumber referensi yang ke tiga

ditulis oleh Kusumastuty, Widyani, & Wahyuni(2016) peneliti ini meneliti

tentang hubungan asupan kalium dengan tekanan darah pasien hipertensi

dengan hasil uji korelasi Spearman Rho menunjukan bahwa ada hubungan

asupan kalium terhadap tekanan darah sistolik dan diastolik pasien hipertensi.

Hal ini dapat diartikan semakin tinggi asupan kalium maka akan semakin

rendah tekanan darah sistolik dan diastolik penderita hipertensi. Hasil

penelitian The INTERSALT Project menunjukkan bahwa kalium dalam

makanan memiliki bentuk ikatan kimia berupa kalium sitrat dan kalium

bikarbonat yang berperan sebagai antihipertensif.

50
51

Selain mendukung topik yang direview, penulis juga memberikan

argument menyangkal bahwa tidak hanya dengan kalium yang bisa

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi, akan tetapi perlu

didukung oleh terapi lainnya agar tekanan darah penderita hipertensi dapat

terjaga. Selain kalium, protein juga bisa menurunkan tekanan darah penderita

hipertensi. Buah pisang tidak hanya mengandung kalium tetapi menurut

Morton (1987, dalam Palupi, 2012) setiap 100 gr bagian pisang yang dapat

dimakan, dalam kondisi masak jenis banana memiliki kadar protein 1.1 – 1.87

gr. Lalu menurut Barlina (2004) dalam air kelapa muda terdapat kandungan

protein sebesar 0,1%. Selain kalium yang bisa menurunkan tekanan darah,

protein juga bisa menurunkan tekanan darah yang telah dibuktikan pada

penelitianKusumastuty et al., (2016) peneliti juga meneliti hubungan asupan

protein dengan tekanan darah pasien hipertensi dengan hasil uji korelasi

Spearman Rho menunjukan asupan protein terhadap tekanan darah sistolik

maupun diastolik pasien hipertensi. Menurut Aspiani(2014)untuk mengurangi

resiko hipertensi maka kita harus menjaga pola makan, terutama diet rendah

garam, diet tinggi kalium, diet kaya buah dan sayur, diet rendah kolestrol

untuk mencegah terjadinya jantung kororner. Bukan hanya menjaga pola

makan saja tetapi bisa juga dengan olahraga teratur, menjaga berat badan agar

tetap ideal jangan terlalu gemuk, memperbaiki gaya hidup yang tidak sehat

seperti berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol.

51
52

52
53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari jurnal yang diambil penulis sebagai bahan literature review, penulis

dapat menyimpulkan bahwa pemeberian Jus Pisang dan Air Kelapa Muda

dapat berpengaruh untuk menurunkan tekanan darah baik sistol mapun

diastole untuk penderita hipertensi. Karena kandungan kalium yang tinggi

didalam buah pisang maupun air kelapa muda dapat menurunkan tekanan

darah.

Jus pisang dan air kelapa muda dapat sebagai obat nonfarmakologi untuk

penderita hipertensi. Selain dapat dijangkau disetiap daerah kandungan yang

didalam buah pisang dan air kelapa muda pun sangat bermanfaat bagi

penderita hipertensi untuk menurunkan teknan darah.

......

B. Saran

1. Untuk perawat

Hasil pada penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu

intervensi yang dapat diaplikasikan oleh perawat sebagai upaya yang

dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada pasien Hipertensi.

2. Untuk institusi pendidikan

Diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan sebagai materi

tambahan bagi mahasiswa tentang menggunakan terapi non farmakologis


54

dengan pemberian jus pisang dan air kelapa muda untuk

menurunkantekanan darah pada penderita hipertensi karena mengandung

kalium yang tinggi.

3. Untuk pembaca

Diharapkan pembaca dapat mengetahui dan menerapkan terapi non

farmakologis pemberian jus pisang dan air kelapa muda untuk

menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi.

.....
55
Daftar Pustaka

Amran, Y., & Dkk. (2010). Pengaruh Tambahan Asupan Kalium Dari Diet
Terhadap Penurunan Hipertensi Sistolik dan Diastolik Tingkat Sedang Pada
Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 5(3).

Andika, F., Haniarti, & Pantintingan, A. (2018). Pengaruh Pemberian Air Kelapa
Muda Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi Di
Wilayah Kerja Puskesmas Lanrisang Kabupaten Pinrang. Jurnal Ilmiah
Manusia Dan Kesehatan, 1(3).

Aspiani, R. Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan


Kardiovaskular Aplikasi NIC & NOC (EGC). Jakarta.

Barlina, R. (2004). Potensi Buah Kelapa Muda Untuk Kesehatan dan


pengolahannya. 3(2).

Buwana, P. A., Wijasena, B., & Suroto. (2016). Pengaruh Pemberian Air Kelapa
Muda Terhadap Kelelahan Kerja Pada Nelayan Di Tambak Mulyo
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1).

Chrisanto, E. Y. (2017). Efektifitas Pisang Ambon Terhadap Penurunan Tekanan


Darah Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Krui
kabupaten Pesisir Barat Tahun 2017. Jurnal Kesehatan Holistik, 11(3), 167–
174.

Dinas Kesehatan Kabupaten Temanggung. (2017). Profil Kesehtan Tahun 2017


Kabupaten Temanggung. Retrieved from Dinas Kesehatan Kabupaten
Temanggung website:
https://dinkes.temanggungkab.go.id/assets/file/180807040529.pdf

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2017. Retrieved from Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah
website:
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_PROVIN
SI_2017/13_Jateng_2017.pdf

Fadlilah, M., & Saputri, F. (2018). Pengaruh Pemberian Air Kelapa Muda
Terhadap Tekanan Darah Penderita Hipertensi. 9(2).

Gandari, N. K. M., Agustini, I. R., & Nopiyamti, N. W. E. (2016). PENGARUH


PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PENURUNAN
TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI DI BANJAR
PISANG DESA TARO KABUPATEN GANYAR. Jurnal Dunia Kesehatan,
5(2).
Hurst, M. (2015). Belajar Mudah KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (EGC).
Jakarta.

Kemenkes RI. (2020). Hipertensi Si Pembunuh senyap. Retrieved March 9, 2020,


from Kementrian Kesehatan Republik Indonesia website:
https://www.kemkes.go.id/article/view/20030900006/hipertensi-si-
pembunuh-senyap.html

Kuntoadi, G. B. (2019). BUKU AJAR ANATOMI FISIOLOGI: untuk mahasiswa


APIKES-Semester 1 (Pantera Pu). Jakarta.

Kusumastuty, I., Widyani, D., & Wahyuni, E. S. (2016). Asupan Protein dan
Kalium Berhubungan dengan Penurunan Tekanan Darah Pasien Hipertensi
Rawat Jalan. Indonesian Journal of Human Nutrition, 3(1), 19–28.

Lingga, L. (2012). Terapi Kelapa untuk Kesehatan dan Kecantikan (Gramedia).


Jakarta.

Majid, A. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR. Yogyakarta: PUSTAKA
BARU PRESS.

Manuntung, A. (2019). Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi (Wineka


Med). Jakarta.

Manzilati, A. (2017). Metode dan Aplikasi (UB Press). Malang.

Palupi, H. T. (2012). PENGARUH JENIS PISANG DAN BAHAN PERENDAM


TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG PISANG (Musa Spp)(Effect for
Varieties of Matured Banana and Soaking Agent to Characterization of
Banana Flour). Jurnal Teknologi Pangan, 4(1).

Pearce, E. C. (2011). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Paramedis (PT Gramedi).


Jakarta.

Peni, T., & Sulisdiana. (2015). EFEKTIFITAS JUS PISANG DAN AIR
KELAPA MUDA TERHADAP TENSI LANSIA PENDERITA
HIPERTENSI. Hospital Majapahit, 7(1).

Poorolajal, J., Zeraati, F., Soltanian, A. R., Sheikh, V., Hooshmand, E., & Maleki,
A. (2017). Oral potassium supplementation for management of essential
hypertension: A meta-analysis of randomized controlled trials. 12(4).

Sandala, G. A., Mongan, A. E., & Memah, M. F. (2016). Gambaran Kadar


Kalium Serum Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Stadium 5 Non Dialisis
di Manado. Jurnal E-Biomedik (EBM), 4(1).
Siregar, A. Z., & Harahap, N. (2019). Strategi dan Teknik Penulisan Karya Tulis
Ilmiah dan Publikasi (Deepublish). Yogyakarta.

Smeltzer, S. C. (2013). KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (EGC). Jakarta.

Sudibyo, S., & Rustika. (2013). Metodologi Riset Keperawatan (Taufik Ismail,
Ed) (CV. Trans). Jakarta.

Supardi, S., & Rustika. (2013). Buku Ajar Metodologi Riset Keperawatan (TIM).
Jakarta.

Suryadi, & Supriyadi. (2008). Pisang: Budidaya, Pengolahan, dan Prospek Pasar
(Erlangga). Jakarta.

Suryana, D. (2018). Manfaat Buah (EGC). Jakarta.

Susanti, A., Resti, F. E., & Purbanova, R. (2019). EFFECT OF MUSA


ACUMINATA CAVENDISH SUBGROUP (AMBON BANANA) IN
REDUCING BLOOD PRESSURE. International Respati Health Conference
(IRHC).

Sutria, E., & Insani, A. (2017). Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Pra Lansia Hipertensi. Journal Of Islamic
Nursing, 1(1).

Triyanto, E. (2014). PELAYANAN KEPERAWATAN BAGI PENDERITA


HIPERTENSI SECARA TERPADU (Graha Ilmu). Yogyakarta.

Tulungnen, R. S., Sapulete, I. M., & Pangemanan, D. H. C. (2016). HUBUNGAN


KADAR KALIUM DENGAN TEKANAN DARAH PADA REMAJA DI
KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW UTARA. Kedokteran Klinik (JKK), 1(2).

WHO. (2015). Hypertension. Retrieved from Wolrd Health Organization website:


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hypertension

WHO. (2020). Q&As on Hypertension. Retrieved April 10, 2020, from Wolrd
Health Organization website: https://www.who.int/news-room/q-a-detail/q-
as-on-hypertension
LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR BUKTI KONSULTASI
PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH

Nama Mahasiswa : Desta lebriliana Utomo


Nama Pembimbing : Sapto Haryatmo, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.,Kep.,MB
No Tanggal Email/ Tatap Rekomendasi Tanda Tangan
muka pembimbing Pembimbing
1. 26 September Tatap muka Acc jurnal dan judul
2019
2. 24 Oktober Tatap muka Cari data prevelensi
2019 di dunia, perbaiki
kalimat ejaan
3. 17 Desember Tatap muka 1. Perbaiki bab 1
2019 2. Hapus bagian
yang terlalu
panjang
4. 5 April 2020 Email Cari jurnal
internasional yang
penelitiannya di luar
negeri
5. 6 April 2020 Email Acc jurnal
6. 11 April Email 1. Revisi bab 1
2020 2. Cari jurnal lain
untuk tinjauan
pustaka mengenai
biah pisang dan
air kelapa muda
3. Perbaiki metode
literature review
4. Pelajari hasil
jurnal dan
bandingkan
dengan teori yang
ada
7. 25 April Email 1. Perhatikan tata
2020 cara penulisan
2. Cari jurnal lain
untuk
membandingkan
3. Perbaiki metode
literature review
4. Pelajari hasil
jurnal dan
bandingkan
dengan teori yang
ada
8. 8 Mei 2020 Email Perbaiki metode
literature review
9. 15 Mei 2020 Email ACC
Lampiran. Jurnal 1
Lampiran .jurnal 2
Lampiran .jurnal 3

Anda mungkin juga menyukai