Received Month DD, 20YY; Revised Month DD, 20YY; Accepted Month DD, 20yy
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/e-techr
Novrianti
1
Program Studi Teknologi Pendidikan
e-mail: novriantidefrizal@gmail.com
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajarnya.
Para penganut aliran kognitif mengatakan bahwa belajar tidak sekedar melibatkan hubungan
antara stimulus dan respon. Tidak seperti model belajar behavioristik yang mempelajari
proses belajar hanya sebagai hubungan stimulus-respon, model belajar kognitif merupakan
suatu bentuk teori belajar yang sering disebut sebagai model perseptual. Model belajar
kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta
pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Belajar
merupakan perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai
tingkah laku yang nampak.
Teori kognitif juga menekankan bahwa bagian-bagian dari suatu situasi saling
berhubungan dengan konteks situasi tersebut. Memisah-misahkan atau membagi-bagi
situasi/materi pelajaran menjadi komponen-komponen yang kecil-kecil dan mempelajarinya
secara terpisah-pisah, akan kehilangan makna. Teori ini berpandangan bahwa belajar
merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi,
emosi dan aspek-aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktifitas yang melibatkan
proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup
pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang
sudah dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan
pengalaman-pengalaman sebelumnya.
1. Jean Piaget
Menurut Jean Piaget, bahwa proses belajar sebenarnya terdiri dari tiga tahapan,
yaitu :
2
Novrianti 3
Proses belajar yang dialami seorang anak pada tahap sensori motorik tentu lain
dengan yang dialami seorang anak yang sudah mencapai tahap kedua (pra-operasional)
dan lain lagi yang dialami siswa lain yang telah sampai ke tahap yang lebih tinggi
(operasional kongrit dan operasional formal). Jadi, secara umum, semakin tinggi tingkat
kognitif seseorang, semakin teratur (dan juga semakin abstrak) cara berfikirnya.
a. Bahasa dan cara berfikir anak berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu guru
mengajar dengan menggunakan bahasa yang sesuai dengan cara berfikir anak.
b. Anak-anak akan belajar lebih baik apabila dapat menghadapi lingkungan dengan baik.
Guru harus membantu anak agar dapat berinteraksi dengan lingkungan sebaik-baiknya.
c. Bahan yang harus dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidak asing.
d. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahap perkembangannya.
e. Di dalam kelas, anak-anak hendaknya diberi peluang untuk saling berbicara dan
diskusi dengan teman-temanya.
2. David Ausubel
Menurut Ausubel, siswa akan belajar dengan baik jika “pengatur kemajuan
(belajar)” didefinisikan dan dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada siswa.
Pengatur kemajuan belajar adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi
(mencakup) semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada siswa. David Ausubel
merupakan salah satu tokoh ahli psikologi kognitif yang berpendapat bahwa keberhasilan
belajar siswa sangat ditentukan oleh kebermaknaan bahan ajar yang dipelajari. Ausubel
menggunakan istilah “pengatur lanjut” (advance organizers) dalam penyajian informasi
yang dipelajari peserta didik agar belajar menjadi bermakna. Selanjutnya dikatakan
bahwa “pengatur lanjut” itu terdiri dari bahan verbal di satu pihak, sebagian lagi
merupakan sesuatu yang sudah diketahui peserta didik di pihak lain. Dengan demikian
kunci keberhasilan belajar terletak pada kebermaknaan bahan ajar yang diterima atau
yang dipelajari oleh siswa.. Ausubel tidak setuju dengan pendapat bahwa kegiatan
belajar penemuan lebih bermakna dari pada kegiatan belajar. Dengan ceramahpun
asalkan informasinya bermakna bagi peserta didik, apalagi penyajiannya sistimatis akan
diperoleh hasil belajar yang baik pula. Ausubel mengidentifikasikan empat kemungkinan
tipe belajar, yaitu:
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
Novrianti 5
3. Jerome Bruner
Menurut Bruner, pembelajaran hendaknya dapat menciptakan situasi agar
mahasiswa dapat belajar dari diri sendiri melalui pengalaman dan eksperimen untuk
menemukan pengetahuan dan kemampuan baru yang khas baginya. Dari sudut pandang
psikologi kognitif, bahwa cara yang dipandang efektif untuk meningkatkan kualitas
output pendidikan adalah pengembangan program-program pembelajaran yang dapat
mengoptimalkan keterlibatan mental intelektual pembelajar pada setiap jenjang belajar.
Sebagaimana direkomendasikan Merril, yaitu jenjang yang bergerak dari tahapan
mengingat, dilanjutkan ke menerapkan, sampai pada tahap penemuan konsep, prosedur
atau prinsip baru di bidang disiplin keilmuan atau keahlian yang sedang dipelajari.
Dalam teori belajar, Jerome Bruner berpendapat bahwa kegiatan belajar akan
berjalan baik dan kreatif jika siswa dapat menemukan sendiri suatu aturan atau
kesimpulan tertentu. Dalam hal ini Bruner membedakan menjadi tiga tahap. Ketiga tahap
itu adalah: (1) tahap informasi, yaitu tahap awal untuk memperoleh pengetahuan atau
pengalaman baru, (2) tahap transformasi, yaitu tahap memahami, mencerna dan
menganalisis pengetahuan baru serta mentransformasikan dalam bentuk baru yang
mungkin bermanfaat untuk hal-hal yang lain, dan (3) evaluasi, yaitu untuk mengetahui
apakah hasil tranformasi pada tahap kedua tadi benar atau tidak. Bruner
mempermasalahkan seberapa banyak informasi itu diperlukan agar dapat
ditransformasikan . Perlu Anda ketahui, tidak hanya itu saja namun juga ada empat tema
pendidikan yaitu:
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
Novrianti 7
Contoh lain dengan membantu siswa untuk melihat adanya hubungan antara
konsep-konsep. Misalnya berikan pertanyaan kepada siswa seperti berikut ini ” apakah
nama bentuk ubin yang sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm
ukuran ubin-ubin yang dapat digunakan? Atau dnegan memberikan satu pertanyaan dan
biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri. Misalnya Jelaskan ciri-ciri/
sifat-sifat dari bangun Ubin tersebut?
Menurut teori Gestalt ini pengamatan manusia pada awalnya bersifat global
terhadap objek-objek yang dilihat, karena itu belajar harus dimulai dari keseluruhan, baru
kemudian berproses kepada bagian-bagian. Pengamatan artinya proses menerima,
menafsirkan dan memberi arti rangsangan yang masuk melalui indra-indra seperti mata
dan telinga.
a. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam
perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya peserta didik memiliki kemampuan
tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau
peristiwa.
b. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang
terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin jelas
makna hubungan suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini
sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi
masalah dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari peserta
didik hendaknya memiliki makna yang jelas dan logis dengan proses kehidupannya.
c. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa perilaku terarah pada tujuan. Perilaku
bukan hanya terjadi akibat hubungan stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya
dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif
jika peserta didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh karena itu, guru
hendaknya menyadari tujuan sebagai arah aktivitas pengajaran dan membantu peserta
didik dalam memahami tujuannya.
d. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa perilaku individu memiliki keterkaitan dengan
lingkungan dimana ia berada. Oleh karena itu, materi yang diajarkan hendaknya
memiliki keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan peserta didik.
e. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola perilaku dalam situasi
pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer belajar
terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi
tertentu untuk kemudian menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-
susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
Novrianti 9
6. Kurt Lewin
Kurt Lewin, mengembangkan suatu teori belajar Conitive-Field dengan menaruh
perhatian kepada kepribadian dan pisikologi sosial. Menurut Lewin, belajar berlangsung
sebagai akibat dari perubahan dalam struktur kognitif. Lewin berpendapat bahwa tingkah
laku merupakan hasil interaksi antar kekuatan baik yang
berasal dari individu seperti tujuan, kebutuhan tekanan kejiwaan maupun yang
berasal dari luar individu seperti tantangan dan permasalahan.
Ciri-ciri utama dari teori medan Lewin adalah”: (1) Tingkah laku adalah suatu
fungsi dari medan yang ada pada waktu tingkah laku itu terjadi,(2) analissis mulai
dengan situasi sebagai keseluruhan darimana bagian-bagian komponennya dipisahkan,
dan (3) orang yang kongrit dalam situasi yang kongrit dapat digambarkan secara
matematis. Medan didefinisikan sebagai “ Keseluruhan fakta-fakta yang bereksistensi
yang dipandang sebagai saling tergantung”
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
Novrianti 11
Albert Bandura sangat terkenal dengan teori pembelajaran sosial, salah satu
konsep dalam aliran behaviorisme yang menekankan pada komponen kognitif dari
fikiran, pemahaman dan evaluasi.Teori Pembelajaran Sosial yang dikemukakan oleh
Bandura telah memberi penekanan tentang bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh
persekitaran melalui peneguhan (reinforcement) dan pembelajaran peniruan
(observational learning), dan cara berfikir yang kita miliki terhadap sesuatu maklumat
dan juga sebaliknya, yaitu bagaimana tingkah laku kita mempengaruhi persekitaran dan
menghasilkan peneguhan (reinforcement) dan peluang untuk diperhatikan oleh orang lain
(observational opportunity).
Menurut Bandura proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain
sebagai model merupakan tindakan belajar. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia
dalam konteks interaksi timbal balik yang berkesinambungan antara kognitif, perilaku
dan pengaruh lingkungan. Kondisi lingkungan sekitar individu sangat berpengaruh pada
pola belajar sosial jenis ini. Contohnya, seorang yang hidupnya dan dibesarkan di dalam
lingkungan judi, maka dia cenderung untuk memilih bermain judi, atau sebaliknya
menganggap bahwa judi itu adalah tidak baik.
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN
Novrianti 13
menulisnya dan orang yang memilih untuk membaca. Oleh karena itu hadiah atau
hukuman tidak akan banyak bermakna kecuali diikuti oleh lahirnya perilaku yang
diharapkan. Contohnya Seseorang yang telah berlatih maka akan timbul kepercayaan
dirinya.
DAFTAR BACAAN
Abuddin Nata. 2009. Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Hergenhahn, BR. & Olson, Matthew H. 2008. Theories of Learning (Ed.7) terjemahan: Teori
Belajar oleh Tri Wibowo. 2008. Jakarta: Cempaka
Santrock, John W.. 2010. Educational Psychologi, Ed. 2.dialih bahasakan oleh Tri Wibowo
B.S., Psikologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
Solso, Robert., at all. 2008. Psikologi Kognitif (Ed8). Alih bahasa Mikael Rahardanto dan
Kritianto Batuadji. Jakarta: Erlangga
TEORI BELAJAR MENURUT ALIRAN KOGNITIF SERTA IMPLIKASINYA DALAM PROSES BELAJAR DAN
PEMBELAJARAN