Anda di halaman 1dari 7

Tugas : Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing : Ns. Jamilah, S.Kep

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN LEOPOLD

Di Susun Oleh :
Isma Azizah
(218019)
Akper II A

YAYASAN WAHANA BHAKTI KARYA HUSADA


AKADEMI KEPERAWATAN PELAMONIA
KESDAM XIV/HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN LEOPOLD

Nama Mahasiswa :

NIM :

NO ASPEK YANG DINILAI NILAI


1 2 3 4
1. Persiapan Alat        
1. Selimur        

2. Meteran

3. Lenek/Dopler
2. Persiapan Pasien        
1. Informend konsens        
2. Jaga privasi        
3. Atur posisi pasien supinasi/dorsal recumbent        
3. Langkah-langkah        
1. Cuci tangan        
2. Naikkan pakaian bagian atas pasien dan pasang
selimut menutupi bagian bawah ektermitas pasien
sampai simpisis
3. Lakukan pemeriksaan leopold dengan cara :
a. Leopold I (untuk menentukan tinggi fundus uteri
dan bagian janin yan berada dalam fundus uteri
1) Pemeriksa berdiri di sebelah kanan ibu,
menghadap kearah kepala ibu
2) Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan
pada puncak fundus uteri
3) Rasakan bagian janin yang berada pada
bagian fundus (bokong atau kepala kosong)
Hasilnya adalah jika kepala janin yang berada
di fundus, maka palpasi akan teraba bulat
keras dan dapat digerakkan (Ballotement).
Jika bokong yang ter;letak difundus, maka
pemeriksa akan meraba suatu bentuk yang
tidak spesifik, lebih besar dan lebih lunak dari
kepala, tidak dapat digerakkan, serta fundus
terasa penuh. Pada letak lintang , palpasi di
daerah fundus akan terasa kosong, bayi
sungsang.
4) Menentukan tinggi fundus uteri untuk
menentukan usia kehamilan
a) Kehamilan 12 minggu, fundus dapat
teraba1-2 jari di atas simpisis
b) Kehamilan 16 minggu, fundus dapat
teraba diantara simpisis dan pubis
c) Kehamilan 20 minggu, fundus dapat
teraba 3 jari di bawah pusat
d) Kehamilan 24 minggu fundus dapat teraba
tepat dipusat
e) Kehamilan 28 minggu fundus dapat teraba
3 jari di atas pusat
f) Kehamilan 32 minggu, fundus dapat
teraba dipertengahan antara prosesus
Xipoideusdan pusat
g) Kehamilan 36 minggu, fundus dapat
teraba 3 jari di bawah prosesus xipoideus
h) Kehamilan 40 minggu, fundus dapat
teraba dipertengahan antara prosesus
xipoideus dan pusat. (lakukan konfirmasi
dengan wawancara pasien untuk
membedakan dengan usia kehamilan 32
minggu),

b. Leopold II (untuk menentukan dimana letak        


punggung ataupun kaki janin pada kedua sisi
perut ibu)
1) Kedua telapak tangan diletakkan pada kedua
sisi perut, dan lakukan tekanan yang lembut
tetapi cukup dalam untuk meraba dari kedua
sisi.
2) Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu,
menghadap ke kepala ibu
3) Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser
turun kebawah sampai di samping kiri dan
kana umbilicus
4) Secara perlahan bergeser jari-jari dari satu
sisi ke sisi lain untuk menentukan pada sisi
mana terletak punggung, lengan dan kaki
5) Menentukan bagian punggung jani dan
menentukan lokasi auskultasi DJJ nantinya
dengan menggunakan Doppler.
Hasilnya adalah bagian bokong janin akan
teraba sebagai suatu benda yang keras pada
beberapa bagian lunak dengan bentuk teratur,
sedangkan teraba adanya bagian-bagian kecil
yang eratur dan mempunyai banyak tonjolan
serta dapat bergerak dan menendang, maka
bagian tersebut adalah lengan kaki dan siku.
Bila punggung janin tidak teraba dikedua sisi
mungkin punggung janin berada pada sisi
yang sama dengan punggung ibu (posisi
posterior)

  c. Leopold III (untuk menentukan bagian janin apa        


kepala atau bokongyang terdapat dibagian bawah
perut ibu, serta apakh bagian janin tersebut sudah
menyentuh pintu atas panggul).
1) Lutut iu dalam keadaan fleksi
2) Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati
oleh karena dapat menyebabkan perasaan tak
nyaman bagi ibu. Coba untuk menilai bagian
janin apa yang berada di sana.
3) Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari
dan telunjuk tangan kanan.
4) Menentukan apa yang menjadi bagian
terendah janin dan apakah bagian tersebut
sudah masuk di PAP atau belum.
Hasilnya adalah apabila bagian janin dapat
digerakkan kearah kranial ibu, maka bagian
terbawah janin belum melewat pintu
ataspanggul. Bila kepala berada dibagian
terbawah, coba untuk menggerakkan kepala,
bila kepala tidak dapat digerakkan lagi, maka
kepala sudah masuk di PAP dan bila tidak
dapat diraba adanya kepala atau bokong,
maka letak janin adalah melintang.

d. Leopold IV (untuk menentukan persentasi dan


sampai berapa jauh derajat desensus janin dan
mengetahui seberapa bagian kepala janin masuk
ke PAP atau pintu atas panggul
1) Pemeriksa menghadap ke kaki ibu. Kedua
lutut ibu masih posisi fleksi
2) Letakkan kedua telapak tangan pada bagian
bawah abdomen dan coba untuk menekan
kea rah pintu atas panggul
Hasil yang didapat pada dasarnya sama
dengan pemeriksaan Leopold III, menilai
bagian janin terbawah yang berada di dalam
panggul dan menilai seberapa jauh bagian
tersebut masuk melalui pintu atas panggul.
4. Rapikan pasien dan peralatan
5. Cuci tangan
6. Dokumentasi waktu dan hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai