Hal ini secara jelas bahwa dampak kesehatan dapat menimbulkan berbagai dampak
lainnya seperti ke dampak social dan lebih jelasnya ke dampak ekonomi. Disini
dalam dampak ekonomi terjadinya wabah covid-19 yaitu adanya ancaman stabilitas
keuangan menjadi sangat nyata. Dalam scenario yang dipaparkan, outlook yang
terjadi jika pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3% bahkan mencapai -0,4% yaitu
konsumsi rumah tangga akan menurun, investasi merosot, konsumsi pemerintah
defisitnya semakin meningkat, ekspor maupun impor terus berada di keadaan
negative.
Divideo tersebut juga dijelaskan siapa saja yang terkena dampak dari pertumbuhan
ekonomi jika turun ke 2,3%. Yang pertama dan utama adalah sektor rumah tangga
yang diperkirakan mengalami penurunan yang sangat signifikan karena tidak adanya
aktifitas yang dilakukan diluar rumah sehingga konsumsi bakal menurun sangat
drastis. Kemudian sektor UMKM yang mulanya menjadi safety next sekarang
mengalami pukulan yang sangat besar karena adanya restriksi kegiatan ekonomi
social yang mempengaruhi kemampuan UMKM yang biasanya bisa mengendalikan
kondisi dan juga karena tidak adanya kegiatan diluar rumah itu sendiri. Kemudian
adanya sektor korporasi yang mengalami tekanan. Dan pengaruh terakhir yaitu sektor
keuangan dimana BI harus membuat langkah-langkah yang extra agar pinjaman
tetap/kredit tidak ditutup supaya tidak terjadinya kredit macet.
Meski begitu, Sri Mulyani berharap skenario tersebut tak terjadi. Oleh karena itu, ia
berkomitmen bahwa pemerintah bersama BI, OJK, dan LPS akan terus bersinergi
dalam mengatasi dampak pandemi corona terhadap perekonomian. Salah satu bentuk
komitmen pemerintah adalah, diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perppu) untuk menangani pandemi corona dan dampaknya terhadap
ekonomi. Dalam Perppu tersebut, Presiden Joko Widodo menginstruksikan agar ada
tambahan belanja dan pembiayaan APBN 2020 sebesar Rp 405,1 triliun. Rinciannya,
sebanyak Rp 75 triliun akan digunakan untuk bidang kesehatan dan sebanyak Rp 100
triliun digunakan untuk program jaring pengaman sosial. Kemudian, Rp 70,1 trilun
diberikan untuk insentif perpajakan dan stimulus Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain
itu, sebanyak Rp 150 triliun akan dialokasikan untuk pembiayaan program pemulihan
ekonomi nasional. Ini termasuk restrukturisasi kredit serta penjaminan dan
pembiayaan dunia usaha, khususnya UMKM.
Sumber : https://katadata.co.id/berita/2020/04/01/sri-mulyani-skenario-terburuk-
dampak-corona-ekonomi-ri-minus-04 diakses pada tanggal 9 April 2020