Anda di halaman 1dari 14

BAHAN PERSENTASI

OPENING : Nadila

- Salam
- Pembuka
- Perkenalan
- Sebutin bab
- Sumber bab

PENDAHULUAN :

- Kita semua mengetahui bahwa variabel makroekonomi paling penting adalah GDP
(Gross Domestic Product) atau biasa kita sebut PDB (Produk Domestik Bruto) dalam
bahasa Indonesia.
- GDP adalah seluruh barang dan jasa yang dihasilkan seluruh warga masyarakat
(termasuk warga negara asing) suatu negara pada periode tertentu.
- Untuk melihat kualitas GDP suatu negara pada umumnya dapat dilakukan dengan cara
membandingkannya dengan negara lain yang lebih miskin dan negara lain yang
memiliki GDP lebih tinggi.
- Meskipun begitu, GDP yang besar tidak menjamin seluruh orang dalam negara tersebut
bahagia, tapi GDP yang besar merupakan cara terbaik yang ditawarkan oleh
makroekonomi untuk membuat semua orang bahagia.
- Pada bab 3 tentang “Keseimbangan Ekonomi” ini kami dari kelompok satu akan
membahas 4 topik bahasan:
1. Fungsi produksi agregat
2. Penentuan dan pembagian pendapatan nasional
3. Komponen permintaan agregat
4. Keseimbangan pasar output
- Untuk mengawali pembahasan kali ini kita akan menengok pada circular flow diagram
yang menunjukkan hubungan diantara pelaku ekonomi yakni rumah tangga konsumen
(household), rumah tangga produsen (firms), dan pemerintah dimana uang mengalir
didalamnya melalui berbagai pasar perekonomian.
- Rumah tangga konsumen menerima pendapatan dan menggunakan pendapatan tersebut
untuk membayar pajak pada pemerintah, mengkonsumsi barang dan jasa, dan
menabungkan sebagian pendapatan tersebut melalui pasar uang.
- Rumah tangga produsen menerima pendapatan dari penjualan barang dan jasa yang
diproduksi dan menggunakan pendapatan tersebut untuk membayar faktor produksi.
RTP juga meminjam dana dari pasar uang untuk membeli barang investasi.
- Pemerintah menerima pendapatan dari pajak dan menggunakan pendapatan tersebut
untuk membayar konsumsi pemerintah. Setiap kelebihan pendapatan pajak atas
konsumsi pemerintah disebut tabungan publik. Tabungan publik dapat positif (surplus
anggaran) atau negatif (defisit anggaran).
- Jadi apa yang akan kita bahas pada bab ini yaitu :
1. Apa yang menentukan output atau pendapatan nasional secara umum
2. Bagaimana faktor produksi, harganya ditentukan
3. Bagaimana pendapatan didistribusikan
4. Apa yang menentukan akan permintaan barang dan jasa
5. Bagaimana keseimbangan dipasar dicapai

Outline of model :

- Pada bab ini kita menggunakan model perekonomian tertutup dan market clearing
model dimana market atau pasar dapat melakukan adjustment atau penyesuaian
- Sisi supply :
1. Pasar faktor (supply, demand, price)
2. Penentuan output atau pendapatan nasional
- Sisi demand :
1. Penentuan C, I, dan G
- Sisi keseimbangan (ekuilibrium) :
2. Pasar barang dan jasa
3. Pasar loanable funds (Pasar dana yang bisa dipinjamkan)

FUNGSI PRODUKSI AGREGAT

- Faktor Produksi :
K (Capital) : tools, mesin, dan struktur yang digunakan dalam proses produksi
L (Labor) : usaha baik secara fisik maupun non fisik (mental) yang dikeluarkan
tenaga kerja dalam proses produksi
- Fungsi Produksi :
Dilambangkan dengan Y = F(K,L)
Dimana Y menunjukkan seberapa banyak output yang dapat dihasilkan oleh pelaku
ekonomi, K merupakan unit dari capital (berapa banyak modal yang dipakai), dan L
adalah unit dari labor (berapa banyak tenaga kerja yang dipakai). Jadi dapat diketahui
bahwa Y merupakan output dan K dan L merupakan input.
Juga menunjukkan tingkat teknologi suatu perekonomian
Menunjukkan juga fungsi Constant Return to Scale dimana pengertian paling
mudahnya adalah ketika input dinaikkan satu satuan maka outputnya juga akan naik
satu satuan.
Misal : awal mula fungsi produksi adalah
Y1 = F(K1, L1)
Kemudian semua skala input (K dan L) dinaikkan dengan satuan z, maka :
K2 = zK1 dan L2 = zL1
(contohnya apabila z = 1,25 maka semua input dinaikkan sebesar 25%)
Lalu apa yang terjadi pada output, Y2 = (K2, L2)?
Y2 = (K2, L2)
Y2 = (zK1, zL1)
zY1 = (zK1, zL1)
1,25Y1 = (1,25K1, 1,25L1)
1. Apabila constant returns to scale maka Y2 = zY1
2. Apabila increasing returns to scale maka Y2 > zY1
3. Apabila decreasing returns to scale maka Y2 < zY1
Nah, pada bab ini kita menggunakan asumsi constant return to scale dimana apabila
ada tambahan pada input maka akan terjadi penambahan pada output dengan besar
yang sama persis. Sehingga dapat dituliskan seperti ini : dengan catatan z merupakan
bilangan positif

- Pada sesi selanjutnya kita akan mengetahui bahwa asumsi constant return of scale akan
berpengaruh penting pada bagaimana pendapatan dari produksi akan didistribusikan.
- Sebagai contoh dari fungsi produksi, pada toko roti ada dapur dan alat-alat memasak
adalah input berupa capital, sedangkan toko roti tentunya memiliki pekerja untuk
membuat roti tersebut. Nah pekerja ini adalah input berupa labor. Dan roti-roti yang
dihasilkan merupakan output. Fungsi produksi toko roti ini menunjukkan bahwa berapa
banyak roti yang dihasilkan toko roti tersebut bergantung pada capital seperti banyaknya
alat memasak dan banyaknya pekerja yang membuat roti. Semakin banyak pekerja dan
alat masak maka toko roti akan menghasilkan roti yang semakin banyak pula.
- Asumsi model yang lain yaitu teknologi bersifat ‘fixed’ atau tetap dan supply ekonomi
dari capital dan labour juga bersifat ‘fixed’ atau tetap. Sehingga dinotasikan seperti
berikut :

(dinotasikan dengan huruf K dan L dengan tambahan garis diatas, hal ini menujukkan
notasi bahwa sifatnya tetap atau ‘fixed’)
- Lalu bagaimana output ditetapkan dengan faktor supply yang tetap tadi dan dengan
teknologi yang tetap pula?
Dapat dilihat melalui persamaan berikut :

Karena kita mengasumsikan bahwa supply dari capital, labor, dan teknologi bersifat
‘fixed’ maka output juga ‘fixed’. Maka dapat dituliskan menjadi :
PENENTUAN DAN PEMBAGIAN PENDAPATAN NASIONAL

- Pada pertemuan sebelumnya kita mengetahui bahwa total output dari perekonomian
juga sama dengan total pendapatan nasional (PDB). Karena faktor produksi dan fungsi
prosuksi bersama-sama menentukan total output barang dan jasa dan juga menentukan
pendapatan nasional.
- Pada circular flow diagram yang ada diawal tadi kita dapat mengetahui bahwa
pendapatan nasional ini mengalir dari RTP (firms) ke RTK (households) melalui pasar
barang dan jasa. Dimana RTP membayar faktor produksi yang diberikan RTK yaitu
capital dengan rent (biaya sewa) dan labor dengan wage (upah atau gaji).
- Kali ini kita akan membahas teori bagaimana pendapatan nasional dibagi diantara
faktor-faktor produksi. Dimana teori ini didasarkan pada pemikiran klasik pada abad ke-
18 bahwa harga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang
disini diterapkan pada pasar faktor produksi. Teori ini juga didasarkan dengan
pemikiran yang lebih baru yakni teori distrbusi neoklasik pada abad ke-19 bahwa
permintaan atas setiap faktor produksi bergantung pada produktivitas marjinal faktor
produksi tersebut.

-
- PENJELASAN KURVA DIATAS :
Bagaimana faktor produksi RTK mendapatkan imbal balik dari RTP? Harga imbal
balik yang dibayarkan RTP untuk setiap faktor produksi bergantung pada supply dan
demand dari barang dan jasa yang dihasilkan. Karena kita sudah mengasumsikan
bahwa supply itu tetap ‘fixed’ maka kurva supply berbentuk vertikal. Sedangkan
kurva demand berbentuk miring menurun (dengan slope negatif). Nah, perpotomgan
antara kurva supply dan demand akan menunjukkan harga ekuilibrium yang harus
dibayarkan RTP pada RTK.
- Untuk memahami faktor harga tersebut dan bagaimana pendapatan nasional
didistribusikan kita harus meneliti demand dari faktor produksi. Karena faktor demand
ini muncul dari RTP RTP yang menggunakan faktor produksi.
- Kita mulai dengan mencari tau tentang bagaimaana sih RTP menentukan berapa banyak
capital dan labor yang ia gunakan?
- Keputusan yang dihadapi oleh perusahaan kompetitif. Asumsi sederhana yang dapat
dibahas tentang tipe perusahaan adalah perusahaan itu kompetitif. Dimana competitive
firm ini memiliki kekuatan yang lemah untuk mempengaruhi harga, price taker. Jadi kita
membahas tentang persaingan sempurna.
- Ilustrasinya begini : misalnya kita adalah salah satu produsen roti diantara banyak
produsen roti lainnya. Kita bisa menjual roti sebanyak banyaknya tanpa menyebabkan
harga barang jatuh, atau kalau kita berhenti memproduksi roti maka harga roti tidak
akan naik drastis. Sama saja, bahwa perusahaan kita tidak dapat mempengaruhi
besarnya upah pekerja yang dipekerjakan karena banyak perusahaan lain juga
mempekerjakan pekerja. Dan apabila kita membayar upah lebih sedikit dari harga rata-
rata upah yang ada di pasar maka pekerja kita akan lari dan mencari kerja di tempat lain.
Nah, kita tidak bisa mempengaruhi harga atau price maker sehingga kita mengambil
harga input atau output dari pasar atau prace taker.
- Pada ekonomi agregat, dapat diketahui fungsi produksi sebagai berikut :
Y = F(K,L)
Dengan Y=output yang dihasilkan, K=jumlah capital yang digunakan, dan L=jumlah
labor yang digunakan. Dengan asumsi teknologi produksi yang kontan atau tetap tadi
maka RTP bisa menghasilkan output yang lebih banyak apabila lebih banyak capital
yang digunakan dan labor yang dipekerjakan.
- Tujuan RTP sendiri yaitu profit yang maksimum. Profit sendiri didapatkan dari
pendapatan (revenue) dikurangi dengan biaya (cost). Cost sendiri berasal dari yang
harus dibayarkan RTP pada RTK atas faktor produksi tadi (R x K) ditambah (W x L).
Sedangkan revenue berasal dari harga jual dikalikan jumlah output yang dihasilkan dan
dijual (P x Y). maka dapat dituliskan menjadi :
Profit = Revenue – Labor Cost – Capital Costs
Profit = PY – WL – RK
- Untuk mengetahui bahwa profit bergantung pada faktor produksi maka kita gunakan
fungsi produksi menjadi :
Profit = PF(K,L) – WL – RK
- Maka dapat disimpulkan bahwa RTP mengambil harga produk dan harga faktor
produksi dan memilih jumlah faktor produksi yang diambil dengan dasar keuntungan
yang maksimal.
- Sekarang kita tau alasannya bahwa dasar pengambilan keputusan RTP dalam
mempekerjakan pekerja dan menyewa capital berada pada kuantitas yang
memaksimalkan profit, Pertanyaannya, apa sih kuantitas yang memaksimalkan
keuntungan tersebut?
- Untk menjawabnya yang pertama kita harus mengetahui kuantitas dari labor. Dimana
semakin banyak tenaga kerja yg dipekerjakan maka semakin banyak output yang
dihasilkan. MPL (Marginal Product of Labor) merupakan tambahan output yang
dihasilkan oleh RTP atas bertambahnya satu pekerja, dengan mengasumsikan capital
bersifat tetap maka dapat dilihat menggunakan fungsi produksi bahwa :

- Namun, kebanyakan fungsi produksi memiliki diminishing marginal product, dengan


asumsi capital tetap dan MPL akan menurun seirimg bertambahnya labor atau pekerja.
- Ilustrasinya begini : pada toko roti ketika kita mempekerjakan pekerja lebih banyak
maka akan makin banyak roti yang diproduksi, namun apabila pekerja yang kita
pekerjakan terlalu banyak denga capital yang kita miliki tetap maka MPL akan jatuh.
Akan lebih sedikit tambahan roti yang dihasilkan karena kegiatan produksi tidak efektif.
Pekerja terlalu banyak didapur yang sempit dan alat-alat masak yang tetap (tidak
bertambah).
- Hal tersebut dapat dilihat melalui kurva berikut ini :

- PENJELASAN KURVA DI ATAS : Semakin bertambahnya pekerja kurva tersebut


akan semakin flat bentuknya yang menunjukkan adanya diminishing marginal product.
- Tambahan profit dari ditambahkannya pekerja dapat dilihat melalui persamaan berikut :
Dimana perubahan profit didapatkan dari perubahan revenue dikurangi perubahan
cost. Dimana perubahan revenue berasal dari tambahan unit output yang dihasilkan
atau MPL yang setiap unit output tersebut dijual dengan harga P jadi P x MPL
dikurangi dengan biaya berupa upah tambahan atas mempekerjakan satu tenaga kerja
yaitu W.
- Lalu sampai kapan RTP harus menambah pekerja? Tambahan pekerja menguntungkan
apabila revenue yang dihasilkan lebih besar dari cost. Sehingga RTP harus terus
menambah tenaga kerja hingga revenue yang didapatkan dama dengan cost. Yang dapat
dituliskan menjadi :

atau dapat juga dituliskan menjadi :

Dimana W/P adalah upah riil. Jadi RTP menambah pekerja hingga MPL=Upah riil.

-
Kurva tsb menjelaskan bahwa MPL tergantung jumlah labor. Kurva MPL menurun ke
kanan bawah artinya MPL semakin menurun ketika Labor meningkat. RTP akan
menuju ujuan dimana upah riil=MPL. Karena itu, kurva ini juga merupakan kurva
permintaan tenaga kerja atau labor.
- Selanjutnya kita akan membahas MPK (Marginal Product of Capital) yaitu tambahan
output yang dihasilkan dari tambahan capital yang digunakan dengan asumsi jumlah
labor tetap maka dapat dituliskan menjadi :
- Seperti halnya di labor tadi, capital juga mengalami diminishing marginal product.
- Ilustrasinya begini : kita misalkan kembali pada toko roti, ketika jumlah yang
dipekerjakan tetap sedangkan capital contohnya alat-alat memasak seperti oven
ditambah maka akan semakin banyak roti yang dihasilkan, tetapi apabila oven terus
ditambah hingga terlalu banyak maka akan ada oven-oven yang tidak terpakai. Sehingga
proses produksi tidak efektif.
- Tambahan profit atas bertambahnya capital ini dapat dituliskan seperti ini :

Untuk memaksimalkan profit, RTP harus menambah terus capital hingga MPL=harga
sewa riil. Atau dapat dituliskan seperti berikut :

Harga sewa riil dari capital adalah harga sewa yang diukur dalam satuan barang
bukan dalam satuan harga.
- Jadi singkatnya, untuk memaksimalkan profit RTP harus mengikuti aturan simple tadi
yang berkaitan berapa banyak labor yang harus dipekerjakan dan berapa banyak capital
yang harus ditambahkan. Permintaan RTP mengenai setiap faktor produksi adalah
sampai marginal faktor produksi=harga faktor riil.
- Maka sekarang dapat kami jelaskan bagaimana pasar untuk faktor-faktor produksi
mendistribusikan pendapatan nasional. Jika semua RTP kompetitif dan profitnya
maksimum maka dapat dituliskan seperti ini :

- Income yang didapatkan RTP setelah membayar faktor produksi adalah profit ekonomi
yang dimiliki RTP. Dengan catatan bahwa Y dan keuntungan ekonomi dituliskan secara
riil yaitu dalam unit output bukan dalam harga. Karena kita akan memeriksa distribusi
pendapatan. Maka dapat dituliskan bahwa :
- Pendapatan total disini dibagi antara imbal balik tenaga kerja (wage), imbal baik capital
(rent) dan keuntungan ekonomis.

KOMPONEN PERMINTAAN AGREGAT

- Pembahasan kita selanjutnya mengenai circular flow diagram yang ada diawal yaitu
memeriksa bagaimana output yang dihasilkan dari proses produksi digunakan.
- Kita mengetahui bahwa komponen dari GDP terdiri dari konsumsi, investasi,
pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Namun berdasarkan circular flow diagram,
kali ini kita membahas perekonomian tertutup dimana komponennya hanya ada
konsumsi, investasi dan pengeluaran pemerintah karena hanya ada 3 pelaku ekonomi
yaitu RTK, RTP dan Pemerintah. Tidak ada interaksi dengan masyarakat luar negeri
sehingga tidak ada kegiatan ekspor dan impor.
- Perekonomian tertutup memiliki tiga komponen dalam PDB nya yaitu yang dapat
dituliskan sebagai berikut :

- Dimana RTK mengkonsumsi beberapa output ekonomi, RTP dan RTK menggunakan
beberapa output untuk investasi, dan Pemerintah membeli beberapa output untuk tujuan
publik. Kita akan melihat PDB dialokasikan pada 3 kegunaan ini.
- KONSUMSI : RTK mendapatkan pendapatan dari faktor produksi yang digunakan RTP
kemudian ia membayar pajak kepada pemerintah. Sisa dari pendapatan yang telah
dikurangi karena membayar pajak dia alokasikan sebagian untuk konsumsi dan untuk
ditabung. Seperti sebelumnya bahwa pendapatan RTK sama dengan output
perekonomian atau Y. kemudian pemerintah menetapkan pajak sebesar T. maka dapat

didefinisikan bahwa pendapatan setelah pajak dibayarkan adalah : yang


disebut dengan disposable income. Kemudian RTK membagi disposable income ini ke
konsumsi dan ke saving.
- Maka dapat kita ketahui bahwa ketika disposable income semakin besar, konsumsi juga
akan semakin besar yang dapat dituliskan sebagai berikut :
Persamaan itu menunjukkan bahwa konsumsi merupakan fungsi dari disposable
income. Dimana hubungannya dinamakan fungsi konsumsi.
- MPC (Marginal Propensity to Consume) adalah jumlah berubahnya konsumsi ketika
disposable meningkat satu satuan uang. MPC antara nol dan 1. Artinya ketika
bertambah 1 satuan uang dari disposable income akan meningkatkan konsumsi kurang
dari satu, karena sebagian lagi akan ditabung. Contohnya ketika disposable income
bertambah 100 ribu maka bisa jadi yang dikonsumsi bertambah sebesar 70 ribu dan
yang ditabungkan sebesar 30 ribu.
- Kemudian menjelaskan kurva
- INVESTASI : investasi dilakukan dengan membeli barang investasi untuk mendapatkan
return atau pengembalian. Jumlah barang investasi yang diminta tergantung pada tingkat
bunga, yang mengukur biaya dana yang digunakan untuk membiayai investasi. Agar
proyek investasi menguntungkan, pengembaliannya (pendapatan dari peningkatan
produksi barang dan jasa di masa depan) harus melebihi biayanya (pembayaran untuk
pinjaman dana). Jika tingkat bunga naik, lebih sedikit proyek investasi yang
menguntungkan, dan kuantitas barang investasi yang diminta turun.
- Ketika mempelajari peran suku bunga dalam perekonomian, ekonom membedakan
antara nominal interest rate dan real interest rate
- PENJELASAN NOMINAL INTEREST RATE DAN REAL INTEREST RATE
- Dapat diringkas dengan persamaan yang terkait sengan Investasi (I) dengan tingkat
bunga riil (r) adalah sebagai berikut :

- Kemudian menjelaskan kurva


- PENGELUARAN PEMERINTAH : pemerintah melakukan pengeluaran seperti
membeli rudal, membeli pesawat terbang, membeli buku untuk perpustakaan umum,
membangun jalan, membangun jembatan. Nah hal ini menunjukkan bahwa pemerintah
melakukan pengeluaran. Pengeluaran pemerintah dapat berupa transfer ke rumah tangga
dalam bentuk subsidi, bantuan sosial. Namun, transfer ini tidak termasuk kedalam
variabel G karena tidak dilakukan dengan imbalan dari pengeluaran pemerintah tersebut.
Sehingga transefer ini juga tidak mempengaruhi disposable income.
- Karena pengeluaran pemerintah didapatan dari pendapatan pemerintah yaitu pajak maka
apabila G=T maka anggaran pemerintah seimbang, apabila G>T (pemerintah harus
hutang) maka anggaran pemerintah defisit dan apabila G<T (pemerintah bisa membayar
hutang atau menyimpannya sebagai tabungan pemerintah) maka anggaran pemerintah
surplus.
- Disini kami akan mengambil pengeluaran pemerintah dan pajak sebagai variabel
eksogen untuk menunjukkan bahwa variabel ditetapkan diluar model pendapatan
nasional, maka dapat dituliskan menjadi :

KESEIMBANGAN PASAR OUTPUT

- Kali ini kita akan membahas bagaimana arus di circular flow diagram tadi dapat
seimbang
- Dengan kata lain, kita memastikan bahwa jumlah konsumsi, investasi dan pengeluaran
pemerintah sama dengan jumlah output yang dihasilkan atau sama dengan pendapatan
nasional.
- Dalam pemikiran klasik, tingkat bunga adalah variabel yang memiliki peran penting
dalam menyeimbangkan supply dan semand.
- Ada dua cara untuk mengetahui peran tingkat bunga dalam menyeimbangkan supply
dan demand.
- Pertama yaitu bagaimana tingkat bunga mempengaruhi supply dan demand barang dan
jasa
- Kedua bagaimana tingkat bunga mempengaruhi supply dan demand dana pinjaman.
- EKUILIBRIUM DI PASAR BARANG DAN JASA (PASAR KOMODITAS)
- Persamaan ini merangkum pembahasan terkait permintaan barang dan jasa :
- Permintaan akan output perekonomian berasal dari konsumsi, investasi dan pengeluaran
pemerintah.
- Konsumsi sendiri bergantung pada disposible income
- Investasi bergantung pada tingkat suku bunga riil.
- Pengeluaran serta pajak pemerintah merupakan variabel eksogen yang ditetapkan oleh
pembuat kebijakan fiskal.
- Untuk analisisnya kita akan mempelajari tentang pasokan barang dan jasa. Dimana
sebelumnya kita mempelajari bahwa faktor produksi dan fungsi produksi menentukan
jumlah output yang dipasok ke perekonomian yaitu dapat dituliskan dengan :

- Sekarang kita gabungkan persamaan ini yaitu yang menjelaskan permintaan dan
penawaran output. Jika kita mengganti fungsi konsumsi dan fungsi investasi ke identitas
akun pendapatan nasional akan didapatkan :

- Karena variabel G dan T ditetapkan oleh kebijakan fiskal, dan tingkat output Y menjadi
konstan karena faktor produksi yang konstan maka dapat dituliskan menjadi :

- Persamaan ini menyatakan bahwa penawaran output sama dengan permintaannya.


- Dapat disorot pada variabel tingkat bunga dimana belum kita tentukan persamaan
terakhirnya. Hal ini dikarenakan tingkat bunga masih memegang peran kunci yaitu
harus menyesuaikan untuk memastikan bahwa permintaan sama dengan penawaran.
- Semakin tinggi tingkat bunga maka semakin rendah investasi dan dengan semikian
semakin rendah pula permintaan barang dan jasa C+I+G.
- Ketika tingkat bunga terlalu tinggi maka terlalu rendah investasi dan permintaan output
akan kurang dari penawaran. Sebaliknya ketika tingkat bunga terlalu rendah maka
investasi terlalu tinggi dan permintaan akan melebihi penawaran. Pada tingkat bunga
ekuilibrium maka permintaan=penawaran.
- EKUILIBRIUM DI PASAR DANA PINJAMAN (PASAR UANG)
- Karena tingkat suku bunga merupakan biaya dari pinjaman dan pengembalian pinjaman
pasar keuangan, maka kita akan lebih memahami peran suku bunga di eknomi melalui
pasar uang ini.
- Diketahui bahwa identitas pendapatan nasional adalah sebagai berikut :

- Persamaan itu merupakan bentuk lain dari Y=C+I+G, karena berhubungan dengan
tingkat bunga dan pasar uang maka kita menggunakan investasi sebagai variabel
endogennya.
- Y+C+G adalah output yang tersisa setelah permintaan konsumen dan pemerintah telah
puas, dapat disebut juga dengan national saving atau sederhananya adalah saving yang
dinotasikan menjadi S. maka dapat diketahui bahwa saving=investment. Untuk lebih
memahami mari kita bagi dua saving yaitu saving sektor swasta dan pemerintah menjadi
:

LILIS

1. APABILA SUATU PERUSAHAAN PADA TAHUN A M


2. SAAAT TINGKAT BUNGA TINGGI/RENDAH
3. DWI : C=CXY-T

Anda mungkin juga menyukai