NIM : 195020400111034
Review APBN
Sumber APBN adalah rakyat, sehingga keberadaannya harus dilakukan dalam sebuah
undang-undang. APBN juga mempunyai beberapa fungsi, fungsi APBN selalu dikaitkan
dengan tiga fungsi yaitu alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Tetapi di Indonesia,
berdasarkan Pasal 3 Ayat 4 UU No 17 Tahun 2003, yaitu :
Kondisi APBN dari tahun 2015-2021 sealu mengalami defisit terhadap PDB dan
juga pada anggaran. Defisit APBN terhadap PDB tertinggi pada tahun 2020 pada
kisaran 6,34%. Sedangkan, APBN pada tahun 2021 mengalami defisit sekitar 5,7%,
defisit ini menurun dari APBN. Pada tahun 2015 defisit APBN terhadap PDB berada
pada angka 2,59% sedangkan defisit pada anggaran pada 298,5 T. Akan tetapi, pada
tahun 2016 defisit APBN terhadap PDB turun 0,10% menjadi 2,49%, sedangkan defisit
APBN terhadap anggaran terjadi sebaliknya, defisit naik menjadi 308,3. Pada tahun
2017 defisit APBN terhadap PDB kembali naik namun sdikit hanya 0,2% menjadi
2,51% dan defisit APBN terhadap anggaran terus naik menjadi 341,0 T. Pada tahun
2018 defisit APBN terhadap PDB mengalami penurunan yang cukup drastis hingga
menjadi 1,82% dan defisit APBN terhadap anggaran juga mengalami penurunan
menjadi 142,5 T. Pada tahun 2019 defisit APBN terhadap PDB kembali menunjukkan
kenaikan menjadi 2,20% dan defisit APBN terhadap anggaran juga mengalami kenaikan
dari 142,5 T menjadi 348,7 T. Pada tahun 2020 defisit APBN terhadap PDB dan
anggaran naik drastis akibat COVID-19 hingga mencapai 6,34% dan 1039,2 T. Defisit
APBN terhadap PDB pada tahun 2021 sedikit mengalami penurunan menjadi 5,7%
karena pencegahan COVID-19 mulai menemukan titik terang tetapi angka tersebut
masih sangatlah tinggi dan COVID-19 juga masih belum bisa dikontrol, serta defisit
APBN terhadap anggaran juga mengalami sedikit penurunan menjadi 1006,4 T.
Pada APBN 2021 ini lebih memfokuskan pada pecepatan pemulihan ekonomi
dan penguatan reformasi. Ada beberapa fokus pada APBN 2021 ini sebagai berikut :