Anda di halaman 1dari 27

1

JUDUL BUKU:

Risalah Ramadhan

Petunjuk praktis dalam menyambut, menghadapi dan mengakhiri ibadah di bulan


Ramadhan

PENULIS:

Ust. Abu Harits, Lc

EDITOR:

Ust. Zaid Royani, S.Pd.I

PENERBIT:

MADINA PUBLISHING

(Majelis Dakwah Islam Indonesia)

CETAKAN:

Kedua, 2020

2
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar…………………………………………………………………… 5
2. Kita Sambut Ramadhan………………………………………………………. 7
3. Amalan Utama di bulan Ramadhan…………………………………….. 11
4. Di Penghujung Ramadhan…………………………………………………….19
5. Selalu Rindu Romadhan……………………………………………………….24
6. Maraji’…………………………………………………………………………………. 27

3
MingL ngL

⿏ Ƣ ⿏ g M nL M ƦL n ⿏ gL gL gL L

Alhamdulillah, Majelis Dakwah Islam Indonesia (MADINA) telah menghadirkan


buku risalah Ramadhan kepada pembaca yang budiman, buku saku ini menyajikan
uraian ringkas, mudah dan praktis tentang panduan ibadah-ibadah yang
dilaksanakan pada bulan Ramadhan.

Penerbitan buku saku ini merupakan salah satu dari bagian program dakwah
MADINA yang bertujuan utnuk memberikan pelayanan dakwah Islam terbaik
dengan berbagai media kepada jama’ahnya dan kepada kaum muslimin pada
umumnya.

Dalam memberikan layanan kepada umat, yayasan MADINA memiliki berbagi


macam program-program dakwah seperti; peningkatan Sumber Daya Manusia
(SDM) para du’at, yaitu dengan pengadaan daurah syar’iyah, atau program
pengembangan dakwah, yaitu dengan mengadakan event-event tabligh, begitu
pula program LITBANG, yaitu dengan penerbitan buku-buku Islami dan lain
sebagainya.

Semoga Allah subhanahu wata’ala menjadikan buku ini bermanfaat banyak bagi
kami dan bagi kaum muslimin pada umumnya, dan kami juga mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan moral dan
material pada program-program MADINA

Jakarta, 15 April 2020

Ketua Umum MADINA

Ustadz Abu Harits, Lc

4
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, tak terasa perjalanan waktu menghantarkan kita untuk


menemui kembali bulan Ramadhan. Bagi orang yang beriman, kehadiran
Ramadhan tentunya membawa nuansa kebahagian dan keceriaan tersendiri.
Bagaimana tidak? Di dalamnya Allah telah menjanjikan bonus pahala berlipat
ganda dan pintu ampunan yang terbuka lebar.

Tidak hanya itu, Ramadhan bagi orang beriman ibarat terminal


peristirahatan yang akan memberikan charge energi ibadah untuk menghadapi 11
bulan mendatang. Di samping itu, Ramadhan adalah bulan mulia dikarenakan ada
satu waktu malam yang dimuliakan dalam Islam yaitu “lailatur qodr”. Satu malam
yang nilai kebaikannya melebihi dari 1000 bulan.

Ditambah lagi dengan membanjirnya barokah (tambahan kebaikan),


menjadikan nuansa Ramadhan semakin terasa indah. Tidak mengherankan, jika
semua kaum muslimin memadati masjid-masjid, musholla-musholla dan islamic
centre dalam rangka berlomba meraup keberkahannya.

Dengan kebaikan, ampunan serta pahala yang berlipat ganda tersebut, kiranya
akan menjadi kesedihan tersendiri ketika kita tidak bisa menggapainya. Sebagai
renungan, sejenak kita perhatikan apa yang disebutkan dalam hadits Nabi saw :

ǂÈǨÌ DzÌÌ 㷟 ⿏ Ì Ƣ DzÈǟ DzÌ Lj⿏ ÈǷ °

“Sungguh merugi seseorang jika Ramadhan menghampirinya lalu berlalu


sementara dirinya belum diampuni”. (HR. Tirmidzi dan Ahmad)

Oleh karenanya, menjadi perkara penting bagi kita untuk mempersiapkan


diri guna menyempurnakan ibadah di bulan Ramadhan. Jangan sampai kita
menjadi orang merugi, tatkala Ramadhan menyapa dan berlalu, tidak ada
kebaikan dan ampunan yang kita raih.

Dalam risalah ini, penulis berupaya menyuguhkan panduan praktis ibadah


di bulan Ramadhan, mulai dari penyambutannya hingga berpisah darinya. Kami

5
berharap dengan hadirnya risalah ini bisa membantu kaum muslimin dalam
mempersiapkan dirinya khusyuk beribadah. Semoga Allah ta’ala menerima
amalan ini dan dijadikannya sebagai upaya hanya mencari ridlo-Nya. Sholawat
beriring salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw.

6
KITA SAMBUT RAMADHAN

Menyambut Ramadhan dengan kegembiraan hati merupakan tanda keimanan


dalam diri seorang hamba. Bagi hamba beriman, bulan Ramadhan
merupakan suatu anugerah terindah dari Allah.

Maka bukan suatu hal yang berlebihan jika seorang mukmin menyambutnya
dengan kegembiraan. Allah berfirman:

“Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu


mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari
apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58)

Tentu saja, bagi seorang muslim sejati dalam menyambut hadirnya Ramadhan
dengan cara mengikuti tuntutan Nabi tercinta Muhammad saw. Berikut ini
adalah perkara-perkara penting yang harus diperhatikan dalam rangka
menyambutnya.

1. Melatih diri berpuasa di bulan Sya’ban

Memperbanyak puasa sunnah di bulan sya’ban merupakan sunnah Rasulullah


sebelum memasuki bulan Ramadhan, Rasulullah saw bersabda:

 ꘀÌ⿏ ⿏ ǂ ÈÌ ° ǂ ÈÌ  ꘀÌ⿏ ⿏ ꘀ È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 㔶ċ ÌdzƢ ⿏ ƪÈ ċǴÈ Ƣ Ƣ


Ì dz À Ì ǂÌ 㔶 Ì ° ǂ Ì Dz 香⿏ È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 ċ ꘀ

Dari Aisyah rah berkata: adalah Rasulullah saw sering berpuasa hingga kami
mengatakan beliau tidak berbuka, dan ketika beliau berbuka hingga kami
mengatakan beliau tidk berpuasa, maka aku belum pernah melihat Rasulullah
saw berpuasa satu bulan sempurna melainkan hanya di bulan Ramadhan. Dan
akupun tidak melihat beliau sering puasa (sunnah) melebihi puasanya di bulan
Sya’ban (HR. Bukhari no. 1969)

7
2. Menyambut dengan khusyu’.

Dalam menyambut bulan Ramadhan, terdapat hal-hal yang tidak perlu dikerjakan,
di antaranya:

 Tidak perlu upacara dan ritual khusus karena hal itu termasuk perkara yang
diada-adakan (bid’ah). Rasulullah saw bersabda:

ǟ Ì ʭǂ Ì Ƣ ǴÌ ÀǾ Ƣ Dz Ƣ

“Barang siapa mengerjakan amalan yang tidak ada perintah kami maka amalan itu
tertolak.” (HR. Muslim: no. 1617)

 Tidak perlu pesta kembang api ataupun mercon, karena itu adalah
pemborosan dan penyia-nyiaan harta. Allah ta’ala berfirman:

⿏À È㔶 Êǂ ÌǴ ⿏ 㔶° ÌǴ ⿏ ⿏ È ⿏ ⿏ 㔶 ÊȂÌ ⿏

“Sesungguhnya orang-orang yang memubadzirkan harta adalah teman syaithon


dan syaithon terhadap Robbnya adalah kufur”. (QS. Al-Isra`: 27)

3. Menyambut dengan do’a

Bila melihat hilal bulan Ramadhan hendaknya kita berdo’a sebagaimana yang
diajarkan Rasulullah saw:

⿏Ǯ °Ê Ǿ香 ⿏° ċ Ǿ ⿏° ⿏° Ì 㷟 dzÌÌ Ƣ Ǵ È ⿏

8
“Ya Allah, nampakkanlah hilal itu atas kami dengan keberkahan dan keimanan
serta keselamatan dan Islam, Robbku dan Robbmu adalah Allah.” (HR. Tirmidzi no.
3451)

4. Tidak berpuasa di hari yang meragukan

Maksudnya adalah tidak boleh memulai puasa Ramadhan dengan puasa di dua
hari akhir sya’ban. Rasulullah saw bersabda:

ÌÌ ⿏ Ǯ Ì ÈꘀÌ Ì ꘀ 㔶 DzÌ  Ì ° Ì ꘀ È㔶ǯ⿏ ǯꘀÌ Ì 

“Janganlah seseorang di antara kalian memulai Ramadhan dengan berpuasa satu


hari atau dua hari (di akhir bulan Sya’ban) kecuali jika seseorang telah terbiasa
berpuasa di hari itu maka bolehlah ia berpuasa.” (HR. Bukhari no. 1914)

5. Memperbanyak amal shalih

Hendaknya seorang muslim melatih diri untuk memperbanyak amal shalih di


bulan-bulan sebelum Ramadhan. Rasulullah saw bersabda:

ċ ⿏ ǂ ° È㔶ǯ⿏ ċ È ° ċ ⿏ǯ ⿏ ° Ìǯ ⿏ ° Èǯ ⿏ ° ÊǂǨ Ǵ Ǵ⿏¸ 㔠香 Ƣ 㷟 ⿏° ǟ㷟

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra ia berkata Rasulullah saw telah bersabda :


“Segeralah kalian beramal sebelum enam perkara: terbitnya matahari dari barat,
berhembusnya kabut asap, keluarnya Dajjal, keluarnya binatang aneh, kematian
kalian dan hari kiamat.” (HR. Muslim no. 2947)

9
10
AMALAN UTAMA DI BULAN RAMADHAN

1. Menjalankan puasa wajib

Amal yang paling utama dan wajib untuk dikerjakan pada bulan Ramadhan adalah
shiyam Ramadhan itu sendiri, Rasulullah saw bersabda:

Ì⿏Ì ǯꘀÌ ǂÈǷ À㷟 ⿏⿏° Àʭ

“Barang siapa puasa Ramadhan dengan iman dan mengharap-harap balasan dari
Allah niscaya akan diampuni dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari no. 37 )

Dalam melaksanakan shiyam Ramadhan ada beberapa hal yang perlu


diperhatikan, di antaranya:

 Dengan menjaga niat ikhlas untuk Allah ta’ala

Êǯ ⿏ ꘀ ⿏ ⿏°ǯÌ ÌÌ  ⿏°ǂ °

“Dan tidaklah mereka diperintahkan melainkan hanya untuk menyembah Allah


dengan memurnikan bagi-Nya agamanya.” (QS. Al Bayyinah : 5)

 Memulai niat dalam hati di setiap malamnya. Tidak perlu untuk dilafadzkan.
Karena niat adalah amalan hati. Rasulullah saw bersabda:

Ì Ǿ ǂÌÈ ⿏ DzÌÌ ÌÊꘀ ⿏ Ǟ

“Barang siapa yang belum berniat puasa sebelum fajar maka tidak sah puasanya.”
(HR. Abu Daud no. 2456)

 Menahan diri tidak makan-minum dimulai dari shubuh hingga tiba waktu
maghrib
 Menjaga diri dari perkara yang membatalkan puasa seperti; makan-minum
dengan sengaja, muntah dengan sengaja, berhubungan suami-istri, dll.
 Menjaga diri dari perkara-perkara yang merusak pahala puasa seperti;
ghibah, namimah, banyak tidur, bermalas-malasan, dll.

11
2. Memulai puasa dengan sahur

Tentang keutamaan sahur Rasulullah saw bersabda:

Àċ㔶ǂÌ ⿏ i ⿏°ǂ

“Makan sahurlah kalian, sesungguhnya di dalam sahur itu ada keberkahan.” (HR.
Bukhari no. 1923)

Ketika sahur yang harus diperhatikan seorang muslim adalah:

 Waktu makan sahur adalah sepertiga akhir malam.


 Disunnahkan untuk mengakhirkan sahur.
 Seusai sahur, hendaknya memperbanyak doa, karena waktu sahur masih
sepertiga malam akhir dan itu adalah bagian dari waktu-waktu yang
diijabahi doanya.

3. Menyegerakan Berbuka

Menyegerakan merupakan hal yang dianjurkan, sebagaimana sabda Rasulullah:

ǂ È ⿏ ⿏ ÌƢ Ǵ²dz⿏ ⿏ Ì 

“Manusia senantiasa berada dalam kebaikannya selama mereka menyegerakan


berbuka.” (HR. Bukhari no. 1957 dan Muslim no. 2608)

Dalam berbuka puasa hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:

 Disunnahkan berbuka dengan kurma dan air.


 Janganlah berlebih-lebihan dalam berbuka.
 Tidak berbuka dengan barang yang harom, seperti rokok, khomer, dll.
 Hendaklah berdoa ketika berbuka dengan doa:

⿏ ǂÌ ⿏ ċÌÌ ° 㷟°ǂ ⿏ ċ Ì Ì ⿏° Ƙ Ǹ ⿏ ƘǴÌ

12
“Telah hilang rasa dahaga dan telah basah urat-urat, dan semoga telah ditetapkan
pahalanya insya Allah.” (HR. Abu Daud no. 2359)

4. Memperbanyak Sedekah

Amalan lain yang dianjurkan dan memiliki keutamaan besar bila dikerjakan pada
bulan Ramadhan adalah sedekah, Ibnu Abbas berkata:

ǟÌ 㔶° ² dz ⿏ ǟ Ì È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 㔶

“Rasulullah saw adalah pribadi yang dermawan dan beliau lebih dermawan lagi
di bulan Ramadhan .” (HR. Bukhari no. 3220)

5. Memperbanyak Tilawah Al-Qur`an

Membaca serta mentadabburi Al-Qur`an pada saat bulan Ramadhan adalah


amalan yang diutamakan, dalam sebuah riwayat disebutkan:

aꘀÌ 㔶° Dz ÊÌ a ꘀ Ì ⿏ ǟÌ 㔶° ² dz ⿏ ǟ Ì È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 㔶
ċ 香ǂ ⿏ ƶ Êǂ ⿏ È㷟 ǟ Ì È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香ǂ Ì ǂꘀ ⿏ 香 ⿏ǯÌÌ ċ ÌÌ ÊDz㔶

Rasulullah saw adalah orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan
lagi bila di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya, dan seringnya ia
menjumpainya di setiap malam bulan Ramadhan , lalu beliau mengajarkannya Al
Qurân, maka sungguh Rasulullah saw itu adalah orang yang paling dermawan
dengan kebaikan melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari no. 1902)

6. Menjaga Shalat Lima Waktu

Memperhatikan ibadah shalat fardhu merupakan kewajiban seorang muslim,


terlebih ketika datang bulan Ramadhan, Allah ta’ala berfirman:

13
⿏ ⿏ ° 香 ⿏ Ǿꘀ ⿏° ©⿏ ꘀ ⿏ Ƣ ⿏ Ǹ ⿏

“Jagalah oleh kalian shalat-shalat dan juga shalat tengah dan berdirilah untuk
Allah dengan taat.” (QS. Al-Baqarah: 238)

Sebagaimana riwayat sebuah hadits:

⿏ ° ǯÉ⿏ dz香 i Ê ǟ dzÌ ǼÌ⿏ Ǵ È⿏ ©⿏ ꘀ ⿏ ȏǴ Ƣ ⿏ Ǹ ⿏ ǟ ⿏ ǯÌƢ Ƣ


ǟ ÌÌ DzÌǂ ⿏ ° dzÌ Ì ǯꘀ ° 㷟 ÈÊdz ⿏ Ê Ǫ dz  ÌdzƢ Lj Ì ° dzÌ Ì ǯꘀ ° ǯÉ⿏ dz香 ÊÌÌdz ¸ǂ
È㔶ǯÌ È 㔶ǂÌ ° È ÌÌ È ÌÌ ° ÌÌ ǯÌ °  ǯ⿏ È dz ° ÊLjꘀ ⿏ ꘀÌ ⿏ Ìǂ ⿏
ǂÈ È ÊÌÌ⿏ ċdz香 È 㔶ǂÌ ° È ÊÌÌ⿏ ċdz香 È 㔶ǂÌ

Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud ra ia berkata : “Jagalah oleh kalian shalat
lima waktu di manapun ketika dipanggil dengannya, sesungguhnya hal itu adalah
bagian dari sunah petunjuk, dan sesungguhnya Allah telah mensyari’atkan untuk
Nabi-Nya saw sunah-sunnah petunjuk, dan sungguh aku mendapati tidaklah ada
yang meninggalkannya kecuali orang munafiq yang jelas nifaqnya, dan sungguh
aku melihat ada di antara kita seseorang yang dipapah oleh dua orang hingga
sampai pada shaf shalat, dan tidak ada seorangpun dari kalian melainkan memiliki
masjid di rumahnya, kalau kalian shalat di rumah kalian dan meninggalkan masjid-
masjid kalian hakikatnya kalian telah meninggalkan sunnah Nabi kalian saw , kalau
kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian saw pastilah kalian kafir.” (HR. Abu Daud
no. 550 , dishahihkan oleh syaikh Al-Albani.)

7. Menjalankan Qiyamul lail / Tarawih

Salah satu ibadah yang dianjurkan pada saat malam-malam bulan Ramadhan
adalah shalat qiyamul lail, Rasulullah saw bersabda:

Ì⿏Ì ǯꘀÌ ǂÈǷ À㷟 ⿏⿏° Àʭ

14
Barang siapa mendirikan sholat malam di bulan Ramadhan disertai dengan
keimanan dan mengharap-harap balasan dari Allah niscaya akan diampuni
dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 2009)

Disunnahkan melaksanakan sholat tarawih secara berjama’ah bersama imam.


Rasulullah saw bersabda:

ċ ÌÌ Ì Ƙ ⿏ »ǂꘀdzÌ ⿏ ⿏Ǟ ⿏Ì DzÌǂ ⿏

“ Sesungguhnya seseorang jika ia sholat (tarawih) bersama Imam hingga selesai


maka telah dihitung baginya pahala sholat semalam penuh” (HR. Abu Dawud no.
1377)

8. Menjaga diri dari hal-hal yang merusak puasa

Agar pahala shiyam Ramadhan didapatkan secara sempurna hendaknya seorang


muslim meninggalkan hal-hal yang merusak ibadah puasa, Rasulullah saw
bersabda:

⿏ǂ ° ¸ǯ ċÌ ⿏ ǴÌ Ì Dz ⿏° ° ⿏ Ì ¸ǯ

“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan amalan kebohongan
maka Allah tidak butuh dengan puasanya yang meninggalkan makan dan
minumnya.” (HR. Bukhari no. 1903)

9. Memberikan makanan berbuka untuk saudaranya yang berpuasa

Ketika seseorang memberi makanan untuk ifthar (berbuka puasa) maka ia


mendapat pahala orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahalanya.
Rasulullah saw bersabda:

ƪ ÈÈ ꘀ ⿏ ǂÌ ǎꘀÌdzÌ  ⿏  aǂÌ Dz Ƙ㔶 ÀÈ ǂ

15
“Barang siapa yang memberikan buka kepada orang yang berpuasa maka
dituliskan untuknya pahala seperti orang yang berpuasa tanpa mengurangi pahala
orang yang berrpuasa sedikitpun.” (HR. Ahmad 17033)

10.Memperbanyak do’a dan dzikir

Bulan Ramadhan adalah momentum yang tepat untuk memperbanyak amal


ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka hendaknya seorang muslim
memperbanyak berdo’a dan berdzikir, Rasulullah saw bersabda:

Ǹ ⿏ Ƣǟ° ǟ ⿏ ⿏° ǂ ÈÌ ⿏ ÈÈ ꘀ ⿏ È Ƣǟ ǟǂÌ  ċ Ǿ

“Tiga orang yang do’a mereka tidak akan tertolak; doanya Seorang pemimpin
yang adil, orang berpuasa hingga berbuka, dan doanya orang yang terdzolimi.”
(HR. Ahmad no. 3598)

11.Menutup Aurat dengan Pakaian Syar’i

Masih banyak di antara kaum muslimat yang masih membuka aurotnya


sementara dirinya dalam keadaan berpuasa. Sesungguhnya hal ini bisa merusak
puasanya. Hakikatnya menutup aurot adalah kewajiban yang harus ditaati.
Sementara tidak ada amalan yang paling dicintai oleh Allah melebihi
ditunaikannya suatu kewajiban yang telah ditentukan oleh-Nya.

Allah ta’ala berfirman: “Wahai anak Adam, sungguh telah Kami turunkan atas
kalian pakaian yang menutup aurot-aurot kalian dan sekaligus menjadi perhiasan,
dan pakaian ketaqwaan itu lebih baik, itulah dari tanda-tanda kebesaran Allah
agar mereka selalu mengingat.” (QS. Al A’raaf: 26)

16
12.Memakmurkan masjid

Pada saat bulan Ramadhan hendaknya seorang muslim mampu memakmurkan


masjid dengan memperbanyak ibadah di dalamnya. Hal ini diharapkan menjadi
syiar kaum muslimin, sehingga dengan kebiasaan yang ada pada bulan mulia ini
dapat diteruskan pada bulan-bulan setelahnya.

Allah ta’ala berfirman: “Sungguh yang memakmurkan masjid hanyalah orang-


orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan sholat, menunaikan
zakat dan tidak takut kecuali hanya kepada Allah , mereka itulah orang-orang yang
semoga mendapatkan petunjuk.” (QS. At Taubah: 18)

13.Menunaikan hak saudaranya sesama muslim

Menunaikan hak-hak sesama muslim termasuk prangai yang terpuji dan harus ada
pada diri setiap muslim. Sangat baik jika bulan Ramadhan dapat dijadikan momen
untuk mempererat tali ukhuwah yaitu dengan menunaikan hak-hak antar sesama,
Rasulullah saw bersabda:

Ǵ ⿏ ċÌ Ǵ ° Ƣǯ ⿏ ċ Ì ° È dzÈ⿏ ¸ ÌÊ⿏° ǒ ǂ ⿏ ǟ ÌƢ° Ǿ ⿏ ǟ Ǵ È ⿏ ƢÈ ⿏ Ǫ⿏

“Hak seorang muslim atas muslim lainnya ada lima; menjawab salam, menjenguk
orang sakit, mengantarkan jenazah, menghadiri undangan, mendoakan orang
bersin.” (HR. Bukhari no. 1240)

14.Belajar Ilmu Islam

Sudah seharusnya bagi seorang muslim menjadikan moment Ramadhan sebagai


kesempatan untuk menimba dan mencari ilmu Islam. Sebagaimana yang
dilakukan oleh Rasulullah belajar dan menambah keilmuan dengan berguru
kepada Jibril. Kemudian para sahabat pun berguru kepada Rasulullah saw.
Rasulullah saw bersabda:
17
È ÊDz㔶 Ƣ ċ ǂ È ⿏ Ƙ

“Mencari ilmu itu adalah kewajiban atas setiap muslim”. (HR. Ibnu Majah no. 224)

15.Amar Ma’ruf Nahi Munkar

Sudah sewajibnya bagi seorang muslim untuk menjadikan moment Ramadhan


sebagai titik tolak menegakkan kewajiban amar ma’ruf nahi munkar. Karena
hakikat puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dahaga semata melainkan
juga dalam rangka mencegah kemunkaran.

Allah ta’ala berfirman: “Dan hendaklah ada di antara kalian segolongan umat yang
menyeru kepada kebaikan dan menyuruh dengan yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imron :
104)

Rasulullah saw bersabda:

⿏ Lj È Ǯ Ì° Ì ꘀÌ Ǟ i ⿏ Ì Ǟ i aǯÌ aÊ ǨÌÌ Ì ⿏Àǂ dz È dz

“Barang siapa di antara kalian yang melihat kemunkaran hendaklah ia


merubahnya dengan tangan, maka apabila tidak mampu dengan lisannya, dan jika
tidak mampu dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman.”(HR. Muslim
no. 186)

18
DI PENGHUJUNG AKHIR RAMADHAN

Pada penghujung bulan Ramadhan terdapat amalan-amalan besar yang sangat


sayang jika terlewatkan, sehingga perlu ada keseriusan dalam momen yang hanya
datang setahun sekali dan kita tidak tahu apakah tahun depan kita masih
menemuinya kembali ataukah tidak. Di antara amalan-amalan itu adalah:

1. I’tikaf

Amalan yang jarang ditinggalkan Rasulullah dan para sahabatnya di penghujung


bulan Ramadhan adalah I’tikaf, inilah kebiasaan para salaf, mereka berupaya
melatih diri untuk dapat fokus beribadah setelah selama setahun disibukkan
dengan urusan lain. Dalam sebuah riwayat disebutkan:

ǂÈ⿏° ⿏ ǂǴ ⿏ Lj Ì È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 㔶

“Rasulullah saw selalu beri’tikaf di sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan .” (HR.
Bukhari no. 2025)

I’tikaf adalah ibadah dalam bentuk berdiam diri di masjid dengan melaksanakan
amalan-amalan sholih di dalamnya seperti; shalat, tilawah, thalabul ‘ilmi, dll.

2. Memburu Lailatul Qadr

Lailatul qadr adalah satu malam dalam bulan Ramadhan yang memiliki banyak
fadhilah, di antaranya pada saat itu Al-Qur`an diturunkan secara keseluruhan dan
malam ini lebih baik dari seribu bulan, artinya ketika seseorang beribadah pada
malam itu maka ibadah itu lebih baik daripada ia beribadah seribu bulan lamanya.
Sehingga Rasulullah saw menganjurkan untuk memburu waktu mulia itu beliau
bersabda:

⿏ ÌÌ ⿏ ǞÌ ⿏ Ƣ ǨÌ Ǿ ÌƢ ° È㔶ǯ⿏ Lj È i ǯꘀ ⿏ ċ ÌÌ ƨ Ì ǂÈ⿏° ⿏ ǂǴ ⿏ Ǵ ⿏

19
“Carilah ia di sepuluh terakhir –yang dimaksud adalah lailatul qadr-, jika
seseorang di antara kalian ada yang lemah atau tidak mampu maka hendaklah
jangan terperdaya dengan sisa tujuh hari terakhir.” (HR. Muslim no. 2822)

3. Membayar zakat fithri

Membayar zakat fithri merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim yang
memiliki kemampuan, hal ini demi tercapainya satu maslahat yaitu agar di waktu
hari ‘idul fithri tidak ada seorang muslim yang kelaparan, sehingga bagi setiap
muslim-muslimah yang mampu menunaikan zakatnya (zakat fithri maupun zakat
maal). Allah ta’ala berfirman:

“Ambillah dari harta mereka shodaqoh (zakat) yang membersihkan dan


menyucikan mereka dengannya, dan doakanlah untuk mereka, sesungguhnya
doamu menjadi ketenangan bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (QS. At Taubah: 103)

Dalam sebuah riwayat disebutkan:

Ì⿏ ⿏° ǂ㔶Ȃ ⿏° ÊǂÉ⿏° ǯÌ ⿏ Ƣ ÀƢ ° ǂ ÀƢ ǂ È ⿏ 㔶 È 香° Ì Ƣ ⿏ ⿏ 香 µǂÌ


Ǿꘀ ⿏ ² dz ⿏ «°ǂÈ DzÌÌ ǟȏÌ Êǂ ° ⿏ Ì ⿏° Ǩꘀ ⿏°

Rasulullah telah mewajibkan zakat fithri satu sha’ dari kurma atau gandum atas
setiap hamba dan yang merdeka, laki-laki maupun perempuan, yang kecil maupun
yang besar dari kaum muslimin, serta memerintahkan untuk menunaikannya
sebelum keluarnya manusia menuju sholat (‘ied). (HR. Bukhari no. 1503)

4. Memperbanyak istighfar (minta ampunan kepada Allah ta’ala)

Meminta ampunan kepada Allah merupakan hal yang diperintahkan, terlebih lagi
jika dilakukan di waktu yang tepat yaitu pada waktu-waktu yang mustajab, di

20
antaranya adalah di waktu lalatul qadr, dalam riwayat ‘Aisyah bahwa ia berkata :
“Wahai Rasulullah , apa yang engkau sarankan, jika aku mendapati lailatul qodr,
dengan apa aku berdoa? Beliau menjawab :

Ê Ƣ LjƢ È ⿏Ƙ ÈƢ Ǯ⿏ È ⿏

“Engkau ucapkan; Ya Allah sesungguhnya Engkau mencintai ampunan maka


ampunilah aku.”(HR. Ahmad no. 24597)

5. Memperbanyak takbir

Ketika di akhir bulan Ramadhan dan hendak berangkat ke tempat sholat ied,
disunnahkan untuk memperbanyak takbir. Takbir yang kita lantunkan ini
ditujukan sebagai rasa syukur terhadap segala hal yang Allah karuniakan kepada
kita. Allah berfirman:

“...dan hendaklah kalian sempurnakan bilangannya dan besarkanlah nama Allah


atas apa yang telah ditunjukkan kepadamu dan agar kalian bersyukur.” (QS. Al
Baqarah: 185)

Diriwayatkan dari Hafshah binti Sirin dari Ummu ‘Athiyyah ia berkata :

² dz ⿏ Ǟ ÊÊ ² dz ⿏ Lj È ÌÌ Ìǂ ǒÌÉ⿏ ċ ǂ Ì ⿏° ƘÌ ⿏° ǯÌ ⿏ «°ǂÈ㷟 ǂ ȏÌ⿏ dz㔶

“Dahulu kami diperintah keluar di dua hari raya baik wanita dalam pingitan
maupun gadis, ia berkata : “wanita haidl pun keluar di belakang kaum laki-laki,
mereka bertakbir bersama seluruh manusia.”(HR. Muslim no. 2092)

21
6. Shalat Idul Fithri dan memperbanyak sedekah

Terkhusus pada saat hari ‘idul fithri kaum muslimin dianjurkan untuk berderma
kepada sesama sebagai bentuk rasa kasih sayang dan cinta terhadap sesama
muslim, baik dengan bentuk hadiah, sedekah dan lainnya. Rasulullah saw
bersabda:

Dari Ibnu ‘Abbas ra berkata :

ǸƢ Ì Ǿ ° Êdz ⿏ Ƣ ǯ Ì ° DzÌÌ ÊDzꘀ 㔶 ꘀ ǯÌƢ Ì È 香° Ì Ƣ ⿏ dz ⿏ «ǂÈ


´ǂÈ⿏° Ƙ ꘀ ⿏ ƪꘀ Ì ǂ ⿏ ċ Ì ǯꘀ Ì Ǵǂ °

“Nabi saw keluar pada hari ‘ied lalu sholat dua roka’at dan beliau tidak sholat
sebelumnya dan sesudahnya, kemudian menuju jama’ah wanita dan Bilal
bersamanya lalu menasehati mereka dan memerintahkan mereka untuk
bersedekah sehingga membuat seorang wanita melemparkan gelang dan
kalungnya.”(HR. Bukhari no. 1431)

7. Disunnahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke sholat ‘Ied

Perbedaan antara hari ‘idul fithri dan ‘idul adha adalah pada hari ‘idul fithri kaum
muslimin dianjurkan untuk makan terlebih dahulu sebelum berangkat untuk
melaksanakan shalat ‘idul fithri.

Dari Anas bin Malik ra ia berkata :

©⿏ǂ Dz㔶 ⿏ ǂ È ⿏ Ì °ǯǨÌ  È 香 ° Ì Ƣ 香 㔶

“Rasulullah saw tidaklah berangkat (menuju tempat sholat ied) pada hari iedul
fithri sampai beliau memakan beberapa kurma.”(HR. Bukhari no. 953)

22
8. Mengambil dua jalan untuk pergi dan pulang dari tempat shalat ‘ied

Ketika menghadiri shalat ‘idain diantara sunnah-sunnah yang dilakukan Rasulullah


saw adalah pergi dan pulang melalui jalan yang berbeda, hal ini sebagaimana yang
dijelaskan dalam riwayat sahabat Jabir bin Abdillah ra ia berkata : “Nabi saw
pada hari ‘Ied beliau (ketika pulang) mengambil jalan berbeda (dari
berangkatnya).” (HR. Bukhari no. 986)

9. Tidak berlebih-lebihan dalam bersukacita di hari raya.

Terdapat beberapa hal yang perlu difahami saat momen ‘idul fithri dan
hendaknya seorang muslim berhati-hati terhadapnya, di antaranya adalah:

 Sebagian manusia ada yang menganggap hari raya ‘idul fithri sebagai
pelampiasan suka-cita yang kerap kali berlandaskan hawa nafsu. Seakan-
akan semuanya diperbolehkan setelah menahan diri selama bulan
Ramadhan . Hakikatnya ini adalah bukti orang tersebut tidak mendapatkan
kebaikan dan keberkahan Ramadhan . Perkara ini jelas tidak dibenarkan.
 Diperbolehkan bersuka-cita namun harus sesuai syar’i yaitu dengan tidak
melakukan perkara-perkara yang harom.
 Diperbolehkan pula saling memberikan ucapan selamat dan doa ataupun
saling mengunjungi kerabat, saudara dan tetangga dalam rangka
mempererat tali ukhuwah Islamiyyah.

23
SELALU RINDU RAMADHAN

Ketika Ramadhan berlalu seiring dengan perjalanan waktu, seorang hamba


mukmin akan merasa pilu, jika amalan-amalan sholih di bulan Ramadhan berlalu
juga tanpa meninggalkan bekas dalam qolbu.

Hati yang tulus menghamba tak kan pernah rela pula semangat ubudiyyah
yang telah dibina menjadi sirna.

Air Mata keikhlasan akan berurai deras menganak sungai ketika suasana
syahdu dan khusyu Ramadhan tertutup dengan euforia suka cita yang penuh lalai.

Namun, bagi seorang mukmin-mukminah sejati, berlalunya Ramadhan


bukan berarti padamnya semangat ibadah. Justru, keluarnya dari Ramadhan
ibarat garis start baru untuk berupaya menjalani sebelas bulan mendatang
dengan spirit dan hamasah Ramadhan .

AMALAN YANG MENGHADIRKAN NUANSA RAMADHAN

Termasuk hal yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara menciptakan nuansa
Ramadhan, setidaknya terdapat beberapa hal yang dapat menciptakan nuansa ini,
di antaranya:

1. Puasa Syawwal

Melakukan shiyam enam hari setelah hari ‘idul fithri merupakan perkara yang
dapat menciptakan nuansa Ramadhan, dan amalan ini agar menjadi pelengkap
shiyam Ramadhan yaitu jika keduanya dilaksanakan seperti berpusaa sepanjang
tahun. Rasulullah saw bersabda:

ǂǴǯ ⿏ Ìꘀ㔶 㔶 ⿏ 㔠香 ÌÌÌ

“Barang siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari
di syawaal maka seperti berpuasa sepanjang tahun. ” (HR. Muslim no. 2815)

24
2. Menjalankan puasa-puasa sunnah lainnya

Tidak hanya puasa syawal yang harus dilazimi seorang muslim pasca bulan
Ramadhan, terdapat beberapa puasa sunnah yang hendaknya dilaksanakan pula,
di antaranya:

 Puasa senin-kamis
 Puasa tengah bulan hijriyah (Ayyaamul Bidh)
 Puasa Daud
 Dll.

3. Berupaya menjaga qiyamul lail

Amalan yang diharapkan menjadi tindak lanjut pasca Ramadhan adalah qiyamul
lail, sehingga ibadah mulia ini tidak hanya dikerjakan pada bulan Ramadhan saja,
akan tetapi mampu untuk diteruskan hingga setahun penuh. Rasulullah saw
bersabda:

ǟǂ ° © ÊÌ È ° ⿏ Ƣ Ìdz ° ċ ǂÌ DzÌ ⿏ Ì ° È ÌÌÌ É ꘀ ⿏ ū ǟ ⿏i DzÌ ⿏ Ìꘀ È Ì Ƣ
ǯ È⿏ Ƣ ⿏ǯ

“Hendaklah kalian menjaga shalat malam, sesungguhnya hal itu adalah jalan
orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam itu
mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari dosa, menebus kesalahan dan
menolak penyakit dari badan.” (HR. Tirmidzi no. 3549)

4. Berupaya Menjaga Perkara-Perkara Wajib

Agar keimanan selalu terjaga dan bertambah hendaknya seorang muslim dapat
kontinyu untuk melaksanakan perkara-perkara wajib, di antaranya:

 Shalat lima waktu


25
 Amar ma’ruf nahi munkar
 Menutup aurat
 Tidak mendekati zina
 Mencukupkan diri dengan yang halal dan menjauhi yang haram
 Dll.

Semoga Allah menerima amal ibadah yang kita lakukan dengan memberikan
keridhaan-Nya dan memberikan kita sebaik-baik balasan yang diberikan kepada
hamba-Nya. Wallahu a’lam.

26
MAROJI’

1. Al Qurân Al Karîm
2. Al Jami’ al Musnad al Shohih al Mukhtashor min umûr Rosulillah
ia wa sunanihi wa ayyâmihi, Imam Abu Abdillah Muhammad bin
Ismail bin Ibrohim bin al Mughiroh al Ju’fi al Bukhori, Dâr Thûq al Najât,
cetakan I, tahun 1422 H
3. Al Jâmi’ Ash shohih Sunan At Tirmidzi, Imam Muhammad bin Isa Abu Isa At
Tirmidzi al Sulami, tahqiq: Ahmad Muhammad Syakir, Dâr Ihya’ al Turots al
‘Arobi, Beirut
4. Musnad al Imam Ahmad, Imam Ahmad bin Hanbal Abu Abdillah al Syaibani,
5. Shohih Fiqh as Sunnah, Abu Malik Kamal bin As Sayyid Salim, Al Maktabah
At Taufiqiyah, Kairo
6. Shohih Muslim, Imam Muslim bin al Hajjaj Abul Husain al Qusyairi an
Naisaburi, tahqiq: Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dâr Ihya’ al Turots al ‘Arobi,
Beirut
7. Sunan Abu Dawud, Imam Abu Dawud Sulaiman al Asy’ats al Sijistani, Dârul
Kutab al ‘Arobi, Beirut-Lebanon
8. Sunan An Nasai al Kubro, Imam Ahmad bin Syuaib Abu Abdur Rohman an
Nasai, Dâr al Kutub al ‘Arobiyyah, Beirut
9. Sunan Ibnu Majah, Imam Muhammad bin Yazid Abu Abdillah al Qozwaini,
tahqiq: Syaikh Muhammad Fuad Abdul Baqi, Dârul Fikr, Beirut

27

Anda mungkin juga menyukai