Anda di halaman 1dari 23

Pertemuan 12

Kelompok 7
Misbachul Munir (17108040007)
Ramadan Iqbal S. (17108040030)
Fitri Rahmawati (17108040060)
PLURAL IS BEAUTIFUL :
MENIMBA KEARIFAN DARI
SEMANGAT
MULTIPARADIGMA
 Paradigma adalah pandangan dunia atau cara pandang
yang digunakan oleh seseorang untuk melihat atau
Karakter- memahami sesuatu. Sedangkan menurut Morgan
Karakter paradigm dalam konteks ilmu sosial dan teori sebagai
‘metatheoritical or philosophical sense to donate an
Masing-masing implisit or explicit view of reality’. Harus dipahami
Paradigma bahwa paradigm akan terus berkembang melalui proses
dialektika.
 Paradigma ini menekankan diri pada praktik akuntansi
sebagaimana adanya. Dalam konteks ini, teori akuntansi
dipahami sebagai alat untuk menjelaskan dan meramalkan
praktik akuntansi. Paradigm ini secara implisit berusaha
menemukan hokum universal yang ada dalam praktik
akuntansi yang dapat dicapai jika proses formulasi teori

Paradigma akuntansi steril dari subjektivitas peneliti. Paradigm ini


bersifat formal dan structural.
Positivisme  Kekuatan paradigma ini adalah sifat fomal dan structural
nya dan juga universalitas akuntansi nya. Sedangkan
kelemahan nya adalah adanya anggapan bahwa akuntansi
itu bebas dari nilai. Namun jika dikaji lebih lanjut, nilai-
nilai kapitalisme banyak didasarkan pada nilai etika
utilitarianisme yang menjunjung tinggi utility.
 Paradigma ini lebih menekankan pada makna atau interpretasi
seseorang terhadap sebuah simbol (akuntansi). Tugas teori
dalam paradigma ini adalah memaknai, bukan to explain dan
to predict sebagaimana paradigma psotivisme. Kualitas
paradigma ini diukur dari kemampuannya untuk memaknai,
bukan kemampuannya untuk menjelaskan dan meramalkan.
Paradigma  Bagi paradigma ini, tidak ada satupun ilmu pengetahuan yang
Interpretivisme objektif dan bebas nilai sepanjang dalam proses konstruksinya
manusia masih terlibat di dalamnya. Manusia memiliki
subjektivitas yang secara sadar atautidak akan mempengaruhi
proses konstruksi ilmu pengetahuan. Jika subjektivitas
tersebutmenyatu dalam proses, maka dengan sendirinya ilmu
pengetahuan tersebut akan sarat dengannilai-nilai humanisme.
 Paradigma ini muncul untuk memperbaiki kelemahan
yang ada pada paradigma pendahulunya dengan cara
melakukan pembebasan dan perubahan. Tujuan
paradigma ini adalah untuk membebaskan dan
Paradigma melakukan perubahan. Paradigma ini beranggapan
Kritisisme bahwa sebuah teori tidak cukup hanya bisa menafsirkan,
tetapi juga harus mampu untuk membebaskan dan
mengubah. Tanpa unsur bebas dan berubah, sebuah teori
tidak akan pernah disebut sebagai teori kritis.
 Paradigma ini menganggap bahwa teori akuntansi
digunakan untuk menstimulasi kebangkitan kesadaran
manusia pada tingkat yang lebih tinggi yaitu kesadaran
emosi dan spiritual. Kesadaran yang lebih tinggi dari
kesadaran intelektual akan membantu manusia untuk
kembali menyatu dengan Tuhan. Selain itu paradigma ini
Paradigma bersifat sangat terbuka. Yaitu dapat menerima dan
mengombinasikan pemikiran-pemikiran yang berbeda.
Posmodernisme Dan kekuatan yang terakhir adalah bahwa paradigma ini
mampu memahami realitas lebih lengkap bila
dibandingkan dengan tiga paradigma lainnya.
Kelemahan paradigma ini barangkali terletak pada
pendekatannya yang tidak terstruktur, tidak formal, tidak
baku dan lainnya.
 Dengan memahami paradigma diatas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebenaran itu tidak tunggal
sebaliknya malah beragam. Jadi kebenaran dalam
konteks kesadaran mausia adalah relatif. Menyadari
bahwa orang lain benar, berarti kita menyadari bahwa
diri kita memiliki kekurangan. Menyadari adanya
kekurangan, berarti adalangkah maju pada tingkat
Penutup kecerdasan emosi. Memiliki kecerdasan emosi berarti
ada peluang untuk masuk pada kesadaran emosi dan
spiritual. Kesadaran spiritual merupakan tingkatan
tertinggi yang dapat menghantarkan manusia pada
“penyatuan” dirinya dengan tuhan.
METODOLOGI
AKUNTANSI SYARIAH
 Teori merupakan jala yang digunakan untuk menangkap
apa yang kita sebut sebagia dunia:
merasionalsiasikan,menerangkan, dan mengausasinya.
Kita berusahaa secara terus menerus membuat mata jala
itu semakin baik (Karl R. Propper 1993: 59).
Teori Akuntansi  Elemen utama persepsi itu atau persepsi lainnya adalah
teori implisi, hukum universal dan fungsinya adalah
menerangkan dan memprediksi. Elemen ini selalu
melekat dalam paradigma yang memungkinkan
perbedaan terjadi natar elemen utama.
 Fragmatic approach merupakan pendekatan mengkonstruksi teori
akuntansi dalam praktik afar memberikan solusi praktis dan harus
relevan dalam pengambilan keputusan serta Authoritian approach
dipakai oleh organisasi profei yang memakai caa formal dengan
mengeluarkan peraturan praktik akuntansi.
 Theoretical approach terdiri dari deductive approach, inductive
Beberapa approach, ethical approach, sosiological approach, economic approach

pendekatan dalam dan ecletic approach. Deductive approach, diawali proposisidasar


akuntansi dengan turunan dalam prinsip akuntansi bersifat umum ke
mengkonstruksi khusus. Inductive approach diawali observasi dan bergerakj ke

teori kesimpulan umum dari pengamatan secara kontinu. Ethical approach


menjadikan etika sebagai dasar formula teori akuntansi.
 Sosiological approach menekankan pada aspek sosial teknik akuntansi
yang akan berimas pada masyarakat. Economic approach fokus pada
general economic walfare.Electic approach merupkan perpaduan dari
berbagai pendekatan.
 Paradigma fungsionalis memandang teori akuntansi sebagai
ilmu tak bebas nilai dengan berdasar pada aturan. Paradigma
ini menganggap bahwa penelitian digunakan untuk
menerangkan sebab akibat dan memprediksi praktik akuntansi.

Teori Akuntansi Paradigma Interpretivisme memandan bahwa manusia adalah


makhluk yang daoat menciptakan dunia sendiri tanpa batasan
Paradigma Ilmu hukum eksternal.

Pengetahuan  Paradigma krtisisme menganggap bahwa penelitian sebagai


pengungkap hubungan yang ada dibawah , mengungkap mios
dan ilusi dan menghilangkan kepercayaan. Paradigma
posmodernisme adalah gambaran modernisme dari perspektif
lainnya dengan cara kontemplasi dan dekonstruksi
 Menurut Sarantakos, ada beberapa jenis tipe penelitian
seperti : Penelitian kuantitaf, dasar, terapan, longitudinal,
kualitatif, deskriptif, klasifikasi, komparatif, eksplorasi,
eksplanasi, sebab akibat, pengujian teori, membangun
Tipe Penelitian teori, pengujian pengujian partisipasi

Sosial  Keragaman ini memberikan banyak opsi dan pemahaman


filsafat ilmu pengetahuan dapat memahami ilmu
pengetahuan itu sendiri
 Pemahaman hakikat mansuia memberikan konsekuensi pada
landasan filosofis sitem ekonomi islam seperti dalam tauhid,
rububiyah, khilafah, tazkiyah, dan akuntabilitas
 Secara ontologis, landasan filosofis memberikan pemahaman
bahwa ilmu akan dibangun menggambarkan realitas profan dan
non profan.
Posmodernisme : Mendekonstruksi mitos metodologi

Metodologi modernisme.
 Posmodernisme tak berbentuk utuh seperti modernisme tapi
Islam dapat menggambarkan unsur dalm orietasi berbeda.
Posmodernisme menggambil pandangan nominalisme ( realitas
sosial secara eksternal dalam ognisi)
 Pandangan positivistik modernisme memnganggap bahwa
sebab akibat serta prediksi adalah bagian penting dalam
menjelaskan fenomena. Posmodernisme lebih suka
intertekstualitas. Pendekatan lain posmodernisme adalah
dekonstruksi. Alat yang menilai untukk mendemistisasikan
teks.
 Posmodernisme tak sepakat dengan cara reduksi dari
modernisme dengan melihat realitas hanya dari sisi pencipta
dengam metode ilmiah dengan menolak perasaan subjektif.

Posmodernisme Jika Posmodernisme konsisten dengan karakter metodologis


maka tidak ada alasan untuk menolak paradigma Islam
: Ke arah  Posmodernisme juga memamhami bahwa kehidupan sehari-
Islamisasi Ilmu hari harus bersifat intuitif (perasaan dan esensi). Pemahaman
posmodernisme tentang hal berbau agama dapat membantu
Pengetahuan memahami aspek-aspek penting metodologi ilmu pengetahuan
dalam paradigma Islam.
 Pada aspek politik, budaya, ekonomi, agama, dan
pendidikan umat Islam berada pada “bangsa yang paling
rendah” (al-Faruqi, 1988:18).
 Secara lebih detail, Abu Sulayman menyebutkan masalah-
masalah yang dihadapi oleh umat adalah sebagai berikut :
Islamisasi (1) Keterbelakangan umat (2) kelemahan umat (3) stagnasi
pengetahuan : pengetahuan umat (4) absennya ijtihad umat (5) mandegnya
kemajuan budaya umat (6) kesenjangan umat dari norma-
Pengalaman norma peradaban islam
masa lalu  Menurut al-Faruqi (1988 :38) “Pengetahuan harus
diislamkan” sebagai persyaratan untuk menghentikan
dualisme sistem pendidikan dan sistem hidup umat muslim.
Dengan cara itu, peradaban umat muslim akan semakin baik
 Al-Faruqi (1988 : 53-4), seorang pionir islamisasi ilmu
pengetahuan terus mencoba merealisasikan islamisasi
ilmu pengetahuan dengan menetapkan 1 set rencana

Rencana kerja kerja dimana memiliki tujuan sebagai berikut :


Menguasai disiplin modern, Menguasai warisan Islam,
islamisasi Menetapkan relevansi khusus pada setiap bidang ilmu
pengetahuan pengetahuan modern, Mencari jalan untuk sintesis kreatif
antara warisan (islam) dengan ilmu pengetahuan,
Meluncurkan pemikiran Islam pada jalan yang
mengarahkan pada kepatuhan akan hukum-hukum Tuhan
Dalam wacana ilmu pengetahuan social Posmodernisme dan
Islam menyebutkan delapan karakter sosiologis postmodernisme
yang menonjol, yaitu :
 timbulnya pemberontakan secara kritis terhadap proyek
modernitas; memudarnya kepercayaan pada agama yang
bersifat transenden (meta-narasi); dan diterimanya pandangan
pluralisme relativisme kebenaran.
 Meledaknya industri media massa, sehingga ia bagaikan
perpanjangan dari sistem indera, organ dan saraf kita, yang
Realitas Sosial pada urutannya menjadikan dunia menjadi terasa kecil.
 Munculnya radikalisme etnis dan keagamaan.
 Munculnya kecenderungan baru untuk menemukan identitas
dan apresiasi serta keterikatan rasionalisme dengan masa lalu.
 Semakin menguatnya wilayah perkotaan (urban) sebagai pusat
kebudayaan, dan wilayah pedesaan sebagai daerah pinggiran.
Pola ini juga berlaku bagi menguatnya dominasi negara maju
atas negara berkembang.
METODOLOGI
POSMODERNISME UNTUK
AKUNTANSI SYARIAH
 Didasarkan pada tanggung jawab dan moralitas, seorang muslim
yang aktif dan berkehendak bebas melalui interaksi sosial dengan
anggota umat yang lain akan mengeskpresikan nilai keimanan dan
pengetahuan untuk pencapaian kemenangan (falah) dengan
merealisasikan kehendak Tuhan.
 Hal itu menunjukkan bahwa pertama, individu diminta untuk
menjadi agen otonom yang aktif dan sekaligus terikat pada
Hakikat tanggung jawabnya dalam bentuk penerapan dan pelaksanaan kode-

Manusia kode etik (syariah). Kedua, perubahan hanya dapat dilakukan


dengan melalui ilmu pengetahuan. Ketiga, perubahan-perubahan
yang secara konstan difasilitasi guna mencapai kondisi yang lebih
baik. Keempat, konflik dapat ditemukan dalam masyarakat, tetapi
hal ini bukan merupakan realitas yang diharapkan dan (Ali, 1989 :
154) demikian juga merupakan kondisi yang mapan (status quo).
Menjadi demikian karena anggota masyarakat islam seperti yang
diargumentasikan oleh Majid (1987, 143).
 Dalam tradisi islam, misalnya dipahami bahwa realitas
kehidupan manusia sebetulnya tidak terbatas kepada realitas
materi, tetapi juga mencakup realitas yang lebih tinggi, yaitu
realitas psikis dan spiritual. Sifat Tuhan dan Tuhan itu sendiri
sebagai realitas tertinggi dan absolut.

Hakikat Ilmu  Singkatnya ilmu pengetahuan menurut tradisi Islam adalah


untuk keselamatan dunia dan akhirat. Keselamatan dunia
Pengetahuan banyak menyangkut aspek-aspek materi yang menjadi
kebutuhan manusia di dunia. Namun demikian aspek materi ini
sebetulnya tidak terpisah dengan dunia jiwa dan spiritual. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan harus menyangkut dunia jiwa dan
spiritual yang menyangkut dan membawanya pada dunia “suci”
dan membawanya pada keselamatan akhirat.
 Dalam hal ini, Safi (1993 :446) menunjukkan bahwa aktivitas
ilmiah dewasa ini termotivasi oleh motif-motif utilitarianisme,
yang kemunculannya dalam tradisi barat selaras dengan
Metodologi tambahnya penekanan pada pendekatan positivistik dan

Konstruksi Ilmu turunnya kepentingan dan pendekatan transendental.


Epistemologi Islam dimulai dengan keyakinan bahwa semua
Pengetahuan pengetahuan adalah pengetahuan Tuhan. Hal ini menunjukkan
bahwa pengetahuan yang benar dan pasti dapat dicapai,
disamping pendekatan islam.
 Metode Penelitian pada dasarnya adalah cara seorang peneliti
(dari pengumpulan data sampai menganalisis data) dalam upaya
memberikan jawaban atas masalah teoretis atau praksis yang
sedang dihadapinya.
 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan bebas atau tidak
terikat pada prosedur baku sebagaimana terdapat pada
positivisme. Misalnya dapat dilakukan dengan menggunakan
Metode pendekatan etnologi, yaitu going native, participant observation,

Penelitian atau dengan melakukan wawancara.


 Dalam proses pengumpulan data tersebut, seorang peneliti
posmodernis seperti yang dianut dapat menggunakan unsur
psikis dan spiritual didamping panca indera yang dimilikinya.
Dalam pengumpulan data ini, peneliti bisa mendapatkan
keyakinan bahwa data yang dikumpulkannya dianggap cukup
secara kuantitatif dapat dikatakan “valid” dan “reliable”

Anda mungkin juga menyukai