Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Noor Yayat Hidayat

NPM : 171110013408004
Prodi : Akuntansi (Malam)

Resume BAB 1

Filsafat Sebagai Dasar Metodologi Penelitian Akuntansi

Teori akuntansi filsafat sebagai dasar metodologi penelitian akuntansi beberapa artikel yang
muncul di beberapa jurnal ilmiah akuntansi seperti : the accounting review, journal of accounting
research menggunakan berbagai variasi yang berbeda satu dengan yang lain. pendekatan pertama
adalah klasikal atau mainstream approach atau positivisme sedangkan yang lainnya adalah
pendekatan radikal atau alternatif dengan meminjam berbagai metodologi ilmu pengetahuan
sosial yang lain.

Pergeseran arah penelitian pendekatan klasikal yang lebih menitik beratkan pada pemikiran
normatif mengalami kejayaan pada tahun 1960. dalam tahun 1970 terjadi pergeseran pendekatan
dalam penelitian akuntansi. pergeseran disebabkan antara lain oleh alasan : a. pendekatan
normatif tidak dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai di dalam praktek sehari-hari
b. untuk mendasari usaha pemahaman akuntansi secara empiris dan mendalam yang menitik
beratkan pada pendekatan ekonomi, dan perilaku (behavior), dimana pendekatan ini meminjam
metodologi dari ilmu-ilmu sosial yang lain seperti : filsafat, sosiologi, antropologi untuk
memahami akuntansi.

Klasifikasi metodologi penelitian untuk memudahkan memahami dasar filosofi pendekatan


penelitian akuntansi, digunakan kerangka pengelompokan yang dikembangkan oleh burrell dan
morgan (1979), yang disusun dari dua dimensi independen atas anggapan dari sifat ilmu sosial
dan sifat masyarakat. dimensi ilmu sosial dibagi menjadi empat elemen yang saling
berhubungan, yaitu anggapan tentang : ontology, epistemology, aksiology, sifat manusia dan
metodology.

Ontologi adalah cabang metafisika mengenai realitas yang berusaha mengungkapkan segala yang
ada, baik ciri universal maupun yang khas. jadi landasan ontologis suatu pengetahuan mengacu
kepada apa yang digarap dalam penelaahannya; dengan kata lain, apa yang hendak diketahui
melalui kegiatan penelaahan itu.

epistemologi adalah cabang filsafat yang menyelidiki secara kritis hakekat, landasan, batas-batas
dan patokan kesahihan (validitas) pengetahuan. ia lebih mendasar dari metodologi. karena itu
asumsi-asumsi epistemologi suatu bentuk pengetahuan, tercermin pada metodologi yang
diterapkan dalam pengembangan pengetahuan tersebut. landasan epistemologi menentukan cara-
cara yang dipakai untuk memperoleh dan mem- validasi pengetahuan.
aksiologi adalah telaah tentang nilai-nilai, sedangkan teologi adalah telaah tentang tujuan
pemanfaatan pengetahuan. landasan aksiologi/teologis : mengacu pada nilai-nilai yang dipegang
dalam menentukan pengembangan, memilih dan menentukan prioritas bidang penelitian, dan
menerapkan serta memanfaatkan pengetahuan.

oleh burrell dan morgan (1979), sifat ilmu pegetahuai dikelompokkan menjadi : obyektif –
subyektif pada sisi obyektif meniti kberatkan pada sifat obyektif dari realitas ilmu pengetahuan
dan perilaku manusia, sedangkan pada sisi lain menitikberatkan pada sifat subyektif dari realitas,
ilmu pengetahuan dan perilaku manusia.

dua alternatif pendekatan terhadap keberadaan masyarakat : pertama : berkaitan dengan


keteraturan, order dan stabilitas yang digunakan untuk menjelaskan mengapa masyarakat
cenderung untuk selalu dalam bersamaan. kedua : lebih menitikberatkan pada pembagian
mendasar dari kepentingan, konflik dan ketidak adilan distribusi kekuasaan yang pada gilirannya
menimbulkan perubahan radikal. kedua dimensi yang independen ini digabung membentuk
kerangka klasifikasi metodologi penelitian menajemen dan akuntansi : fungsionalis atau
positivis, interpretive, radikal humanis dan radikal strukturalis.

radikal humanis dan stukturalis. pendekatan ini berhubungan dengan pengembangan pemahaman
akan dunia sosial ekonomi (social and economic world) dan juga membentuk kritik terhadap
status quo. karena dengan menerima ideologi yang dominan dan tidak mempertanyakan hakekat
dasar dari kapitalisme, pendekatan fungsional dan interpretive dipandang mempertahankan dan
melegitimasi tatanan sosial dan ekonomi dan politik yang saat itu. radikal strukturalis
memfokuskan pada konflik mendasar sebagai produk hubungan antara struktur industri dan
ekonomi, sementara radikal humanis menitikberatkan pada kesadaran individu, keterasingan
manusia. perbedaan antara radikal strukturalis dan humanis terletak pada dimensi obyektf-
subyektif. radikal strukturalis memperlakukan social world sebagai obyek eksternal dan memiliki
hubungan yang terpisah dari manusia tertentu, sementara itu radikal humanis memfokuskan pada
persepsi individu dan interpretasi- interpretasi nya.

pendekatan mainstream atau positivis pendekatan positivis muncul sejak perkembangan filsafat
ilmu di abad 17 yang memunculkan pertentangan antara rasionalisme dan empirisme. rasionalis
menegaskan bahwa : dengan menggunakan prosedur tertentu dari akal manusia kita dapat
menemukan pengetahuan dalam arti yang paling ketat, yaitu pengetahuan yang dalam arti
apapun tak mungkin salah. pengetahuan yang pasti secara mutlak tidak dapat ditemukan hanya
dengan pengalaman inderawi dan itu harus dicari dalam alam pikiran (in the real of the mind).
hume lebih jauh menyatakan bahwa apa yang menurut anggapan kita merupakan pengetahuai
tidak lain hanyalah suatu cara mengatur pengalaman yang tersodor kepada kita.

padangan hume telah meng-ilhami dua macam perkembangan : pertama : penyempurnaan teori
empiris kedua : usaha mencari suatu cara untuk memodifikasi kesimpulan-kesimpulan agar dapat
mengembangkan suatu teori kompromi yaitu menerima tuntutan kaum empiris dan mencoba
menyelamatkan beberapa unsur dari teori rasionalis. golongan filsuf yang berusaha
menggabungkan empirisme dengan rasionalisme adalah apa yang disebut : positivisme ada dua
epistemologi kaum positivis yang selalu dikaitkan dengan metodologi penelitian akuntansi,
yaitu : logical empirical/logical positivism dan falsificationsm, yang selanjutnya dikembangkan
lagi menjadi teori sebagai suatu struktur oleh thomas kuhn dan imre lakatos, dan anarki
epistemologi menurut paul feyeraband

wujud interpretasi induktif, logical positivism menganggap bahwa hipotesis harus dibuktikan
(confirmed) dengan penelitian. dengan cara sebagai berikut : teori dikembangkan berdasarkan
suatu masalah yang harus dipecahkan. setelah masalah ditentukan, masalah tersebut dinyatakan
dalam bentuk hypotesis , yaitu pernyataan yang menunjukkan antara dua fenomena/variable atau
lebih. apabila hipotesis telah dirumuskan, peneliti akan membuktikan kebenaran hipotesis
tersebut. metode pembuktiannya adalah dengan cara membandingkan hipotesis tersebut dengan
hasil observasi yang dilakukan di dunia nyata. jika hasil pengamatan di dunia nyata sesuai
dengan hipotesis , maka hipotesis tersebut terbukti kebenarannya sehingga terbentuk suatu teori.

proses pengambilan kesimpulan umum (universal) yang didasarkan pada hasil observasi
dinamakan : induksi. pemakaian induksi untukmembuat suatu kesimpulan umum dapat diterima
kebenarannya dan menjadi valid, jika kondisi tertentu dipenuhi, sebagai berikut (chalmers, 1978)
: a. jumlah observasi banyak b. observasi harus di-ulang pada kondisi yang luas (berbeda-beda)
c. hasil observasi tidak ada yang bertentengan dengan teori universal yang dihasilkan.

falsifikasionisme (falsificationism) dikembangkan oleh karl popper, berpendapat sebagai


berikut : tujuan penelitian ilmiah adalah untuk membuktikan kesalahan (falsify) hipotesis
bukannya membuktikan kebenaran hipotesis tesebut. untuk mengatasi empirisme logis, karl
popper, menawarkan metode alternatif untuk men-justifikasi suatu teori. menurut pendekatan
ini, teori bukanlah sesuatu yang benar atau faktual, tetapi sesuatu yang belum terbukti salah. jika
suatu teori diterima, maka teori tersebut harus menyajikan hipotesis yang mungkin dapat
dibuktikan kesalahannya. dengan kata lain hipotesis yang tidak dapat dibuktikan salah dengan
cara observasi, maka akan dihasilkan teori yang tidak valid. teori sebagai stuktur dua orang yang
mengajukan teori sebagai struktur yang utuh adalah : imre lakatos (1974) dengan teorinya riset
program dan thomas kuhn (1972), dengan teorinya yang sangat terkenal paradigma dan revolusi.

riset program imre lakatos riset program oleh imre lakatos beralih dari teori tunggal. teori
dipandang sebagai sebuah struktur yang terdiri dari asumsi dasar dan seperangkat hipotesis
tambahan (auxilary hypotheses) yang didesain khusus untuk melindungi inti teori dari falsifikasi
(penolakan). teori riset program menurut lakatos terdiri dari : hard core dan negative heuristic, a
protective belt of auxilary hypotheses, positive heuristic dan elemen-elemen yang menunjukkan
perkembangan atau kemunduran suatu program.

hardcore dan negative heuristic. hardcore merupakan komponen inti dari riset program yang
berisi asumsi-asumsi dasar dari riset program. asumsi ini berisi definisi karakteristik dari
program berupa hipotesis teoritis secara umum sebagai dasar pengembangan program. asumsi ini
harus diterima untuk melaksanakan riset program dan asumsi ini tidak dapat ditolak atau di-
falsifikasi. kesepakatan oleh anggota riset program untuk tidak mempertanyakan hard core ini
disebut “ negative heuristic “ . hard core tidak boleh ditolak atau dimodifikasi selama
pengembangan program tersebut berlangsung.

protective belt of auxilary hypotheses hard core dari riset program tidak dapat difalsifikasi dan
dilindungi pula oleh “ negative heuristic ” mereka juga dikelilingi oleh seperangkat asumsi
tambahan yang oleh lakatos disebut : “ protective belt of auxiliary hypothesis “ hipoteses inilah
yang perlu mengalami penyesuaian-penyesuaian untuk melindungi hard core.

perkembangan dan kemunduran riset program lakatos menetapkan : suatu riset program
dianggap ilmiah dan berkembang berdasarkan dua kondisi : pertama. harus memiliki tingkat
koherensi (keterkaitan) untuk memetakan program bagi riset masa datang. kedua. dengan arahan
positive heuristic, riset program tadi harus mampu menemukan fenomena baru. jika riset
program tidak memenuhi kedua kriteria tadi, maka riset program tersebut dianggap mengalami
kemunduran.

filsafat ilmu dan perkembangan akuntansi. filsafat ilmu awalnya digunakan di dalam ilmu alam,
tetapi saat ini dipinjam untuk menjelaskan ilmu lain seperti akuntansi, yang menggunakan
metode scientific di dalam project riset dan menggunakan filsafat ilmu untuk menggambarkan
akuntansi. paradigma kuhn telah digunakan oleh wells (1976) dan satta (1977) untuk
menjelaskan perkembangan akuntansi saat ini. belkaoui (1985) menggunakannya untuk
menggambarkan akuntansi sebagai multi – paradigm science

bukti lain yang masih mendukung research programmes nya lakatos, menyatakan bahwa riset
akuntansi yang dilakukan selama ini, cenderung menggunakan model yang berbeda- beda dan
saling menggantikan, seperti yang di- interpretasikan lakatos. beberapa kasus menunjukkan
bahwa research programmes dihasilkan kembali dan kemudian dibatalkan oleh peneliti, misalkan
research programmes yang berhubungan dengan : - income smoothing hipotesis - akuntansi
sumber daya manusia - akuntansi pertanggung jawaban sosial, -.riset tentang hubungan antara
variable akuntansi dengan harga saham yang didasarkan pada efficient market hypothesis

kegagalan akuntansi mengungkapkan hal ini merupakan kelemahan. akuntansi sumber daya
manusia merupakan salah satu research programmes yangmuncul berdasarkan sudut pandang
ekonomi yang berkaitan dengan aktiva, atas keyakinan bahwa; karyawan adalah salah satu
sumber ekonomi yang paling penting bagi entitas kegagalan akuntansi mengungkapkan hal ini
merupakan kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai