Anda di halaman 1dari 6

NAMA : AMALIA KHASANAH

NPM : C2C023002

MAKSI A25

Peran Filsafat Ilmu Fondasi Utama dalam Penelitian Akuntansi Multiparadigma

Paradigma Thomas Kuhn: Revolusi Pencatatan Akuntansi Dari Kas Basis Menuju Accrual Basis

Filsafat ilmu berfungsi sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu akuntansi, ilmu
meramalkan dan menjelaskan fenomena dan perilaku manusia. Dalam konteks fenomenologi
(Riyanto, 2021), filsafat adalah keterikatan manusia dengan dunia, alam, dan benda lainnya.
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang memenuhi hakikat dan kaidah suatu ilmu dengan teori-
teori yang menjelaskan dan memprediksi perilaku manusia dalam praktik akuntansi, sering
disebut dengan akuntansi perilaku.

Perkembangan akuntansi tidak lepas dari hubungannya dengan filsafat. Bidang


pemikiran terbuka, yang mewakili kekuatan utama yang dikerahkan sebagai infanteri, merupakan
kelanjutan dari mekanisme yang terus berubah yang membentuk filsafat dan ilmu pengetahuan,
mengeksplorasi dan menemukan bidang baru, sehingga berkontribusi pada pengembangan ilmu
pengetahuan. Sampai saat ini, filsafat dianggap sebagai induk segala ilmu pengetahuan.
Ontologi, epistemologi, dan aksiologi merupakan tiga bagian utama dalam dimensi pembahasan
filsafat (Ilyasin, 2016).

Pencatatan akuntansi tidak dapat dipisahkan dari dunia akuntansi. Bisnis menggunakan
catatan akuntansi ketika suatu peristiwa ekonomi terjadi dan dicatat sebagai transaksi. Awal
mula pencatatan akuntansi adalah akuntansi kas. Akuntansi kas mempunyai nilai positif karena
kemudahan penggunaan dan penerapannya sehingga mudah dipahami oleh yang
menggunakannya. Tentunya selain nilai positifnya, ada juga nilai negatif dari penggunaan
akuntansi kas. Artinya, cara ini tidak mempunyai kemampuan komunikasi yang sangat seimbang,
karena tidak tersedia informasi mengenai aktiva dan pasiva, hanya tersedia informasi mengenai
pemasukan, pengeluaran, dan Kas (Simanjuntak, 2005). Metode ini mengakui dan mencatat
transaksi hanya pada saat pendapatan dan beban terjadi, namun tidak pada liabilitas dan aset jika
menggunakan akuntansi kas. Dibandingkan dengan akuntansi akrual, akuntansi akrual mencatat
dan mencatat transaksi (tunai atau non tunai) pada saat terjadinya, serta aset dan kewajiban selalu
dicatat.

Kajian mengenai pandangan Thomas Kuhn terhadap perkembangan ilmu pengetahuan


dilakukan oleh (Alifah Putri & Iskandar, 2020), yang menggunakan gagasan Thomas Kuhn
sebagai alat analisis untuk mempertimbangkan revolusi ilmu pengetahuan secara umum. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Kuhn menganggap paradigma sebagai cara pandang, prinsip
dasar, metode, dan nilai yang digunakan untuk memecahkan masalah, yang selalu menjadi
prinsip dasar komunitas ilmiah. Paradigma memberikan acuan bagi kegiatan ilmiah dalam
tahapan ilmiah normal dan memungkinkan peneliti mengembangkannya secara lebih rinci dan
mendalam. Thomas Kuhn percaya bahwa sejarah adalah ilmu Sebagai sarana pertama untuk
menyelidiki permasalahan secara menyeluruh dari sudut pandang epistemologi ilmiah. Sebab,
kekuatan paradigma keilmuan dan revolusi keilmuan selalu menjadi penanda. Dari pembahasan
di atas terlihat jelas bahwa tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan pembahasan mengenai
gagasan Thomas Kuhn mengenai evolusi pencatatan akuntansi dari cash basis menjadi accrual
basis.

Pembahasan

Paradigma dan revolusi ilmu pengetahuan Thomas Kuhn

Kuhn menyebutnya paradigma karena kesamaan paradigma dalam komunitas ilmiah berarti
komunitas ilmiah menerima dan berbagi segalanya dengan Epistemologi memiliki poin kunci
yang disebut “paradigma”. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh Nurkhalis (2012)
menemukan bahwa terdapat banyak jenis pertanyaan yang berbeda-beda dan jenis rumusan
jawaban apa yang relevan dengan penafsiran jawaban dalam disiplin ilmu yang mempelajari
topik tersebut (Kesuma & Hidayat, 2020).

Kuhn sendiri menggambarkan paradigma ilmiah sebagai kerangka teoritis yang digunakan
sekelompok ilmuwan untuk memandang dunia. Fungsinya adalah lensa yang digunakan para
ilmuwan untuk mengamati dan memahami permasalahan ilmiah di bidangnya serta menemukan
jawaban ilmiah atas permasalahan tersebut. Paradigma ini memiliki ciri berbeda, antara lain:

a. Paradigma identic sebagai Worldview


b. Paradigma bersifat shifting

c. Paradigma menjawab Puzzle Solving

d. Paradigma dipahami sebagai revolusi ilmiah

Paradigma dan Revolusi Thomas Kuhn tentang Pencatatan Akuntasi Basis Kas menuju
Basis Akrual

Seperti yang telah dibahas sebelumnya, sejumlah perubahan telah dilakukan pada catatan
akuntansi. Menurut kajian filosofis yang dilakukan (Lako, 2004), perubahan terpenting dalam
pencatatan akuntansi adalah bahwa akuntansi awalnya ditemukan oleh orang-orang Mesir yang
bekerja sebagai pedagang di dua wilayah yaitu salesman, orang-orang tersebut mengendalikan
pembelian dan penjualan. Lainnya datang dari Italia pada tahun, ketika Italia menjadi pasar
dunia. Antara tahun 1200 dan 1400, pedagang Mesir dan Italia mensosialisasikan metode
akuntansi dengan menggunakan sistem pembukuan double-entry (Henderiksen dan Breda, 2001;
Godfrey et al. 1997 dan Belkaoui, 2000 dalam Lako, 2004).

Peranan filsafat ilmu selalu mengalami perkembangan begitupun dengan akuntansi


sebgagai suatu disiplin ilmu. Sejarah dari ilmu akuntansi menjadi titik awal bagi Thomas Kuhn
untuk melakukan pengkajian masalah fundamental epistemology keilmuan. Kuatnya paradigma
serta revolusi ilmiah adalah tanda dari sains.

Evolusi akuntansi dari cash basis menjadi accrual basis bertujuan untuk menciptakan
pencatatan yang lebih baik dan bertanggung jawab. Enam manfaat muncul dari dimensi
aksiomatik filsafat ilmu. Itulah kegunaan pengembangan dasar-dasar manajemen kearsipan
dalam dunia pemerintahan. yaitu,

(1) adanya model pencatatan baru bagi pemerintah;

(2) memberikan kerangka acuan untuk mencatat seluruh transaksi atau peristiwa ekonomi yang
terjadi; dan

(3) terciptanya akuntansi pemerintahan akrual.

(4) peningkatan pemahaman dan kepercayaan pemangku kepentingan yang membaca laporan
keuangan lembaga;
(5) memperkuat akuntabilitas kepada publik;

(6) Standarisasi format pelaporan.

Keterkaitan antara Peran Filsafat Ilmu Fondasi Utama dalam Penelitian Akuntansi
Multiparadigma dan Paradigma Thomas Kuhn: Revolusi Pencatatan Akuntansi Dari Kas
Basis Menuju Accrual Basis

Mengacu kepada paradigma Kritisme (The Critical Paradigm), Karena paradigma fungsionalis
melihat realitas dari segi struktur objektif dan paradigma kedua melihat realitas secara subjektif,
maka paradigma ini melihat realitas sosial berada di antara keduanya. Dalam paradigma kritis,
makna subjektif adalah relevan dan penting. Namun, hubungan obyektif dari juga tidak dapat
disangkal. Perhatian utama paradigma ini adalah mengungkap mitos dan ilusi, mengungkap
struktur realitas, dan menyajikan realitas apa adanya (Sarantakos, 1993).

Tujuan teori menurut paradigma ini adalah untuk membebaskan dan mentransformasikan
(Burrell dan Morgan, 1979; Chua, 1986; Sarantakos, 1993; Roslender, 1992; Triyuwono, 2003).
Paradigma kritis menyatakan bahwa suatu teori tidak cukup hanya sekedar dapat ditafsirkan,
tetapi juga harus dapat dibebaskan dan ditransformasikan. Tanpa unsur pembebasan dan
perubahan, suatu teori tidak akan pernah bisa disebut teori kritis (Triyuwono, 2006). Unsur
pembebasan dan perubahan dalam perspektif yang penting ini dapat dilihat pada tataran teori dan
praktik akuntansi. Pada tataran teoritis, hal ini sering dilakukan mulai dari aspek metodologi
hingga bentuk teori itu sendiri, yang didasarkan pada paradigma positivis sehingga dianggap
sarat dengan unsur kapitalisme yang terlihat dalam teori. Saat ini, situasi tersebut nampaknya
sangat dominan, atau bahkan meluas, dalam artian kritik sebagai penindasan. Untuk
melepaskannya, Anda perlu mengkritiknya agar bisa diubah di kemudian hari.

Kelemahan filsafat aliran positif diduga menyebabkan bidang filsafat kehilangan hubungan
kritisnya dengan ilmu pengetahuan yang menjadi landasan teori kritis. Asumsi ini menimbulkan
anggapan bahwa ilmu pengetahuan dapat berkembang dengan sendirinya dan filsafat akan
tertinggal. Habermas (1974) menjelaskan dalam (Hadi, 1998) terdapat gabungan epistemologi
dan metodologi ilmiah yang disebut saintisme. Tujuan kritik Habermas terhadap pendekatan
positif bukanlah untuk menggantikannya dengan meta-teori lain, namun untuk memasukkan
kritik-kritik ini sehingga studi yang cermat mengenai refleksi diri yang radikal menjadi
mungkin. Teori kritis muncul dari Frankfurt Institute for Social Research pada tahun 1920-an.
Tujuannya adalah untuk menggabungkan teori sosial dengan kepedulian terhadap kebebasan
manusia. Namun jika masyarakat tidak bisa bebas karena mereka mengabaikannya atau belum
menyadarinya, maka kebebasan dan partisipasi bergantung pada pengakuan adanya penahanan
pikiran manusia yang disengaja. Ciri-ciri teori kritis adalah:

1. Critical theory memiliki kedudukan khusus sebagai pedoman tindakan manusia, dalam
hal:

a. Pedoman tersebut ditujukan untuk menghasilkan pencerahan agent yang menggunakannya


untuk menentukan kepentingannya yang sebenarnya.

b. Pedoman tersebut adalah kebebasan, tidak ada jenis pemaksaan yang ditentukan sendiri yang
mengakibatkan frustrasi diri karena kesadaran adanya tindakan manusia.

2. Critical theory memiliki kandungan cognitive yaitu teori yang membentuk pengetahuan.
3. Critical theory secara epistimologi berbeda dengan teori-teori dalam ilmu pasti, yaitu
ilmu pasti adalah pengobyekan, sedangkan teori critica adalah reflective.

Kesimpulan

Peran filsafat ilmu dalam perkembangan ilmu akuntansi terbukti berkembang dengan
penggunaan filsafat ilmu untuk menggambarkan akuntansi dalam paradigma yang berbeda-beda,
dan banyak penelitian akuntansi yang menggunakan paradigma berbeda untuk membuktikan
fenomena tersebut akuntansi.

Filsafat keilmuan menjadi dasar pengembangan teori, prosedur, prinsip dan standar akuntansi
yang digunakan secara terus menerus. Penelitian ini membahas dan mengeksplorasi sejarah
akuntansi serta aspek ontologis, etika, dan heuristik dalam perkembangan catatan akuntansi .

Kajian ini memaparkan paradigma Kuhn sebagai cara pandang, prinsip fundamental, metode,
dan nilai untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang dipertimbangkan oleh komunitas
ilmiah tertentu. Sejarah akuntansi dianggap sebagai titik awal kajian isu-isu mendasar
epistemologi ilmiah . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat aspek ontologis, etika,
dan heuristik dalam persepsi akuntansi berbasis kas.
Referensi

Alifah Putri, F., & Iskandar, W. (2020). Paradigma Thomas Kuhn: Revolusi Ilmu Pengetahuan
Dan Pendidikan. Nizhamiyah, 10(2), 6.
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/view/3402
Hadi, K. (1998). AKTUALITAS FILSAFAT ILMU SEBAGAI DASAR DAN ARAH
PENGEMBANGAN ILMU AKUNTANSI. JAAI, 3(1)
Ilyasin, M. (2016). EPISTEMOLOGI PENDIDIKAN ISLAM MONOKOTOMIK: MENAKAR
MANAJEMEN PENDIDIKAN PARIPURNA BERBASIS RASIONALISTIK-
WAHYUISTIK. 3(1).
Kesuma, U., & Hidayat, A. W. (2020). Pemikiran Thomas S. Kuhn Teori Revolusi Paradigma.
Islamadina : Jurnal Pemikiran Islam, 166. https://doi.org/10.30595/islamadina.v0i0.6043
Lako, A. (2004). Peran filsafat ilmu sebagai fondasi utama dalam pengembangan ilmu (teori)
akuntansi. December
Sarantakos, S. 1993. Social Research. Melbourne: Macmillan Education Australia Pty., Ltd
Simanjuntak, B. H. (2005). Menyongsong Era Baru Akuntansi Pemerintahan Di Indonesia.
Jurnal Akuntansi Pemerintah, 1–15.
Rofi’, M. K. (2013). Kuhn : Pergeseran Paradigma dan Revolusi Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai