Anda di halaman 1dari 7

Pendahuluan Para peneliti akuntansi telah menggunakan berbagai metodologi dan teori yang berbeda untuk menguji berbagai

isu yang menarik dalam akuntansi. Dimulai pada awal 70-an, sejumlah penelitian terdahulu dikritik sebagai suatu penelitian yang tidak lengkap atau memiliki nilai yang meragukan. Wells dalam artikelnya yang prospektif (seminal article) di tahun 1976 menyanggah bahwa penelitian terdahulu merupakan langkah yang diperlukan dalam revolusi pemikiran akuntansi. Wells selanjutnya menunjukkan bahwa kejadian-kejadian dalam akuntansi terlihat mengikuti pola keberhasilan revolusi yang diuraikan Kuhn, dan dengan demikian ilmu akuntansi muncul dari kondisi krisis. Pemikiran Kuhn yang diyakini secara luas menyatakan bahwa sebuah ilmu diwarnai oleh paradigma tertentu dalam setiap waktunya. Asumsikan bahwa waktu membuat sejumlah definisi menjadi tepat, maka tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi paradigma dalam akuntansi. Langkah ini telah dilakukan pada tahun 1977 oleh American Accounting Association dengan publikasi Statement on Accounting Theory and Theory Acceptance (SATTA). Paradigma lainnya mendasarkan diri pada perilaku pasar modal dalam menyajikan wewenang empiris di mana teori akuntansi disusun dan diterapkan. Ada dua isu yang muncul sebagai akibat penerimaan saran Wells maupun SATTA. o Pertama, untuk menghilangkan kebingungan antara teori dan paradigma,

definisi yang memadai dari suatu paradigma harus: mengelompokkan teori sebagai komponen paradigma semata, membedakan paradigma yg saling bersaing - dua keterbatasan saran Wells dan SATTA. o Kedua, akuntansi seperti sebagian besar ilmu lainnya, memiliki kelemahan

sebagai suatu paradigma tunggal; jadi paradigma akuntansi pembanding perlu diidendfikasi dan diuraikan untuk memperoleh gambaran yang memadai tentang penetapan akuntansi.

Konsep Paradigma 1. Perubahan Revolusioner Teori, dan Paradigma Punctuated Equilibrium Sejarawan mengajukan sebuah gagasan yang berbeda dari evolusi yang dikenal sebagai punctuated equilibrium: sebuah altematif di antara periode-periode yang panjang dengan infrastruktur yang stabil dan meningkatnya penyesuaian serta peringkasan periode revolusioner yang bergolak (Niles Eldredge dan Stephen Gould). Pada dasamya, "garis keturunan muncul dalam bentuk equilibrium seperti bentuk-bentuk terdahulu dan spesies baru muncul dengan tiba-tiba, melalui perubahan yang secara tiba-tiba menyela (punctuation) proses yang ada (seperti dalam model Darwin - seleksi alam yang akan menseleksi kemampuan varian baru tersebut)". Dalam peraga 8.1, model punctuated equilibrium diuraikan ke dalam enam teori termasuk teori individu, grup, organisasi, bidang ilmu, spesies biologis, dan teori induk (grand theory). Untuk masing-masing teori, punctuated equilibrium menawarkan tiga komponen pokok yaitu: struktur yang mendalam, periode keseimbangan, dan periode revolusioner.

Penekanan dalam bab ini adalah aplikasi paradigma puntuated equilibrium (penyela keseimbangan) dalam bidang ilmu secara umum dan dalam bidang akuntansi secara khusus.

Akuntansi Merupakan Sain dengan Multi Paradigma


1. Perubahan revolusioner, teori-teori, dan paradigma ekuilibrium tersela

Darwinisme dengan pemikirannya mengenai perubahan yang bertambah dan komulatif sangat jauh dari memadai untuk menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi pada disiplin dan pertumbuhan ilmu pengetahuan. Sebagai gantinya, para pakar ilmu alam

menawarkan susatu pemikiran mengenai evolusi yang berbeda yang dikenal sebagai ekuilibrium tersela, yang artinya adalah suatu alternatif diantara periode-periode waktu yang lama dengan insfrastruktur yang stabil dan tambahan adaptasi dan periode-periode pergolakan revolusioner yang singkat. Pada dasarnya garis keturunan memiliki bentuk dasar yang statis(ekuilibrium) di sebagian besar sejarah mereka dan spesies-spesies baru muncul secara mendadak, melalui penyelaan perubahan yang cepat secara revolusioner dan tiba-tiba. Setiap teori ekuilibrium tersela menawarkan tiga komponen utama, yaitu; struktur yang dalam, periode ekuilibrium, dan periode-periode revolusioner.

2. Teori Umum Kuhn tentang revolusi ilmiah Suatu teori tentang revolusi ilmiah akan berfokus pada kemajuan dari ilmu pengetahuan dan motivasi dari kemajuan tersebut. Pekerjaan Thomas Kuhn berfokus pada kemajuan dari ilmu pengetahuan dalam suatu disiplin ilmu tertentu dari ilmu pengetahuan umum. Di kebanyakan buku ini istilah paradigma digunakan dalam dua arti yang berbeda. Di satu sisi, iaa memiliki arti keseluruhan kumpulan keyakinan, nilai, dan teknik yang dibagi bersama oleh para anggota dari suatu komunitas tertentu. Sedangkan disisi yang lain ia merupakan sejenis elemen dari kumpulan tersebut, solusi teka-teki yang konkrit dimana jika dipergunakan sebagai model atau contoh, dapat menggantikan atura-atura eksplisit sebagai sebuah dasar bagi solusi bagi teka-teki yang masih tersisa dalam ilmu pengetahuan umum. Paradigma-paradigma ini tidak tetap dominan untuk selamanya. Terdapat beberapa anomali yang diketahui. Anomali tersebut merupakan suatu hal yang tidak dapat diperbaiki. Apa yang sebenarnya terjadi selama periode krisis tidak diketahui dengan jelas. H. Gilman McCann mengusulkan tingkat karakteristik teoritis dan pekerjaan kuantitatif berikut ini yang dikaitkan dengan periode-periode awal dan akhir dari suatu ilmu pengetahuan normal; a. Tingkat dari pekerjaan teoritis akan naik seiring engan perkembangan revolusi. Kenaikan ini terdiri atas (1) peningkatan tingkat pekerjaan teoritis di antara para pengikut dari paradigma yang ditentukan, dan (2) suatu tingkat pekerjaan teoritis dari para pengikut paradigma baru yang pada awalnya tinggi, kemudian selanjutnya diikuti

oleh suatu penurunan setelah keberhasilan dari paradigma baru tersebut telah dapat dipastikan. b. Pergeseran kepada paradigma baru akan lebih dahulu terjadi pada makalah-makalah teoritis dibandingkan dengan yang lain.
c. Tingkat pekerjaan kuantiatif akan meningkat seiring dengan perkembangan revolusi.

Peningkatan ini terdiri atas (1) peningkatan, kemungkinan selanjutnya diikuti oleh penurunan, pada tingkat pekerjaan diantara para pengikut dari paradigma yang ditentukan, dan (2) suatu tingkat pekerjaan kuantitatif yang tinggi pada awalnya diantara para pendukug dari paradigma baru, kemudian kemungkinan diikuti oleh suatu penurunan setelah paradigma baru tersebut barhasil dan masalah-maslah baru muncul kepermukaan.
d. Pergeseran kepada paradigma baru akan lebih dahulu terjadi diantara makalah-makalah

kuantitatif daripada yang lain. e. Peningkatan tingkat pekerjaan kuantitatif akan paling nyata terlihat diantara makalahmakalah teoritis. f. Akan terjaadi peningkatan jumlah penulis seiring dengan perkembangan revolusi. g. Akan terjadi peningkatan produktivitas dari para penulis seiring dengan kemajuan revolusi. h. Pergeseran kepada paradigma baru akan lebih dahulu terjadi diantara makalah-makalah dari penulis yang lebih muda dibanding makalah-makalah dari penulis yang lebih tua. i. Para pendukung dari paradigma baru akan lebih muda dari para pembela paradigma yang lama. j. Akan terdapat beberapa makalah netral. k. Proporsi dari penghargaan kepada para penulis yang mendukung paradigma baru akan meningkat selama revolusi terjadi. Semua hulum dan dalil akan menjadi subyek dari kesaksian empiris. Akan tetapi, penolakan akhir dari satu paradigmademi paradigma yang lain tidak sepenuhnya

bergantung pada bukti empiris belaka. Faktor-faktor non logis, termasuk pandanganpandangan metafisik, posisi filosofis, etnosentrisme, nasionalisme, karakteristik sosial dari komonitas ilmiah, mungkin memiliki pengaruh pada keputusan yang diambil. Dominasi dari paradigma baru ini didukung oleh pengakuan yang diberikan oleh para pendukungnya. Pengakuan inilah, dan bukannya uang atau kekuasaan, yang akan menjadi faktor pemberi motivasi bagi para peneliti dalam paradigma dan komonitas ilmiah tertentu. Pada umumnya, peneerimaan suatu hadiah oleh seorang individu atau suatu komunitas memiliki arti semacam pengakuan atas status dari donor dan adanya suatu jenis hak timbal-balik dalam ilmu pengetahuan.penerimaan panuskrip-manuskrip hasil kontribusi oleh jurnal-jurnal ilmiah akan meningkatkan status donor sebagai seorang ilmuan dan memang, statu sebagai seorang ilmuan hanya dapat dicapai dengan banyak memberikan hadiah dan hal ini akan memastikan gengsinya dimata komunitas ilmiah. Pengakuan mengenai orisinalitas menjadi kesaksian yang telah divalidasikan secara sosial bahwa seseorang telah berhasil menjalani persyaraan yang paling sulit dari peran seorang ilmuan. Citra diri dari seorang ilmuan juga akan sangat bergantung pada penilaian dari rekan ilmuan sejawatnya mengenai sampai sejauh mana ia telah menjalani aspek yang sulit dan sangat penting dari perannya tersebut. Dengan pengakuan sebagai suatu sasaran ataupun sebagai tanda pekerjaan yang telah dilakukan dengan baik, para peneliti dalam paradigma yang dominan, dan paradigma lain yang masih berjuang, mengomunikasikan informasi yang mereka miliki baik melalui saluran-saluran komunikasi resmi untuk pengakuan institusional maupun melalui komunnikasi tidak langsung untuk pengakuan dasar. 3. Pandangan dari Ritzer mengenai banyaknya paradigma yang diterapkan pada akuntansi Hal utama dari teori ini mengenai revolusi ilmiah adalah definisi yang tepat dari konsep suatu paradigma. Penggunaan istilah ini oleh Kuhn memiliki arti yang berbeda dan tidak konsisten. Definisi sempit yang diberikan oleh epilog dari edisi kedua bukunyamasih dianggap kabur. Pandangan dari Kuhn bahwa pardigma mengalami kenaikan dan penurunan dari akibat dari faktor-faktor politismenjadi pandangan yang melihat bahwa suatu paradigma lebih unggul dari paradigma yang lain karena alasan-alasan yang benar, termasuk akurasi, ruang lingkup, kesederhanaan,keberasilan, dan sejenisnya. George

Ritzer yang menentang dengan mendukung pandangan pertama dan berpendapat bahwa munculnya paradigma pada dasarnya adalah merupakan sebuah fenomena politis. Ia menyatakan : suatu paradigma lebih unggul dari yang lain karena pendukungnya memiliki lebih banyak kekuasaan daripada mereka yang mendukung paradigma-paradigma lawan dan bukanya karena paradigma mereka lebih baik daripada para pesaingnya.

Hanya sedikit yang setuju dengan argumentasi dari Ritzer tentang pandangan yang pertama dan juga berpendapat bahwa alasan yang dikemukakan dalam pandangan yang kedua adalah bergantung pada paradigma. Suatu paradigmaadalah sebuah gambaran fundamental dari subjek permasalah yang terdapat di dalam suatu ilmu pengetahuan. Ia berfungsi untuk mendefinisikan apa yang seharusnya ditanyakan, dan aturan-aturan apa sajakah yang harus diikuti dalam menginterpretasikan jawaban yang diperoleh.

Komponen-komponen dasar suatu paradigma yang muncul dari definisi Ritzer : 1. Suatu contoh, atau suatu bagian pekerjaan yang menjadi sebuah model bagi mereka yang bekerja didalamparadigma 2. Suatu gambaran dari subjek permasalahan 3. Teori 4. Metode dan instrumen. Ritzer untuk menganalisis komunitas-komunitas atau sub komunitas ilmiah

dalamakuntansi dengan asumsi bahwa: 1. Akuntansi tidakmemiliki suatu paradigma tunggalyang komprehensif dan merupakan suatu ilmu pengetahuan multi paradigma, dan 2. Masing-masing paradigma akuntansi ini berusaha untuk mendapatkan penerimaan, bahkan dominasi atas disiplin ilmu yang bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai