Anda di halaman 1dari 25

KELOMPOK 3

Paradigma
Thomas Kuhn
Putri Nabila Azani (485408)
Alifiah Nur’izza Rachmah (485512)
Sri Mariati (485525)
Susan Salsabila Fadiyah Salma (485605)
Dini Fadillah (485694)
Materi
TOPIK PRESENTASI

Theories as structures
Introducing Thomas Kuhn
Paradigms and normal science
Crisis and revolution
The function of normal science and revolutions
The merits of Kuhn's account of science
Kuhn's ambivalence on progress through
revolutions
Objective knowledge
1. Theories as structure
Penjelasan induktivis dan falsifikasionis tentang ilmu berfokus pada
hubungan antara teori dan hasil pengamatan individu, namun hal ini
dinilai kurang dapat memahami secara kompleks tentang cara
pengembangan teori.
Untuk membuat suatu kesimpulan tentang ilmu pengetahuan harusnya
dimulai dari pemahaman tentang kerangka teoritis dan penting untuk
memandang teori sebagai suatu struktur yang berasal dari sejarah ilmu
pengetahuan. Struktur dari keilmuan inilah yang tidak ditangkap oleh
orang-orang aliran induktivis dan falsifikasionis.

Misalnya : konsep "massa" pada hukum Newton memiliki makna yang lebih
tepat jika dibandingkan dengan konsep demokrasi.
Makna suatu konsep, presisi serta tingkat koherensi
struktur teori, dapat dinilai sebagai hal keterbatasan
dari konsep tersebut. Cara agar suatu konsep
memperoleh maknanya adalah melalui suatu definisi.
Definisi ini harus ditolak dahulu sebagai cara dasar
untuk menetapkan makna. Karena konsep hanya dapat
didefinisikan dalam istilah konsep lain, dimana makna
tersebut diberikan.
Misal : Pada teori Newton, saat Newton tidak dapat
mendefinisikan massa atau gaya dalam istilah konsep
yang tersedia pada teori sebelumnya. Maka perlu untuk
melampaui batas kerangka konseptual yang lama
dengan mengembangkan kerangka konseptual yang
baru.
Contoh lain :
Teori Faraday tentang konsep medan listrik. Ketika konsep
itu pertama kali diperkenalkan, konsep sangat kabur, dan
diartikan dengan bantuan analogi mekanis yang melibatkan
hal-hal seperti string yang diregangkan dan penggunaan
metaforis dari istilah-istilah seperti "ketegangan", "kekuatan"
dan "kekuatan". Konsep medan menjadi semakin lebih baik
didefinisikan sebagai hubungan antara medan listrik dan
besaran elektromagnetik lainnya menjadi lebih jelas
ditentukan.
Ketika Maxwell memperkenalkan teori terkait arus
perpindahan. Teori sebelumnya akan menjadi lebih koheren
sehingga dapat menentukan hubungan timbal balik antara
semua besaran elektromagnetik.
2. Introducing Thomas Kuhn
Kuhn mementingkan sejarah ilmu sebagai titik tolak penyelidikan. Penjelasan Kuhn
tentang ilmu kemudian dikembangkan sebagai upaya untuk memberikan teori yang lebih
sesuai dengan situasi historis yang dilihatnya.
Kunci dari teori Kuhn adalah penekanan pada karakter revolusioner kemajuan ilmiah,
dimana sebuah revolusi melibatkan situasi dimana ditinggalkannya satu struktur teoritis
lalu dicari teori penggantiannya. Fitur penting lainnya adalah peran yang dimainkan oleh
peneliti dalam komunitas ilmiah.
Kuhn berpendapat bahwa perkembangan atau kemajuan ilmiah itu bersifat revolusioner,
bukan kumulatif sebagaimana anggapan sebelumnya. Revolusi ilmiah itu pertama-tama
menyentuh wilayah paradigma, yaitu dengan cara pandang terhadap dunia dan contoh-
contoh prestasi atau praktek ilmiah yang konkret.
Cara Kerja Paradigma dan Terjadinya
Revolusi Ilmiah Menurut Kuhn

1 2 3 4 5
NEW NORMAL
PRE- NORMAL CRISIS REVOLUTION
SCIENCE DAN
SCIENCE SCIENCE

NEW CRISIS

Aktivitas yang tidak ilmuwan


Terjadi anomali, krisis diselesaikan Paradigma baru ini, yang
teratur menjadi mengembangkan dan munculnya ketika paradigma baru dinilai dapat mengatasi
terstruktur ketika paradigma sebagai krisis. Paradigma muncul, akhirnya kesulitan, mengarahkan
dianut oleh suatu model ilmiah yang paradigma asli yang aktivitas normal science
mulai diperiksa dan
digelutinya secara sarat masalah akan yang baru. Hingga
komunitas ilmiah. dipertanyakan.
mendalam. Ilmuwan ditinggalkan. Proses paradigma ini juga akan
terdiri dari asumsi Para ilmuwan mulai
tidak bersikap kritis peralihan dari mengalami masalah serius
teoritis umum dan keluar dari jalur paradigma lama ke dan mengalami krisis baru
terhadap paradigma
hukum serta teknik ilmu normal. paradigma baru inilah yang nantinya akan diikuti
yang membimbing dengan hasil revolusi
penerapannya yang dinamakan
aktivitas ilmiahnya. ilmiah yang baru pula
revolusi ilmiah.
Paradigma
Kuhn memakai istilah “paradigma” untuk menggambarkan sistem
keyakinan yang mendasari upaya pemecahan teka-teki di dalam
ilmu. Dengan memakai istilah “paradigma”, ia bermaksud
mengajukan sejumlah contoh yang telah diterima tentang praktek
ilmiah nyata, termasuk di dalamnya hukum, teori, aplikasi, dan
instrumentasi, yang menyediakan model-model, yang menjadi
sumber konsistensi dari tradisi riset ilmiah tertentu.
Contohnya : Hukum gerak Newton merupakan bagian dari
paradigma Newton dan persamaan Maxwell merupakan bagian
dari paradigma yang membentuk teori elektromagnetik klasik.
Paradigma juga akan mencakup cara-cara standar untuk
menerapkan hukum-hukum dasar pada berbagai jenis situasi.
Misalnya, paradigma Newton akan mencakup metode penerapan
hukum Newton pada gerak planet, bandul, tumbukan bola bilyar,
dan sebagainya.
Fokus pemikiran Kuhn menentang pendapat golongan realis yang
mengatakan bahwa sains-fisika dalam sejarahnya berkembang melalui
pengumpulan fakta-fakta bebas konteks. Menurut Kuhn, paradigma
ilmu adalah suatu kerangka teoritis, atau suatu cara memandang dan
memahami alam, yang telah digunakan oleh sekelompok ilmuwan
sebagai pandangan dunia (world view) nya.
Paradigma ilmu berfungsi sebagai lensa yang melaluinya ilmuwan
dapat mengamati dan memahami masalah-masalah ilmiah dalam
bidang masing-masing dan jawaban-jawaban ilmiah terhadap
masalah-masalah tersebut.
Paradigma ilmu dapat dianggap sebagai suatu skema kognitif yang
dimiliki bersama. Sebagaimana skema kognitif memberi individu suatu
cara untuk mengerti alam sekeliling, maka suatu paradigma ilmu
memberi sekumpulan ilmuwan suatu cara memahami alam ilmiah. Bila
seorang ilmuwan memperhatikan suatu fenomena dan menafsirkan

Paradigma
apa makna yang diobservasi itu, ilmuwan itu menggunakan suatu
paradigma ilmu untuk memberi makna bagi pemerhatiannya/yang
diobservasi itu.
Paradigma
Kuhn menyimpulkan bahwa faktor historis yakni faktor non-
matematis-positivistik, merupakan faktor penting dalam bangunan
paradigma keilmuan secara utuh. Temuan Kuhn ini, dengan begitu,
memperkuat alur pemikiran bahwa sains bukannya value-neutral,
seperti yang terjadi dalam pemecahan persoalan-persoalan
matematis, tetapi sebaliknya ilmu pengetahuan sesungguhnya
adalah value laden, yang erat terkait dengan nilai-nilai sosio-
kultural, nilai-nilai budaya, pertimbangan politik praktis dan lain
sebagainya.
Atas pandangannya yang meyakini bahwa ilmu memiliki
keterkaitan dengan faktor subjektifitas, dalam arti kontruksi sosio-
kultural dari komunitas ilmiah yang berwujud paradigma ilmu,
filsafat ilmu Kuhn disebut oleh kalangan positivis sebagai
psychology of discovery, yang dibedakan dengan logic of discovery
sebagaimana positivis.
Paradigma
Bagi Kuhn, paradigma lah yang menentukan
jenis-jenis eksperimen yang dilakukan para
ilmuwan, jenis-jenis pertanyaan yang mereka
ajukan, dan masalah yang mereka anggap
penting.
Aliran-aliran dalam psikologi
memandang MOTIVASI dengan
berbeda-beda pada individu
(Psikoanalisis, Behavioristik,
Humanistik)
(FREUD, B.F SKINNER, ABRAHAM MASLOW)
Normal Science
Kuhn menggambarkan normal science sebagai aktivitas pemecahan
teka-teki/puzzle-solving yang diatur oleh aturan paradigma. Teka-teki
akan bersifat teoretis dan eksperimental.
Contoh:
Dalam paradigma Newton, misalnya, teka-teki teoretis yang khas
melibatkan perancangan teknik matematika untuk menangani gerakan
planet yang tunduk pada lebih dari satu gaya tarik, dan mengembangkan
asumsi yang cocok untuk menerapkan hukum Newton pada gerakan
cairan.
Teka-teki eksperimental termasuk peningkatan akurasi pengamatan
teleskopik dan pengembangan teknik eksperimental yang mampu
menghasilkan pengukuran konstanta gravitasi yang andal. Ilmuwan
normal/normal scientist mengandaikan bahwa paradigma menyediakan
sarana untuk solusi dari teka-teki yang diajukan di dalamnya.
Normal Science
Dalam wilayah “normal science” ini bisa saja ada banyak persoalan
yang tidak dapat terselesaikan, dan bahkan inkonsistensi. Inilah keadaan
yang oleh Kuhn disebut anomali, keganjilan-keganjilan, ketidaktepatan,
penyimpangan-penyimpangan dari yang biasa. Suatu keadaan yang
sering kali tidak dirasakan bahkan tidak diketahui oleh para pelaksana di
lapangan.
Kebiasaan memecahkan persoalan lewat cara-cara yang biasa
berlaku secara konvensional, cara-cara standar, cara-cara yang sudah
terbakukan dan mapan, ingin tetap dipertahankan oleh para praktisi yang
ada di lapangan. Oleh karena terkurung oleh rutinitas, para praktisi
tersebut biasanya dan sering kali tidak menyadari adanya anomali-
anomali yang melekat dalam wilayah “normal science”. Anomali-anomali
tidak dapat dipecahkan secara tuntas dalam wilayah “normal science”.
Hanya kalangan peneliti serius tertentu, para pengamat, dan kritikus
yang secara relatif mengetahui adanya anomali tersebut.
CRISIS & REVOLUTION

Kegagalan akan ditemui dalam suatu


paradigma dan apabila mencapai tingkat yang
serius akan menimbulkan krisis yang serius bagi
paradigma, kemudian dapat mengarah pada
penolakan dan penggantian dengan alternatif
yang tidak kompatibel.
Anomali dalam Paradigma
Kuhn mengakui bahwa paradigma akan selalu menemui kesulitan (anomali).
Pada kondisi-kondisi khusus anomali dapat berkembang dan merusak
kepercayaan dalam suatu paradigma. Sebuah anomali dianggap sangat
serius jika:
Anomali ditemukan dalam hal yang bersifat fundamental (sangat
penting) dari suatu paradigma.
Anomali juga kembali dianggap serius jika mereka penting sehubungan
dengan beberapa kebutuhan sosial yang mendesak (contoh: ptolemaic
astronomi dan kebutuhan akan reformasi kalender pada masa
Copernicus).
Jumlah anomali yang serius adalah faktor yang mempengaruhi timbulnya
krisis.
Periode Krisis

Percobaan pemecahan
Kemunculan Periode "Pronounced
masalah
anomali Professional Insecurity"

Pemecahan masalah semakin
Ketika anomali dipandang
radikal dan aturan yang
sebagai masalah serius
ditetapkan oleh paradigma
bagi sebuah paradigma.
untuk solusi masalah menjadi

Perselisihan
semakin longgar.

filosofis, metafisik

dan pertahanan
inovasi antar
Ilmuwan mengungkapkan Status
Revolusi ilmuwan
ketidakpuasan dan kegelisahan meragukan

atas paradigma yang berkuasa. paradigma


Perubahan kesetiaan ilmuwan dari satu paradigma ke alternatif

Prioritas Ilmuwan untuk berbagai faktor

Faktor-faktor tersebut mencakup: kesederhanaan, hubungan dengan beberapa kebutuhan


sosial yang mendesak, kemampuan untuk memecahkan beberapa jenis masalah, dsb.
(contoh: seorang ilmuwan mungkin tertarik pada teori Copernicus karena kesederhanaan
fitur matematika tertentu, karena di dalamnya ada kemungkinan reformasi kalender, dan
sebagian mungkin menolak Copernicanisme karena alasan agama.

Pendukung paradigma saingan menganut standar dan prinsip metafisik yang


berbeda.

Dinilai oleh standarnya sendiri, paradigma A mungkin dinilai lebih unggul dari
paradigma B, dan sebaliknya.
Revolution
Sebuah revolusi ilmiah sesuai dengan pengabaian dari satu paradigma dan adopsi
yang baru, bukan dengan ilmuwan individu saja tetapi oleh komunitas ilmiah yang
relevan secara keseluruhan. Semakin banyak ilmuwan individu yang berpindah ke
paradigma baru untuk berbagai alasan, ada "peningkatan pergeseran dalam distribusi
profesional".

Jika revolusi berhasil, pergeseran ini akan menyebar sehingga mencakup mayoritas
komunitas ilmiah yang relevan, hanya menyisakan beberapa perbedaan pendukung.
Bagaimanapun, mereka pada akhirnya akan gugur.
KESIMPULAN
The function of normal science and revolutions
The merits of Kuhn's account of science
Kuhn's ambivalence on progress through revolutions
Objective knowledge
Karakteristik ilmu pengetahuan lebih dari deskriptif atau
penggambaran teori/paradigma ilmiah yang dilakukan oleh para
ilmuwan.
Jika semua ilmuwan tetap normal science, beberapa keilmuwan
akan terjebak dalam paradigma tunggal dan tidak akan pernah
berkembang.
Tidak ada paradigma yang sempurna.
Ketika anomali menjadi serius (crisis), langkah revolusioner untuk
mengganti seluruh paradigma dengan yang paradigma lain
menjadi penting untuk kemajuan ilmu pengetahuan.
Kemajuan ilmu pengetahuan tidak hanya melibatkan akumulasi
fakta dan hukum yang dikonfirmasi, tetapi terkadang juga
melibatkan penggulingan satu paradigma dan penggantiannya
oleh yang baru
Ada lebih banyak revolusi ilmiah dari sudut pandang Kuhn.
Sebuah revolusi tidak hanya melibatkan perubahan dalam hukum
umum tetapi juga perubahan dalam cara memandang realita dan
standar yang dibawa dalam menilai teori
Masalah dapat berubah dari paradigma ke paradigma dan
standar yang dibawa untuk memformulasikan solusi untuk
menjawab masalah, juga akan bervariasi
Kuhn menyatakan bahwa paradigma baik atau tidak, bergantung
pada nilai-nilai individu, kelompok atau budaya yang membuat
penilaian
Kuhn percaya pada kemajuan ilmiah, ia meyakini bahwa
perubahan paradigma pada seorang ilmuwan tidak dapat dibawa
oleh argumen rasional yang mengacu pada kriteria yang diterima
secara umum
Menurut Kuhn, cara menemukan hakikat dari ilmu adalah dengan
cara memeriksa sifat kelompok ilmiah, menemukan apa yang
dihargainya, apa yang ditoleransinya, dan apa yang
diremehkannya (intrinsically sociological).

Perubahan dari satu paradigma ke paradigma lain diidentikkan


dengan perubahan yang terjadi di dalam pikiran atau otak
seorang ilmuwan ketika dia mengubah kesetiaan dari satu ke yang
lain. Identifikasi inilah yang menyebabkan kebingungan
Chalmers menyarankan untuk menghapus pembicaraan tentang
peralihan gestalt dan konversi agama dan berfokus pada
karakterisasi objektif dari paradigma dan hubungan di antaranya
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai