Anda di halaman 1dari 4

HALO SAHABAT STEAM

Ini adalah postingan pertamaku, perkenalkan nama Saya Dewi Rahmah, semoga
tulisan ini bermanfaat, terima kasih.

Thomas Kuhn
Halo sahabat steam, kali ini saya ingin memaparkan historisme Thomas
Kuhn. Namun sebelum itu, kita bahas sedikit sosok Thomas Kuhn. Thomas Kuhn
dikenal sebagai seorang sejarawan dan sosiologi ilmu. Betapa banyaknya karya
Thomas Kuhn, namun hasil karyanya yang berjudul “The Structure of Scientific
Revolution” yang cetakan pertamanya pada tahun 1962 mampu mendapatkan
sambutan hangat dari para ilmuan dan membawa perubahan yang signifikan
dalam mengemukakan konsep paradigma.

Historisme Paradigma: Thomas Kuhn


Berdasarkan historisisme paradigma menurut pandangan Kuhn terdapat
empat tahap dalam perkembangan suatu ilmu antaranya: pra-paradigma,
paradigma, ilmu normal (normal science), dan anomali. Namun perlu kita ketahui
bahwa paradigma menurut Kuhn ialah seperangkat kepercayaan yang memandu
seseorang dalam mewujud tindakan-tindakan yang berada, baik tindakan pada
kehidupan sehari-hari maupun dalam usaha memperoleh informasi ilmiah.

1
Pertama, pra-paradigma, suatu era yang belum menemukan teori, metode
dan aktivitas ilmiah lainnya yang hanya mampu mengandalkan kreativitas tanpa
merujuk pada kerangka teoritikal serta apa adanya dalam menyelesaikan masalah
yang dialami oleh masyarakat primitif.
Kedua, paradigma, suatu era yang penuh dengan sejumlah teori, metode,
fakta, dan eksperimen-eksperimen yang bersifat koheren serta telah disepekati
bersama sehingga menjadi pegangan para ilmuan dalam melakukan kegiatan
ilmiah.
Ketiga, ilmu normal, suatu isyarat yang menyangkut adanya aktivitas
penelitian yang bersumber pada pencapaian ilmiah (scientific achievements)
dimasa lalu, pencapaian yang dimaksud ialah pencapaian-pencapaian para filsuf
ilmu selaku pemberi insiprasi pada suatu era dalam bidang tertentu. Tentunya
ilmu normal memiliki dua ciri-ciri penting, yang pertama ilmu normal yang
bersifat baharu, adanya kegiatan ilmiah yang berjalan sebagai rujukan para
ilmuan, dan yang kedua ilmu normal bersifat terbuka, adanya problema yang akan
dipecahkan secara alamiah.
Keempat, anomali, suatu fase krisis atau penyimpangan yang
memungkinkan adanya paradigma baru karena paradigma lama tidak mampu
merelevansi bahkan memecahkan masalah terhadap ilmiah baru. Inilah risiko dari
anomali dapat melahirlah perubahan ilmu yang disebut revolusi. Revolusi yang
dimaksudkan ialah sebuah situasi yang adanya pergantian paradigma yang tidak
lagi relevan dengan kebutuhan aktual. Dari pengalamannya Khun menyimpulkan
revolusi ilmu pengetahuan (plural scientific revolutions) sebagai serangkaian
perubahan situasi secara revolusioner bukan secara kumulatif, namun paradigma
pada setiap era berbeda dan selaras dengan intelektualnya.

2
Contoh Revolusi Ilmu Pengetahuan

Mari kita membahas mengenai contoh revolusi ilmu pengetahuan, dalam


contoh ilmu pengetahuan khususnya tentang kimia dapat dilihat dari sejarah atom.
Dahulu “atom dipahami sebagai satuan dasar materi yang paling kecil sehingga
tidak bisa lagi dibagi menjadi bagian lain”. Namun, kini “atom telah dipahami
sebagai satuan dasar materi yang dapat dibagi dan terdiri dari inti atom (proton
dan neutreon)”. Telah diketahui adanya perubahan yang terus menerus terjadi

3
dalam ilmu pengetahuan karena bersifat tidak mutlak, namun berbeda dengan
ilmu filsafat yang tidak dapat dibantah karena bersifat spekulatif.

Referensi

Muslih, Mohammad. (2004). “Filsafat Ilmu: Kajian atas Asumsi Dasar,


Paradigma, dan kerangka Teori Ilmu Pengetahuan”. Yogyakarta: Belukar.
Poespowardojo, Soerjanto, Seran, Alexander. (2015). “Filsafat Ilmu
Pengetahuan: Hakikat Ilmu Pengetahuan, Kritik terhadap Visi Positivisme
Logis, serta Implikasinya”. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Solaiman, Darwis A. (2019). “Filsafat Ilmu Pengetahuan”. Aceh: Bandar
Publishing.

Anda mungkin juga menyukai