Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MATA KULIAH FILSAFAT

Dosen Pengampu :

Dewi Arum Nawang Wungu

Disusun oleh:

Athya Nailufara 225120501111004


Elysia Akbar 225120501111003

Rwanda Darigha Ananty 225120501111005

Fikri Azizi 225120501111006

Rischa Rara Handhani 225120501111002

UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah mata kuliah filsafat mengenai pemikiran tokoh Thomas Kuhn
tepat pada waktunya.

Adapun makalah ini kami susun dengan niat serta tekad yang kuat agar
tersampainya dengan baik materi yang telah kami susun. Untuk itu, semoga Tuhan
Yang Maha Esa merahmati serta memberkati materi ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari kelompok kami,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kamu dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Malang, 20 November 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………..…………………….………………………………......1
Daftar Isi..…...………………………………………………………………….....2

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.………………………………………………………………..3
1.2 Rumusan Masalah….………………………………………………………….3
1.3 Tujuan Penulisan………………...………………………………………….....3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Paradigma Thomas Kuhn………………………………………….....4
2.2 Revolusi Ilmiah Menurut Thomas Kuhn……………………………………...5
2.3 Korelasi Paradigma Thomas Kuhn dan Revolusi Ilmiah Terhadap Penolakan
Positivisme..............................................................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan…………………………..………………………………………..8
3.2
Saran………………………………………………………………………………8

DAFTAR
PUSTAKA………………...……………………………………………………...9

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang akan terus berkembang seiring waktu
berjalan. Salah satu dari contoh ilmu pengetahuan adalah pemahaman. Pemahaman
merupakan sebuah kemampuan dari seseorang untuk menangkap makna dan arti
dari bahan yang dipelajari. Tentunya, pemahaman juga dapat mengalami
perkembangan. Pemahaman yang lama lambat laun akan tergantikan oleh pemahan
baru yang bermunculan di era yang baru. Hal ini disebabkan oleh pemahaman lama
yang sudah tidak relevan lagi untuk mengatasi permasalah yang terjadi saat ini.
Bahkan pemahaman baru juga dapat membantah pemahan lama yang ternyata
salah. Thomas Khun merupakan seorang filsuf yang sering dikenal dengan
pemahaman konsep paradigma dan revolusi ilmiah. Oleh karena itu, jika topik
materi yang dibahas berhubungan dengan pergeseran paradigma, maka kurang
lengkap jika tidak membawa pemikiran-pemikiran jenius dari Thomas Khun.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa yang dimaksud dengan konsep paradigma Thomas Kuhn?
b. Apa revolusi ilmiah menurut Thomas Kuhn?
c. Apa korelasi paradigma Thomas Kuhn dan revolusi ilmiah terhadap
penolakan positivisme?

1.3 Tujuan Penulisan


Untuk menjelaskan konsep pemikiran Thomas Kuhn dalam filsafat ilmu
mengenai positivisme serta mengetahui korelasi paradigma dan revolusi ilmiahnya.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Paradigma Thomas Kuhn


Konsep paradigma menurut Kuhn berhubungan erat dengan ilmu sains normal.
Dengan memahami apa itu sains normal terlebih dahulu, nantinya konsep
paradigma Kuhn dapat dipahami lebih dalam. Sains normal adalah sebuah riset atau
penelitian yang dasarnya adalah beberapa penemuan ilmiah terdahulu. Kemudian
oleh ilmuwan pada satu masa tertentu, suatu sains normal dijadikan sebagai
landasan dasar (fondasi) untuk melakukan praktek penelitian berikutnya.
Sebagai contoh, penemuan para ilmuwan yang termuat dalam mahakarya
penelitiannya seperti Physica oleh Aristoteles, Principia oleh Newton dan lain
sebagainya. Karya-karya mereka pada satu masa tertentu dipakai secara mutlak
untuk menentukan masalah-masalah yang sah dan disaat yang bersamaan turut
menentukan metode-metode riset atau penelitian bagi generasi berikutnya. Kuhn
mengatakan ada dua karakteristik esensial yang menjadikan karya-karya mereka
diterima dan sangat popular digunakan. Pertama, penemuan yang mereka temukan
adalah suatu hal yang sama sekali baru, belum pernah ada penelitian yang serupa
sebelumnya. Kedua, penemuan mereka bersifat terbuka dengan menunjukkan
metode-metodenya sehingga ini membantu ilmuwan untuk menemukan suatu
masalah untuk kemudian dicari cara pemecahannya yang jauh lebih baik.
Penemuan-penemuan yang memiliki dua karakteristik tersebut disebutkan oleh
Kuhn sebagai sebuah “Paradigma”.
Paradigma adalah contoh-contoh praktik ilmiah nyata yang meliputi hukum,
teori, aplikasi dan instrumen yang menunjukkan model-model. Nantinya paradigma
ini akan menjadi sumber munculnya tradisi-tradisi tertentu dalam suatu riset atau
penelitian ilmiah. Dapat dikatakan bahwa paradigma adalah sebuah aturan main
(rule of game) yang menentukan posisi seorang ilmuwan. Selain itu, paradigma juga
berperan dalam menentukan permasalahan yang dianggap memiliki relevansi
terhadap suatu hal dan penting untuk dilakukan penelitian. Tak hanya itu,
paradigma juga menentukan metode apa yang dianggap cocok dalam meneliti

4
permasalahan tersebut dan dapat menentukan cara pandang seseorang terhadap
suatu permasalahan.
Kuhn sepakat bahwa akumulasi ilmu pengetahuan memiliki peran yang penting
dalam kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, perubahan besar dalam ilmu
pengetahuan sesungguhnya dapat terjadi akibat adanya revolusi. Dalam teori milik
Kuhn mengenai terjadinya perubahan besar (revolusi) ilmu pengetahuan, ia
mengamati suatu ilmu pada satu masa tertentu didominasi oleh paradigma tertentu.
Paradigma ditafsirkannya sebagai citra mendasar tentang apa yang menjadi masalah
pokok ilmu pengetahuan pada satu masa tertentu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sains normal sebagai periode
akumulasi ilmu pengetahuan di mana para ilmuwan berusaha untuk membuat suatu
karya ilmiah demi mengembangkan paradigma yang dominan. Karya ilmiah yang
demikian dalam prosesnya tidak dapat dihindarkan dari anomali yaitu temuan-
temuan yang tidak dapat dijelaskan oleh paradigma dominan yang digunakan.
Mulai dari sini akan terjadi suatu tahap krisis apabila anomali semakin sering
ditemukan dan tahap krisis ini akan diakhiri dengan sebuah revolusi ilmu yang
melahirkan paradigma dominan baru dan mematahkan paradigma dominan
sebelumnya. Tahap-tahap ini akan berjalan terus-menerus membentuk sebuah
siklus melingkar yang akan terulang dengan sendirinya. Adapun proses dari tahap-
tahap ini sebagai berikut:
Paradigma I Ilmu Pengetahuan Anomali Krisis Revolusi
Paradigma II.

2.2 Revolusi Ilmiah Menurut Thomas Kuhn


Revolusi ilmiah adalah perubahan tajam yang terjadi dalam tahapan
perkembangan ilmu pengetahuan. Revolusi ilmiah Thomas Kuhn yang dibahas
dalam bukunya The Structure of Scientific Revolutions, menggagas bagaimana
sains dengan semangat revolusinya dari segi epistemologis. Selain itu Kuhn
menjelaskan bahwa ilmu tidak berkembang secara evolusioner melainkan secara
revolusioner, dimana ada sejumlah psikologis dan komunal dalam pengembangan
ilmu pengetahuan. Ia juga berpikiran bahwa ilmu dianggap bersifat open-ended
yang berarti terbuka, terbuka untuk diperbaiki dan dikembangkan dengan lebih

5
lanjut. Maka menurut Kuhn, perkembangan ilmu pengetahuan tidak berlangsung
secara akumulatif-linear melainkan menurut suatu revolusi yang bersifat berkala
dalam cara shift paradigm atau pergeseran paradigma.
Menurut Kuhn, revolusi imliah memiliki tiga tahapan yaitu (1) paradigma,
berperan untuk membimbing dan mengerahkan aktivitas ilmiah dalam masa sains
normal. Kemudian (2) anomali yang semakin menumpuk, menyebabkan krisis
kepercayaan para ilmuwan terhadap paradigma. Dari situlah, paradigma mulai
diperiksa dan dipertanyakan, dan mereka mulai keluar dari jalur ilmu normal.
Terakhir (3) para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama,
dengan juga memperluas dan mengembangkan paradigma baru. Dengan tahapan-
tahapan yang digagas Kuhn mengenai revolusi ilmiah tersebut, revolusi ilmiah juga
dianggap sebagai proses peralihan secara total dari paradigma lama ke paradigma
baru. Kuhn mengungkapkan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilalui mulai
dari pra ilmu - ilmu normal - krisis - revolusi - ilmu normal baru - krisis - revolusi
- ilmu normal baru - dan seterusnya.
Ilmu pengetahuan berkembang ketika komunitas ilmiah meninggalkan
paradigma ilmu yang selama ini diterima karena ketidakmampuan paradigma lama
dalam menjawab persoalan- persoalan baru. Kuhn berpendapat bahwa terjadinya
perubahan bukan hanya sekedar mengungkapkan upaya empiris dan melakukan
falsifikasi teori, tetapi diperlukan adanya upaya revolusi ilmiah dengan
mengungkapkan kebenaran ilmu sejarah. Dengan ini, revolusi lebih mudahnya
dapat diartikan sebagai pengganti tatanan dengan sesuatu yang baru. Jadi revolusi
ilmiah Thomas Kuhn adalah perubahan mendasar yang merupakan bagian dari
perkembangan non-kumulatif, dimana paradigma lama diganti sebagian atau
seluruhnya oleh paradigma baru yang bertentangan, karena adanya fakta-fakta
ilmiah yang tidak sesuai dengan kenyataan.

2.3 Korelasi Paradigma Thomas Kuhn Dan Revolusi Ilmiah Terhadap


Penolakan Positivisme
Perkembangan ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring zaman.
Penemuan yang telah ditemukan dahulu dirasa sudah tidak relevan sehingga
memicu penemuan baru. Teori yang sudah ada dapat digantikan oleh teori baru. Hal

6
ini bukan karena teori beru lebih baik, melainkan karena teori lama sudah tidak
dapat mengatasi masalah yang ada.
Paradigma adalah suatu standar untuk menentukan mana yang baik dan buruk
dalam ilmu pengetahuan. Setiap individu memiliki pemikiran objektif terhadap
sesuatu, sehingga dirasa tidak benar jika baik atau buruknya suatu ilmu
pengetahuan diukur hanya dengan satu standar. Dalam buku Thomas Kuhn “The
Stucture of Scientific Revolution” dikatakan bahwa paradigma ini membuat adanya
krisis objektivitas akibat revolusi atau pergeseran paradigma di dalam
perkembangan sains modern. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang
bebas nilai, independent, dan empiris. Pandangan ini dibantah oleh Thomas Kuhn,
karena Kuhn memahami bahwa setiap ilmu pengetahuan pasti memiliki
“paradigma” dibelakangnya. Paradigma tersebut dapat dipengaruhi oleh pandangan
ideologi, relasi, dan fanatisme terkait suatu ilmu. Sehingga, tidak ada ilmu
pengetahuan yang dapat diukur melalui satu teori. Bagi Kuhn, terdapat dua
substansi dari suatu paradigma, yaitu: pertama, menawarkan unsur-unsur baru yang
dapat menarik pengikut pemikiran lama keluar dan kedua, menawarkan persoalan-
persoalan yang belum terpecahkan.
Paradigma adalah pendekatan investigasi suatu objek dalam mengungkapkan
point of view, formulasi suatu teori, mendesain pertanyaan atau refleksi yang
sederhana (Ritzer, George: 2016). Akhirnya paradigma dapat diformulasikan
sebagai keseluruhan sistem kepercayaan, nilai dan teknik yang digunakan bersama
oleh kelompok komunitas ilmiah. Sederhananya, paradigma adalah seperangkat
asumsi teoritis yang menjelaskan suatu ide atau proses. Terlihat bahwa paradigma
saat pertama kali muncul sifatnya masih terbatas, baik dari segi cakupannya
maupun ketepatannya, akan tetapi paradigma tersebut akan memperoleh status yang
lebih tinggi jikalau telah berhasil memecahkan masalah-masalah rawan (Kuhn,
2002:22).
Positivisme menentukan apakah sesuatu teori ilmiah atau tidak ilmiah.
Sehingga positivisme ini cenderung seperti verifikasi suatu teori. Positivisme
memandang ilmu pengetahuan berkembang secara kumulatif, artinya ilmu
pengetahuan berkembang setelah diadakannya riset atau penelitian dari ilmuwan-
ilmuwan pada bidangnya. Menurut Thomas Kuhn, perkembangan ilmu

7
pengetahuan tidaklah dilakukan secara kumulatif melainkan melalui perubahan-
perubahan paradigma yang akhirnya mengakibatkan revolusi ilmiah. Pergeseran
paradigma ini terjadi saat adanya dominasi gagasan yang baru baik secara eksplisit
mau implisit menghendaki perubahan paradigma membawa para saintis belajar
lebih dekat lagi pada kebenaran. Apabila berhasil, gagasan baru ini akan menjadi
pemahaman yang mainstream sehingga meminggirkan pemikiran yang lama.
Kuhn dalam karyanya meminjam istilah politik untuk menggambarkan
revolusi ilmiah. Revolusi ilmiah yaitu perubahan drastik yang terjadi dalam tahapan
perkembangan ilmu pengetahuan. Revolusi ilmiah terjadi ketika paradigma yang
lama digantikan dengan paradigma yang baru karena tidak mampu menjawab
permasalahan yang ada. Tetap berpegang terhadap paradigma lama hanya akan
melahirkan anomali. Pergeseran paradigma ini contohnya dapat dipahami dalam
kasus paradigma heliosentris yang dikembangkan Coppernicus yang
mengungkapkan bahwa matahari adalah pusat tata surya berhasil menggeser
paradigma geosentris yang menggagas bahwa bumi adalah pusat tata surya.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah kami mengenai konsep pemikiran
Thomas Khun dapat disimpulkan bahwa :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan hingga pergeseran ilmu pengetahuan
didasari dengan revolusi ilmu pengetahuan hingga pergeseran paradigma.
2. Paradigma ditafsirkannya sebagai citra mendasar tentang apa yang menjadi
masalah pokok ilmu pengetahuan pada satu masa tertentu.
3. Ilmu tidak berkembang secara evolusioner melainkan secara revolusioner.
Revolusini ilmiah dinagi menjadi tiga tahapan yaitu paradigma, anomali
yang semakin menumpuk, serta ilmuwan kembali lagi pada cara-cara ilmiah
yang lama. Ilmu pengetahuan berkembang setelah diadakannya riset atau
penelitian dari ilmuwan-ilmuwan pada bidangnya. Menurut Thomas Kuhn,
perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah dilakukan secara kumulatif
melainkan melalui perubahan-perubahan paradigma yang akhirnya
mengakibatkan revolusi ilmiah. Oleh karena itu Thomas Khun menolak
pemahaman akan positivisme. Karena positivisme memandang ilmu
pengetahuan berkembang secara kumulatif.

3.2 Saran
Demikian makalah kami tentang konsep pemikiran Thomas Khun. Kami
menyadari tulisan kami memang belum sempurna. Oleh karena itu kami
menyarankan buku The Stucture of Scientific Revolution untuk dibaca agar lebih
memahami konsep paradigma dan revolusi ilmiah Thomas Khun.

9
Daftar Pustaka

Jurnal :

Alifah Putri, F., & Iskandar, W. (2020). PARADIGMA THOMAS KUHN:


REVOLUSI ILMU PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN. 2.
http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/index.php/kabilah/article/view/3402

Ontologi, E., & Aksiologi, D. (2013). Pustaka Sinar Harapan, 1990), hlm. 33 2
Bahrum. In Jurnal Sulesana (Vol. 8, Issue 2).

Buku :

Bird, Alexander. (2000). Thomas Kuhn. Acumen Publishing Limited: Chesham.

Marcum, James A. (2015). Thomas Kuhn’s Resolutions. Bloomsbury Publishing


Plc: New York.

Ritzer, George (penulis); Alimandan. (penerjemah). (2016.). Sosiologi ilmu


pengetahuan berparadigma ganda / George Ritzer; penerjemah Alimandan..
Jakarta :: Rajawali Pers,.

Reisch, George A. (2019). The Politics of Paradigms. State University of New York
Press: Albany.

S. Kuhn, Thomas. The Structure of Scientific Revolutions (2nd Edition), Chicago:


The University of Chicago Press, 1970.

Website :

Bilhaq, Muhtadi. (2015). Konsep Paradigma Thomas Kuhn. Diakses dari


https://www.slideshare.net/MuhtadiBilhaq/konsep-paradigma-thomas-kuhn

10

Anda mungkin juga menyukai