Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU POLITIK
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah mata kuliah filsafat mengenai pemikiran tokoh Thomas Kuhn
tepat pada waktunya.
Adapun makalah ini kami susun dengan niat serta tekad yang kuat agar
tersampainya dengan baik materi yang telah kami susun. Untuk itu, semoga Tuhan
Yang Maha Esa merahmati serta memberkati materi ini. Terlepas dari semua itu,
kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dari kelompok kami,
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan
segala kekurangan dalam makalah ini kami menerima segala kritik dan saran dari
pembaca agar kamu dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.
Penulis
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………..…………………….………………………………......1
Daftar Isi..…...………………………………………………………………….....2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.………………………………………………………………..3
1.2 Rumusan Masalah….………………………………………………………….3
1.3 Tujuan Penulisan………………...………………………………………….....3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Paradigma Thomas Kuhn………………………………………….....4
2.2 Revolusi Ilmiah Menurut Thomas Kuhn……………………………………...5
2.3 Korelasi Paradigma Thomas Kuhn dan Revolusi Ilmiah Terhadap Penolakan
Positivisme..............................................................................................................6
DAFTAR
PUSTAKA………………...……………………………………………………...9
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
permasalahan tersebut dan dapat menentukan cara pandang seseorang terhadap
suatu permasalahan.
Kuhn sepakat bahwa akumulasi ilmu pengetahuan memiliki peran yang penting
dalam kemajuan ilmu pengetahuan itu sendiri. Namun, perubahan besar dalam ilmu
pengetahuan sesungguhnya dapat terjadi akibat adanya revolusi. Dalam teori milik
Kuhn mengenai terjadinya perubahan besar (revolusi) ilmu pengetahuan, ia
mengamati suatu ilmu pada satu masa tertentu didominasi oleh paradigma tertentu.
Paradigma ditafsirkannya sebagai citra mendasar tentang apa yang menjadi masalah
pokok ilmu pengetahuan pada satu masa tertentu.
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, sains normal sebagai periode
akumulasi ilmu pengetahuan di mana para ilmuwan berusaha untuk membuat suatu
karya ilmiah demi mengembangkan paradigma yang dominan. Karya ilmiah yang
demikian dalam prosesnya tidak dapat dihindarkan dari anomali yaitu temuan-
temuan yang tidak dapat dijelaskan oleh paradigma dominan yang digunakan.
Mulai dari sini akan terjadi suatu tahap krisis apabila anomali semakin sering
ditemukan dan tahap krisis ini akan diakhiri dengan sebuah revolusi ilmu yang
melahirkan paradigma dominan baru dan mematahkan paradigma dominan
sebelumnya. Tahap-tahap ini akan berjalan terus-menerus membentuk sebuah
siklus melingkar yang akan terulang dengan sendirinya. Adapun proses dari tahap-
tahap ini sebagai berikut:
Paradigma I Ilmu Pengetahuan Anomali Krisis Revolusi
Paradigma II.
5
lanjut. Maka menurut Kuhn, perkembangan ilmu pengetahuan tidak berlangsung
secara akumulatif-linear melainkan menurut suatu revolusi yang bersifat berkala
dalam cara shift paradigm atau pergeseran paradigma.
Menurut Kuhn, revolusi imliah memiliki tiga tahapan yaitu (1) paradigma,
berperan untuk membimbing dan mengerahkan aktivitas ilmiah dalam masa sains
normal. Kemudian (2) anomali yang semakin menumpuk, menyebabkan krisis
kepercayaan para ilmuwan terhadap paradigma. Dari situlah, paradigma mulai
diperiksa dan dipertanyakan, dan mereka mulai keluar dari jalur ilmu normal.
Terakhir (3) para ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama,
dengan juga memperluas dan mengembangkan paradigma baru. Dengan tahapan-
tahapan yang digagas Kuhn mengenai revolusi ilmiah tersebut, revolusi ilmiah juga
dianggap sebagai proses peralihan secara total dari paradigma lama ke paradigma
baru. Kuhn mengungkapkan perkembangan ilmu pengetahuan dapat dilalui mulai
dari pra ilmu - ilmu normal - krisis - revolusi - ilmu normal baru - krisis - revolusi
- ilmu normal baru - dan seterusnya.
Ilmu pengetahuan berkembang ketika komunitas ilmiah meninggalkan
paradigma ilmu yang selama ini diterima karena ketidakmampuan paradigma lama
dalam menjawab persoalan- persoalan baru. Kuhn berpendapat bahwa terjadinya
perubahan bukan hanya sekedar mengungkapkan upaya empiris dan melakukan
falsifikasi teori, tetapi diperlukan adanya upaya revolusi ilmiah dengan
mengungkapkan kebenaran ilmu sejarah. Dengan ini, revolusi lebih mudahnya
dapat diartikan sebagai pengganti tatanan dengan sesuatu yang baru. Jadi revolusi
ilmiah Thomas Kuhn adalah perubahan mendasar yang merupakan bagian dari
perkembangan non-kumulatif, dimana paradigma lama diganti sebagian atau
seluruhnya oleh paradigma baru yang bertentangan, karena adanya fakta-fakta
ilmiah yang tidak sesuai dengan kenyataan.
6
ini bukan karena teori beru lebih baik, melainkan karena teori lama sudah tidak
dapat mengatasi masalah yang ada.
Paradigma adalah suatu standar untuk menentukan mana yang baik dan buruk
dalam ilmu pengetahuan. Setiap individu memiliki pemikiran objektif terhadap
sesuatu, sehingga dirasa tidak benar jika baik atau buruknya suatu ilmu
pengetahuan diukur hanya dengan satu standar. Dalam buku Thomas Kuhn “The
Stucture of Scientific Revolution” dikatakan bahwa paradigma ini membuat adanya
krisis objektivitas akibat revolusi atau pergeseran paradigma di dalam
perkembangan sains modern. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang
bebas nilai, independent, dan empiris. Pandangan ini dibantah oleh Thomas Kuhn,
karena Kuhn memahami bahwa setiap ilmu pengetahuan pasti memiliki
“paradigma” dibelakangnya. Paradigma tersebut dapat dipengaruhi oleh pandangan
ideologi, relasi, dan fanatisme terkait suatu ilmu. Sehingga, tidak ada ilmu
pengetahuan yang dapat diukur melalui satu teori. Bagi Kuhn, terdapat dua
substansi dari suatu paradigma, yaitu: pertama, menawarkan unsur-unsur baru yang
dapat menarik pengikut pemikiran lama keluar dan kedua, menawarkan persoalan-
persoalan yang belum terpecahkan.
Paradigma adalah pendekatan investigasi suatu objek dalam mengungkapkan
point of view, formulasi suatu teori, mendesain pertanyaan atau refleksi yang
sederhana (Ritzer, George: 2016). Akhirnya paradigma dapat diformulasikan
sebagai keseluruhan sistem kepercayaan, nilai dan teknik yang digunakan bersama
oleh kelompok komunitas ilmiah. Sederhananya, paradigma adalah seperangkat
asumsi teoritis yang menjelaskan suatu ide atau proses. Terlihat bahwa paradigma
saat pertama kali muncul sifatnya masih terbatas, baik dari segi cakupannya
maupun ketepatannya, akan tetapi paradigma tersebut akan memperoleh status yang
lebih tinggi jikalau telah berhasil memecahkan masalah-masalah rawan (Kuhn,
2002:22).
Positivisme menentukan apakah sesuatu teori ilmiah atau tidak ilmiah.
Sehingga positivisme ini cenderung seperti verifikasi suatu teori. Positivisme
memandang ilmu pengetahuan berkembang secara kumulatif, artinya ilmu
pengetahuan berkembang setelah diadakannya riset atau penelitian dari ilmuwan-
ilmuwan pada bidangnya. Menurut Thomas Kuhn, perkembangan ilmu
7
pengetahuan tidaklah dilakukan secara kumulatif melainkan melalui perubahan-
perubahan paradigma yang akhirnya mengakibatkan revolusi ilmiah. Pergeseran
paradigma ini terjadi saat adanya dominasi gagasan yang baru baik secara eksplisit
mau implisit menghendaki perubahan paradigma membawa para saintis belajar
lebih dekat lagi pada kebenaran. Apabila berhasil, gagasan baru ini akan menjadi
pemahaman yang mainstream sehingga meminggirkan pemikiran yang lama.
Kuhn dalam karyanya meminjam istilah politik untuk menggambarkan
revolusi ilmiah. Revolusi ilmiah yaitu perubahan drastik yang terjadi dalam tahapan
perkembangan ilmu pengetahuan. Revolusi ilmiah terjadi ketika paradigma yang
lama digantikan dengan paradigma yang baru karena tidak mampu menjawab
permasalahan yang ada. Tetap berpegang terhadap paradigma lama hanya akan
melahirkan anomali. Pergeseran paradigma ini contohnya dapat dipahami dalam
kasus paradigma heliosentris yang dikembangkan Coppernicus yang
mengungkapkan bahwa matahari adalah pusat tata surya berhasil menggeser
paradigma geosentris yang menggagas bahwa bumi adalah pusat tata surya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan makalah kami mengenai konsep pemikiran
Thomas Khun dapat disimpulkan bahwa :
1. Perkembangan ilmu pengetahuan hingga pergeseran ilmu pengetahuan
didasari dengan revolusi ilmu pengetahuan hingga pergeseran paradigma.
2. Paradigma ditafsirkannya sebagai citra mendasar tentang apa yang menjadi
masalah pokok ilmu pengetahuan pada satu masa tertentu.
3. Ilmu tidak berkembang secara evolusioner melainkan secara revolusioner.
Revolusini ilmiah dinagi menjadi tiga tahapan yaitu paradigma, anomali
yang semakin menumpuk, serta ilmuwan kembali lagi pada cara-cara ilmiah
yang lama. Ilmu pengetahuan berkembang setelah diadakannya riset atau
penelitian dari ilmuwan-ilmuwan pada bidangnya. Menurut Thomas Kuhn,
perkembangan ilmu pengetahuan tidaklah dilakukan secara kumulatif
melainkan melalui perubahan-perubahan paradigma yang akhirnya
mengakibatkan revolusi ilmiah. Oleh karena itu Thomas Khun menolak
pemahaman akan positivisme. Karena positivisme memandang ilmu
pengetahuan berkembang secara kumulatif.
3.2 Saran
Demikian makalah kami tentang konsep pemikiran Thomas Khun. Kami
menyadari tulisan kami memang belum sempurna. Oleh karena itu kami
menyarankan buku The Stucture of Scientific Revolution untuk dibaca agar lebih
memahami konsep paradigma dan revolusi ilmiah Thomas Khun.
9
Daftar Pustaka
Jurnal :
Ontologi, E., & Aksiologi, D. (2013). Pustaka Sinar Harapan, 1990), hlm. 33 2
Bahrum. In Jurnal Sulesana (Vol. 8, Issue 2).
Buku :
Reisch, George A. (2019). The Politics of Paradigms. State University of New York
Press: Albany.
Website :
10