Elysia Akbar
225120501111003
Bahan CR:
• John Losee, A Historical Introduction to the Philosophy of Science, Fourth
edition: Oxford University Press, 1972.
Atom adalah partikel terkecil yang menyusun alam semesta. Teori atomisme
merujuk kepada dunia alami terbentuk dari dua hal yang berlawanan. Teori tersebut
didapatkan dari atom yang tersusun atas elektron dan proton. Pemikiran akan
atomisme ditemukan secara tidak sengaja. Awalnya ilmuan mengira bahwa partikel
atom tidak dapat dibagi. Namun, penelitian menambahkan penemuan tersebut
bahwa atom terdiri dari berberapa hal yaitu: elektron, proton, dan neutron. Dimana
elektron memiliki muatan negatif (-) dan proton memiliki muatan positif (+).
Pandangan ini juga diibaratkan sebagai perputaran alam semesta. Seperti adanya
siang dan malam serta siklus kehidupan. Filsafat dengan atomisme ini bisa
dihubungkan dengan pemikiran akan “bagaimana alam semesta ini terbentuk?”
hingga pemikiran akan “apakah tuhan terbentuk dari atom?”. Atom juga dipandang
sebagai partikel yang tidak dapat dimusnahkan dan tidak berubah. Yang terjadi pada
atom adalah gerak. Karena itu, Demokritus menyatakan bahwa "prinsip dasar alam
semesta adalah atom-atom dan kekosongan". Jika ada ruang kosong, maka atom
bergerak. Maka dari itu, penelitian dan penemuan tidak akan pernah berakhir.
Membuktikan bahwa masih banyak yang belum diketahui manusia tentang alam
semesta.
Begitu pula dengan manusia. Manusia juga terbentuk dari atom, tubuh manusia
tersusun dari atom-atom lebih tepatnya terdapat empat juta triliun atom pada tubuh
manusia. Lalu, bagaimana dengan’eksistensi’ tuhan?. Menariknya lagi, atomisme
tidak meninggalkan tempat bagi nilai-nilai spiritual. Tentunya nilai keberanian dan
ibadah tidak bisa diibaratkan sebagai kumpulan atom. Sehingga dalam atomisme
jelas membedakan antara sains atau spiritual. Karena pada realitanya agama dan
sains harus selalu dipisahkan. Jika tidak dipisahkan maka akan terjadi pertentangan.
Ini dapat dihubungkan dengan cara manusia berfikir, seseorang itu menggunakan
Rasionalisme atau Empirisme. Jika menggunakan Rasionalisme berarti orang
tersebut akan beranggapan bahwa tuhan hanyalah sebuah ‘imajiner’ manusia dan
alam semesta tercipta dari proses dan waktu. Sedangkan dengan Empirisme akan
percaya pada pengalaman yang pernah mereka rasakan, seperti halnya mukjizat
yang manusia percayai sebagai bukti eksistensi tuhan. Menurut filsuf,
kebenarannya memang ada dua. Sehingga ini hanya tentang perbedaan sudut
pandang manusia.
Tidak disangka bahwa hal yang kecil ini dapat memberikan kontribusi yang
sangat besar pada alam semesta. Atom dengan segala kejutannya membuat ilmuan
selalu penasaran tentang partikel terkecil ini. Jika dipikirkan dengan logika manusia
tentu akan sangat rumit. Bagaimana hal sekecil itu dapat membentuk segala hal
yang ada di sekitar kita, bahkan dapat membentuk diri kita. Alam semesta sangat
luas untuk dipelajari lebih dalam. Mengingatkan saya terhadap salah satu kutipan,
yaitu “semakin kita tahu maka semakin kita tidak tahu”. Mempelajari filsafat
membuat saya memikirkan hal itu. Bahkan untuk hal sekecil atom yang tidak
terlihat dengan kasatmata mampu memberikan banyak pertanyaan di kepala saya.
Mempertanyakan semua hal adalah sifat alami manusia.
Atomisme memberikan banyak hubungan antara kehidupan dengan atom.
Menjelaskan bahwa banyak hal yang ada di alam semesta ini berhubungan dengan
atom. Hal yang paling menarik perhatian saya adalah antomisme yang merujuk
pada dunia terbentuk dari dua hal yang berlawanan. Menurut saya pemikiran
tersebut sangat membantu saya memahami tentang atomisme. Kedua hal yang
berlawanan tersebut bisa diinterpretasikan menjadi berbagai hal. Seperti dengan
adanya keberagaman, maka kehidupan akan stabil atau dapat diibaratkan magnet
yang dapat menempel karena adanya sisi negatif dan positif. Yang pasti adalah sains
tidak akan berhenti, penemuan-penemuan baru akan terus ditemukan seiring
berjalannya waktu. Pemahaman itu membuat saya percaya bahwa alam semesta
terbentuk karena suatu proses. Seperti halnya yang sedang dilakukan ilmuan-
ilmuan diluar sana, mereka sedang memproses alam semesta yang lebih luas dari
yang kita bayangkan saat ini. Pemahaman akan atomisme mungkin akan terbantah
suatu saat nanti. Tapi untuk saat ini, atomisme adalah teori yang kita percaya
sebagai partikel terkecil yang membentuk alam semesta.