Anda di halaman 1dari 2

Sejarah Teori atom, Perkembangannya dari Zaman Filosof Yunani hingga Atom Modern

Sejarah teori atom dan perkembangannya dari zaman filosof yunani hingga modern

Coba perhatikan gambar di atas! Adakah di antara anda ada yang mengenal mereka? Ya,
mereka adalah orang-orang yang memberikan kontribusi bagi sejarah teori atom. Teori
material dasar penyusun alam semesta. Tokoh-tokoh pencetus teori material dasar
alam semesta tersebut adalah Democritus (460 SM), John Dalton (1766-1844 M), J.
J. Thomson (1856-1940 M), Ernest Rutherford (1871-1937 M) Niels Bohr (1885-1962 M)
dan Erwin Schrödinger (1887-1961 M).

Atom sendiri terdiri dari kata “a” yang berarti tidak dan “tomos” yang berarti
dapat dibagi. Dengan demikian pengertian dasar atom adalah suatu partikel
fundamental yang tidak dapat dibagi lagi. Kemudian seiring berjalannya waktu,
pemahaman tentang atom bergeser menjadi teori yang lebih lengkap dan modern. Suatu
atom pada awalnya dianggap sebagai suatu partikel tanpa penyusun, karena fungsi
partikel atom sendiri merupakan penyusun dari makro molekul.

Namun pada perkembangannya, telah diketahui kalau partikel atom tersusun atas
partikel-partikel subatomik yang dikenal sebagai elektron, proton dan neutron. Pada
artikel ini kita akan membahas siapa saja para ilmuan beserta hasil penelitiannya
yang berperan penting dalam memberikan pemahaman tentang partikel fundamental, dari
zaman filosofis Yunani hingga atom modern.

1. Democritus (460-360 SM)

Democritus merupakan salah satu filosof yunani yang terkenal di zamannya. Tokoh ini
lahir pada tahun 460 SM di kota Abdera, Yunani Utara dan meninggal pada tahun 360
SM.

Filosof merupakan sebutan bagi seseorang yang ahli atau menekuni ilmu filsafat.
Filsafat sendiri merupakan ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk mencari sebab
dengan sedetail dan sedalam mungkin bagi segala sesuatu berdasarkan fikiran atau
rasio. Selain itu filsafat juga merupakan pandangan hidup seseorang atau sekelompok
orang dan merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan.

Pada tahun sekitar 500-400 SM, ilmu filsafat merupakan salah satu ilmu yang paling
popular. Hampir semua fenomena alam dan kehidupan dijelaskan dengan pendekatan
filosofis termasuk teori atom atau teori partikel dasar penyusun alam semesta.
Beberapa filosof Yunani selain Democritus yang terkenal hingga saat ini di
antaranya adalah Plato, Aristoteles, Pythagoras dan Anaximenes.

Pertanyaan yang paling mendasar yang dikemukakan Democritus dalam mengungkapkan


teori atom pada saat itu adalah "apakah suatu material dapat dibagi-bagi menjadi
serpihan yang lebih kecil dan lebih kecil lagi tanpa batas? atau akan sampai pada
suatu ketika material tersebut tidak dapat dibagi lagi?"

Democritus berpendapat bahwa setiap material di alam semesta dapat dibagi-bagi


menjadi pecahan yang kecil hingga sampai pada keadaan di mana partikel tersebut
tidak dapat dibagi lagi. Material bersifat terbatas. Democritus menganalogikan
teori atomnya dengan butiran-butiran pasir di pantai. Pasir dianalogikan sebagai
atom sedangkan pantai adalah partikel makro. Pasir adalah partikel penyusun dari
pantai. Analogi ini kemudian dihubungkan dengan atom sebagai penyusun dari partikel
yang lebih besar. Pasir adalah partikel yang tidak bisa dibagi lagi, atau dengan
kata lain atom bersifat diskrit. Sebuah pantai dapat dibagi ke dalam butiran-
butiran pasirnya, sedangkan butiran pasir ini merupakan partikel pejal yang tidak
dapat dibagi.
Democritus berfikir bahwa atom tidak memiliki struktur internal dan sepenuhnya
padat. Lebih lanjut Democritus juga berpendapat harus ada ruang kosong antar atom
guna memberikan celah untuk pergerakan antar atom tersebut. Sebagai contoh
pergerakan antar molekul air dan antar molekul udara, atau sifat fleksibilitas
benda padat. Tambahan lain, Democritus juga mengutarakan bahwa untuk menjelaskan
perbedaan sifat dari material yang berbeda, atom dibedakan ke dalam bentuk, massa
dan ukurannya, namun tetap merupakan partikel yang sama. Dengan model teori atom
tersebut, Democritus mampu memaparkan bahwa semua yang kita lihat terdiri dari
bagian atau blok bangunan kecil yang disebut atom.

Democritus dengan teori atomnya berargumen bahwa jenis atom di alam semesta adalah
tak terhingga. Masing-masing atom memiliki sifat khas dan unik yang tidak dijumpai
di atom lain. Sebagai contoh “atom kayu” akan memiliki sifat berbeda jika
dibandingkan dengan “atom batu”. Pada skala makroskopis, sifat-sifat ini
diidentifikasi sebagai massa, warna, kepadatan dan lain sebagainya.

Di sisi lain, teori atom Democritus ini ditolak oleh Aristoteles dan Plato yang
menyatakan bahwa partikel tidak diskrit, namun bersifat kontinu. Ini berarti bahwa
materi dapat dibelah terus menerus sampai tak hingga, sampai pada akhirnya partikel
tersebut menjadi sangat kecil dan kecil sekali serta semakin kecil. Dengan kata
lain, pendapat ini adalah penolakan terhadap keberadaan atom.

Aristoteles lebih menyetujui teori Empedocles yang dikemukakan pada 432 SM. Menurut
Empedocles, material di alam semesta tersusun atas empat elemen dasar yaitu air,
api, udara dan tanah. Teori Empedocles selanjutnya ditambahkan oleh Aristoteles
bahwa elemen penyusun alam semesta yang terdiri atas air, api, udara dan tanah
dapat bertransformasi ke bentuk lain. Pada zaman itu, pemberian simbol terhadap
partikel juga telah dilakukan. Seperti pada gambar 1 di bawah ini.

Anda mungkin juga menyukai