Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 FISIKA INTI

Nama : Sarah Aulia Defitri


NIM : 2280210057
Kelas : B 2021

❖ Sejarah Penemuan Atom


Sejarah penemuan atom dimulai dengan ide atomisme yang diterangkan oleh filosofi Yunani,
seperti Leucippus dan Democritos, Leucippus dari Miletus-Yunani (440 SM) dan Democritusdari
Abdera (420 SM) merupakan atomist pertama. Mereka menyumbangkan pemikirannya secara terpisah,
namun saling bersesuaian (Mason, 1962). Mereka mengemukakan bahwa materi tersusun atas butiran-
butiran kecil. Namun, teori atomisme ini hanya berlaku sebagai gagasan filosofis, dan tidak dapat
dijelaskan dengan cara yang lebih spesifik. Pada hakekatnya gagasan Leucippus dan Democritos
mengenai materi bersifat diskontinu. Materi tersusun dari partikel-partikel kecil yang tidak dapat
dibagibagi lagi yang diketahui sebagai atom. Atom-atom penyusun materi itu senantiasa bergerak di
dalam kehampaan (ruang vakum= ruangan yang mengandung ketiadaan absolut). Istilah atomos
(a=tidak, tomos=dapat dibagi) diberikan untuk partikel materi itu, karena atomatom sangat halus dan
tidak dapat dibagi-bagi lagi. (Bruton, 1966).
Para ahli fisafat alam pada zaman ini seperti Aristoteles (384-322 SM) dari Staigera Yunani, Plato
dan Galen (130-200 SM) menolak konsep atom tersebut. Umumnya mereka memandang materi
merupakan satu kesatuan yang utuh (kontinu) dapat dibagi terus-menerus menjadi bagian sekecil-
kecilnya tanpa batas dan dalam alam semesta tidak ada kehampaan (ruang hampa). Alam semesta terdiri
dari 4 elemen, yaitu tanah, api, udara dan air karena masing-masing cenderung ditemukan di alam.
Pandangan itu diperkuat oleh Thales dari Miletus (sekitar 580 tahun SM), Anaximenes (550-475 SM)
dan Anaximander (tahun 610-545 SM) menyatakan dunia terdiri atas tanah, air, udara dan api.
(Poedjiadi, 1987).
Pandangan para ahli filsafat alam itu, terutama Aristoteles lebih diyakini di masyarakat, karena
popularitas dan kredibilitasnya. Hal ini berlangsung, terutama sampai abad pertengahan (27 SM-476
M) atau abad kegelapan (di Eropa). Sedangkan konsep atom Leucippus dan Democritus tidak
dihiraukan orang. Aristoteles dianggap sebagai ahli filsafat Yunani yang terbaik saat itu. Gagasannya
sangat luas dalam berbagai bidang dan dituliskannya dalam bentuk buku yang berkaitan dengan
perkembangan pengetahuan seperti astronomi, biologi, metafisika, hukum, politik, logika, etika dan
estetika. Buku-bukunya dijadikan bahan acuan dalam waktu yang lama (bahkan konsep logika masih
dianut hingga sekarang).
Pada masa abad ke-15 di Eropa, pemikiran ilmuwan umumnya terkunci oleh ajaran agama katolik
ortodoks. Hal ini karena pemikiran yang dikemukakan oleh para ilmuwan yang nampaknya
bertentangan dengan “ajaran” agama, dianggap sebagai kesalahan dan dosa yang harus ditebus dengan
hukuman fisik, hingga dengan nyawa.Paradigma Aristotelian masih diakui karena dianggap tidak
bertentangan dengan “ajaran” agama. Selain itu, gagasan lainnya yang diakui pada masa tersebut adalah
konsep geosentris dan penolakan terhadap konsep ruang vakum.Pada masa tersebut, konsep atom yang
mendapat pembenaran dari ajaran agama, sekalipun, masih dianggap sebagai kesalahan dan dosa yang
harus ditebus dengan hukuman fisik.
Pada abad ke-15 di Eropa, perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Arab (Timur Tengah)
berkembang pesat. Salah satu ilmuwan Muslim yang membahas masalah atom adalah Abul Hasan Al
Asy’ari (873-935 M). Namun, ia menghubungkannya dengan persoalan penciptaan alam semesta. Al
Asy’ari berpendapat bahwa alam semesta ini ada karena adanya atom-atom yang membentuknya.
Atom-atom tersebut memiliki sifat sendiri (eigen natuur) dan tidak berkembang (zich uitdijen), serta
tidak dapat saling mempengaruhi. Baginya, atom-atom yang menyusun alam semesta tidak berubah.
Mereka terpisah satu sama lain oleh ruang antara dan tidak saling memengaruhi. Perubahan yang terjadi
dalam alam semesta disebabkan oleh atom-atom yang terus-menerus "masuk-keluar" dari eksistensi
(alam 'ada'). Berdasarkan keyakinannya kepada Allah SWT, ia percaya bahwa "masuk" berarti
diciptakan oleh Tuhan dan "keluar" berarti ditiadakan oleh Tuhan. Oleh karena itu, menurutnya, Tuhan
harus terus-menerus menciptakan atom-atom tersebut setiap saat untuk menggantikan atom-atom yang
telah ditiadakannya (Musthafa, 1980).
Pandangan ini hampir sejalan dengan pandangan Leucippus dan Democritus yang mengakui sifat
diskontinu dari materi. Namun, Abul Hasan Al-Asy’ari menolak anggapan bahwa perubahan dalam
alam semesta disebabkan oleh hukum alam yang pasti atau oleh hukum "sebab-akibat" yang melekat
pada perilaku atom-atom itu sendiri. Meskipun demikian, tinjauan konsep atom dalam Islam, terutama
dalam Al-Qur'an, ternyata memperkuat gagasan konsep Atom Leucippus dan Democritus, seperti juga
pembenaran terhadap konsep heliosentris yang diusulkan oleh ilmuwan utama abad ke-17, seperti
Galileo, Newton, dan ilmuwan sebelumnya. Konsep atom semakin menguat pada awal abad ke-19
setelah didukung oleh hasil temuan melalui pengamatan dan eksperimen yang dilakukan oleh para
ilmuwan. Terutama, setelah John Dalton merekonseptualisasikan kembali gagasan atom berdasarkan
fakta-fakta empiris yang ditemukan oleh para ilmuwan.

❖ Struktur Atom
Struktur atom merujuk pada organisasi dan komponen-komponen dasar yang membentuk materi.
Atom adalah unit terkecil dari unsur kimia yang masih mempertahankan sifat-sifat kimiawi unsur
tersebut. Berikut adalah komponen-komponen utama dan struktur atom :
1. Partikel Subatomik
a. Proton: Proton memiliki muatan positif dan terletak di inti atom. Satu proton memiliki
massa sekitar 1 unit massa atom (uma).
b. Neutron: Neutron tidak memiliki muatan (netral) dan juga terletak di inti atom. Satu neutron
memiliki massa sekitar 1 uma.
c. Elektron: Elektron memiliki muatan negatif dan bergerak dalam orbit di sekitar inti atom.
Elektron memiliki massa yang jauh lebih kecil dibandingkan proton dan neutron.

2. Inti Atom
Inti atom terdiri dari proton dan neutron yang saling berinteraksi melalui gaya inti. Inti atom
sangat kecil dan terletak di pusat atom. Karena muatan positif proton, interaksi antara proton-
proton harus diimbangi oleh gaya nukleus yang kuat yang mempertahankan kestabilan inti.

3. Kulit Elektron:
Elektron mengorbit inti atom dalam jalur atau orbit tertentu, juga dikenal sebagai kulit elektron.
Setiap kulit elektron memiliki energi yang berbeda dan mampu menampung sejumlah elektron
tertentu. Kulit elektron yang lebih dekat dengan inti memiliki energi yang lebih rendah.

4. Nomor Atom
Nomor atom suatu unsur ditentukan oleh jumlah proton di inti atom. Ini juga menentukan
identitas kimia unsur tersebut. Misalnya, atom hidrogen memiliki satu proton, sehingga nomor
atomnya adalah 1, sedangkan atom karbon memiliki enam proton, sehingga nomor atomnya
adalah 6.
5. Isotop
Isotop adalah variasi dari suatu unsur yang memiliki jumlah neutron yang berbeda di inti atom.
Ini menyebabkan perbedaan massa isotop yang terkait dengan unsur tersebut. Misalnya, isotop
hidrogen yang paling umum adalah deuterium, yang memiliki satu proton dan satu neutron di
intinya, sedangkan isotop tritium memiliki satu proton dan dua neutron.

6. Model Atom
Terdapat beberapa model atom yang digunakan untuk menggambarkan struktur atom, termasuk
model Bohr, model orbital, dan model mekanika kuantum. Model-model ini memberikan
representasi visual dan matematis yang berbeda untuk menggambarkan perilaku dan distribusi
elektron dalam atom.

❖ Model-Model Atom
Model-model atom adalah teori yang digunakan untuk menggambarkan struktur dan sifat atom.
Berikut adalah beberapa model atom yang pernah dikembangkan:
a) Teori Atom Dalton (John Dalton, 1803)
Teori atom Dalton, yang dikembangkan oleh ilmuwan Inggris bernama John Dalton pada akhir
abad ke-18, adalah salah satu tonggak penting dalam sejarah kimia modern. Pada abad ke-19, John
Dalton mengajukan model atom pertama yang berdasarkan pada hukum kekekalan massa (Lavoisier)
dan hukum perbandingan tetap (Proust). Dalton mengajukan bahwa atom adalah zat yang tidak dapat
dibagi lagi menjadi zat-zat yang lebih sederhana atau lebih kecil. Model atom Dalton adalah
pengembangan model atom pertama di dunia.
Dalton juga menjelaskan bahwa atom-atom dari unsur kimia tertentu memiliki massa dan sifat
yang sama. Teori atom Dalton menjadi dasar bagi teori-teori yang lainnya untuk terus dikembangkan.
Teori atom Dalton juga menunjukkan model atom yang paling sederhana dibanding yang lainnya. Teori
atom Dalton tersebut ditunjang oleh dua hukum kekekalan alam yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) yang menyatakan bahwa massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama. Dan hukum
perbandingan tetap (hukum Proust) yang menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur yang
menyusun suatu zat adalah tetap. Namun, teori ini telah diteruskan dan diperbaiki oleh teori atom
Rutherford dan teori atom Thomson, yang lebih kompleks dan menjelaskan struktur atom lebih baik.

b) Teori Atom Thomson (J.J. Thomson, 1897)

Pada tahun 1897, J.J. Thomson menemukan partikel yang disebut elektron dalam eksperimen
tabung sinar katode. Partikel ini menjadi cikal bakal penemuan atom. Thomson menggugah pemikiran
bahwa atom memiliki bagian-bagian kecil. beliau mengemukakan teorinya bahwa atom memiliki
muatan positif yang terbagi merata keseluruh isi atom. Muatan ini dinetralkan oleh elektron-elektron
yang tersebar diantara muatan tersebut. Keadaannya mirip roti kismis, dimana elektron diumpamakan
sebagai kismis yang tersebar dalam seluruh bagian dari roti. (Rahmawati,2007)
c) Teori Atom Rutherford (Ernest Rutherford, 1911)

Rutherford adalah seorang ilmuan fisika yang berkecimpung dalam masalah atom, ia telah berhasil
menemukan bukti bahwa dalam atom terdapat inti atom yang bermuatan positif yang berukuran jauh
lebih kecil dari ukuran atom, tetapi massa atom hampir seluruhnya berasal dari massa intinya.
Berdasarkan temuannya tersebut, Rutherford menyusun modelatom dan memperbaiki model atom
Thomson. Model atom Rutherford menggambarkan atom seperti tata surya, dengan inti atom
bermuatan positif dan elektron yang mengelilinginya. Model ini memperjelas konsep inti atom pertama
kali, tetapi tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

d) Teori Atom Bohr (Niels Bohr, 1913)

Model atom Bohr menggambarkan atom sebagai bola berongga yang tersusun dari inti atom dan
elektron yang mengelilinginya. Model ini mengenalkan konsep orbital dan tingkat energi diskrit, yang
membantu menjelaskan spektrum garis atom dan mengatasi beberapa kelemahan model sebelumnya.

Kegagalan model atom Rutherford adalah ketidakmampuannya menerangkan mengapa elektron


dapat berputar disekeliling inti tanpa ditarik oleh inti sehingga bergabung. Baru pada tahun 1913 Niels
Bohr menyusun teori berdasarkan atom Rutherford dan teori kuantum, yaitu :

• Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan disekitarnya beredar elektronelektron yang
bermuatan negatif.
• Dalam atom, elektron beredar mengelilingi inti atom pada orbit tertentu yang dikenal sebagai
keadaan gerakan yang stasioner yang selanjutnya disebut dengan tingkat energi utama atau
bilangan kuantum atau kulit (n).
• Sepanjang elektron berada dalam lintasan stasioner energi akan konstan, sehingga tidak ada
cahaya yang dipancarkan.
• Elektron hanya dapat berpindah dari lintasan stasioner yang lebih rendah ke yang lebih tinggi
jika menyerap energi. Dan sebaliknya, jika elektron berpindah dari lintasan stasioner yang tinggi
ke yang rendah terjadi pembebasan energi.(Michel, 1999).

e) Model Atom Mekanika Kuantum (Erwin Schrödinger, 1926)

Model atom mekanika kuantum menjelaskan partikel tak hanya gelombang, melainkan gelombang
probabilitas. Model atom modern yang paling diterima adalah model atom kuantum, yang
menggabungkan konsep mekanika kuantum dengan teori atom yang lebih lama. Model ini menjelaskan
struktur atom dan perilaku partikel subatomik dengan tingkat akurasi yang tinggi. Model ini merupakan
model atom modern yang kita yakini sekarang.

Anda mungkin juga menyukai