Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

AKSIOLOGI SAINS

Disusun untuk mata kuliah Islam dan Sains yang diampu oleh

Bapak Badrus Soleh, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 5

Luluk Dewi Purwati : (22381042019)

Sunniyyah : (22381042017)

Ayu Refika Maulinda : (22381042020)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA

TAHUN PELAJARAN 2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya
sehinnga makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu. Kedua kalinya
shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi kita Nabi
Muhammad SAW. Yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju kealam
ilmiah seperti sekarang ini.

Dalam makalah ini kami akan membahas mengenai “AKSIOLOGI SAINS”.


Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah Islam dan Sains. Kami
menyadari bahwa tugas ini jauh dari kata sempurna dan masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun
dari berbagai pihak sebagai masukan dan kesempurnaan makalah ini.

Kami sampaikan terimakasih kepada “Badrus Soleh, M.Pd.”selaku dosen


pengampu mata kuliah “Islam dan Sains” yang membantu kami dalam menyelesaikan
makalah ini.

Semoga apa yang kami bahas dalam makalah ini dapat bermanfaat dan
menjadi pengetahuan. Selain itu kami juga mohon maaf apabila dalam makalah ini
terdapat keasalahan baik itu berupa tulisan maupun pemaparan materi, dan lain
sebagainya. Maka dari itu kami mengaharapkan kritik dan sarannya, karena kritik dan
saran dapat menjadikan motivasi untuk kami dalam pembuatan makalah yang lebih
baik lagi.

Pamekasan, 07 Oktober 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………i

DAFTAR ISI.…………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………….1

A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Masalah..................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...2

A. Paradigma Sains.................................................................................................2
B. Peran dan Kegunaan Sains.................................................................................4
C. Etika dan Estetika...............................................................................................5
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………...7

A. Kesimpulan.........................................................................................................7
B. Saran...................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aksiologi berasal dari perkataan “axios” (Yunani) dan” logos”. Axios
berarti nilai dan logos berarti teori. Aksiologi yaitu suatu pemikiran tentang
masalah-masalah nilai, termasuk nilai-nilaitinggi dari tuhan. Mialnya nilai
moral, nilai agama, dan nilai keindahan.
Dalam rumusan yang lebih rinci, Aksiologi adalah ilmu pengetahuan
yang menyelidiki hakikat nilai, yang umumnya ditinjau dari sudut pandang
kefilsafatan. Nama lain dari kajian aksiologi adalah teori nilai. Teori nilai ini
membahas mengenai kegunaan atau manfaat pengetahuan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa paradigma sains?
2. Apa saja peran dan kegunaan sains?
3. Bagaimana etika dan estetika?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui paradigma sains
2. Untuk mengetahui peran dan kegunaan sains
3. Untuk mengetahui etika dan estetika

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Paradigma Sains
Paradigma berasal dari kata Yunani, Para dan Dekynai. Para yang
berarti disamping atau disebelah, dan Dekynai yang berarti model atau
contoh.1
Paradigma dalam kacamata Thomas S.Kuhn mempunyai beberapa arti.
Kuhn tidak konsisten dalam mendefinisikan paradigma. Namun meski
demikian bukan berarti Kuhn tidak fokus pada pemikirannya. Dari banyaknya
definisi yang diutarakan Kuhn, ada dua definisi paradigma Kuhn yang
dianggap paling lengkap.
a. Paradigma merupakan contoh praktek ilmiah nyata yang diterima yang
mencakup dalil, teori, penerapan dan instrumentasi yang dari padanya
lahir tradisi-tradisi tertentu dan riset ilmiah.
b. Paradigma adalah kerangka refrensi yang mendasari sejumlah teori
maupun praktek ilmiah dalam periode tertentu.2
Dalam pemikirannya, Kuhn menganggap bahwa kebenaran ilmu itu
relative, tergantung kondisi sosial masyarakat dan para ilmuwan yang ada.
Sehingga Kuhn meyakini bahwa ilmu itu tidak terlepas dari ruang dan
waktu. Atau dalam bahasa lain juga dapat dikatakan bahwa kebenaran
ilmu (sains) sangatlah bersifat tentatif.
Dalam buku The Structure of Scientific Revolutions menjelaskan tentang
adanya siklus paradigma sains. Siklus tersebut terjadi diantaranya:
a) Paradigma Awal
Paradigma awal adalah tahap dimana banyak aliran ilmuan yang
bersaing mendapatkan legitimasi dari sebuah paradigma yang mereka
1
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Yogyakarta: Rakesarasin,2001),hlm.779
2
Zubedi, Filsafat Barat Zubaidi, at. all, (Filsafat Barat, Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga
Revolusi Sains ala Thomas Kuhn, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2010), hlm 200-201

2
ciptakan. Paradigma pada saat pertama kali muncul itu sifatnya masih
sangat terbatas, baik dalam cakupan maupun ketepatannya. Paradigma
memperoleh status dan legitimiasinya karena lebih berhasil dari pada
rivalnya dalam memecahkan masalah. Yang mana mulai diakui oleh
kelompok ilmuwan bahwa masalah-masalah itu rawan, maka ilmuwan
dalam hal ini bersaing mengumpulkan fakta tanpa menghiraukan kaidah-
kaidah teoritisnya. Pada tahap ini terdapat sejumlah aliran yang saling
bersaing, tetapi tidak ada satupun aliran yang memperoleh penerimaan
secara umum. Namun perlahan-lahan salah satu paradigma mulai
memperoleh penerimaan secara umum dan dengan itu paradigma pertama
sebuah disiplin terbentuk, dan dengan terbentuknya paradigma itu
kegiatan ilmiah sebuah disiplin memasuki periode Normal Sains. Seperti
pada contoh sejarah antara Aristoteles dan Galileo tentang perdebatan
rotasi bumi.
b). Normal Sains
Kuhn menyebut Normal Sains sebagai suatu kegiatan penelitian yang
secara teguh berdasarkan satu atau lebih pencapaian ilmiah di masa lalu
yakni pencapaian-pencapaian yang oleh komunitas ilmiah pada suatu
masa dinyatakan sebagai pemberi landasan untuk praktek selanjutnya.3
Normal Sains memiliki dua esensi, yakni :
1) Pencapaian ilmiah itu cukup baru sehingga menarik para praktisi ilmu
dari berbagai aliran menjalankan kegiatan ilmiah. Sebagian besar
praktisiilmu cenderung untuk memilih dan mengacu pada pencapaian
itu dalam menjalankan kegiatan ilmiah mereka.
2) Pencapaian itu cukup terbuka sehingga masih terdapat berbagai
masalah yang memeprlukan penyelesaian oleh praktisi ilmu dengan
mengacu pada pencapaian-pencapaian itu. Kuhn berpendapat bahwa

3
Thomas Kuhn, (The Structure of Scientific Revolution, Peran Paradigma dalam Revolusi Sains,
Bandung:Remaja Rosdakarya,2012), hlm 10

3
kemajuan ilmu itu pertama-tama bersifat revolusioner dan tidak
bersifat evolusioner atau kumulatif.

c). Anomali

Anomali adalah tahap dimana sebuah data anomali tidak lagi relevan
ketika menggunakan normal sains yang ada. Sehingga perlu adanya
pembaruan dalam sains. Data anomali berperan besar dalam
memunculkan sebuah penemuan baru yang diawali dengan kegiatan
ilmiah. Dalam hal ini Kuhn menguraikan dua macam kegiatan ilmiah
yaitu puzzle solving dan penemuan paradigma baru.
Dalam puzzle solving, para ilmuwan membuat percobaan dan
mengadakan observasi yang tujuannya memecahkan teka-teki bukan
untuk mencari kebenaran. Bila paradigmanya tidak dapat digunakan
untuk memecahkan permasalahan penting atau malah mengakibatkan
konflik, maka suatu paradigma baru harus diciptakan. Dengan demikian
kegiatan ilmiah selanjutnya diarahkan pada penemuan paradigma baru.
Dan jika penemuan baru ini berhasil maka akan terjadi perubahan besar
dalam ilmu pengetahuan. Dalam penemuan baru harus ada penyesuaian
antara fakta dan teori yang baru. Kuhn membedakan antara istilah
discovery dan invention. Discovery adalah kebaruan faktual (penemuan),
sedang invention adalah kebaruan teori (penciptaan) yang mana keduanya
saling terjalin erat dalam penemuan ilmiah.4

B. Peran dan Kegunaan Sains


Peran sains dalam kehidupan manusia, digunakan untuk
menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta
digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah dan

4
Zubaedi,Filsafat Barat Zubaidi, at. all, (Filsafat Barat, Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga
Revolusi Sains ala Thomas Kuhn, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2010), hlm 204

4
memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Adapun kegunaan
sains sebagai berikut:
1. Teori sebagai Alat Eksplanasi
Berbagai sains yang ada sampai sekarangini secara umum berfungsi
sebagai alat untuk membuat eksplanasi kenyataan. Menurut T.Jacob sains
merupakan suatu sistem eksplanasi yang paling dapat diandalkan
dibandingkan dengan sistem lainnya dalam memahami masa lampau,
sekarang, serta mengubah masa depan.
2. Teori sebagai Alat Peramal
Ketika membuat eksplanasi, biasanya ilmuwan telah mengetahui
faktor yang menyebabkan timbulnya suatu gejala. Dengan mengutak-atik
faktor penyebab itu, ilmuwan dapat membuat ramalan. Dalam bahasa
kaum ilmuwanramalan itu disebut prediksi, untuk membedakannya dari
ramalan dukun.
3. Teori sebagai Alat Pengontrol
Eksplanasi merupakan bahan untuk membuat ramalan atau prediksi
dan alat control. Perbedaan antara alat peramal dan alat pengontrol adalah
alat peramal lebih cenderung bersifat pasif. Sedangkan alat pengontrol
lebih bersifat aktif terhadap suatu keadaan.5

C. Etika dan Estetika


Etika berasal dari bahasa yunani, ethos, yang berarti watak. Etika
adalah cabang aksiologi yang membahas nilai baik-buruk.
Etika memiliki objek material berupa tingkah laku atau perbuatan
manusia yang dilakukan secara sadar dan bebas. Perbuatan yang dilakukan
dengan tidak sadar, maupun karena unsur keterpaksaan akibat hilangnya
kebebasan, tidak dapat dijadikan objek etika.

5
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu, (Bandung: PT Remaja Bosdakarya, 2004)

5
Adapun objek formal dari etika adalah kebaikan dan keburukan dalam
berperilaku. Oleh karena etika sangat fokus pada perilaku manusia, maka
etika berkait erat dengan moral.
Estetika berasal dari bahasa yunani, aisthetikos, yang berarti persepsi
indra. Estetika adalah cabang aksiologi yang peduli dengan sifat dan apresiasi
seni, keindahan, dan selera yang baik. Keindahan mengandung arti bahwa
didalam diri segala sesuatu terdapat unsur-unsur yang tertata secara tertib dan
harmonis dalam satu kesatuan yang utuh menyeluruh.6

6
Waston, Filsafat Ilmu dan Logika, (surakarta: Muhammadiyah University Press, 2019) hlm 39

6
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aksiologi adalah suatu pemikiran tentang masalah-masalah nilai,
misalnya nilai moral, nilai agama dan nilai keindahan. Ditinjau dari sudut
pandang kefilsafatan, aksiologi adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki
hakikat nilai.
Paradigma sains dalam pandangan Thomas S.Kuhn memiliki dua
definisi:
1. Paradigma merupakan contoh praktek ilmiah nyata yang diterima yang
mencakup dalil, teori, penerapan dan instrumentasi yang dari padanya
lahir tradisi-tradisi tertentu dan riset ilmiah.
2. Paradigma adalah kerangka refrensi yang mendasari sejumlah teori
maupun praktek ilmiah dalam periode tertentu.
Peran sains untuk menginterprestasikan dan memahami lingkungan
beserta isinya. Adapun kegunaan sains ada 3:
1. Teori sebagai alat eksplanasi
2. Teori sebagai alat peramal
3. Teori sebagai alat pengontrol

Etika adalah cabang yang membahas secara kritis dan sistematis


masalah-masalah moral. Etika memiliki 2 objek,

1. Objek material, berupa tingkah laku atau perbuatan manusia.

7
2. Objek formal, berupa kebaikan dan keburukan dalam berperilaku.

Estetika adalah cabang yang membahas apresiasi seni, keindahan dan


selera yang baik.

B. Saran
Semoga dengan makalah ini, baik penulis maupun pembaca
mendapatkan manfaat. Kami juga menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami mengharap kritik dan saran dari kalian semua
demi kesempurnaan makalah berikutnya.

8
DAFTAR PUSTAKA
Bagus,Lorens. Kamus Filsafat. Yogyakarta: Rakesarasin,2001.

Kuhn,S,Thomas. The Structure of Scientific Revolution (Peran Paradigm dalam


Revolusi Sains). Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Tafsir,Ahmad. Filsafat Ilmu. Bandung: PT.Remaja Bosdakarya, 2004.

Waston. Filsafat Ilmu dan Logika. Surakarta: Muhammadiyah University Press,


2019.

Zubaedi. Filsafat Barat,Dari Logika Baru Rene Descartes Hingga Revolusi Sains ala
Thomas Kuhn, Jogjakarta: Ar-Ruzz, 2010.

Anda mungkin juga menyukai