Anda di halaman 1dari 9

PARADIGMA ILMU (TEORI-TEORI ILMU)

Syifa Qalbina Izzah1, Tiara Gita Safitri2, Vera Seftia3

Dosen Pengampu: Safira Malia Hayati, S.Ag, M.Ag

Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim Riau

PENDAHULUAN

Dalam kehidupan ini, kita semua tahu bahwasannya ilmu pengetahuan sudah
berkembang sangat pesat di tengah-tengah kehidupan manusia hingga saat ini. Bahkan, ilmu
pengetahuan sudah menjadi sebuah keharusan yang wajib dikuasai. Karena tanpa ilmu
pengetahuan itu sendiri, kehidupan pasti akan terasa sulit dan buntu.
Perkembangan ilmu pengetahuan sampai hari ini, tentunya tidak luput dari peran dari
organisasi-organisasi pendidikan yang beredar di tengah-tengah kita. Hal ini juga pastinya
dipengaruhi oleh hasrat manusia yang tidak pernah puas dan ingin selalu menggali lebih dalam
lagi. Tapi dengan hal itu pula, kita bisa merasakan mudahnya akses ilmu pengetahuan di masa
global ini.
Terjadinya perkembangan juga tentunya memengaruhi paradigma ilmu yang dulu
dengan paradigma yang sekarang. Evolusi ilmu pengetahuan berlangsung tanpa henti
dipengaruhi dengan zaman penuh teknologi ini juga tentunya, banyak teoti-teori keilmuan baru
yang ditemukan,
Sedari tadi, ada kata yang disebutkan yaitu “Paradigma”, memangnya paradigma itu
apa? Mudahnya, paradigma adalah istilah yang digunakan untuk menjuluki cara berpikir
seseorang yang dapat memengaruhi tindakannya selanjutnya untuk mencapai sebuah tujuan.
Lebih lengkap akan dibahas pada bagian pembahasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Paradigma Ilmu


Hal pertama yang harus dibahas tentunya adalah terkait pengertian dari dua kata di atas.
Secara garis besar, paradigma adalah cara berpikir seseorang untuk memutuskan tindakan
selanjutnya dalam menapai tujuan tertentu. Adapula pengertian lainnya yaitu keyakinan
seseorang yang menjadi landasan untuk mengambil sebuah perbuatan.
Bukan hanya itu, masih ada beberapa pengertian lain tentang paradigma menurut para
ahli seperti Thoman Kuhn, Robert Friedrichs, dan ada beberapa juga yang lain. Berikut
pengertian-pengertian paradigma menurut para ahli, antara lain:

1
Mahasiswa Kelas 2-E dengan NIM 12230215291
2
Mahasiswa Kelas 2-E dengan NIM 12330222362
2
Mahasiswi Kelas 2-E dengan NIM 12330221607
1. Menurut Thomas Kuhn, paradigma adalah sebuah landasan berpikir yang
digunakan sebagai model atau juga konsep dasar para ilmuwan dalam
melaksanakan pembelajarannya. Dalam bukunya, Thomas Kuhn juga
menyebutkan bahwa paradigma adalah terminologi kunci yang dipakai dalam
perkembangan ilmu pengetahuan.1
2. Menurut Robert Friedrichs, paradigma adalah sekumpulan tata nilai yang
membentuk pemikiran seseorang untuk menentukan hasil pandangannya
terhadap realita yang terjadi.
3. Menurut Harmon, paradigma adalah cara terdasar untuk memahami, menilai,
lalu berpikir, juga mngambil keputusan dalam bertindak atas suatu realita yang
terjadi.
4. Menurut Egon G. Guba, paradigma adalah keyakinan dasar yang dapat
memandu manusia dalam mengambil sebuah tindakan.
Adapula pengertian menurut sudut pandang banyak orang paradigma adalah cara pandang
seseorang mengenai suatu pokok permasalahan yang bersifat fundamental untuk memahami suatu ilmu
maupun keyakinan dasar yang menuntun seorang untuk bertindak dalam kehidupan sehari-hari. 2
Selanjutnya pengertian ilmu adalah sebuah proses kegiatan yang muncul berdasarkan
hasil pemikiran manusia, sehingga melahirkan sikap untuk mengatasi sebuah keadaan. Sikap
yang lahir itulah yang bisa disebut sebagai ilmu pengetahuan. Misalnya, seperti seseorang yang
sedang dihadapkan dengan situasi dimana ia kesuilitan dalam mengambil buku di rak paling
atas, lalu dengan pemikirannya ia berusaha mengambil kursi dan dapat mengambil buku
tersebut, hal itu dapat dijuluki sebagai ilmu pengetahuan.
Paradigma ilmu adalah kemampuan berpikir seseorang, cara pandang, dan landasan yang
dapat menimbulkan hasrat untuk melakukan tindakan sehingga lahirlah ilmu atau hasil dari
pemikiran tadi. Paradigma ilmu pengetahuan merupakan pengembangan dari filsafat yang
berlandaskan pada dua bentuk logika, pertama logika induktif, kedua logika deduktif sehingga
lahirlah pemikiran tentang paradigma ilmu pengetahuan.3

B. Perkembangan Paradigma Ilmu


Dalam membahas perkembangan paradigma ilmu pengetahuan, kita akan menggunakan
sudut pandang dari seorang profesor fisika yang sangat tertarik mempelajari filsafat yaitu
Thomas S. Kuhn.
Di dalam buku Thomas yang bertajuk “The Structure of scientific Revolution” yang
dirilis tahun 1962, ia menyebutkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan terjadi secara
revolusi.
Maksudnya berkembang secara revolusi di sini adalah perkembangan ilmu ini berawal
dari era pra-paradigmatik, era dimana teori-teori, metode, dan pegangan ilmiah lainnya masih
belum awan dijamah oleh orang-orang alias masih asing. Era tersebut bisa pula kita ingat
sebagai era manusia-manusia primitif. Pada era manusia primitif itu, orang-orang masih
mencoba menyelesaikan masalah mereka dengan hasil kreativitas para pendahulu, sehingga
masalah tersebut selesai tanpa berlandaskan seperangat teori seperti sekarang ini.
Dengan seiringnya waktu berjalan, tentunya penduduk pun silih-berganti, ada yang baru
datang atau lahir, ada pula yang berpindah juga mati. Untuk orang-orang pendatang, tentunya
mereka memiliki cara pandang berbeda dari tempat mereka sebelumnya. Sampai muncullah
teori dan metode baru yang disetujui bersama untuk menjadi pedoman selanjutnya bagi para
ilmuwan.
Munculnya paradigma ini bukan tanpa proses, kemunculannya melalui proses kompetisi

1
Tere, Paradigma adalah Cara Pandang Seseorang, Temikan Penjelasannya!,
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/#Pengertian_Paradigma_Menurut_Para_Ahli, diakses pada tanggal
26 Februari 2024.
2
Erlina Diamastuti, Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis, Vol. 1, No. 1, Jurnal Akuntansi
Universitas Jember, 2015, hal. 62.
3
Roiyani, Paradigma Ilmu Pengetahuan Proses Lahir Komunikasi Islam, Vol. 3, No. 1, Jurnal Cahaya Mandalika,
2022, hal. 1.
antara berbagai macam teori yang pernah muncul.4 Karena tentunya, para ilmuwan hanya
menginginkan hasil terbaik dengan teori teraik pula, jadi banyak sekali kompetisi dibaliknya.
Meskipun hasilnya adalah tidak ada teori yang paling sempurna untuk bisa menyelesaikan
masalah ilmiah.
Dalam pandangan Kuhn, tercatat dalam sejarah bahwa tak satupun paradigma yang
mmapu menyelesaikan masalah ilmiah seperti yang disebutkan di atas tadi. Masalah ilmiah
yang tak bisa diselesaikan tersebut dijuluki sebagai “Anomali” oleh Kuhn.
Waktu terus berjalan seiring dengan perkembangan fakta ilmiah, anomali tersebut
semakin bertumpuk dan terus menumpuk sampai menjadi sebuah krisis. Normal-science lama
dalam fase ini telah berada pada posisi semakin jauh dan tak dapat didamaikan lagi dengan
problem baru.5 Tetapi, dengan adanya krisis ini justru melahirkan model penelitian yang lebih
lanjut, dimana penelitian-penelitian itu yang memunculkan paradigma baru.
Di dalam proses itu, Kuhn menyebutkan adanya peperangan paradigma yang berusahan
menjatuhkan paradigma lama dan juga sebaliknya. Walaupun pada akhirnya yang baru dan
tampilan yang lebih baik akan selalu jadi pemenangnya.
Proses tersebut diamati dengan sangat seksama oleh Kuhn, sehingga muncullah suatu
pola pikir dari Kuhn tentang proses dari perkembangan paradigma tersebut tak akan pernah
berakhir dan akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan teknologi yang selalu
diperbarui.
Karena hal itu pula, Kuhn menarik kesimpulan bahwasannya perkembangan ilmiah
berjalan secara akumulatif-revolusioner, yaitu perubahan paradigma lama ke yang baru akan
berlangsung secara radikal dengan cara yang satu menjatuhkan yang lainnya.

C. Pemetaan Paradigma Ilmu


Paradigma ilmu merupakan hal yang mengacu kepada upaya untuk bisa memahami
struktur, perkembangan, juga hubungan antara paradigma di semua bidang keilmuan. Pemetaan
paradigma ini yang akan membantu memahami teori dan ide yang berkembang seiring
berjalannya waktu, serta bagaimana sebuah paadigma bisa saling memengaruhi yang lainnya.
Di bawah ini adalah sedikit penjabaran langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk
membentuk pemetaan paradigma ilmu:
1. Identifikasi paradigma utama, langkah ini adalah yang paling mendasar dalam sebuah
bidang ilmu. Misalnya di dalam ilmu sosial, paradiagma utamanya adalah fungsionalisme,
konflik, atau interaksionisme simbolik dapat diidentifikasi.
2. Analisis sejarah, untuk membantu analisa evolusi paradigma, penelitian dalam bidang
sejarahnya juga tentu sangat dibutuhkan. Analisis ini mencakup karya-karya klasik yang pernah
ada dan juga pemikiran dari para ilmuwan terdahulu pastinya.
3. Perbandingan, langkah untuk membandingkan satu paradigma dengan yang lainnya baik
dalam bidang yang sama maupun tidak.
4. Interaksi paradigma, antar paradigma tentunya ada keterkaitan satu sama lain, baik dalam
integrasi, kompetisi, atau asimilasi ide-ide lainnya.

Lalu di bawah ini adalah sedikit penjabaran pula tentang pemetaan dari paradigma ilmu yang
sedari tadi dibahas:
1. Paradigma Positivis
Paradigma positivisme merupakan aliran filsafat yang dinisbahkan/ berseumber dari pemikiran
Auguste Comte seorang filosof yang lahir di Montpellier Perancis pada tahun 1798.6 Pemetaan
paradiagma Positivis ini menekankan kepada objektivitas, penelitian kuantitatif, dan penjelasan sebab-
akibat.
Pandangan paradigma ini, berdasarkan hukum dan prosedur yang baku, seperti ilmu bersifat
deduktif yang berjalan dari hal umum ke yang lebih konkrit atau khusus, lalu ilmu dianggap nomotetik
yang berarti didasarkan pada hukum yang universal. Dengan adanya paradigma positivis pada akhirnya

4
Syukri Abubakar, Paradigma Pengebangan Ilmu Pengetahuann Thomas S. Kuhn dan Relevansinya dengan
Kajian Keislaman, Vol. 6, No. 1, Al-Ittihad, 2020, hal. 55.
5
Ibid, hal. 56.
6
Muslim, Varian-varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Vol. 1,
No. 10, Wahana, 2015/2016, hal. 78.
melahirkan pendekatan kuantitatif.7
2. Paradigma Interpretif
Paradigma interpretif, kritis, postmodernis dan spiritualis menggunakan metode kualitatif, yang
merupakan pengembangan dari paradigma positivistik dann sampai sekarang paradigma-paradigma
tersebut masih eksis.8
Interpretatif berasal dari tradisi ilmu sosial yang diawali kelompok pakar sosiologi di tahun
1920-1930. Pada tahun 1960 di Amerika lalu di tahun 1970-an, paradigma interpretif mengalami
kemajuan di sekitar negara-negara yang menggunakan bahasa Jerman.
Dimulai dari sana, paradigma aliran ini mulai berkembang terkhusus pada bidang ilmu sosial dan
humaniora. Walaupun ada beberapa kendala seperti diperlukannya pendekatan secara khusus untuk
dapat memahami paradigma ini, tak semudah menerima paradigma positivistik yang dimulai dengan
teori , sedangkan unutk interpretif dimulai dengan suatu fenomena yang selanjutnya diteliti lebih lanjut
untuk menghasilkan teori.
3. Paradigma Kritis
Pada dasarnya, paradigma kritis bersumber dari pemikiran mashab Frankfurt yang berangkat dari
pemikiran Marxisme, ,eskipun sekarang sudah jauh dari landasannya.9 Paradigma ini muncul ditengah-
tengah kelangsungan proses propaganda Hitler. Dimana media menjadi alat saluran komunikasi yang
memprovokasi, penuh retorika, dan juga prasangka-prasangka sampai membuat masyarakat
mengobarkan semangat perang. Sampai-sampai media memang sengaja diakusisi oleh pemerintahan
agar bisa terus mengendalikan masyarakatanya.
Dari hal di atas, dapat diambil kesimpulan bahwasannya paradigma kritis adalah paradiagma
dengan tujuan memahami lalu mengubah realitas sosial, menolak kesatuan antara ilmu sosial dengan
alam, serta fokus pada emansipasi dan kritik terhadap ideologi yang ada.
Teori Kritis tidak hanya mau menjelaskan, mempertimbangkan, merefleksikan dan menata
realitas sosial tapi juga bahwa ingin membongkar ideologi-ideologi yang sudah ada.10

KESIMPULAN

Dari semua yang sudah dibahas di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwasannya paradigma
adalah cara berpikir seseorang untuk memutuskan tindakan selanjutnya dalam mencapai tujuan tertentu,
sebuah landasan berpikir yang digunakan sebagai model atau juga konsep dasar para ilmuwan
dalam melaksanakan pembelajarannya, dan juga dapat diartikan sebagai sekumpulan tata nilai
yang membentuk pemikiran seseorang untuk menentukan hasil pandangannya terhadap realita
yang terjadi.
Perkembangan paradigma ilmu dimulai era pra-paradigmatik, era dimana teori-teori,
metode, dan pegangan ilmiah lainnya masih belum awan dijamah oleh orang-orang alias masih
asing. Era tersebut bisa pula kita ingat sebagai era manusia-manusia primitif. Dengan
seiringnya waktu berjalan, tentunya penduduk pun silih-berganti, ada yang baru datang atau
lahir, ada pula yang berpindah juga mati. Untuk orang-orang pendatang, tentunya mereka
memiliki cara pandang berbeda dari tempat mereka sebelumnya sehingga memunculkan teori-
teori baru.
Waktu demi waktu berputar seiring dengan perkembangan fakta ilmiah, anomali tersebut
semakin bertumpuk dan terus menumpuk sampai menjadi sebuah krisis. Normal-science lama
belum juga menemukan titik terang. Tetapi, dengan adanya krisis ini justru melahirkan model
penelitian yang lebih lanjut, dimana penelitian-penelitian itu yang memunculkan paradigma
baru. Proses tersebut diamati dengan sangat seksama oleh Kuhn, sehingga muncullah suatu pola
pikir dari Kuhn tentang proses dari perkembangan paradigma tersebut tak akan pernah berakhir
dan akan semakin berkembang seiring berjalannya waktu dan teknologi yang selalu diperbarui.
Pemetaan paradigma ilmu dapat dibagi menjadi tiga bagian seperti yangs udah
dijabarkan di atas, yaitu, paradigma positivis, parqadaigma interpretif, dan paradigma kritis.
7
Ibid, hal. 78.
8
Nurhayati, Melukiskan Akuntansi dengan Kuas Interpretif, Vol. 3, No. 1, Rumah Jurnal IAIN Kudus, 2015, hal.
176.
9
Yasir, Paradigma Komunikasi Kritis: Suatu Alternatif bagi Ilmu Komunikasi, Vol. 1. No. 1, Jurnal Ilmu
Komunikasi, 2012, hal. 11.
10
Muslim, Varian-varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan Jenis Penelitian dalam Ilmu Komunikasi, Vol. 1,
No. 10, Wahana, 2015/2016, hal. 79.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

A. Setyo Wibowo, d. (2022). Cara Kerja Ilmu Filsafat dan Fulsafat Ilmu. Jakarta: Kepustakaan Populer
Gramedia.

Abubakar, S. (2020). Patadigma Pengembangan Ilmu Pengetahuan Thomas S. Kuhn dan Relevansinya
dengan Kajian Keislaman. Al-Ittihad, 55.

Diamastuti, E. (2015). Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis. Jural AKuntansi Universitas
Jember, 62.

Kuntowijoyo. (1991). Paradigma Islam Interpretasi untuk Aksi. Bandung: PT Mizan Pustaka.
Muslim. (2015/2016). Varian-varian Paradigma, Pendekatan, Metode, dan Jenis Penelitian dalam Ilmu
Komunikasi. Wahana, 78.

Nurhayati. (2015). Melukiskan Akuntansi dengan Kuas Interpretif. Rumah Jurnal IAIN Kudus, 176.
Roiyani. (2022). Paradigma Ilmu Pengetahuan Proses Lahir Komunikasi Islam. Jurnal Cahaya
Mandalika, 1.

Tere. (2024, Februari 26). Paradigma adalah Cara Pandang Seseorang, Temukan Penjelasannya!
Diambil kembali dari Gramedia Blog:
https://www.gramedia.com/literasi/paradigma/#Pengertian_Paradigma_Menurut_Para_Ahli

Welhendri Azwar, M. (2019). Cara Mudah Memahami Filsafat Ilmu . Jakarta: Kencana.

Yasir. (2012). Paradigma Komunikasi Kritis: Suatu Alternatif bagi Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 11.

Anda mungkin juga menyukai