3
Nur Akhda Sabila, “Paradigma Dan Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn (Aspek Sosiologis, Antropologis, Dan
Historis Dari Ilmu Pengetahuan),” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 5, no. 1 (2019): 82-84.
4
KBBI (kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dan sebagainya) yang
dicapai melalui kebulatan suara)
relativisme5 dan demikian pula paradigma tidak selalu terikut dengan nilai benar serta
salahnya.
Tapi itu juga bisa dijalankan oleh apa yang baik atau apa yang terbaik untuk
pembangunan studi selanjutnya. Dengan kata lain, hasil akhirnya ilmuwan tidak boleh
terpaku pada penelitian hanya untuk mempelajari kebenaran, tetapi juga untuk
mengetahui bagaimana memberi Makna aksiologi, yaitu nilai manfaat bagi kehidupan
manusia. Ini tidak berarti bahwa paradigma ada dalam solusi masalah ilmiah
sebenarnya tidak obyektif demi nilai Tujuan bersifat relatif dan dapat diturunkan dari
menerapkan metode tertentu yang disepakati oleh komunitas ilmiah. Dengan kata lain,
penerapan paradigma sangat menentukan metode mana yang sesuai, dan untuk
menggunakannya memecahkan masalah ilmiah.
Jadi kebenaran itu akan berubah ubah secara menyeluruh dan mendasar karena
kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang adanya6.
Momentum Khun
Pemikiran Kuhn terhadap ilmu serta perkembangannya pada dasarnya ialah
reaksi terhadap pemikiran neopositivisme serta Popper. Proses verifikasi serta
konfirmasi menurut pemikiran Vienna Circle, ialah langkah serta proses pertumbuhan
ilmu, sekalian selaku garis pembeda antara apa yang diucap ilmu dengan yang bukan
ilmu. Sedangkan pemikiran Popper proses perkebangan ilmu adalah proses falsifikasi
(proses eksperimentasi buat meyakinkan salah dari suatu teori ilmu), dan refutasi.
Tampak bahwasanya dua pemikiriran ini berbeda, akan tetapi keduanya memiliki
kesamaan yang cukup fundamental. Seperti keduanya sama sama memiliki nuansa
positivistic dan objektifistik, yang cenderung memisahkan (terdapat distansi) antara
ilmu serta unsur- unsur subjektifitas dari ilmuwan, keduanya pula memandang, proses
pertumbuhan ilmu adalah dengan jalur linier- akumulasi serta eliminasi.
Akan tetapi Khun menolak pemikiran keduanya dalam (pemikiran positivistik-
objektifistik dan proses evolusi, akumulasi, dan eliminasi dalam perkembangan ilmu).
Sudut pandang yang di lakukan Khun yakni berupa sejarah. Khun menggunakan sejarah
ilmu untuk titik tolak penyelidikan Sehingga bisa mengetahui hakikat ilmu serta
aktivitas ilmiah yang nyata.
5
KBBI (pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara
mengetahui yang serba terbatas)
6
Pemikiran Thomas Kuhn and D A N Relevansinya, “Terhadap Keilmuan Islam” 3, no. 2 (2015): 254-256
Dengan menggunakan istilah “pradigma” terdapat teori, aplikasi, serta instrumentasi
yang dapat di gunakan sebagai bahan atau sumber konsistensi dari tradisi riset ilmiah.
Pemikiran Khun ini membuat dirinya sebagai pemikiran yang telah melawan
keyakinan pemikiran para ilmuwan yang bersifat positivistik. Karena menurut para
ilmuwan yang bersifat positivistik, pemikiran positivistik lebih mementingkan hukum
alam serta hukum sosial yang sifatnya universal dan dapat di tingkatkan dengan rasio,
dan mereka tidak memiliki kecenderungan apabila faktor historis di gabungkan dalam
pengaplikasian hukum hukum yang telah dianggap sebagai universal.
Bagi Khun pradigma yakni sarana untuk memandang serta memahami alam yang
telah di pakai oleh sebagian ilmuan dalam pandangan dunia. Dan para golongan realis
menentang pemikiran Khun karena menurutnya sains fisika adalah sejarah yang telah
berkembang dengan cara pengumpulan fakta-fakta bebas konteks. Sedangkan
pemikiran Khun dalam sain fisika bahwasanya perkembangan sains disebabkan karena
paradigma ilmu. Dan fungsi paradigma ilmu yakni sebagai pandangn para ilmuan untuk
mengamati, memahami serta mencari jawaban dalam masalah-masalah ilmiah.
Paradigma ilmiah dapat dianggap sebagai model Berbagi skema kognitif. Skema
kognitif Ini memberi kita cara untuk memahami Lingkungan alam, maka paradigma
ilmiah memberikan jalan bagi sekelompok ilmuwan untuk memahami bidang sains.
Sekumpulan ilmuan yang telah melakukan pemerhatiaannya dengan cara pandangan
Khun, dinamakan “komunitas ilmiah” oleh Khun. Makna dari “komunitas ilmiah” ialah
Sebuah komunitas pengetahuan ilmiah yang menggunakan paradigma di alam Sains,
dengan bahasa, nilai, asumsi yang sama, tujuan, norma dan keyakinan.
Faktor historis yang telah di simpulakn oleh Khun ialah faktor nonmatematis
positivistic. Dan faktor ini perannya sangat penting dalam paradigma keilmuan secara
komplet. Adanya temuan Khun dapat memperkuat pemikiran bahwasnya sains itu
bukan lah value-neutral, akan tetapi ilmu pengetahuan yang sebenarnya adalah value
laden, yang terdapat nilai sosiokultural, budaya, pertimbangan politik dan lainya.
Menurut Khun paradigmalah yang dapat memutuskan jenis eksperimen yang
akan di lakukan para ilmuwan serta, terdapat pertanyaan dan masalah yang penting
menurut mereka. Jika tidak memakai paradigma ilmuwan tidak dapat menggabungkan
fakta, dimana fakta yang telah sesuai denga perkembangan ilmu tersebut akan tampak
seperti relevan7.
7
Muslih Mohammad, Filsafat Ilmu:Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka Teori Ilmu
Pengetahuan, 1999. Hal: 132-136
arbiter yang tujuan utamanya adalah untuk mengekspos proses penyaringan
(kesempurnaan) antar paradigma yang sekaligus mempercepat pencapaian klarifikasi
lebih disukai secara empiris dengan orang lain. Sifat paradigma adalah
incommensurability yakni dapat di bandingan dengan teori terdahulu. Hegemoni
paradigma adalah paradigma yang dapat lebih paham untuk proteksi kepuasan dengan
perbandingan paradigma lama.
Untuk memperjelas paradigma Khun, Patton telah menentukan dengan
penjelasanya:
A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking down the
complexity of the real world. As such, paradigms are deeply embedded in the
socialization of adherents and practitioners: paradigms tell them what is
important, legitimate, and reasonable. Paradigms are also normative, telling the
practitioner what to do without the necessity of long existential or epistemological
con-sideration. But it is this aspect of paradigms that constitutes both their
strength and their weakness-their strength in that it makes action possible, their
weakness in that the very reason for action is hidden in the unquestioned
assumptions of the paradigm.
Paradigma dalam pandangan dunia apa yang di namakan oleh world view yakni
sebagai cara pandangan umum sebagai kepercayaan yang berfungsi untuk jalan
berlangsungnya perubahan sosial dan moral. Bahwa pandangan dunia dimaknai sebagai
sistem kepercayaan yang merupakan bagian integral dari kodrat, realitas dan makna
manusia eksistensial.
Terdapat 5 persepsi dalam paradigma worldview, yang pertama susunan tentang
rencana ilmu, kedua alam semesta, ketiga membahas tentang manusia, keempat tentang
kehidupan dan yang terakhir nilai moralitas. Paradigma membimbing atas keyakinan
dalam memahami serta mempelajari dunia. Pandangan dasar tentang paradigma
sesuatu yang kongkret terhadap subjek matter (berbentuk dari ide seniman yang belum
dituangkan ke bentuk fisik). Kebenaran berdasarkan pandangan dunia individualistis,
jadi kebenarannya universal (alam semesta) tidak memiliki klaim kebenaran, bahkan
tidak satu hal pun terjadi secara obyektif yang mengarah pada formasi pandangan
dunia8.
8
Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn,” Jurnal Ilmiah Islam Futura 11, no. 02 (2012):82-85.
berarti itu adalah representasi realitas yang lebih akurat. Sains tidak menarik
kebenaran. Pada fase normal sains, sains didorong untuk memecahkan masalah
(permasalahan) yang sulit, artinya teori atau penemuan masih konsisten sehingga sains
tetap eksis, dan tidak ditemukan penemuan baru tentang objek yang sama. Ilmu
pengetahuan normal mengusulkan (mencegah) masalah yang tidak dapat diselesaikan
dengan kerangka teoritis baru.
Dengan sains sebagai tujuannya, hal ini akan terjadi jika tidak sejalan dengan
paradigma umum (paradigma saat ini). Dalam banyak kasus, ketidakkonsistenan pada
akhirnya akan diperbaiki atau diabaikan. Namun, jika detail yang konsisten secara
serius mengancam paradigma tersebut, mungkin karena para ilmuwan sangat
memperhatikan topik sentral ini, maka akan ada krisis, yang akan membawa sains
normal ke titik terendah atau paket masalah. Krisis semacam ini menuntut para
ilmuwan untuk meninjau kembali pengetahuan dasar sains dan sains alam, dan sains
dan sains alam dikembangkan atas dasar menerima begitu saja. Selama krisis,
paradigma alternatif yang diajukan oleh para ilmuwan menjadi tercerahkan 9.
9
Ibid. 87- 89.
1. Consistency
Merupakan teori yang secara internal memiliki konsisten dan juga teori-teori
lain yang ada didalam paradigm yang sama.
2. Accuracy
Merupakan teori ilmiah haruslah ilmiah didalam domain penelitiannya.
3. Scope
Teori dapat menjelaskan secara luas dari yang telah dikemukakan
4. Simplicity
Teori harus jelas dan tidak berlilit
5. Fruitfulmees
Teori haruslah dapat bermanfaat dalam mengidentifikasi sebuah fenomena yang
baru ataupun mengenai hubungan yang belum bisa diketahui sebelumnya yang
ada pada teori tersebut.
Pergeseran paradigma memiliki beberapa unsur yaitu munculnya cara berfikir
yang baru tentang masalah yang baru hal ini dikarenakan didalam paradigm terdapat
prinsip (asumsi) yang selalu ada. Pergeseran paradigma atau shifting paradigm bisa
juga diartikan dengan suatu komunitas ilmiah yang sudah menyusun kembali paradigm
yang baru dengan cara memilih norma, bahasa, nilai, asumsi, dan cara yang baru
didalam memahami dan dalam mengamati alam, atau disebut dengan proses dari
keadaan yang normal science ke revolutionary science. Didalam penerapannya paradigm
yang baru bisa dilaksanakan apabila paradigma yang lama telah ditinggalkan, dan
didalam penerapannya paradigm yang baru akan menemukan banyaknya kecurigaan
dan juga permusuhan seperti tantang yang harus dihadapi oleh Giodarno Bruno dan
Galileo Galilei10.
Kesimpulan
Thomas S. khun lahir pada tanggal 18 Juli 1992 dan wafat pada tanggal 17 juli
1990. Ia lahir di Cincinnati pada Ohio Amerika Serikat dan wafat di Cambridge tepatnya
di Massachusetts USA. Setelah ia lulus dari Harvad Ia bekerja disana menjadi asisten
dosen pada bidang sejarah sains. Dan kelulusanya itu ia mendapatkan gelar Ph.D dalam
bidang ilmu pasti alam. Karya Khun yang paling terkenal adalah The Structure of
Scientific Revolution. Dan karya nya ini telah di percaya oleh ilmuan untuk menjadi
rujukan utama sebab mengandung konsep dan teori yang sangat besar. Cara Khun
mengungkapkan proses pengembangan sains serta wacana alternatif teori baru yakni
menggunakan istilah revolusi.
Substansi paradigma dalam konsep paradigam Thomas Khun ada dua yang
pertama unsur baru yang dapat mengeluarkan penganut dalam aktifitas ilmiah, yang
kedua mengusulkan permasalahan yang actual serta yang belum teratasi. Menurut Khun
objektivitas hanyalah alsan sebuah kebenaran saja. Paradigama lama tidak bisa di
samakan dengan paradigam baru karena salah satunya adalah paradigam baru memiliki
relativisme, serta paradigam tidak selalu terikat dengan benar salahnya.
Menurut Khun paradigma adalah cara untuk memahami alam yang tekah
digunakan oleh Sebagian ilmuan dalam pandangan dunia. Terdapat 5 persepsi dalam
10
Afiq Fikri Almas, “Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan (Penerapan Metode
Problem Based Learning Dan Discovery Learning),” At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 3, no. 1
(2018): 89.
paradigma worldview, yang pertama susunan tentang rencana ilmu, kedua alam
semesta, ketiga membahas tentang manusia, keempat tentang kehidupan dan yang
terakhir nilai moralitas.
Kuhn mempunyai kriteria dimana terdapat satu teori (ilmiah) yang dianggap
lebih baik daripada teori yang lainnya, kriteria yang dimaksud adalah:
1. Consistency
2. Accuracy
3. Scope
4. Simplicity
5. Fruitfulmees
Daftar pusaka
Almas, Afiq Fikri. “Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan
(Penerapan Metode Problem Based Learning Dan Discovery Learning).” At-
Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 3, no. 1 (2018): 89.
Hasbiansya. “Konstelasi Paradigma Objektif Dan Subjektif Dalam Penelitian Komunikasi
Dan Sosial” 5 (2004).
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1157/0.
Kuhn, Pemikiran Thomas, and D A N Relevansinya. “Terhadap Keilmuan Islam” 3, no. 2
(2015): 249–276.
Mohammad, Muslih. Filsafat Ilmu:Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan, 1999.
Nurkhalis, -. “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn.” Jurnal Ilmiah Islam Futura
11, no. 02 (2012): 79.
Sabila, Nur Akhda. “Paradigma Dan Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn (Aspek Sosiologis,
Antropologis, Dan Historis Dari Ilmu Pengetahuan).” Zawiyah: Jurnal Pemikiran
Islam 5, no. 1 (2019): 80–97.
Umum. “Pengertian Paradigma” (n.d.). https://pengertiandefinisi.com/pengertian-
paradigma/.