Anda di halaman 1dari 9

MOMENTUM S. KHUN, PARADIGMA S.

KHUN DAN KONSTRUKSI KOMUNITAS


ILMIAH.
Pendahuluan
Pradigma berkaitan erat dengan prinsip– prinsi dasar yang memastikan
bermacam berbagai pemikiran manusia terhadap dunia selaku bagian dari sistem
bricoluer. Suatu paradigma umumnya meliputi 3 elemen utama ialah elemen
metodologi, elemen epistemologi, serta elemen ontologi. Dengan memakai 3 elemen ini,
manusia memakai paradigma buat mencapai bermacam berbagai pengetahuan
menimpa dunia serta bermacam berbagai fenomena yang terjalin di dalamnya. Sebutan
paradigma cenderung merujuk kepada dunia pola pikir ataupun juga teknis
penyelesaian permasalahan yang dicoba oleh manusia. Sebutan yang satu ini awal kali
diperkenalkan oleh seseorang ilmuan bernama Thomas Kuhn lewat novel buatannya
yang bertajuk The Structure of Scientific Revolution.
Terdapat beberapa tooh ahli yang membahas tentang Paradigm aitu sendiri.
Diantaranya adalah Robert Freidrichs, Thomas Khun, C. J. Totzer, dan Guba. Menurut
Robert, Menurut Robert Freidrichs, paragigma merupakan kumpulan tata nilai yang
membentuk pola pikir seseorang sebagai titik tolak pandangannya sehingga terbentuk
citra subjektif seseorang terhadap ralita sehingga berujung pada ketentuan bagaimana
cara untuk menangani realita tersebut. Sedangkan menurut Khun, pengertian
paradigma adalah landasan berpikir atau pun konsep dasar yang digunakan / dianut
sebagai model atau pun pola yang dimaksud para ilmuan dalam usahanya, dengan
mengandalkan studi – studi keilmuan yang dilakukannya.
Berbeda dengan Robert dan Khun, Ritzer beropini bahwa paradigma adalah
pandangan mendasar para ilmuan mengenai apa yang menjadi pokok permasalahan
yang seharusnya dipelajari oleh satu cabang ilmu pengetahuan tertentu. Sedangkan
Guba meyakini bahwa pengertian paradigma adalah sekumpulan keyakinan dasar yang
membimbing tindakan manusia.
Menurut penjelasan kompasiana.com tentang pradigma Thomas khun, pada
tahun 1962 beliau menerbitkan sebuah karya tentang sejarah perkembangan ilmu
pengetahuan dengan tujuan untuk mengelek semua amanggapan umum di saat itu
tentang terjadinya perubahan ilmu. Dalam karyanya tersebut, Kuhn menggunakan
istilah paradigma untuk banyak arti, seperti matriks disipliner, model atau pola
berpikir, dan pandangan dunia kaum ilmuwan. Khun menulis "Perubahan paradigma
menyebabkan para ilmuwan berbeda memandang dunia kegiatan risetnya. Namun,
pengertian umum yang lebih banyak dipakai adalah mendefinisikan paradigma sebagai
seperangkat asumsi-asumsi teoritis umum dan hukum-hukum serta teknik-teknik yang
dianut secara bersama oleh para anggota suatu komunitas ilmiah1.
Paradigma dapat di definisikan dengan bermacam macam sesuai dengan sudut
pandangan yang digunakan, jika sudut pandangnya sesuai dengan penulis maka
paradigma adalah cara pandang tentang permasalahan pokok yang bertindak dalam
kehidupan sehari hari.
Paradigma memiliki pandangan yang realitas akan tetapi jika di lihat dengan
beberapa paradigma maka akan berbeda. Seperti melihat paradigma objektif dan
1
Umum, “Pengertian Paradigma” (n.d.), https://pengertiandefinisi.com/pengertian-paradigma/.
subjektif. Paradigama objektif yakni salah satu paradigma yang berada dalam ilmu
sosial serta komunikasi dan paradigam ini fungsi nya lebih kualitatif. Menurut
paradigma objektif suatu kebenaran itu ialah universal dan ilmu bertumbuh dalam
situasi yang memiliki nilai yang bebas. Sedangkan paradigma subjektif melihat
kenyataan yakni bermacam macam. Sehingga hasil konstruksi sosial dan kebenaran
yang diperoleh bersifat relatif dan hanya berkaitan dengan wilayah geografis tertentu,
dan ilmu tidak berkembang tanpa nilai. Paradigma tersebut menyiratkan metode
penelitian. Dalam paradigma subjek, dikenal misalnya. survei dan metode penelitian
eksperimental2.

Biografi Thomas S. Kuhn

Gambar 1. Thomas S. Khun


Thomas Samuel Khun atau yang biasa di kenal dengan Khun lahir pada tanggal
18 Juli 1922, Thomas S. Khun di lahirkan, di Cincinnati, yakni Ohio Amerika Serikat, dan
ia meninggal pada 17 Juli 1996 di Cambridge, tepatnya pada Massachusetts USA. Profesi
pertama S, Khun adalah seorang ahli fisika, atau ahli dalam bidang fisikawan.
Pada tahun 1949 Khun berasil menuntaskan studinya di Harvard yang kemudian
ia mendaptkan gelas Ph.D dalam bidang ilmu Pasti alam, dan di University of California
ia melakukan studi di sana. Setelah Khun lulus dari Harvard ia bekerja menjadi asisten
dosen, yakni pad bidang Pendidikan ilmu serta sejarah ilmu. Khun medapatkan ajuan
pekerjaan di Universitas Calivornia di Berkeley yakni dosen pad bidang sejarah sains,
pada tahun 1956. Tahun 1964-1979 Kuhn mengajar di Universitas Princeton dan
menerima gelar profesor. Sementara itu, pada tahun 1979-1991 ia bertugas di
Massachusetts Institute of Technology dan sekali lagi memperoleh gelar profesor. Di
akhir waktu hidupnya Kuhn menderita kanker dan akhirnya meninggal pada usia 73
tahun pada hari Senin, 17 Juni 1996.
Salah satu karya Khun yang terbit pada tahun 1962 memperoleh tanggapan dari
para ilmuan dan para filsuf ilmu yakni The Structure of Scientific Revolution. Buku ini
menjadi sebuah karya yang monumental karena mengandung sejarah dan filosofi ilmu
pengetahuan pengetahuan dengan konsep dan teori besar tentang paradigma dan
revolusi ilmiah dan menjadi rujukan utama para ilmuwan di tahun 1960-an. Khun
mengguna kan metode model politik dalam menguraikan perkembangan ilmu sains.
2
Hasbiansya, “Konstelasi Paradigma Objektif Dan Subjektif Dalam Penelitian Komunikasi Dan Sosial” 5 (2004),
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1157/0.
Cara Khun mengungkapkan proses pengembangan sains serta wacana alternatif teori
baru yakni menggunakan istilah revolusi.
Karena eksperimen ilmiahnya dalam sains fisika, yang kemudian sampai pada
kesimpulan bahwa teori dan praktik ilmiah telah usang sehingga secara radikal
menantang beberapa konsep dasarnya tentang sifat sains. Pemikiran Khun ini menjadi
arah pemikiran tentang pembaharuan teori-teori ilmiah, khususnya dalam bidang
filsafat ilmu3.

Konsep Paradigma Thomas Kuhn


Paradigma dijelaskan sebagai topik apa yang harus dipelajari disiplin ilmiah,
mencakup pelaksanaan bagaimana pernyataan pertanyaan dan jawaban menyertai
penjelasan jawabannya. Paradigma sebagai konsesus 4 para ilmuan sebagai corak yang
berbeda. Karena latar belakang filosofis, teori, metodologi yang dipakai untuk
menganalisis mengakibatkan paradigma berbeda beda dalam dunia ilmiah.
Dalam buku The Structure of Scientific Revolution milik Khun, mengungkap:
By choosing it, I mean to suggest that some accepted examples of actual scientific
practice-examples which include law, theory, application and instrumentation
together-profide models from which spring particularcoherent traditions of
scientific reseach.
Berdasarkan uraian di atas, paradigma tersebut telah diterima oleh praktik
ilmiah yang sebenarnya. Terdapat hukum, teori, aplikasi, serta instrumen dan
paradigma merupakan sumber penelitian ilmiah. Dapat disimpulkan jika paradigma
yakni bagian dari teori lama yang sempat digunakan oleh ilmuan selaku inspirasi dalam
penerapan ilmiah selaku acuan penelitian terdahulu serta dipaparkan menurut dari
pengujian- pengujian serta interpretasi dari kaum ilmuan bersumber pada tata cara
ilmiah yang digunakan. Sehingga output pradigma dipakai selaku kesuluruhan
manifestasi kepercayaan, hukum, teori, nilai, metode, serta lain- lain yang telah diakui
bersama anggota warga.
Dua macam substansi paradigma antara lain: pertama, unsur baru yang dapat
menarik para penganut keluar dalam pertarungan kewajiban dalam aktifitas ilmiah
pada sebelumnya. Yang kedua mengusulkan permasalahan yang actual serta yang
belum teratasi.
Objektivitas dalam pandangan Khun bahwasanya itu hanyalah justifikasi/ alas an
kebenaran saja. Dan itu adaah salah satu dasar epistimologi paradigma yang telah di
kritik oeh para manusia, karena mereka menganggap bahwasanya kebenaran ilmu
pengetahuan adalah keadaan yang nyata dan fenomena. Menurut paradigam lama tidak
pasti sama dengan paradigma yang baru karena di paradigma baru terdapat

3
Nur Akhda Sabila, “Paradigma Dan Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn (Aspek Sosiologis, Antropologis, Dan
Historis Dari Ilmu Pengetahuan),” Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam 5, no. 1 (2019): 82-84.
4
KBBI (kesepakatan kata atau permufakatan bersama (mengenai pendapat, pendirian, dan sebagainya) yang
dicapai melalui kebulatan suara)
relativisme5 dan demikian pula paradigma tidak selalu terikut dengan nilai benar serta
salahnya.
Tapi itu juga bisa dijalankan oleh apa yang baik atau apa yang terbaik untuk
pembangunan studi selanjutnya. Dengan kata lain, hasil akhirnya ilmuwan tidak boleh
terpaku pada penelitian hanya untuk mempelajari kebenaran, tetapi juga untuk
mengetahui bagaimana memberi Makna aksiologi, yaitu nilai manfaat bagi kehidupan
manusia. Ini tidak berarti bahwa paradigma ada dalam solusi masalah ilmiah
sebenarnya tidak obyektif demi nilai Tujuan bersifat relatif dan dapat diturunkan dari
menerapkan metode tertentu yang disepakati oleh komunitas ilmiah. Dengan kata lain,
penerapan paradigma sangat menentukan metode mana yang sesuai, dan untuk
menggunakannya memecahkan masalah ilmiah.
Jadi kebenaran itu akan berubah ubah secara menyeluruh dan mendasar karena
kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang adanya6.

Momentum Khun
Pemikiran Kuhn terhadap ilmu serta perkembangannya pada dasarnya ialah
reaksi terhadap pemikiran neopositivisme serta Popper. Proses verifikasi serta
konfirmasi menurut pemikiran Vienna Circle, ialah langkah serta proses pertumbuhan
ilmu, sekalian selaku garis pembeda antara apa yang diucap ilmu dengan yang bukan
ilmu. Sedangkan pemikiran Popper proses perkebangan ilmu adalah proses falsifikasi
(proses eksperimentasi buat meyakinkan salah dari suatu teori ilmu), dan refutasi.
Tampak bahwasanya dua pemikiriran ini berbeda, akan tetapi keduanya memiliki
kesamaan yang cukup fundamental. Seperti keduanya sama sama memiliki nuansa
positivistic dan objektifistik, yang cenderung memisahkan (terdapat distansi) antara
ilmu serta unsur- unsur subjektifitas dari ilmuwan, keduanya pula memandang, proses
pertumbuhan ilmu adalah dengan jalur linier- akumulasi serta eliminasi.
Akan tetapi Khun menolak pemikiran keduanya dalam (pemikiran positivistik-
objektifistik dan proses evolusi, akumulasi, dan eliminasi dalam perkembangan ilmu).
Sudut pandang yang di lakukan Khun yakni berupa sejarah. Khun menggunakan sejarah
ilmu untuk titik tolak penyelidikan Sehingga bisa mengetahui hakikat ilmu serta
aktivitas ilmiah yang nyata.

Pradigma dan Konstruksi Komunitas Ilmiah


Salah satu karya Khun yakni The Structure of Scientific Revolutions yang di
dalamnya terdapat temuan temuan Khun. Dalam bukunya Khun menganggap
bahwasanya seorang ilmuwan itu bukan seorang yang menjelajah kemana saja untuk
mencari kebenaran, melainkan seorang ilmuan adalah seseorang yang sdang mencari
dan pemecah teka-teki di dalam ilmu. Istilah “pradigma” di gunakan Khun dalam
menggambarkan sistem keyakinan untuk usaha pemecahan teka teki dalam ilmu.

5
KBBI (pandangan bahwa pengetahuan itu dibatasi, baik oleh akal budi yang serba terbatas maupun oleh cara
mengetahui yang serba terbatas)
6
Pemikiran Thomas Kuhn and D A N Relevansinya, “Terhadap Keilmuan Islam” 3, no. 2 (2015): 254-256
Dengan menggunakan istilah “pradigma” terdapat teori, aplikasi, serta instrumentasi
yang dapat di gunakan sebagai bahan atau sumber konsistensi dari tradisi riset ilmiah.
Pemikiran Khun ini membuat dirinya sebagai pemikiran yang telah melawan
keyakinan pemikiran para ilmuwan yang bersifat positivistik. Karena menurut para
ilmuwan yang bersifat positivistik, pemikiran positivistik lebih mementingkan hukum
alam serta hukum sosial yang sifatnya universal dan dapat di tingkatkan dengan rasio,
dan mereka tidak memiliki kecenderungan apabila faktor historis di gabungkan dalam
pengaplikasian hukum hukum yang telah dianggap sebagai universal.
Bagi Khun pradigma yakni sarana untuk memandang serta memahami alam yang
telah di pakai oleh sebagian ilmuan dalam pandangan dunia. Dan para golongan realis
menentang pemikiran Khun karena menurutnya sains fisika adalah sejarah yang telah
berkembang dengan cara pengumpulan fakta-fakta bebas konteks. Sedangkan
pemikiran Khun dalam sain fisika bahwasanya perkembangan sains disebabkan karena
paradigma ilmu. Dan fungsi paradigma ilmu yakni sebagai pandangn para ilmuan untuk
mengamati, memahami serta mencari jawaban dalam masalah-masalah ilmiah.
Paradigma ilmiah dapat dianggap sebagai model Berbagi skema kognitif. Skema
kognitif Ini memberi kita cara untuk memahami Lingkungan alam, maka paradigma
ilmiah memberikan jalan bagi sekelompok ilmuwan untuk memahami bidang sains.
Sekumpulan ilmuan yang telah melakukan pemerhatiaannya dengan cara pandangan
Khun, dinamakan “komunitas ilmiah” oleh Khun. Makna dari “komunitas ilmiah” ialah
Sebuah komunitas pengetahuan ilmiah yang menggunakan paradigma di alam Sains,
dengan bahasa, nilai, asumsi yang sama, tujuan, norma dan keyakinan.
Faktor historis yang telah di simpulakn oleh Khun ialah faktor nonmatematis
positivistic. Dan faktor ini perannya sangat penting dalam paradigma keilmuan secara
komplet. Adanya temuan Khun dapat memperkuat pemikiran bahwasnya sains itu
bukan lah value-neutral, akan tetapi ilmu pengetahuan yang sebenarnya adalah value
laden, yang terdapat nilai sosiokultural, budaya, pertimbangan politik dan lainya.
Menurut Khun paradigmalah yang dapat memutuskan jenis eksperimen yang
akan di lakukan para ilmuwan serta, terdapat pertanyaan dan masalah yang penting
menurut mereka. Jika tidak memakai paradigma ilmuwan tidak dapat menggabungkan
fakta, dimana fakta yang telah sesuai denga perkembangan ilmu tersebut akan tampak
seperti relevan7.

Paradigma Identik Sebagai Worldview


Paradigma adalah pendekatan untuk mempelajari suatu objek atau titik awal
mengungkapkan sudut pandang, rumusan teori, merancang pertanyaan atau refleksi
sederhana. Sehingga paradigma bisa di gunakan bersama oleh para komunitas ilmiah.
Fungsi paradigma identik adalah memperjelas suatu proses. Dan paradigma yakni
perangkat dalam teori umum serta hukum yang telah di anut oleh para kmunitas
ilmuwan. Paradigma tersebut dikenal sebagai bukti empiris yang penting seorang

7
Muslih Mohammad, Filsafat Ilmu:Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka Teori Ilmu
Pengetahuan, 1999. Hal: 132-136
arbiter yang tujuan utamanya adalah untuk mengekspos proses penyaringan
(kesempurnaan) antar paradigma yang sekaligus mempercepat pencapaian klarifikasi
lebih disukai secara empiris dengan orang lain. Sifat paradigma adalah
incommensurability yakni dapat di bandingan dengan teori terdahulu. Hegemoni
paradigma adalah paradigma yang dapat lebih paham untuk proteksi kepuasan dengan
perbandingan paradigma lama.
Untuk memperjelas paradigma Khun, Patton telah menentukan dengan
penjelasanya:
A paradigm is a world view, a general perspective , a way of breaking down the
complexity of the real world. As such, paradigms are deeply embedded in the
socialization of adherents and practitioners: paradigms tell them what is
important, legitimate, and reasonable. Paradigms are also normative, telling the
practitioner what to do without the necessity of long existential or epistemological
con-sideration. But it is this aspect of paradigms that constitutes both their
strength and their weakness-their strength in that it makes action possible, their
weakness in that the very reason for action is hidden in the unquestioned
assumptions of the paradigm.
Paradigma dalam pandangan dunia apa yang di namakan oleh world view yakni
sebagai cara pandangan umum sebagai kepercayaan yang berfungsi untuk jalan
berlangsungnya perubahan sosial dan moral. Bahwa pandangan dunia dimaknai sebagai
sistem kepercayaan yang merupakan bagian integral dari kodrat, realitas dan makna
manusia eksistensial.
Terdapat 5 persepsi dalam paradigma worldview, yang pertama susunan tentang
rencana ilmu, kedua alam semesta, ketiga membahas tentang manusia, keempat tentang
kehidupan dan yang terakhir nilai moralitas. Paradigma membimbing atas keyakinan
dalam memahami serta mempelajari dunia. Pandangan dasar tentang paradigma
sesuatu yang kongkret terhadap subjek matter (berbentuk dari ide seniman yang belum
dituangkan ke bentuk fisik). Kebenaran berdasarkan pandangan dunia individualistis,
jadi kebenarannya universal (alam semesta) tidak memiliki klaim kebenaran, bahkan
tidak satu hal pun terjadi secara obyektif yang mengarah pada formasi pandangan
dunia8.

Paradigma menjawab puzzle solving


Paradigma menunjukkan elemen pemecahan masalah yang spesifik, jika
digunakan sebagai model, pola, atau contoh, dapat menggantikan aturan-aturan yang
secara jelas menjadi dasar pemecahan masalah dan masalah umum ilmiah yang belum
terselesaikan. Satu paradigma bisa bertahan, dan paradigma lainnya bisa mati, karena
salah satunya bisa menyelesaikan masalah yang sulit.
Kuhn menentang keberadaan realitas ilmiah. Ilmu yang diteliti akan menemukan
paradigma baru berdasarkan prediksi yang akurat, tetapi para ilmuwan tidak memiliki
alasan untuk percaya bahwa prediksi yang akurat terkadang tidak sesuai dengan situasi
sebenarnya. Kuhn melihat bahwa alasan satu paradigma bertahan dan yang lain mati
adalah karena salah satunya dapat menyelesaikan masalah yang lebih baik, tetapi bukan

8
Nurkhalis, “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn,” Jurnal Ilmiah Islam Futura 11, no. 02 (2012):82-85.
berarti itu adalah representasi realitas yang lebih akurat. Sains tidak menarik
kebenaran. Pada fase normal sains, sains didorong untuk memecahkan masalah
(permasalahan) yang sulit, artinya teori atau penemuan masih konsisten sehingga sains
tetap eksis, dan tidak ditemukan penemuan baru tentang objek yang sama. Ilmu
pengetahuan normal mengusulkan (mencegah) masalah yang tidak dapat diselesaikan
dengan kerangka teoritis baru.
Dengan sains sebagai tujuannya, hal ini akan terjadi jika tidak sejalan dengan
paradigma umum (paradigma saat ini). Dalam banyak kasus, ketidakkonsistenan pada
akhirnya akan diperbaiki atau diabaikan. Namun, jika detail yang konsisten secara
serius mengancam paradigma tersebut, mungkin karena para ilmuwan sangat
memperhatikan topik sentral ini, maka akan ada krisis, yang akan membawa sains
normal ke titik terendah atau paket masalah. Krisis semacam ini menuntut para
ilmuwan untuk meninjau kembali pengetahuan dasar sains dan sains alam, dan sains
dan sains alam dikembangkan atas dasar menerima begitu saja. Selama krisis,
paradigma alternatif yang diajukan oleh para ilmuwan menjadi tercerahkan 9.

Anomali, Penemuan Baru, Incommensurability, dan Pergeseran Pradigma


Anomali memiliki pengaruh yang besar didalam timbulnya penemuan yang baru
didalam kegiatan ilmiah. Penemuan dimulai pada saat adanya kesadaran terhadap
anomaly, yaitu dengan adanya pengakuan bahwa alam, dengan suatu cara, telah
melanggar pengharapan yang didorong dengan adanya paradigma yang menguasai
sains normal. Anomali adalah persoalan yang tidak bisa diselesaikan dan tidak
konsisten, adanya ganjalan, keganjilan, ketidaktepatan, penyimpangan, atau adannya
suatu keadaan yang sering kali tidak dirasakan dan juga tidak bisa diketahui oleh
pelaksana lapangan.
Bagi Kuhn, Kunci untuk sesuatu yang baru dan mendasar yaitu terjadinya
“anomali”, merupakan istilah yang tepat dalam menangkap implikasi jika hal baru
hanya memiliki hubungan dengan bebrapa paradigma, ataupun hal-hal yang tidak
memiliki kesesuaian dengan skema yang telah ada.
Kuhn melakukannya dengan dua macam kegiatan ilmiah, yaitu yang pertama
dengan adanya adanya puzzle solving ( percobaan dan observasi ) yang didalamnya
mempunyai tujuan agar dapat memecahkan teka-teki ataupun masalah yang ada.
Kemudian yang kedua merupakan suatu penemuan paradigma baru jika pada
paradigma awal tidak bisa digunakan dalam memecahkan suatu permasalahan yang
penting ataupun mengakibatkan timbulnya konflik.
Pluralitas paradigma sebenarnya sudah diterima oleh Kuhn, dikarenakan pada
setiap paradigma memiliki kriteria dan juga aturan dengan kebenaran yang dimiliki
masing-masing. Kriteria dalam paradigma satu tidak bisa dipaksakan dalam menilai
paradigm yang lainnya dikarenakan tidak adanya pengertian ataupun criteria yang
umum yang sama-sama bisa diterima oleh berbagai paradigma yang ada. Hal inilah yang
akhirnya disebut dengan istilah prinsip ketidaksepadanan (incommensurability)
terhadap Kuhn. Namun, Kuhn mempunyai kriteria dimana terdapat satu teori (ilmiah)
yang dianggap lebih baik daripada teori yang lainnya, kriteria yang dimaksud adalah:

9
Ibid. 87- 89.
1. Consistency
Merupakan teori yang secara internal memiliki konsisten dan juga teori-teori
lain yang ada didalam paradigm yang sama.
2. Accuracy
Merupakan teori ilmiah haruslah ilmiah didalam domain penelitiannya.
3. Scope
Teori dapat menjelaskan secara luas dari yang telah dikemukakan
4. Simplicity
Teori harus jelas dan tidak berlilit
5. Fruitfulmees
Teori haruslah dapat bermanfaat dalam mengidentifikasi sebuah fenomena yang
baru ataupun mengenai hubungan yang belum bisa diketahui sebelumnya yang
ada pada teori tersebut.
Pergeseran paradigma memiliki beberapa unsur yaitu munculnya cara berfikir
yang baru tentang masalah yang baru hal ini dikarenakan didalam paradigm terdapat
prinsip (asumsi) yang selalu ada. Pergeseran paradigma atau shifting paradigm bisa
juga diartikan dengan suatu komunitas ilmiah yang sudah menyusun kembali paradigm
yang baru dengan cara memilih norma, bahasa, nilai, asumsi, dan cara yang baru
didalam memahami dan dalam mengamati alam, atau disebut dengan proses dari
keadaan yang normal science ke revolutionary science. Didalam penerapannya paradigm
yang baru bisa dilaksanakan apabila paradigma yang lama telah ditinggalkan, dan
didalam penerapannya paradigm yang baru akan menemukan banyaknya kecurigaan
dan juga permusuhan seperti tantang yang harus dihadapi oleh Giodarno Bruno dan
Galileo Galilei10.

Kesimpulan
Thomas S. khun lahir pada tanggal 18 Juli 1992 dan wafat pada tanggal 17 juli
1990. Ia lahir di Cincinnati pada Ohio Amerika Serikat dan wafat di Cambridge tepatnya
di Massachusetts USA. Setelah ia lulus dari Harvad Ia bekerja disana menjadi asisten
dosen pada bidang sejarah sains. Dan kelulusanya itu ia mendapatkan gelar Ph.D dalam
bidang ilmu pasti alam. Karya Khun yang paling terkenal adalah The Structure of
Scientific Revolution. Dan karya nya ini telah di percaya oleh ilmuan untuk menjadi
rujukan utama sebab mengandung konsep dan teori yang sangat besar. Cara Khun
mengungkapkan proses pengembangan sains serta wacana alternatif teori baru yakni
menggunakan istilah revolusi.
Substansi paradigma dalam konsep paradigam Thomas Khun ada dua yang
pertama unsur baru yang dapat mengeluarkan penganut dalam aktifitas ilmiah, yang
kedua mengusulkan permasalahan yang actual serta yang belum teratasi. Menurut Khun
objektivitas hanyalah alsan sebuah kebenaran saja. Paradigama lama tidak bisa di
samakan dengan paradigam baru karena salah satunya adalah paradigam baru memiliki
relativisme, serta paradigam tidak selalu terikat dengan benar salahnya.
Menurut Khun paradigma adalah cara untuk memahami alam yang tekah
digunakan oleh Sebagian ilmuan dalam pandangan dunia. Terdapat 5 persepsi dalam
10
Afiq Fikri Almas, “Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan (Penerapan Metode
Problem Based Learning Dan Discovery Learning),” At-Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 3, no. 1
(2018): 89.
paradigma worldview, yang pertama susunan tentang rencana ilmu, kedua alam
semesta, ketiga membahas tentang manusia, keempat tentang kehidupan dan yang
terakhir nilai moralitas.
Kuhn mempunyai kriteria dimana terdapat satu teori (ilmiah) yang dianggap
lebih baik daripada teori yang lainnya, kriteria yang dimaksud adalah:
1. Consistency
2. Accuracy
3. Scope
4. Simplicity
5. Fruitfulmees

Daftar pusaka
Almas, Afiq Fikri. “Sumbangan Paradigma Thomas S. Kuhn Dalam Ilmu Dan Pendidikan
(Penerapan Metode Problem Based Learning Dan Discovery Learning).” At-
Tarbawi: Jurnal Kajian Kependidikan Islam 3, no. 1 (2018): 89.
Hasbiansya. “Konstelasi Paradigma Objektif Dan Subjektif Dalam Penelitian Komunikasi
Dan Sosial” 5 (2004).
https://ejournal.unisba.ac.id/index.php/mediator/article/view/1157/0.
Kuhn, Pemikiran Thomas, and D A N Relevansinya. “Terhadap Keilmuan Islam” 3, no. 2
(2015): 249–276.
Mohammad, Muslih. Filsafat Ilmu:Kajian Atas Asumsi Dasar, Paradigma Dan Kerangka
Teori Ilmu Pengetahuan, 1999.
Nurkhalis, -. “Konstruksi Teori Paradigma Thomas S. Kuhn.” Jurnal Ilmiah Islam Futura
11, no. 02 (2012): 79.
Sabila, Nur Akhda. “Paradigma Dan Revolusi Ilmiah Thomas S. Kuhn (Aspek Sosiologis,
Antropologis, Dan Historis Dari Ilmu Pengetahuan).” Zawiyah: Jurnal Pemikiran
Islam 5, no. 1 (2019): 80–97.
Umum. “Pengertian Paradigma” (n.d.). https://pengertiandefinisi.com/pengertian-
paradigma/.

Anda mungkin juga menyukai