Anda di halaman 1dari 2

Nama : Virginia Sagita Elsa Antolis

Kelas : E / Akuntansi
Stambuk : 1813063

BAB 5 EPISTEMOLOGI REVOLUSI SAINTIFIK THOMAS S. KHUN

A. Prawacana
“if I have seen further. It is because I stood on the shoulders of gain”.

Pada tahun 1962, filsuf sejarah Sains asal Amerika Serikat, Thomas Samuel Khun, menerbitkan
sebuah karya tentang sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (sains) yang berjudul The
Structure of Scientific Revolution. Meskipun buku tersebut terbilang agak tipis , karya tersebut
segera mengguncangkan dunia ilmu pengetahuan yang selama ini menjadi pegangan umum para
ilmuwan.
Salah satu tujuan Kuhn dalam The Structure of Scientific Revolutions adalah untuk
menantang anggapan umum yang berlaku mengenai cara terjadinya perubahan ilmu. Menurut
pandangan orang awam dan kebanyakan ilmuwan, kemajuan ilmu terjadi secara kumulatif,
setiap tahap kemajuan tanpa terelakkan dibangun di atas seluruh kemajuan yang sekarang
melalui kenaikan atau tambahan pengetahuan yang terjadi secara terus-menerus dan lambat.
Demikianlah, ilmu mengalami bahkan ke tingkat yang semakin tinggi di masa depan.

B. Paradigma Saintifik
Salah satu yang menjadi konsep sentral dalam kajian Kuhn terhadap sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan adalah paradigma. Namun sayangnya, Khun tidak menguraikan dengan begitu
jelas apa yang dimaksud dengan paradigma. Menurut Margaret Masterman, Khun menggunakan
konsep paradigma tersebut sekurang-kurangnya dalam dua puluh satu cara yang berbeda-beda.
Secara harfiah, istilah paradigma sebenarnya berasal dari bahasa Yunani; para yang berarti di
samping atau di sebelah dan digma/dekynai yang berarti memperlihatkan, yakni model, contoh,
arketipe, atau ideal. Dari makna tekstual ini, paradigma memiliki beberapa pengertian sebagai
berikut :
1. Cara memandang sesuatu.
2. Dalam ilmu pengetahuan : model, pola, ideal. Dari model-model ini fenomen yang
dipandang, dijelaskan.
3. Totalitas premis-premis teoritis dan metodologis yang menentukan atau mendefinisikan
suatu studi ilmiah konkret. Dan ini melekat di dalam praktik ilmiah pada tahap tertentu.
4. Dasar untuk menyeleksi problem-problem dan pola untuk memecahkan problem-problem
riset.

C. Sejarah Revolusi Sains


Dalam perspektif Thomas Khun, sejarah perkembangan sains berawal dari tahap pre-
paradigmatic stage, fase praparadigma yakni di mana perkembangan ilmu pengetahuan belum
memiliki seperangkat metode, teori, konsep atau sebuah paradigma yang mapan. Para pengkaji
sains masih belum memiliki kesepakatan konseptual mengenai suatu objek yang sama-sama
mereka teliti. Masing-masing mereka memformulasikan sebuah objek penelitiannya dengan
rumusan-rumusan yang berbeda-beda. Dengan kata lain, mereka masih berada pada fase
praparadigma, belum memasuki fase paradigma.
Dalam analisis Khun, pada fase praparadigma, setiap fenomena alam selalu ditafsirkan
melalui kumpulan kepercayaan teoretis dan metodologis yang saling berjalin. Jika sekumpulan
kepercayaan itu belum lengkap pengumpulan faktanya, maka ia harus dipasok dari luar,
barangkali oleh metafisika saat itu, oleh sains yang lain, atau oleh kejadian personal dan historis.

D. Perubahan Paradigma : Kasus Dunia Kedokteran


Di sini saya akan menurunkan sebuah eksemplar dalam dunia kedokteran dari Pip Jones yang
merefleksikan paradigma change yang dikonstruksi Thomas Khun. Medisin (ilmu kedokteran)
juga memberikan contoh kontemporer yang baik untuk menggambarkan bangun-jatuhnya
paradigma. Meski begitu banyak bentuk terapi tersedia—homepati, hipnoterapi, akupuntur,
penyembuhan-dengan-keyakinan, hidroterapi, dan banyak lainnya, pabrik kedokteran Barat
didominasi oleh satu versi kebenaran medis. Pengembangan medis (Inggris dipresentasikan oleh
British Medical Association, MBA), lembaga-lembaga dana, lembaga penelitian dan rumah sakit
penelitian, semua praktis medis dengan sendirinya mengikuti satu bentuk terapi.
Ada satu cara dominan dalam memandang sakit (sebagai gejala yang berasal dari organik
dan dapat di obati dengan intervensi fisik—dengan obat atau pembedahan misalnya). Jadi, kalau
Anda pergi ke dokter bedah, Anda tidak akan diberi pilihan alternatif pengobatan. Anda
diwajibkan untuk berkonsultasi dengan dokter yang terlatih dalam bidang tertentu, dana
menyingkirkan yang lain. Dalam istilah Khun, ada paradigma medis yang domian.

E. Penutup : Antara Apresiasi dan Kritik


Sumbangan Khun yang utama adalah penolakannya atas pandangan kaum neo-positivisme
(logical positivism) generasi terakhir terutama Popper. Khun menunjukkan bukti baru bahwa
sejarah sains menunjukkan gejala yang sama sekali tidak mendukung asumsi kaum neo-
positivisme yang beranggapan bahwa sains bersifat rasionalistik, logik, dan begitu bergantung
pada observasi data. Menurut Khun, sejarah sains menunjukkan bahwa ada faktor lain yang
lebih memengaruhi sains, yaitu faktor pengeseran paradigma dan faktor konsensus sosial
masyarakat ilmuwan.
Dengan demikian, sains tidak bisa dilihat semata-mata hasil observasi hitam-putih
pisotivistik atas data-data empirik atau hasil falsifikasi atas hipotesis-hipotesis seperti usulan
Popper, tapi sains merupakan hasil support dari sebuah paradigma. Dan hal itu berarti hasil
konsensus sosial. Dengan begitu, maka Khun sesungguhnya ingin menjawab problem kedua dari
aliran positivisme logis dan neo-positivis, yaitu persoalan konfirmasi teori (the problem of the
confirmation of theory). Khun sependapat bahwa sains memang hasil rekonstruksi empiris.
Tetapi tidak semata-mata itu, ia juga merupakan hasil konsensus sosial para ilmuawan.

Anda mungkin juga menyukai