Akuntansi Keperilakuan
Anggita Vermata Sari (130190062)
• Kata filosofi (philosophy) berasal dari bahasa Yunani “philos” yang artinya
suka atau cinta dan “sophia” yang artinya kebijaksanaan. Jadi, kata filosofi
berarti cinta kepada kebijaksanaan. Filsafat sering kali disebut oleh sejumlah
pakar sebagai induk dari ilmu pengetahuan. Filsafat merupakan disiplin ilmu
yang berusaha untuk menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup pengetahuan
manusia secara tepat dan lebih memadai
1. Paradigma Fungsionalisme/Positivistik
Tujuan pendekatan ini adalah menganalisis realitas sosial dan cara realitas sosial
tersebut terbentuk. Berikut dua aliran riset dengan pendekatan interpretif ini,
yaitu :
1. Tradisional, yang menekankan pada penggunaan studi kasus, wawancara
lapangan dan analisis historis.
2. Metode Foucaldian, yang menganut teori sosial dari Michael Foucault sebagai
pengganti konsep tradisional historis yang disebut “a historical” atau
“antiquarian”.
4. Paradigma Humanis Radikal
Riset akan diklasifikasikan ke dalam paradigma humanis radikal (radical humanist) jika
didasarkan pada teori kritis dari Frankfurt Schools dan Habermas. Pendekatan kritis Habermas
melihat objek studi sebagai suatu interaksi sosial yang disebut dunia kehidupan (life world)
yang berarti interaksi berdasarkan pada kepentingan kebutuhan yang melekat dalam diri
manusia dan membantu untuk pencapaian yang saling memahami.
5. Paradigma Posmodernisme
Paradigma posmodernisme muncul karena adanya kelemahan dari beberapa paradigma yang
ada. Pascamodernisme/posmodernisme (postmodernism) menolak pendapat modernisme yang
meyakini bahwa manusia mempunyai kapasitas untuk maju, untuk memperbaiki dirinya sendiri
dan bepikir secara rasional. Bagi seorang postmodern tidak ada keadaan yang lebih baik, tidak
ada dunia yang lebih baik, tidak ada yang disebut kemajuan atau pengendalian alam.
Postmodern membuang metode dan teori yang dominan mengenai modernitas dan
menggantikannya dengan metode pascastrukturalisme (post-structuralism).
6. Paradigma Akuntansi Kritis
Paradigma akuntansi kritis akan dipandang melalui refleksi dari ilmu sosial
politik. Paradigma ini dikemukakan pertama kali oleh Mattessich (1964)
melalui sebuah derivatif filosofi fungsionalisme dalam sistem ekonomi
kapitalis. Oleh karena itu, teori ini tidak berkaitan dengan penyelesaian
masalah keterasingan, melainkan dengan proses teknis penilaian dimana
penilaian didefinisikan sebagai nilai objektif yang didasarkan pada konsep
ekonomi marginalis. Hal yang diinginkan disini sebenarnya adalah teknologi
yang lebih baik yang didasarkan pada kelompok asumsi dasar yang
menghasilkan representasi alternatif yang konsisten dengan faktor
lingkungan ekonomi.
THANKS
ANY QUESTION ?