Anda di halaman 1dari 12

NON POSITIVE (NON-MAINSTREAM)

ACCOUNTING RESEARCH

TEORI AKUNTANSI
KELOMPOK 6

YULI ARDIANY 1520532045


O L I N M E I S A L U D I PA 1 5 2 0 5 3 2 0 4 6
PUTRA ANDRA 1520532053
PENGANTAR

Paradigma penelitian, khususnya dalam ilmu


sosial merupakan kerangka berfikir yang
menjelaskan cara pandang terhadap fakta
kehidupan kehidupan sosial.

Secara ekstrim paradigma penelitian dapat


dibedakan ke dalam paradigma positivisme dan
paradigma non-positivisme dan sering
disederhanakan menjadi paradigma kuantitatif
dan kualitatif.
Paradigma Positivisme

Paradigma positivisme sering disebut sebagai paradigma


kuantitatif karena semua datanya diukur dalam angka yang dapat
dihitung, kemudian dianalisis dengan pendekatan statistik.

Paradigma positivisme memandang pengetahuan sebagai


pernyataan mengenai keyakinan atau fakta yang dapat diuji secara
empiris, dapat dikonfirmasi atau dapat ditolak.

Tujuan penelitian yang berlandaskan positivisme menurut


Muhadjir (2000:13) adalah menyusun bangunan ilmu nomothetik,
yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum dari generalisasinya.

Positivisme menuntut agar penelitian itu bebas nilai (value free)


dan mengejar obyektivitas agar dapat ditampilkan prediksi atau
hukum yang keberlakukaannya bebas waktu dan tempat.
NON POSITIVE (NON-MAINSTREAM)

 Metode penelitian non positivistik atau metode


penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah (lawannya adalah eksperimen)
 di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara
trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi.
PERBEDAAN ANTARA PENELITIAN POSITIVISTIC
DAN NON POSITIVISTIC

positivistic non postivististic

ontotologi, memandang adanya realitas memandang realitas sebagai


diluar dirinya bagian dari dirinya
espistimologi menggunakan pendekatan pure dibangun dengan menjadi
science yang pada intinya ilmu bagian dari realitas yang
dibangun dari verifikasi dan diteliti bukan diluar Peneliti ini
falsifikasi yang terukur, obyektif mengedepankan subyektivitas
yang tinggi serta bebas nilai. peneiti dan serta tidak bebas
nilai.
metodologi cenderung monothetic (tunggal) cenderung ideografic yang
sehingga terikat dengan pakem hanya dapat dilakukan secara
yang ada dengan melakukan natural apa adanya oleh sang
kuantifikasi sehingga peralatan peneliti yang sering
statistik sangat dibutuhkan mengedepankan unsur
dalam menguji hipotesis yang subyektivitas dan tidak bebas
dibagnun sebelumnya nilai
PARADIGMA DALAM PENELITIAN
AKUNTANSI
Paradigma Interpretif untuk Kajian
Akuntansi

 Paradigma interpretif yang berakar dari tradisi pemikiran


German ini mencakup suatu rentang pemikiran filosofis
dan sosiologis yang luas

 Penelitian yang dilakukan dalam wilayah paradigma


interpretivis bertujuan untuk menafsirkan (to interpret)
dan memahami (to understand) fenomena akuntansi

 Aliran-aliran pemikiran yang termasuk dalam paradigma


interpretif ini adalah hermeneutika, solipsisme,
fenomenologi, interaksionisme simbolik, dan
ethnometodologi serta etnografi
Metode Penelitian Kualitatif Akuntansi
Paradigma Kritis
 Penelitian ini bertujuan untuk membebaskan (to emancipate)
dan mengubah (to transform)

 Paradigma ini sangat peduli tentang bagaimana orang-orang


tertindastersebut dapat dibebaskan. Kemudian setelah
dibebaskan, orang-orang tersebut diubah kehidupannya ke
arah yang lebih baik

 Pada paradigma ini jika dilihat dari asumsi ontologis


akuntansi, maka akuntansi dan realitas diciptakan oleh pihak
yang berkuasa (akuntan), akuntan juga memanipulasi dan
mengkondisikan agar orang lain
memahami/menginterpretasikan sesuatu seperti yang
diinginkan
Metode Penelitian Kualitatif Akuntansi
Paradigma Posmodernis
 Penelitian dengan paradigma posmodernis (yang karakternya
sangat majemuk, yaitu mengombinasikan berbagai pemikiran yang
bahkan bisa bertentangan antara yang satu dengan yang lain)
bertujuan untuk melakukan dekonstruksi (to deconstruct)

 Bagi akuntansi modern, aspek mental dan spiritual adalah aspek


yang berada di pinggiran dan tidak boleh dimasukkan sebagai
bagian dari akuntansi modern. Tetapi sebaliknya bagi paradigma
posmodernis, kedua aspek tersebut sama pentingnya dengan aspek
materi.

 Posmodernisme adalah pandangan dunia yang menyangkal semua


pandangan dunia. Singkatnya, posmodernisme mengatakan bahwa
tidak ada kebenaran universal yang valid untuk setiap orang.
. KRITIK PARADIGMA AKUNTANSI
MODEREN

 manusia yang memiliki kemampuan untuk menggunakan inderanya


sehingga manusia menjadi subyek diantara realitas yang ada.
Kecendrungan manusia sebagai subyek realitas mengesampingkan atau
bahkan meniadakan kekuatan yang membentuk realitas termasuk
manusia itu sendiri

 Hal tersebut di atas jugalah yang menjadi dasar dan memberi pengaruh
yang sangat besar terhadap paradigma-paradigma akuntansi yang
mengkaji manusia dan masyarakatnya dari sisi luarnya saja tetapi tidak
melihat kebutuhan manusia secara mental (psikologis)
. IMPLIKASI RISET-RISET AKUNTANSI
DI MASA MENDATANG

 metode penelitian kualitatif cocok digunakan


untuk meneliti di mana masalahnya belum jelas,
dilakukan pada situasi sosial yang tidak luas,
sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan
bermakna.
 Sebagian orang berpendapat bahwa paradigma
mainstream adalah paradigma yang mengkaji
akuntansi secara empiris, sedangkan paradigma
nonmainstream adalah paradigma yang mengkaji
akuntansi pada tataran konseptual (tidak empiris).
 Akuntansi non-mainstream memiliki kelebihan
dibandingkan dengan akuntansi mainstream
terutama pada aspek kontekstual. Akuntansi non-
mainstream sangat memperhatikan aspek
lingkungan, yang terkait dengan nilai-nilai
budaya, sosial dan politik serta sistem
ekonomi yang melingkupinya

Anda mungkin juga menyukai