DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL........................................................................................... 2
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 38
Hal 1
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Pada Sub Sektor Makanan & Minuman ........... 7
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan EVA perusahaan Sub Sektor Makanan & Minuman 20
Hal 2
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
DAFTAR LAMPIRAN
Hal 3
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan yang semakin komplek dan perubahan yang demikian cepat menyebabkan banyak
perkembangan pemikiran dan peran pada segala bidang usaha. Untuk perusahaan yang berskala
kecil mengenai masalah pengendalian tidak terlalu rumit. Perusahaan yang berskala kecil pihak
perusahaan. Untuk perusahaan yang berskala besar di mana kegiatan pengelolaan perusahaan
yang semakin komplek, tentu pengawasan secara langsung tidak memungkinkan lagi. Segala
bentuk kebijakan dan pengawasan yang dilakukan tersebut dalam rangka mempermudah
pencapaian tujuan perusahaan. Tujuan merupakan hasil akhir yang akan dicapai oleh perusahaan
dalam melakukan aktivitasnya, dalam rangka pencapaian tujuan tersebut maka diperlukan
informasi yang tepat dan akurat sehingga dapat digunakan sebagai media dalam pengambilan
keputusan. Bentuk informasi tersebut salah satunya yaitu mengenai kinerja perusahaan, yang
untuk menilai keadaan keuangan perusahaan. Pada prinsipnya laporan keuangan merupakan hasil
dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi mengenai
Informasi dari laporan keuangan dapat diungkapkan dengan melakukan analisis terhadap
laporan keuangan sebagai landasan perencanaan bagi operasional perusahaan untuk masa atau
Hal 4
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
periode selanjutnya. Sukses atau tidak manager perusahaan biasanya diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan. Pada mulanya laporan keuangan bagi perusahaan hanyalah sebagai alat
penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, selanjutnya laporan keuangan sebagai dasar untuk
menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Kenyataan tersebut secara langsung dapat diketahui
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang diberikan kepada pemilik modal.
Rasio keuangan yang dihitung dan diinterprestasikan secara tepat akan dapat menunjukan
aspek-aspek mana yang perlu dievaluasi dan dianalisa lebih lanjut. Rasio keuangan yang dihitung
dan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan harus dikaitkan dengan tujuan-tujuan utama
yang hendak dicapai. Melalui penilaian dari analisa rasio keuangan maka pihak yang
berkepentingan dapat memahami makna yang terkandung dalam laporan keuangan. Mereka yang
kondisi keuangan perusahaan, sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan.
Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan diperlukan suatu alat ukur. Alat ukur
yang dapat digunakan dalam rangka menganalisis keadaan keuangan perusahaan yaitu
mengunakan rasio keuangan. Alat ukur tersebut disebut dengan istilah Financial Ratios untuk
rasio neraca dan Operating Ratios untuk rasio laba rugi (Hanafi dan Halim : 2013). Dengan
mengadakan analisis data keuangan dari tahun-tahun lalu, dapat diketahui kelemahan dari
perusahaan serta hasil yang telah dianggap cukup baik. Hasil analisis historis tersebut sangat
penting artinya bagi perbaikan penyusunan rencana (policy) yang akan dilakukan pada masa
yang akan datang. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan perusahaannya seorang
Hal 5
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Industri makanan dan minuman di Indonesia saat ini berkembang cukup pesat, hal ini ditandai
dengan semakin beragamnya jenis makanan dan minuman yang beredar di pasaran. Kondisi
tersebut didukung dengan semakin banyaknya home industri untuk produk makanan dan
mimuman yang secara langsung mendukung atas perkembangan sektor tersebut. Perkembangan
industri makanan dan minuman di Indonesia menunjukkan adanya peningkatan, hal tersebut
dibuktikan dengan semakin meningkatnya industri makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Tahun 2000 jumlah industri makanan dan minuman yang terdaftar yaitu
sebanyak 8 perusahaan, tahun 2001 sampai tahun 2004 yaitu sebanyak 14 perusahaan, pada
tahun 2005 sebanyak 16 perusahaan sedangkan pada awal tahun 2006 yaitu sebanyak 17
Melalui perbaikan dan sektor riil, angka pengangguran bisa ditekan dan kemiskinan
berkurang. Selanjutnya daya beli (purchase power) masyarakat pulih. Jika hal itu terjadi, emiten
yang bergerak di sektor riil bisa meningkatkan performa mereka yang secara otomatis berimbas
pada kinerja pasar modal Indonesia. Menteri Keuangan Sri Mulyani juga melontarkan
harapannya untuk perekomonian Indonesia pada tahun 2007. Menurutnya dengan adanya
2007. Kondisi tersebut dapat membuktikan bahwa dengan meningkatnya perusahaan makanan
dan minuman yang listing menandakan perusahaan yang membutuhkan dana investasi dan dapat
Hal 6
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Apalagi pangsa pasar produk makanan dan minuman ini tidak hanya terbatas untuk kalangan
tertuntu seperti produk industri yang lain. Faktor lain yang mendukung untuk perkembangan
industri makanan dan minuman yaitu untuk bahan baku tersedia melimpah di dalam negeri
sehingga tidak perlu menambah biaya untuk melakukan import. Sektor makanan dan minuman
untuk saat ini memegang peranan yang cuukup penting dalam perkembangan industri nasional.
Kondisi tersebut mengakibatkan pada sektor ini menjadi salah satu pilihan para investor sebagai
sarana investasi yang menjanjikan. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya perusahaan
makanan dan minuman yang go public dan menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah cukup
besar usahanya, dapat menyerap tenaga kerja dan investasi modal yang cukup besar.
Dalam pembahasan analisis laporan keuangan untuk subsektor Makanan dan Minuman yang
dilakukan oleh tim penulis saat ini tidak menggunakan seluruh perusahaan yang listing di BEI,
namun hanya menggunakan sembilan perusahaan berdasarkan tahun penerbitan initial Public
Offering (IPO) yang minimal tahun 1994. Berarti perusahaan tersebut telah beroperasi selama 20
tahun sehingga diasumsikan sembilan perusahaan ini mampu bertahan sampai saat ini. Untuk
memperjelas dan agar tidak meluasnya pokok masalah yang akan dibahas, maka dalam penulisan
ini dibatasi pada analisa laporan keuangan dalam kurun waktu selama dua tahun yaitu 2012-2013
yang kemudian dilakukan perbandingan antarperiode dalam memberikan penilaian atas kinerja
perusahaan. Analisis yang dilakukan oleh tim penulis menggunakan pendekatan analisis secara
eksternal, dimana tim penulis membandingkan kinerja keuangan industri dengan industri
sejenisnya.
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Pada Sub Sektor Makanan dan Minuman
No Nama Perusahaan Tahun IPO
1 PT. Delta Djakarta Tbk (DLTA) 12 Februari 1984
2 PT. Indofood Sukses Makmur (INDF) 14 Juli 1994
3 PT. Sekar Bumi Tbk (SKBM) 05 Januari 1993
Hal 7
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
PEMBAHASAN
Analisis rasio adalah suatu angka yang menunjukan hubungan antara unsur-unsur dalam
laporan keuangan. Hubungan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis sederhana (Arief
Sugioyo : 2009). Dengan adanya rasio keuangan dapat menjelaskan dan mengambarkan kepada
penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan dari
suatu periode ke periode berikutnya. Selain itu rasio keuangan juga bertujuan sebagai dasar
Dalam menganalisis rasio keuangan ada dua jenis perbandingan yang digunakan yaitu:
a. Perbandingan Internal : Membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dari
Hal 8
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Industri
Hal 9
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Hal 10
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
1,8. Perusahaan yang memiliki current rasio diatas rata-rata industri adalah perusahaan
DLTA, INDF (pada tahun 2012), DAVO, ADES, MYOR dan ULTJ. Dalam hal ini
berarti perusahaan yang memiliki current rasio diatas rata-rata industri memiliki
aktiva lancar yang dimiliki. Namun nilai likuiditas yang terlalu tinggi juga berdampak
kurang baik terhadap earning power karena adanya iddle cash atau menunjukan
kelebihan modal kerja yang dibutuhkan, kelebihan ini akan menurunkan kesempatan
memperoleh keuntungan. Untuk perusahaan INDF (pada tahun 2013), SKBM dan MLBI
memiliki current rasio dibawah rata-rata industri seperti yang dicantumkan pada tabel
diatas. Dapat disimpulkan perusahaan ini dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya
dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki masih tergolong rendah. Hal ini
disebabkan oleh jumlah aktiva lancar yang kurang memadai dibanding jumlah kewajiban
lancarnya. Dari tabel diatas para pengguna laporan keuangan (calon investor) dapat
mempertimbangkan perusahaan mana yang akan dipilih. jika dilihat dari sub sektor
makanan dan minuman, yang dalam hal ini perusahaan yang memiliki current rasio
tertinggi pada tahun 2012 dan 2013 adalah DAVO. Jika diperhatikan dalam laporan
keuangan jumlah aktiva lancar DAVO sangat tinggi, sedangkan kewajiban lancar sedikit.
Sehingga current rasio yang dimiliki sangatlah tinggi. Walaupun DAVO memiliki current
Hal 11
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
rasio yang sangat tinggi, namun pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami sedikit
penurunan. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah persediaan pada tahun 2013 dan
meningkatnya kewajiban lancar pada tahun tersebut. Untuk perusahaan yang memiliki
current rasio paling rendah adalah perusahaan MLBI. Perusahaan ini memiliki kewajiban
lancar yang jauh lebih tinggi dibandingkan aktiva lancarnya. Berdasarkan laporan
keuangan MLBI, terdapat beberapa kewajiban lancar yang sangat tinggi seperti
Quick rasio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih
Berarti perusahaan yang memiliki quick rasio diatas 0,70 dianggap mampu membayar
kewajiban lancarnya dengan aktiva yang likuid, tanpa harus menunggu waktu yang lama
untuk menjual persediaannya. Karena dalam rasio ini persediaan tidak dianggap sebagai
aktiva yang paling likuid karena proses transisi persediaan menjadi kas membutuhkan
waktu yang lama. Dari sembilan perusahaan diatas yang tergolong baik dalam memenuhi
kewajiban lancarnya menggunakan aktiva yang likuid adalah perusahaan DLTA, INDF,
SKBM, DAVO, MLBI (pada tahun 2013), ULTS, ADES, MYOR dan SKLT (pada tahun
2012). Karena rasio ini lebih berkonsentrasi terutama hanya pada aktiva lancar yang lebih
likuid yaitu kas, sekuritas yang dapat diperjualbelikan, piutang yang berhubungan dengan
Hal 12
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
obligasi jangka pendek, sehingga rasio yang tinggi menunjukan kelebihan aktiva lancar
dan tingkat pemenuhan kewajiban lancar semakin besar dan dapat meminimalkan risiko
atas ketidaksanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek. Hal ini dapat meningkatkan
kredibilitas perusahaan yang akan menimbulkan reaksi positif dari investor dan
MLBI pada tahun 2012 dan SKLT pada tahun 2013 sempat berada dibawah rata-rata
kewajiban jangka pendeknya masih rendah. Hal ini disebabkan oleh jumlah aktiva lancar
dari perusahaan yang berada dibawah rata-rata industri lebih sedikit dibandingkan dengan
jumlah persediaan yang dimiliki. Untuk quick rasio yang terbaik pada tahun 2012 dan
2013 adalah perusahaan DAVO. Hal ini disebabkan meningkatnya aktiva lancar yang
paling likuid meningkat setiap tahun terutama pada kas perusahaan dan menurunnya
kewajiban lancar yang akan jatuh tempo. Sedangkan untuk perusahaan yang memiliki
quick rasio terendah adalah perusahaan MLBI. Perusahaan ini memiliki aktiva yang lebih
rendah dibandingkan dengan kewajiban yang akan dipenuhi. Kewajiban lancar yang
paling besar adalah utang usaha, utang pajak penghasilan dan jaminan embalasi. Pada
tahun 2013 terlihat kewajiban yang juga meningkat yang tidak diiringi peningkatan oleh
aktiva lancar secara signifikan. Walaupun MLBI termasuk pada perusahaan yang
tergolong rendah, namun pihak managemen telah bekerja dengan maksimal sehingga
dapat kita lihat quick rasio dari tahun 2012 ke tahun 2013 meningkat. Peningkatan rasio
ini terjadi pada penurunan utang bank jangka pendek dan peningkatan aktiva lancar.
Hal 13
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Suatu angka yang menunjukan berapa kali perusahaan melakukan penagihan atas
piutangnya pada suatu periode tertentu. Perputaran piutang bagi perusahaan sangatlah
penting untuk diketahui karena makin tinggi perputaran piutang, maka piutang yang
dapat ditagih oleh perusahaan makin banyak. Sehingga akan memperkecil adanya piutang
yang tidak tertagih dan memperlancar arus kas. Selain itu piutang yang berasal dari
penjualan kredit dan sebagai modal kerja bagi perusahaan, kondisi piutang idealnya harus
selalu berputar. Periode perputaran piutang tergantung pada panjang pendeknya waktu
kali/tahun. Dari tabel diatas dapat kita simpulkan bahwa perputaran piutang yang baik
dengan melihat rata-rata industri adalah perusahaan DLTA (pada tahun 2013), INDF,
SKBM, MLBI, SKLT, ULTS, ADES dan MYOR. Hal ini menggambarkan kepada kita
bahwa perusahaan dapat meminimalisir jumlah piutang tak tertagih dan menunjukan
bahwa pihak marketing perusahaan dalam mencari pelanggan yang potensial membeli
akan tetapi juga potensial membayar piutangnya tergolong sangat baik. Sedangkan
perusahaan yang masih memiliki perputaran piutang dibawah rata-rata industri seperti
perusahaan DLTA (pada tahun 2012) dan DAVO yang hanya memiliki perputaran
piutang pada tahun 2012 dan 2013 sebanyak 1 kali, dalam hal ini DAVO belum mampu
tingginya cadangan piutang tak tertagih. Selain itu rendahnya tingkat perputaran piutang
sangat buruk bagi perusahaan karena berinvestasi dengan piutang sangat tinggi dan
Hal 14
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
perputaran piutang juga mungkin disebabkan oleh kurang efektifnya bagian kredit dan
bagian penagihan, dan juga dipengaruhi oleh kebijakan pemberian kredit yang terlalu
lama sehingga terikatnya modal kerja dalam bentuk piutang yang memakan waktu lebih
lama. Dalam hal ini perusahaan SKLT sebagai leader dalam rasio perputaran piutang
untuk tahun 2012 sebesar 25,53 dan tahun 2013 sebesar 36,03. Dalam hal ini perusahaan
yang memiliki tingkat perputaran piutang yang tinggi adalah perusahaan SKLT, hal ini
disebabkan oleh tingkat penjualan yang semakin tinggi dan jumlah piutang rata-rata yang
rendah. Dengan tingginya perputaran piutang pada perusahaan SKLT, arus kas akan
semakin lancar. Sedangkan perusahaan DAVO paling rendah dalam rasio ini, hal ini
dikarenak tingginya piutang kepada pihak berelasi dan tingkat penjualan yang masih
rendah. Semakin tahun jumlah piutang semakin tinggi dan kebijakan managemen dalam
memberikan jangka waktu pembayaran cukup lama, begitu juga untuk penjualan yang
Semakin lama jangka waktu piutang usaha, risiko tidak tertagihnya semakin besar.
Walaupun demikian, jangka waktu piutang yang lebih lama dapat dibenarkan karena
jangka waktu kredit dapat dilonggarkan, misalnya untuk penggenalan produk baru atau
apabila tingkat penjualan yang direncakan pada periode berjalan belum tercapai. Formula
yang digunakan:
mengumpulkan piutang kurang dari rata-rata industri yaitu 37 hari adalah perusahaan
Hal 15
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
INDF, SKBM, MLBI (pada tahun 2013), SKLT dan ULTJ (pada tahun 2013). Sedangkan
perusahaan DLTA, DAVO, MLBI (pada tahun 2012), ULTJ (pada tahun 2012), ADES
dan MYOR masih rendah dalam mengumpulkan piutang ditunjukan dengan lamanya
hari yang terdapat pada tabel diatas. Pada hasil perhitungan diatas juga dapat disimpulkan
bahwa pada tahun 2012 dan 2013 leader yang mampu mengumpulkan piutang usaha
dengan jangka waktu yang pendek adalah perusahaan SKLT yaitu 14 dan 9 hari.
Margin laba kotor merupakan perbandingan laba kotor dengan tingkat penjualan yang
dicapai oleh perusahaan pada periode yang sama. Margin laba kotor ini mencerminkan
laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan yang terjadi. Menurut sumber yang
dikeluarkan oleh Kweon rasio margin laba kotor yang harus dijaga oleh perusahaan
perusahaan DLTA, MLBI dan ADES. Semakin tinggi margin laba kotor yang dihasilkan,
maka hal ini baik bagi perusahaan karena dapat meminimalisir biaya produksi.
Perhitungan ini dilakukan juga bertujuan untuk mengetahui berapa sisa uang yang
dihasilkan dari pendapatan yang digunakan untuk membayar beban perusahaan. Dari tiga
perusahaan diatas yang memiliki margin laba kotor yang baik seperti perusahaan DLTA,
MLBI dan ADES akan menjadi sorotan bagi investor karena berkaitan dengan harga
saham dan dividen perusahaan. Dari perhitungan diatas juga diperoleh beberapa
perusahaan yang memiliki margin laba kotor yang rendah, yaitu perusahaan INDF,
Hal 16
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
SKBM, DAVO, SKLT, ULTS dan MYOR. Dalam hal ini perusahaan-perusahaan
tersebut memiliki gross profit margin yang rendah mungkin disebabkan oleh terlalu
tingginya beban penjualan sehingga mengakibatkan rendahnya laba kotor. Angka yang
diperoleh patut sebagai teguran bagi perusahaan untuk mencari strategi lain agar
sebagai indikasi kesehatan perusahaan. Dari GPM yang diperoleh diatas, satu dari
sembilan perusahaan yang menjadi leader pada tahun 2012-2013 adalah perusahaan
DLTA dengan perolehan persentase sebesar 71,86 dan 69,81 hal ini disebabkan oleh
tingkat penjualan perusahaan yang tinggi dan meningkat setiap tahun dan diikuti dengan
kecilnya beban penjualan. Sedangkan untuk perusahaan yang belum mampu menciptakan
laba dengan baik berdasarkan penjualan adalah perusahaan DAVO. Perusahaan ini
memiliki tingkat penjualan yang rendah dan biaya penjualan yang tinggi.
Net Profit Margin adalah rasio tingkat profitabilitas yang dihitung dengan cara membagi
keuntungan bersih dengan total penjualan. Rasio ini menunjukan keuntungan bersih
dengan total penjualan yang diperoleh dari setiap penjualan. Formula yang digunakan:
dengan standar yang dikeluarkan oleh Kweon sebesar 10% adalah DLTA, DAVO (pada
tahun 2013), MLBI, ULTS (pada tahun 2012) dan ADES. Semakin tinggi margin yang
diperoleh oleh perusahaan tersebut maka akan semakin baik karena dalam hal tersebut
Hal 17
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
perusahaan mampu membagikan deviden yang juga tinggi kepada pemegang saham.
Perhitungan ini lebih akurat dibandingkan dengan GPM dalam menghitung kesehatan
perusahaan. Karena dalam perhitungan NPM menggunakan angka yang telah dkurangi
dengan beban pajak dan beban operasional perusahaan. Perusahaan yang masih rendah
dalam menghasilkan laba bersih adalah perusahaan DAVO (pada tahun 2013), INDF,
SKBM,SKLT, ULTS (pada tahun 2013) dan MYOR. Perhitungan ini bisa penjadi
pegangan bagi perusahaan untuk menetukan kembali kebijakan yang tepat untuk
menghasilkan laba bersih yang lebih tinggi. Salah satu dengan menekan beban
operasional. Selain itu dengan adanya perhitungan ini pihak managemen dapat
terjadi. Dalam industri sejenis yang dianalisis pada tahun 2012 NPM yang baik adalah
untuk perusahaan MLBI sebesar 72,49 karena tingkat penjualan mampu mengcover biaya
perusahaan dengan baik. Sedangkan untuk DAVO belum mampu menciptakan laba
Rasio pengembalian atas investasi merupakan perbandingan antara laba setelah pajak
dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROI menunjukan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio
ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya
Hal 18
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Menurut sumber yang dikeluarkan oleh Kweon rata-rata industri untuk ROI adalah
sebesar 11,40. Dari perhitungan diatas perusahaan yang memiliki ROI diatas rata-rata
industri adalah DLTA, SKBM (pada tahun 2013), MLBI (pada tahun 2012), ULTS dan
ADES. Semakin tinggi ROI yang dihasilkan oleh perusahaan ini akan berdampak baik
bagi perusahaan serta dengan tingginya ROI menunjukan tingkat kinerja perusahaan yang
baik. Dalam hal ini perusahaan berhasil mencari keuntungan dengan menggunakan aktiva
yang ditanamkan oleh perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang masih berada
dibawah rata-rata industri, hal ini menjadi perhatian yang kemungkinan besar biaya atas
investasi lebih besar dibandingkan dengan manfaat yang akan diperoleh, sehingga
EVA (Economic Value Added) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. EVA
merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari satu investasi. EVA yang positif
menunjukan bahwa manajemen perusahaan berhasil meningkatkan nilai perusahaan bagi pemilik
perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimalkan nilai perusahaan. Istilah
EVA dipopulerkan Stern Steward Managemen Service yaitu perusahaan konsultan di Amerika
Indikator EVA adalah bila EVA > 0, terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja
perusahaan baik. Jika EVA = 0, menunjukan posisi impas perusahaan dan apabila EVA < 0,
berarti total biaya modal perusahaan lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang
diperolehnya, sehingga kinerja perusahaan tersebut tidak baik. Formula yang digunakan adalah:
Hal 19
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Tabel 2.3 Hasil Perhitungan EVA pada Perusahaan Sub Sektor Makanan & Minuman
No Perusahaan EVA
Tahun 2012 Tahun 2013
1 DLTA (2.574.763.213) (2.300.599.181)
2 INDF (523.937.312) (967.646.224)
3 SKBM (7.119.420.123.283) (2.624.905.561.788)
4 DAVO (2.875.195.841.791) (250.435.528.983)
5 MLBI (3.236.718) (1.300.104)
6 SKLT (5.187.097.261.043) (4.369.394.683.656)
7 ULTJ (9.253.866.149.043) (11.758.141.589.303)
8 MYOR (65.829.721.358.620) (54.044.159.773.620)
9 ADES (3.572.683.861.709) (6.114.870.518.511)
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sembilan perusahaan dalam sub sektor makanan dan
minuman dari 2012 sampai tahun 2013 memiliki EVA negatif. Hal ini berarti bahwa sembilan
perusahaan diatas tidak memiliki nilai tambah yang disebabkan karena biaya modal perusahaan
lebih besar daripada laba operasi setelah pajak yang diperoleh. Dalam hasil yang diperoleh yaitu
dengan EVA negarif berarti kinerja perusahaan tidak baik. Dari pihak perusahaan tidak konsisten
dengan tujuan memaksimumkan nilai tambah. EVA yang negatif untuk perusahaan-perusahaan
ini menjadi peringatan dan harus hati-hati dalam menentukan kebijaksanaan struktur modal.
Karena EVA memperhitungkan biaya modal dan ekuitas, banyak perusahaan yang sering
mengabaikan karena mengganggap bahwa dana ekuitas yang diperoleh dari pasar modal adalah
dana murah yang tidak perlu di kompensasi dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Anggapan
ini muncul karena biaya atas modal ekuitas tidak diperhitungkan di laporan laba rugi sehingga
Hal 20
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Finansial Distress adalah tahapan penurunan kondisi keuangan suatu perusahaan sebelum
terjadinya kebangkrutan ataupun likuidasi. Finansial Distress merupakan masalah likuiditas yang
sangat parah yang tidak bisa dipecahkan tanpa perubahan ukuran dari operasi atau struktur
perusahaan. Dengan mengetahui kondisi finansial distress pada perusahaan di sub sektor
makanan dan minuman dapat dijadikan sebagai peringatan dini atas kebangkrutan sehingga
managemen dapat melakukan tindakan secara cepat untuk mencegah masalah sebelum terjadinya
kebangkrutan).
Keterangan Rumus
XI ( Net Working Capital to Total Asset) XI = Current Asset – Current Liabilities
Hal 21
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Jika Z : < 1,20 Jika Z : > 2,90 = Jika Z : antara 1,2 – 2,9 (area
= kebangkrutan kebangkrutan meragukan (grey area)
tinggi (tidak rendah (Sehat)
sehat)
Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan persamaan analisis model Altman (Z-
Score) yang terdiri dari X1, X2, X3, X4, X5. Setelah memasukan nilai-nilai tersebut dan
angka diatas 2,90 yang artinya perusahaan terkategori sehat dan tingkat kebangkrutan rendah.
Perusahaan tersebut adalah DLTA, INDF, SKBM, DAVO,MLBI, SKLT, ADES, MYOR, ULTJ.
Hasil ini menunjukan bahwa sembilan perusahaan tersebut pada tahun 2012-2013 mampu
mengelola asset yang dimiliki menjadi lebih produktif dan mampu meminimalisir kemungkinan
Hal 22
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
kerugian yang terjadi. Rendahnya tingkat kebangkrutan dari sembilan perusahaan diatas
perusahaan dalam menjaga kesehatan perusahaan. Bagian internal yang dijaga oleh perusahaan
seperti yang pertama, kesanggupan kas untuk menutupi beban-beban operasional, pihak
managemen yang mampu mengelola arus kas perusahaan untuk pembayaran aktivitas
perusahaan. Kedua, perusahaan tersebut mampu mengendalikan jumlah hutang yang digunakan
untuk menutupi biaya perusahaan dan pada waktu jatuh tempo perusahaan memiliki kecukupan
dana untuk memenuhi kewajiban tersebut. Serta yang ketiga, mampu menjaga keuntungan
operasional yang menyebabkan arus kas positif. Hal ini ini sangat mempengaruhi jumlah
Pengertian financial leverage (leverage keuangan) menurut Keown, Seall, Martin, dan Patty
(2000) adalah : “Pembiayaan sebagian dari aset perusahan dengan surat berharga yang
mempunyai tingkat bunga yang tetap (terbatas) dengan mengharapkan peningkatan yang luar
biasa pada pendanaan bagi pemegang saham”. Dilihat dari pengertian di atas leverage keuangan
dimiliki perusahaan karena adanya penggunaan modal atau dana yang memiliki beban tetap
dalam pembiayaan perusahaan dengan harapan atas penggunaan dana tersebut akan
dapat mengakibatkan timbulnya resiko keuangan, semakin besar biaya tetap finansial yang
ditambahkan pada biaya tetap opersasi (Operating Fixed Cost). Penambahan fixed cost yang
Hal 23
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
lebih besar akan mengurangi keuntungan bersih pemegang saham, dan pengurangan keuntungan
Efek yang menguntungkan dari leverage keuangan sering di sebut traiding in equity.
Leverage keuangan itu merugikan apabila perusahan tidak dapat memperoleh pendapatan dari
penggunaan dana tersebut lebih besar dari pada beban tetap yang harus di bayar. Nilai leverage
keuangan positif atau negatif di nilai berdasarkan pengaruh leverage yang di miliki terhadap
leverage. Semakin besar proporsi utang yang dipergunakan oleh perusahaan, pemilik modal
sendiri akan menanggung risiko yang semakin besar. Walaupun penggunaan finansial leverage
memiliki resiko yang cukup besar, perusahaan tetap cenderung memilih finansial leverage yang
tinggi karena;
1. Jika pengusaha menginvestasikan sebagian kecil saja dari keseluruhan dana yang
2. Dengan menambah pendanaan yang berasal dari hutang, pemegang saham dapat
3. Jika perusahaan dapat menghasilkan keuntungan atas penggunaan hutang yang dibebani
tinggi berarti tambahan dana untuk investasi, maka perusahaan berharap dapat
meningkatkan EPS perusahaan tersebut. Peningkatan EPS tidak terlepas dari kaitannya
Hal 24
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
pendapatan yang diterima dari penggunaan dana melalui hutang tersebut mengalami
Tabel 2.6 Hasil Perhitungan Leverage Sub Sektor Makanan dan Minuman
LEVERAGE ANALYSIS
KETERANGAN
2012 2013
PT. DLTA 21,28 24,75
PT. INDF 42,41 55,77
PT. SKBM 3,39 5,75
PT. ADES 0,65 0,74
PT. MYOR 8,55 21,70
PT. ULTJ 3,85 4,47
PT. DAVO 0,53 4,05
PT. MLBI 77,92 50,37
PT. SKLT 3,33 2,75
Dari tabel diatas pada umumnya rasio leverage pada perusahaan-perusahaan diatas
mengalami peningkatan dari tahun 2012 ke 2013, kecuali pada PT. MLBI dan PT. SKLT. Untuk
rasio leverage yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun artinya perusahaan dalam
keadaan baik karena berhasil memaksimalkan pemanfaatan aktiva dari sumber modal saham
yang ada, artinya hal itu baik karena semakin tinggi rasio leveragenya artinya tingkat
pengembalian atas ekuitasnya juga tinggi dan hal ini baik juga bagi investor.
Dari tabel diatas rasio leverage keuangan untuk tahun 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa
setiap Rp 1,00 dari ekuitas saham biasa terkait dengan aktiva perusahaan sebesar 21,28 dan
24,75 pada PT DLTA, 42,41 dan 55,77 pada PT. INDF, 3,39 dan 5,75 pada PT. SKBM dan 0,65
dan 0,74 pada PT. ADES, 18,55 dan 21,70 pada PT. MYOR, 3,85 dan 4,47 Pada PT ULTJ, 0,53
dan 4,05 pada PT. DAVO, 77,92 dan 50,37 pada PT. MLBI serta 3,33 dan 2,75 pada PT. SKLT.
Semakin tinggi rasionya maka tingkat pengembalian atas ekuiats juga akan semakin tinggi.
Hal 25
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
atas penjualan untuk menentukan profitabilitas yang dimiliki perusahaan. Dari analisis ini juga
Alat pengukur kinerja keuangan yang paling popular sebagaimana yang digunakan dalam
analisa DuPont adalah analisa Return on Equity (ROE) dan Return on Investment (ROI) atau
ROA. Cara analisa DuPont hampir sama dengan analisa laporan keuangan biasa, tetapi
pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai elemen
analisanya.
Sistem Du Pont sering digunakan untuk pengendalian divisi, prosesnya disebut dengan
pengendalian terhadap tingkat pengembalian investasi (ROI). Jika ROI untuk divisi tertentu
berada di bawah angka yang ditargetkan, melalui sistem Du Pont dapat ditelusuri sebab–sebab
terjadinya penurunan ROI.Hasil pengembalian ekuitas atau ROE merupakan suatu rasio yang
mengukur laba bersih setelah pajak dengan modal sendri. Rasio ini menunjukkan efisiensi
penggunaan modal sendri. Semakain tinggi rasio ini maka semakin baik kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri. ROE diperlukan demikian
penting karena merupakan ukuran efisiensi yang dicapai perusahaan dalam mendayagunakan
modal para pemilik saham. ROE merupakan taksiran tentang laba bersih dari modal (equity)
yang diinvestasikan atau persentase pengembalian (return) kepada pemilik dari investasinya
dalam perusahaan.
Hal 26
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Total Assets Turn Over (TATO) atau perputaran aktiva digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Rumus yang digunakan dalam
Penjualan Bersih
Total Assets Turnover=
Total Aktiva
menghasilkan keuntungan. Operating profit margin mengukur persentase dari profit yang
diperoleh perusahaan dari tiap penjualan sebelum dikurangi dengan biaya bunga dan
pajak. Pada umumnya semakin tinggi rasio ini maka semakin baik. Rumus yang
Rumus yang digunakan dalam menghitung perputaran aktiva adalah sebagai berikut:
Turn
Return on Investmen=Net Profit Margin × Assets
¿
4. Menghitung ROE
Bila ROI dikalikan dengan Rasio Total Assets – Equity (disebut Equity Multiplier), akan
Hal 27
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
ROE=¿
Tabel 2.7 Hasil Perhitungan Dupont Sub Sektor Makanan dan Minuman
Berdasarkan tabel diatas, perhitungan ROI PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF),
PT. Akasha Wira International Tbk. (ADES), PT. Ultra Jaya Milk Industri Tbk. (ULTJ), PT.
Davomas Abadi Tbk. (DAVO), PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) dan PT. Sekar laut
Tbk. (SKLT), selama periode 2012 sampai dengan 2013 mengalami penurunan. Penurunan ROI
pengelolaan atas aktivanya untuk menghasilkan laba operasi. Tingkat ROI yang menurun ini
juga akibat dari nilai NPM dan TATO yang selama tahun 2012dan 2013 yang juga mengalami
penurunan. Namun pada kasus perusahaan PT. ULTJ dan PT. DAVO, ROInya mengalami
penurunan akan tetapi nilai TATOnya malah mengalami peningkatan. Hal ini bisa saja terjadi
akibat nilai aktiva kedua perusahaan tersebut mengalami penurunan akan tetapi nilai
Hal 28
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Berdasarkan hasil perhitungan ROE perusahaan diatas juga terdapat hasil yang bervariasi.
penghasilan bersih yang diperoleh oleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan
Indofood Sukses Makmur, Tbk., menduduki peringkat pertama dalam jumlah aset. Perusahaan
makanan dan minuman yang sudah dikenal luas oleh masyarakat Indonesia itu ternyata memiliki
aset yang sangat jauh lebih banyak dibanding 8 perusahaan lainnya. Berdasarkan laporan
keuangan tahun 2013, Indofood memiliki aset sejumlah Rp78 triliun lebih. Jumlah ini meningkat
31,49% dibanding tahun 2012, atau terjadi penambahan aset sejumlah 18,7 triliun. Jumlah aset
Indofood setara dengan 8 kali jumlah aset PT Mayora Indah Tbk yang menduduki peringkat ke-2
dalam jumlah aset dengan jumlah Rp9,7 triliun. Jika dibandingkan dengan PT Sekar Laut Tbk
yang memiliki aset hanya Rp301,9 miliar dan menduduki peringkat 9, aset Indofood setara
dengan 258 kali lipatnya. Berdasarkan pemeringkatan di atas, sudah dapat dipastikan bahwa
Indofood tidak bisa dibandingkan dengan 8 perusahaan lainnya dalam hal jumlah aset. Ini
disebabkan, pangsa pasar Indofood yang memiliki ratusan jenis produk memang jauh lebih besar
dibanding perusahaan lain yang hanya fokus pada beberapa produk, meskipun kesemua
Urutan peringkat di atas akan berubah saat objek yang diurutkan ditukar menjadi
persentase penambahan atau pengurangan aset dari tahun 2012 ke tahun 2013. Peringkat teratas
diduduki oleh PT Sekar Bumi, Tbk., dengan raihan penambahan aset sebesar 72,2 % atau
Hal 29
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Rp208,6 miliar, dilanjutkan dengan PT Multi Bintang Indonesia yang asetnya bertambah 54,6%
atau Rp630,1 miliar. Selain dua perusahaan tersebut, Indofood pun memperlihatkan penambahan
aset yang besar di tahun 2013 yaitu sebesar 31,5% atau 18,7 triliun. Penambahan aset yang
signifikan pada PT Sekar Bumi (72,2%) disebabkan adanya peningkatan drastis jumlah aset
lancar sebesar 103,3%, yaitu meningkat dari Rp166,5 miliar menjadi Rp338,5 miliar atau terjadi
peningkatan Rp179,9 miliar aset. Peningkatan penjualan sebesar 72%, yaitu dari Rp753,7 miliar
menjadi Rp1,29 triliun menjadi pemicu utama peningkatan aset pada perusahaan tersebut. Ini
menunjukkan perkembangan yang pesat pada pangsa pasar PT Sekar Bumi selama tahun 2012.
Ini pula agaknya yang menyebabkan manajemen berani meningkatkan utang bank perusahaan
Sementara itu, pada PT Davomas Abadi terjadi hal yang cenderung stagnan. Penambahan
aset perusahaan tersebut hanyalah sebesar 0,96% atau Rp24 miliar. Penurunan jumlah penjualan
menjadi salah satu penyebab tidak banyaknya perubahan jumlah aset pada perusahaan tersebut.
Dari data terlihat bahwa penjualan perusahaan tersebut pada 2013 menurun lebih dari 50%
dibanding 2012 yaitu dari Rp1,2 triliun menjadi Rp596,3 miliar. Namun jika dilihat lebih dalam,
ada hal menarik yang terjadi pada perusahaan tersebut. Meskipun pada tahun 2012 mereka
mengklaim memiliki pendapatan usaha sebesar Rp1,2 triliun, namun pada akhir laporan laba rugi
dicantumkan bahwa perusahaan itu mengalami kerugian sebesar Rp2,7 triliun. Ini disebabkan
akumulasi akun pembatalan kontrak kerja yang menyatakan mereka rugi sebesar Rp 2,6 triliun.
Selain itu jumlah beban pokok penjualan juga lebih besar dari pada pendapatan usaha mereka
sendiri. Berbeda dengan tahun 2013, meski pendapatan usaha hanya596,3 miliar, namun mereka
mampu mencatatkan laba sebesar Rp304,7 miliar. Ini mengindikasikan adanya kebijakan
Hal 30
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
strategis dari manajemen yang mampu mengurangi beban pokok penjualan dan beban usaha
Sebelum membahas tentang pertumbuhan penjualan, ada baiknya kita lhat dulu gambaran
mengenai penguasaan pasar dari masing-masing perusahaan yang akan dianalisis. Dari gambar di
atas, sebagaimana dengan jumlah asetnya yang jauh melebihi perusahaan-perusahaan lain dapat
dilihat bahwa PT Indofood menguasai 72% pangsa pasar makanan dan minuman. Perusahaan
yang terkenal dengan produk-produk mie, kecap, dan berbagai macam perlengkapan dapur ini
Sementara itu sebagaimana terlihat Tabel Pertumbuhan Penjualan di bawah ini, pada
tahun 2013 semua perusahaan yang dianalisis, kecuali PT. Davomas Abadi., Tbk., (DAVO)
mengalami pertumbuhan penjualan dengan rata-rata 30%. PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk.
(MLBI) menjadi perusahaan yang mengalami pertumbuhan tertinggi 127,31%. Ini menandakan
kinerja yang luar biasa, jauh diatas rata-rata industri. Pertumbuhan penjualan pada Multi
Bintang juga disertai dengan peningkatan laba bersih sebesar 158%. Pertumbuhan laba bersih
Hal 31
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
yang melewati pertumbuhan penjualan ini menandakan pihak manajemen perusahaan bir tersebut
sukses meminimalkan beban usaha untuk memaksimalkan laba. Perusahaan yang menduduki
peringkat kedua dalam hal pertumbuhan penjualan adalah PT. Sekar Bumi, Tbk., (SKBM).
Perusahaan itu menuai pertumbuhan penjualan sebesar 72%. Namun, dari segi laba bersih,
perusahaan penghasil dan pengekspor produk-produk hasil olahan udang tersebuh mencatatkan
peningkatan yang jauh melebihi pertumbuhan penjualannya sendiri, yaiu 358%. Ini banyak
disebabkan terdapatnya keuntungan dalam selisih kurs dalam penjualan dengan menggunakan
mata uang asing. Perusahaan terbesar yaitu PT Indofood Sukses Makmur., (INDF) juga
melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 15% atau di bawah rata-rata industri. Namun,
pertumbuhan ini tidak diiringi oleh pertumbuhan laba bersih yang mengalami penurunan sebesar
28% dan menduduki peringkat tiga terbawah dalam hal pertumbuhan laba bersih. Ini terjadi
karena adanya peningkatan biaya administrasi dan biaya keuangan yang tidak sebanding dengan
penjualan adalah Davomas, mereka bahkan mengalami penurunan drastis penjualan yaitu
berkurang 50% dibanding tahun 2012. Namun, meski memiliki penurunan penjualan, Davomas
ternyata berhasil membalik keadaan pada tahun 2012 ketika mereka mengalami kerugian sebesar
Rp2,7 triliun, karena disebabkan adanya pembatalan kontrak. Di tahun 2013 perusahaan
Penambahan/
Emiten 2013 2012 Persentase
Pengurangan
MLBI 3.561.989.000.000 1.566.984.000.000 1.995.005.000.000 127,31%
Hal 32
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Rata-rata industri dalam pertumbuhan laba bersih ternyata jauh di atas rata-rata
pertumbuhan penjualan, yaitu 87%. Namun hanya dua perusahaan yang mengalami hal tersebut
yaitu, Sekar Bumi dan Multi Bintang. Sementara itu tiga perusahaan, yaitu Sekar Laut, Mayora
dan Delta Djakarta bergerak di kisaran 26-47%. Sisa perusahaan lainnya mengalami penurunan.
Hal 33
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Pertumbuhan arus kas dari aktivitas operasi mengalami kenaikan rata-rata sebesar 54%.
Davomas menjadi perusahaan yang paling pesat peningkatan aktivitas operasionalnya yaitu
sebesar 352%, berbanding lurus dengan pertumbuhan laba bersih perusahaan tersebut
Hal 34
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Peningkataan seperti ini juga terjadi pada Multi Bintang dan Sekar Laut, meski tak
sesignifikan pertumbuhan pada Davomas. Masing-masing meningkat 119% dan 76%. Delta
Djakarta dan Mayora mengalami peningkatan aktivitas operasi di bawah rata-rata yaitu masing-
masing 40% dan 19%. Sementara itu empat perusahaan yang mengalami penurunan
pertumbuhan laba bersih pun mengalami penurunan pertumbuhan penggunaan arus kas dari
aktivitas operasi. Mereka adalah Indofood (-7%), Sekar Bumi (-14%), Akasha Wira International
(-39%) dan Ultra Jaya Milk (-61%). Bisa diperhatikan bahwa pada Ultra Jaya Milk, sisa kas
bersih operasi mengalami penurunan yang terlampau jauh (-61%) dibanding dengan penurunan
pertumbuhan laba bersih mereka yang hanya -8%, padahal jika ditilik lebih dalam perusahaan
susu itu mengalami peningkatan penjualan yang cukup baik yaitu 23%. Ini disebabkan
meningkatnya pembayaran kepada pemasok, karyawan dan beban operasi. Pajak penghasilan
Meskipun pada aktivitas operasi terlihat menurun dibanding tahun sebelumnya, aktivitas
investasi Indofood malah meningkat tajam sebesar 183%. Penurunan pertumbuhan laba bersih
pembelian aset tetap baru senilai 5,4 triliun untuk menunjang produksi, menambah investasi
deposito berjangka sebesar 3,3 triliun dan mengakuisisi perusahaan lain senilai 3 triliun.
Dalam kedua aktivitas di atas, Multi Bintang terlihat konsisten dengan menempati posisi
1 dan 2. Artinya peningkatan penjualan meningkatkan pula arus kas operasi dan investasi. Multi
Bintang meningkatkan aktivitas investasi mereka sebesar 155% atau 231,3 miliar yang sebagian
besar merupakan pembelian aktiva tetap baru. Persentase ini di atas rata-rata industri
Hal 35
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Sementara itu Davomas yang mengalami peningkatan signifikan dalam pertumbuhan arus
kas operasi (352%), hanya tumbuh 17% dalam arus kas investasi. Ini kemungkinan disebabkan
status perusahaan yang masih dalam keadaan merugi. Kasus sama terjadi pada Sekar Bumi.
Perusahaan itu menurunkan jumlah aktivitas investasi sebesar 34,32% meskipun laba bersih
penurunan pembelian aktiva tetap hampir 50% dibanding tahun sebelumnya dan penurunan
penambahan modal entitas anak perusahaan dari 9 miliar hanya menjadi 40 juta.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Untuk rasio lancar perusahaan yang memiliki current rasio tertinggi adalah perusahaan
DAVO. Perusahaan ini memiliki jumlah aktiva lancar yang sangat memadai untuk memenuhi
kewajiban lancar yang segera jatuh tempo. Sedangkan untuk current rasio yang rendah adalah
Hal 36
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
perusahaan MLBI. Perusahaan ini memiliki banyak kewajiban lancar pada utang pendek lainnya
dan jaminan embalasi, sedangkan aktiva lancar yang dimiliki tidak memadai.
Quick Rasio tertinggi juga dipegang oleh DAVO. Perusahaan ini memiliki aktiva paling
likuid yang juga memadai untuk mengcover kewajiban yang akan segera dibayarkan tanpa harus
menunggu waktu yang lama untuk menjual persediaan. Sedangkan pada rasio ini yang paling
rendah juga dipegang oleh MLBI. Namun terlihat adanya peningkatan yang baik oleh perusahaan
dengan meningkatnya aktiva lancar dan menurunnya kewajiban, sehingga pada tahun 2013
rasionya meningkat.
Untuk tingkat perputaran piutang, perusahaan yang baik adalah SKLT. Perusahaan ini mampu
mencari pelanggan yang potensial dalam melunasi piutang bagi perusahaan. Selain itu tingkat
penjualan yang setiap tahun mengalami peningkatan. Sedangkan untuk perusahaan DAVO
memiliki tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga menyebabkan investasi yang besar
dengan piutang. Selain itu tingginya piutang menyebabkan arus kas perusahaan tersendat.
Periode penagihan piutang yang rendah merupakan hal yang baik perusahaan. Dalam hal ini
SKLT secara otomatis menjadi perusahaan yang baik dari sembilan perusahaan yang dianalisis.
Begitu juga dengan DAVO merupakan perusahaan yang membutuhkan waktu yang lama untuk
mengumpulkan piutangnya.
Untuk margin laba kotor dimana margin ini melihat kesanggupan perusahaan dalam
menciptakan laba kotor berdasarkan penjualan, perusahaan yang terbaik adalah DLTA.
Perusahaan ini mampu melakukan penjualan yang tinggi dan meningkat setiap tahun dengan
biaya penjualan yang rendah. Sedangkan sebaliknya untuk perusahaan DAVO mengalami
penjualan yang belum mampu menciptakan laba dengan baik sesuai dengan harapan investor.
Hal 37
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
membayar kewajiban yang telah jatuh tempo. Jika perusahaan dapat membayar
kewajiban jangka pendek maupun panjangnya perusahaan dapat dikatakan likuid dan
penjualan barang atau jasa, serta menekan jumlah piutang agar perusahaan mampu
melunasi kewajibannya dan meningkatkan laba perusahaan. Agar tidak terjadi kerugian
3. Dupont analysis yang ditunjukkan dari ROI dan ROE menunjukkan keadaan yang
menurun. Unsur-unsur yang mempengaruhi adalah NPM dan TATO. Untuk mengatasi
masalah ketidakstabilan NPM dan TATO perusahaan perlu melakukan efisieensi biaya-
biaya pokoknya yaitu dengan cara mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki
perusahaan baik tenaga kerja, bahan baku, mesin-mesin, maupun peralatan pabrik
4. Dari analisis distress prediction diketahui bahwa hampir semua perusahaan berada pada
kondisi yang meragukan, hal ini akan mengakibatkan kebangkrutan pada perusahaan
apabila perusahaan tidak bisa memproduktifkan lagi usahanya. Oleh karena itu
4. DAFTAR REFERENSI
Hal 38
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Ahmad Zakki Falani. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan Sebagai Dasar Pengambilan
Keputusan Investasi Saham Berbasis Du Pont System & Fuzzy Logic. Jurnal Link Vol
18/No.1/Maret 2013
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Astra Internasional Tbk tahun 2012 dan
2013. Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Astra Otoparts Tbk tahun 2012 dan 2013.
Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Indomobil Tbk tahun 2012 dan 2013.
Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Indokordsa Tbk tahun 2012 dan 2013.
Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Goodyear Tbk tahun 2012 dan 2013.
Jakarta.
Bursa Efek Indonesia. Laporan Keuangan Tahunan PT Gajah Tunggal Tbk tahun 2012 dan 2013.
Jakarta.
Diana Fajarwati. Analisis Cash Flow (Arus Kas) sebagai Sumber Informasi Bagi Serikat Pekerja
di Wilayah Kabupaten/Kota Bekasi. Jurnal Optimal. Vol 1, No 2. September 2007
Endang Afriyeni. Model Prediksi Financial Distress Perusahaan . Polibisnis, Volume 4 No. 2
Oktober 2012
Falianty, Telisa Aulia dan Mirzhaldy Andhony. 2012. Exchange Rate Pressure dan Intervensi
Bank Indonesia. Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol.14.
Febri Karauwan. Analisis Kebijakan Kredit Usaha Pada Bank BRI Kantor Cabang Pembantu
Mega Mas. Journal “Acta Diurna” Ed. I/Vol.001/12/2012
Haris Hasna Wijaya. Pengaruh Economic Value Added Terhadap Tingkat Pengembalian Saham
pada Perusahaan yang Tergabung dalam LQ-45. Jurnal Akuntansi Vol. 1 No. 2 November
2009: 180-200
Lilis Puspitawati. Economic Value Added (Eva) : Konsep Baru Untuk Mengukur Laba Ekonomi
Suatu Perusahaan. Majalah Ilmiah Unikom. Vol 8 No 1
Luh Putu Ayu Ita Purnama Yanti, I Wayan Suwendra, Gede Putu Agus Jana Susila. Analisis
Tingkat Kesehatan Bank Dengan Menggunakan Metode Camel. Journal Bisma
Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Manajemen (Volume 2 Tahun 2014)
Hal 39
ETY HAIRATY Analisis Laporan Keuangan
1420532016 Subsektor Makanan dan Minuman
Ratih Puspitasari. Analisa Laporan Keuangan Guna Mengukur Kinerja Keuangan Pt Astra
Internasional Tbk. Jurnal Ilmiah Kesatuan Nomor 1 Volume 14, April 2012
S.Patricia Febrina Dwijayanti. Penyebab, Dampak, Dan Pbediksi Dari Financial Distress Serta
Solusi Untuk Mengatasi Financial Distress Jurnal Akuntansi Kontemporer, VOl. 2 No.2,
Juli 2010
Suci Pujiani, Prasetio. Analisis Pengaruh Return On Assets, Sales Growth, Structure Assets,
Firm Size, Dan Investment Opportunity Terhadap Financial Leverage. Diponegoro Journal
Of Management Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012
http://www.sahamok.com/emiten/sektor-industri-barang-konsumsi/
Hal 40