Disusun oleh :
Kurnia Rahman
019.02.0948
Topik : Ashma
Sub Topik : Ashma pada anak
Sasaran : Ibu dan anak
Hari / tanggal : Senin, 13 April 2020
Waktu : 09.00 - Selesai
Tempat : Wilayah Kerja Puskesmas Kediri
A. ANALISA SITUASI
1. Peserta
Jumlah peserta 5 orang, pendidikan SD-SMA, umur rata-rata 20-35 tahun, peserta telah
memiliki pengetahuan tentang :
a.
b.
c.
d.
e.
2. lokasi
a. Ruangan
b. Tempat yang memungkinkan banyaknya sasaran
3. Pengajar
Kurnia Rahman
B. TUJUAN`
1. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang Ashma peserta diharapkan mampu :
mengetahui apa itu Ashma dan cara mengatasinya
2. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah diberikan penyuluhan klien maupun keluarga dan pengunjung mampu
memahami tentang :
a. Menjelaskan pengertian Ashma
b. Menjelaskan penyebab Ashma
c. Menjelaskan tanda dan Ashma
d. Menjelaskan penanganan Ashma
C. MATERI
1. Pengertian Ashma
2. Penyebab Ashma
3. Tanda dan Gejala Ashma
4. Penanganan Ashma
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
2. Poster
G. EVALUASI
a. Pre (formatif)
1) Menanyakan pengertian Ashma ?
2) Menanyakan factor pencetus ashma ?
3) Menanyakan tanda dan Ashma ?
4) Menanyakan pencegahan Ashma ?
b. Post (sumatif)
1) Menanyakan pengertian Ashma ?
2) Menanyakan factor pencetus ashma ?
3) Menanyakan tanda dan Ashma ?
4) Menanyakan pencegahan Ashma ?
H. SUMBER KEPUSTAKAAN
Penanganan Ashma Dalam Perawatan Primer , Antony Crockett, Alih Bahasa: dr. Erlan,
Jakarta: Hipokrates. 2016
Patofisiologi Edisi 4 Jilid 2, Sylvia A. Price, Jakarta: EGC. 2017
I. Lampiran materi
MATERI ASHMA
1. Latar Belakang
Angka kejadian penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan dengan perubahan
pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang ada di dalam
makanan. Salah satu penyakit alergi yang banyak terjadi di masyarakat adalah penyakit
ashma.
Ashma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara
total. Kesembuhan dari satu serangan ashma tidak menjamin dalam waktu dekat akan
terbebas dari ancaman serangan berikutnya. Apalagi bila karena pekerjaan dan
lingkungannya serta faktor ekonomi, penderita harus selalu berhadapan dengan faktor
alergen yang menjadi penyebab serangan. Biaya pengobatan simptomatik pada waktu
serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau keluarganya, tetapi pengobatan
profilaksis yang memerlukan waktu lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.
Peran dokter dalam mengatasi penyakit ashma sangatlah penting. Dokter sebagai
pintu pertama yang akan diketuk oleh penderita dalam menolong penderita ashma, harus
selalu meningkatkan pelayanan, salah satunya yang sering diabaikan adalah memberikan
edukasi atau pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan kepada penderita dan
keluarganya akan sangat berarti bagi penderita, terutama bagaimana sikap dan tindakan
yang bisa dikerjakan pada waktu menghadapi serangan, dan bagaimana caranya mencegah
terjadinya serangan ashma.
Dalam tiga puluh tahun terakhir terjadi peningkatan prevalensi (kekerapan
penyakit) ashma terutama di negara-negara maju. Kenaikan prevalensi ashma di Asia
seperti Singapura, Taiwan, Jepang, atau Korea Selatan juga mencolok. Kasus ashma
meningkat insidennya secara dramatis selama lebih dari lima belas tahun, baik di negara
berkembang maupun di negara maju. Beban global untuk penyakit ini semakin meningkat.
Dampak buruk ashma meliputi penurunan kualitas hidup, produktivitas yang menurun,
ketidakhadiran di sekolah, peningkatan biaya kesehatan, risiko perawatan di rumah sakit
dan bahkan kematian. (Muchid dkk,2014)
2. Pengertian Ashma
Ashma merupakan penyakit radang kronis saluran napas yang tidak bisa
disembuhkan, bersifat hilang dan kemudian timbul lagi. Ashma dapat tenang terkontrol
tetapi bisa tiba-tiba kambuh dan mengganggu aktivitas penderitanya. Ashma dapat terjadi
pada semua usia mulai dari bayi sampai manula.
3. Pencetus Ashma
Debu rumah tangga, kecoa, kutu, dll.
Makanan-makanan tertentu, Bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan,
contoh: mie instan, chiki, dll
Minum es
Udara yang terlalu dingin
Asap dapur, asap rokok
Serbuk bunga
Bulu hewan/kotoran
Stress
Aktivitas yang berlebihan
4. Penyebab Ashma
Terkena asap rokok, baik ketika masih dalam kandungan maupun setelah
dilahirkan.
Adanya infeksi saluran pernapasan yang terjadi berulang-ulang dan bersifat
parah, contohnya yaitu pneumonia.
Ada anggota keluarga yang memiliki ashma.
Adanya riwayat alergi yang pernah di idap seperti alergi makanan dan kulit.
7. Pencegahan Ashma
Mencari faktor pencetus (allergen)
Menghindari faktor pencetus
Berikan makanan dan minuman yang bergizi
istirahat cukup, tidur, dan olah raga yang teratur
Minum cukup
Hindari merokok
Hindari makan makanan yg mengandung pengawet / bahan kimia, kola, bersoda,
kacang-kacangan, minuman dingin/es, goreng-gorengan.
Hindari tungau debu yang sering terdapat pada debu kasur dan bantal kapuk,
selimut, lantai, karpet gordin , perabot rumah, kipas angin.
Hindarkan zat-zat yang mengiritasi ; obat semprot rambut, minyak wangi, asap
rokok, asap obat nyamuk , bau cat yang tajam, bau bahan kimia, udara yang
tercemar,udara dan air dingin.
Jangan melakukan aktifitas fisik yang terlalu berat.
Desa Kediri, 13 April , 2020
Mahasiswa Program Pembelajaran Tahap Profesi
Pembimbing Lahan, Keperawatan Komunitas
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
(....................................................................)